Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK III

INTERVIEWING CANDIDATES

Oleh :

Kelompok III

Hanafiah (2020522029)

Wira Rizki Wirman (2020522036)

Alvin Zamzami (2020522038)

Dosen Pengampu :

Dr. Rahmi Fahmy, SE, MBA

PROGRAM STUDI S2 MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021
Jenis-Jenis Wawancara Dasar
Wawancara adalah proses seleksi untuk mengetahui kemampuan kandidat terhadap posisi
pekerjaan yang akan diberikan, berdasarkan jawaban atas pertanyaan langsung yang diajukan
oleh perekrut.
Ada beberapa jenis wawancara dasar :
1. Wawancara terstruktur VS tidak terstruktur
Wawancara terstruktur adalah perekrut melakukan wawancara berdasarkan format
pertanyaan yang ada , sehingga para kandidat mendapatkan pertanyaan yang sama dari
perekrut, sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah perekrut memberikan
pertanyaan tidak sesuai format.Contoh Formulir pertanyaan Wawancara

2. Isi Wawancara ( Jenis Pertanyaan )


 Wawancara situasional, yaitu pertanyaan tentang bagaimana kandidat
berperilaku dalam situasi tertentu dalam pekerjaan.misalnya pertanyaan tentang
bagaimana kandidat menghadapi bawahan yang datang terlambat selama 3 hari
berturut turut
 Wawancara Perilaku, yaitu pertanyaan tentang bagaimana respon kandidat
dalam menghadapi situasi aktual dimasa lalu, dan biasanya dimulai dengan
kalimat “Misalkan Anda dihadapkan pada situasi berikut. . . .Apa yang akan kamu
lakukan?".
 Jenis Pertanyaan lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan, yaitu
serangkaian pertanyaan yang terkait dengan pekerjaan dimasa lalu yang
berdampak pada perilaku kandidat. Misalnya pelajaran apa yang disukai pada
saat disekolah bisnis, hal ini untuk mengetahui kemampuan kandidat dalam
manangani keuangan.
 Wawancara stress, yaitu pewawancara memberikan kandidat pertanyaan-
pertanyaan yang tidak nyaman.tujuannya untuk mengidentifikasi kandidat yang
hipersensitf atau rendah terhadap stress.

3. Bagaimana mengelola wawancara


 Wawancara Sekuensial tidak terstruktur, yaitu perekrut mengajukan pertanyaan
yang ada didalam pikirannya saja.
 Wawancara Sekuensial Terstuktur, yaitu perekrut mengajukan pertanyaan
secara berurutan yang ada didalam formulir wawancara.
 Wawancara Panel, yaitu pewawancara terdiri dari beberapa orang untuk
mewawancarai satu kandidat
 Wawancara Masal, yaitu pewawancara terdiri dari beberapa orang untuk
mewawancarai beberapa kandidat.
 Wawancara Telepon, yaitu pewawancara melakukan wawancara melalui
telepon
 Wawancara berbasis computer, yaitu pewawancara melakukan wawancara
dengan sistem komputerisasi, dimana kandidat hanya perlu menjawab
pertanyaan yang sudah ada.
 Wawancara video online, yaitu wawancara tatap langsung dengan
menggunakan teknologi.
Menghindari Kesalahan dalam wawancara
Pewawancara yang efektif memahami dan menghindari kesalahan yang sering terjadi dalam
wawancara :
 Kesan pertama , yaitu hindari memberikan penilaian dalam beberapa menit pertama
wawancara
 Tidak mengklarifikasi apa yang dibutuhkan pekerjaan, yaitu pewawancara tidak
memiliki gambaran yang akurat tentang apa yang dibutuhkan dalam pekerjaan
tersebut, sehingga melakukan penilaian yang salah terhadap kandidat berdasarkan
streotip mereka.
 Kesalahan dalam memberikan penilaian terhadap kandidat
 Perilaku Nonverbal dan manajemen impression mempengaruhi penilaian
 Pengaruh karakteristik pribadi ( Daya tarik, jenis kelamin dan ras )
 Diversity Count (Pelamar Disabilitas dan wawancara kerja ), yaitu kandidat yang
menunjukkan berbagai atribut dan disabilitas (seperti anak kebutuhan khusus, status
HIV-positif, atau terikat kursi roda) memiliki lebih sedikit kesempatan untuk
mendapatkan keputusan yang positif, bahkan ketika mereka tampil baik dalam
wawancara terstruktur.

Perilaku Pewawancara
Cara pewawancara dalam mewawancarai calon kandidat terkadang dapat merusak wawancara
seperti:
 Pewawancara secara tidak sengaja memberikan jawaban yang diharapakan, seperti
“Pekerjaan ini akan banyak memberikan tekanan, apakah anda bisa menghadapinya?
Terkadang pewawancara memberikan isyarat halus kepada kandidat yang
diwawancarai dengan memeberikan isyarat seperti senyuman atau anggukan agar
kandidat yang di wawancarai menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan harapan
pewawancara.
 Pewawancara berbicara terlalu banyak sehingga pelamar tidak punya waktu untuk
menjawab pertanyaaan.
 Pewawancara membiarkan pelamar mendominasi wawancara sehingga pewawancara
tidak dapat mengajukan seluruh pertanyaan yang sudah disiapkan dalam wawancara.

Bagaimana Merancang dan Melakukan Wawancara yang Efektif


 Merancang wawancara Situasional Terstruktur.
Langkah 1: Menganalisa Pekerjaanya. Tulislah sebuah deskripsi pekerjaan dengan
daftar tugas dari pekerjaan tersebut; pengetahuan, keterampilan dan
kemampuanyang dibutuhkan, dan kualifikasi pekerjaan lainya.
Langkah 2: Memberikan Peringakat Tugas – Tugas Utama Pekerjaan. Peringkat dari
setiap pekerjaan, misalkan 1 hingga 5 berdasarkan pada seberapa penting
tugas itu dalam melakukan perkerjaan tersebut.
Langkah 3: Buatlah pertanyaan wawancara. Ciptakan pertanyaan wawancara untuk
setiap tugas dari pekerjaan, dengan pertanyaan yang lebih banyak tentang
tugas dari pekerjaan yang penting. Pertanyaan situasional digunakan uuntuk
memberikan situasi kerj. Pertanyaan pengetahuan kerja digunakan untuk
menilai pengetahuan yang penting terhadap kinerja. Pertanyaan kesediaan
berfungsi untuk mengukur kesediaan dan motivasi pelamar untuk memenuhi
persyaratan pekerjaan.
Orang yang menciptakan pertanyaan tersebut biasanya menuliskannya
sebagai insiden kritis. Sebagai contoh, untuk menggali sifat kehati-hatian,
pewawancara dapat mengajukan pertanyaan situasional ini:
Pasangan dan dua anak remaja anda sedang sakit flu. Tidak ada saudara
atau teman yang dapat menjaga mereka. Waktu anda untuk menjaga
mereka akan dimulai 3 jam lagi. Apa yang akan anda lakukan?
Langkah 4: Buatlah jawaban benchmark. Kemudian, untuk setiap pertanyaan,
kembangkan jawaban ideal (benchmark), untuk jawaban yang bagus (nilai
5), marjinal (nilai 3), dan buruk (nilai 1). Tiga jawaban benchmark untuk
contoh pertanyaan diatas adalah. “Saya akan tinggal di rumah, pasangan dan
keluarga saya adalah yang utama” (1), “Saya akan menelpon penyelia saya
dan menjelaskan situasi saya” (3), “Karena mereka hanya sakit flu, saya
tetap dating bekerja” (5).
Langkah 5: Tunjuklah panel wawanca dan lakukan wawancara. Pemberi kerja
umumnya melakukan wawancara situasional terstruktur dengan
menggunakn panel. Panel tersebut biasanya terdiri atas dua atau tiga orang
anggota. Mereka juga dapat memasukan penyelia atau pemegang pekerjaan,
dan seorang perwakilan HR. panel yang sama mewawancarai seluruh
kandidat untuk pekerjaan tersbut.

Bagaimana Melakukan Wawancara yang Efektif


Anda mungkin tidak mempunyai waktu untuk membuat sebuah wawancara situasional
terstruktur. Akan tetapi, masih banyak yang dapat anda lakukan untuk membuat wawancara
anda sistematis.
Langkah 1: Pertama, mengetahui pekerjaan tersebut. Jangan memulai wawancara
kecuali anda memahami tugas dari pekerjaan dan keterampilam yang anda
cari. Lakukan studi terhardap deskripsi pekerjaanya.
Langkah 2: Buatlah struktur wawancara. Struktur apa pun yang digunakan akan lebih
baik dari pada tidak ada sama sekali. Jika anda tidak banyak memiliki
waktu, anda masih dapat melakukan beberapa hal untuk mengajukan
pertanyaan yang lebih konsisten dan relevan dengan pekerjaan, tanpa
mengembangkan wawancara terstruktur secara penuh. Sebagai contoh:
 Gunakan tugas pekerjaan actual sebagai dasar pertanyaan. Ini akan
meminimalkan pertanyaan yang tidak relevan.
 Gunakan pertanyaan pengetahuan tentang pekerjaan, situasional, atau
keperilakuan. Pertanyaan hanya menanyakan opini dan sikap, tujuan dan
aspirasi, serta deskripsi diri dan evaluasi diri memungkinkan kandidat
untuk mempersentasikan diri mereka dalam cara yang baik atau
menghindari pengungkapan kelemahan.
 Gunakan pertanyaan yang sama untuk seluruh kandidat. Ini
memningkatkan reliabilitas. Ini juga mengurangi bias dengan
memberikan kesemptan yang sama kepada seluruh kandidat.
 Buatlah beberapa jawaban dan nilai ideal untuk masing-masing
pertanyaan. Kemudian, peringkat jawaban setiap kandidat berdasarkan
skala.
 Gunakan formulir wawancara terstandarisasi. Wawancara yang
didasarkan pada pedoman terstruktur biasanya menghasilkan wawancara
yang lebih baik. Buatlah daftar pertanyaan anda sebelum melakukan
wawancara.
Langkah 3: Buatlah terorganisasi. Lakukan wawancara disebuah ruang tersendiri untuk
meminimalkan gangguan. Sebelum memulai wawancara, tinjaulah resume
dari kandidat. Perhatikan kekuatan dan kelemahan dari kandidat.
Langkah 4: Bagun Hubungan. Alasan utama dilakukanya wawancara adal untuk
mencari tahu mengenai diri pelama. Mulailah dengan membuat orang
tersebut santai, berilah salam kepada kandidat dan mulailah wawancara
dengan mengajukan pertanyaan yang non kontroversial.
Langkah 5: Ajukan pertanyaa. Usahakan untuk mengikuti pertanyaan situasional,
keperilakuan, dan pengetahuan pekerjaan yang anda tulis sebelumnya.
Jangan mengirimkan jawabn yang diinginkan
Jangan mengintrogasi pelamar seolah-olah orang tersebut sedang diadili
Jangan monopoli wawancara, serta juga jangan biarkan pelamar yang
melakukanya.
Ajukan pertanyaan terbuka
Dorong pelamar untuk mengungkapkan pemikiranya sepenuhnya.
Galilah opini dan perasaan pelamar dengan mengulangi komentar
terakhir pelamar tersebut sebagai pertanyaan.
Mintalah untuk memberikan contoh
Tanyakanlah, jika anda akan mengadakan wawancara dengan atasan
anda, apakah yang akan anda katakana mengenai kelebihan dan
kekurangan anda dalam bekerja.
Langkah 6: Buatlah catatan singkat selama wawancra. Ini dapat menhindari keputusan
seketika pada awal wawancara dan juga dapat membantu menggali ingatan
anda setelag wawancara tersebut selessai.
Langkah 7: Tutup wawancara. Luangkanlah waktu untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan kandidat.
Usahakan untuk menutup wawancara dengan positif. Beri tahu pelamar
apakah langkah selanjutnya apabila anda berminta dengan pelamar. Jika
tidak lakukan penolakan secara diplomatis. “Pengalaman wawancara
seharusnya meninggalkan kesan positif bagi kandidat terhadap perusahaan,
baik kandidat tersebut diteriman bekerja ataupun tidak”. Atau jika kandaidat
masih dipertimbangkan juga diberitahu kepada kandidat.
Langkah 8: Tinjau wawancara tersebut. Setelah kandidat pergi, tinjaulah catatan
wawancara anda, nilailah jawaban wawancara dan ambilah keputusan.

Anda mungkin juga menyukai