Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PASIEN DENGAN DIAKNOSA ISOLASI SOSIAL

DISUSUN OLEH :
Delya Siti Annisa Ibrahim
Nim : 1902444

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS DAERAH
SUMEDANG 2021
1. KASUS ( Masalah Utama)
.
ISOLASI SOSIAL

2. PROSES TERJADINYA MASALAH


a. Pengertian
Isolasi sosial merupakan kondisi dimana pasien selalu merasa sendiri
dengan merasa kehadiran orang lain sebagai ancaman (Fortinash, 2011)
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang
lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian,
dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Keliat,
2011)
Kesepian yang dialami oleh individu dan dirasakan saat didorong oleh
keberadaan orang lain dan sebagai pernyataan negative atau mengancam
(Hardman, 2012)

b. Rentang respon
Berdasarkan Stuart (2006) menyatakan bahwa manusia adalah makhluk
social, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan, mereka harus membina
hubungan interpersonal yang positif. Individu juga harus membina saling
tergantung yang merupakan keseimbangan antara ketergantungan dan
kemandirian dalam suatu hubungan.

Respon adaptif Respon Maladaptif

Menyendiri Kesepian Manipulasi


Otonomi Menarik diri Impulsif
Bekerjasama Ketergantungan Narsisme

1. Respon adaptif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah yang


masih dapat diterima oleh norma-norma social dan budaya
lingkungannya yang umum berlaku dan lazim dilakukan oleh semua
orang. Respon ini meliputi:
a. Menyendiri :
Respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa
yang telah dilakukan di lingkungan sosialnua, juga suatu cara
mengevaluasi diri untuk menentukan langkah-langkah
selanjutnya.
b. Otonomi :
Kemampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan
ide, pikiran, perasaan dalam berhubungan sosial.
c. Bekerjasama :
Suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu
mampu untuk saling memberi dan menerima.
2. Respon maladaptif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah
yang menyimpang dari norma-norma sosial budaya lingkungannya yang
umum berlaku dan tidak lazim dilakukan oleh semua orang. Respon ini
meliputi:
a. Kesepian adalah kondisi dimana individu merasa sendiri dan
terasing dari lingkungannya, merasa takut dan cemas.
b. Menarik diri adalah individu mengalami kesulitan dalam membina
hubungan dengan orang lain.
c. Ketergantungan akan terjadi apabila individu gagal
mengembangkan rasa percaya diri akan kemampuannya. Pada
gangguan hubungan sosial jenis ini orang lain diperlakukan
sebagai objek, hubungan 4 terpusat pada masalah pengendalian
orang lain, dan individu cenderung berorientasi pada diri sendiri
atau tujuan, bukan pada orang lain.
d. Manipulasi adalah individu memperlakuakan orang lain sebagai
objek, hubungan terpusat pada masalah pengendalian orang lain,
dan individu cenderung berorientasi pada diri sendiri.
e. Impulsif adalah individu tidak mampu merencanakan sesuatu,
tidak mampu belajar dari pengalaman dan tidak dapat diandalkan.
f. Narsisme adalah individu mempunyai harga diri yang rapuh,
selalu berusaha untuk mendapatkan penghargaan dan pujian yang
terus menerus, sikapnya egosentris, pencemburu, dan marah jika
orang lain tidak mendukungnya. (Trimelia, 2011: 9)

c. Faktor predisposisi
1. Faktor perkembangan
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas
perkembangan yang harus dilalui individu dengan sukses agar tidak
terjadi gangguan dalam hubungan sosial. Apabila tugas ini tidak
terpenuhi, akan mencetuskan seseorang sehingga mempunyai
masalah respon sosial maladaptif. (Damaiyanti, 2012)
2. Faktor biologis
Faktor genetic dapat beperan dalam respon sosial maladaptive
3. Faktor sosial budaya
Isolasi sosial merupakan faktor utama dalam gangguan
berhubungan. Hal ini diakibatkan oleh norma yang tidak mendukung
pendekatan terhadap orang lain, atau tidak menghargai anggota
masyarakat yang tidak produktif seperti lansia, orang cacat, dan
penderita penyakit kronis.
4. Faktor komunikasi dalam keluarga
Pada komunikasi dalam keluarga dapat mengantarkan seseorang
dalam gangguan berhubungan, bila keluarga hanya menginformasikan
hal-hal yang negative dan mendorong anak mengembangkan harga
diri rendah. Seseorang anggota keluarga menerima pesan yang saling
bertentangan dalam waktu bersamaan, ekspresi emosi yang tinggi
dalam keluarga yang menghambat untuk berhubungan dengan
lingkungan diluar keluarga

d. Faktor presifitasi
Beberapa faktor presifitasi isolasi sosial, menurut Direja 2011
meliputi:
1. Faktor eksternal
Contohnya adalah stressor, sosial budaya yaitu stress
yang di tinggalkan oleh faktor sosial budaya seperti
keluarga
2. Faktor internal
Cotohnya adalah stressor psikologis, yaitu stress yang
terjadi akibat kecemasan yang berkepanjangan dan terjadi
bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu
untuk berpisah untuk mengatasinya. Kecemasan ini dapat
terjadi akibat tuntunan untuk berpisah dengan orang
terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan individu

e. Tanda dan gejala


a. Data Subyektif
a) Tidak berminat
b) Perasaan berbeda dengan orang lain
c) Tidak mampu memenuhi harapan orang lain
d) Merasa sendirian
e) Menolak interaksi dengan orang lain
f) Mengungkapkan tujuan hidup yang tidak adekuat
g) Merasa tidak diterima
b. Data Obyektif
a) Tidak ada dukungan orang yang dianggap penting
b) Afek tumpul
c) Adanya kecacatan (missal fisik, mental)
d) Tindakan tidak berarti
e) Tidak ada kontak mata
f) Menyendiri / menarik diri
g) Tindakan berulang
h) Afek sedih
i) Tidak komunikatif

3. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

DS :
- klien mengatakan kesepian karena ditolak oleh perempuan satu bulan lalu
- klien merasakan kehilangan seorang nenek yang sudah mengurusnya sejak
kecil
- klien tidak mampu mempertahankan kontak mata
- klien merasa tidak percaya diri

DO :
- klien terlihat hanya diam dan menyendiri di dalam ruangan
- klien terlihat kesusahan dalam berkomunikasi
- kepala klien tertunduk
- berbicara pelan dan pendek

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Isolasi sosial b.d menarik diri
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN

TGL DIAGNOSA PERENCANAAN


KEPERAWATA
N TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL

13 Isolasi sosial b.d TUJUAN 1. Beri salam Hubungan saling


OKTOBE menarik diri UMUM : Setelah 2x pertemuan, klien terapeutik percaya merupakan
R 2021 dapat menerima kehadiran 2. Perkenalkan diri
klien dapat langkah awal untuk
berinteraksi perawat. Klien dapat dengan sopan
3. Tanyakan nama
melakukan interaksi
dengan mengemukakan
orang perasaan
lain dan keberadaannya saat ini lengkap klien dan
secara verbal : tanyakan nama
TUJUAN  Mau menjawab salam panggilan kesukaan
 Ada kontak mata klien
KHUSUS 1: 4. Jelaskan tujuan
 Mau berjabat tangan
dapat membina pertemuan
hubungan saling  Mau berkenalan
 Mau menjawab 5. Tunjukkan sifat jujur
percaya dan menepati janji
pertanyaan
 Mau duduk setiap melakukan
interaksi
berdampingan
dengan perawat 6. Tanyakan perasaan
klien dan masalah
Mau mengungkapkan
perasaanya yang dihadapi klien
7. Buat kontak
interaksi yang jelas
Ciptakan
lingkungan yang
tenang dan
8. bersahabat
Dengarkan
dengan penuh
perhatian
TUJUAN Setelah 2x interaksi, klien 1. Tanyakan pada klien Dengan mengetahui
KHUSUS 2 : dapat meneybutkan minimal tentang hal-hal yang tanda tanda dan
klien mampu 1 penyebab menarik diri : membuat klien gejala, kita dapat
menyebutkan  Diri sendiri menjauhi orang lain
menentukan langkah
penyebab tanda  Orang lain 2. Tanyakan pada klien
Lingkungan upaya apa yang telah intervensi
dan gejala isolasi
sosial dilakukan klien selanjutnya.
untuk mendekatkan
diri dengan orang
lain
3. Kaji pengetahuan
klien tentang
perilaku menarik
diri
4. Beri kesempatan
pada klien untuk
mengungkapkan
perasaan yang
menyebabkan klien
tidak mau bergaul
Berikan pujian terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya
TUJUAN Setelah 2x interaksi klien 1. Kaji pengetahuan Reinforcement dapat
KHUSUS 3 : dapat menyebutkan klien tentang meningkatkan harga
klien mampu keuntungan berhubungan keuntungan diri klien
menyebutkan sosial, misal : memiliki teman
keuntungan  Banyak teman 2. Kaji pengetahuan
berhubungan  Tidak kesepian klien tentang
sosial dan  Bisa berdiskusi kerugian menarik
kerugian  Saling menolong diri
menarik diri 3. Diskusikan bersama
Setelah 2x interaksi klien klien tentang
dapat menyebutkan manfaat
kerugian menarik diri, berhubungan sosial
misal : dan kerugian
 Sendiri menarik diri
 Kesepian 4. Berikan pujian
Tidak bisa berdiskusi kepada klien
terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya
TUJUAN Setelah 2x interaksi, klien 1. Kali perilaku klien Mengetahui sejauh
KHUSUS 4 : dapat melaksanakan saat berhubungan mana pengetahuan
klien dapat hubungan sosial secara dengan orang lain klien tentang
melaksanakan bertahap dengan : 2. Berikan motivasi
 Perawat kepada klien dan
berhubungan dengan
hubungan sosial orang lain
secara bertahap  Perawat lain bantu klien untuk
Kelompok berkenalan
3. Diskusikan jadwal
harian yang
digunakan untuk
meningkatkan
kemampuan klien
bersosialisasi
4. Berikan pujian
terhadap
kemampuan klien
memperluas
pergaulannya
melalui aktivitas
yang dilaksanakan
TUJUAN Setelah 2x interaksi, klien 1. Dorong klien untuk Agar klien lebih
KHUSUS 5 : dapat mengungkapkan mengungkapkan percaya diri untuk
klien dapat perasaan setelah perasaannya bila berhubungan dengan
mengungkapkan berhubungan dengan orang berhubungan
lain untuk : dengan orang lain
orang lain
perasaannya
setelah  Diri sendiri 2. Diskusikan dengan
berhubungan  Orang lain klien tentang
dengan orang kelompok perasaan manfaat
lain berhubungan
dengan orang lain
3. Beri pujian atas
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaan
keuntungan
berinteraksi dengan
orang lain
TUJUAN Setelah 2x pertemuan, 1. Bina hubungan Agar klien lebih
KHUSUS 6 : keluarga dapat saling percaya percaya diri atau
klien mendapat menjelaskan : dengan keluarga akibat tidak
dukungan  Pengertian menarik 2. Diskusikan
diri pentingnya peranan
berhubugan dengan
keluargadalam orang lain
memperluas  Tanda dan gejala keluarga sebagai
hubungan sosial menarik diri pendukung untuk
 Penyebab dan akibat mengatasi perilaku
menarik diri menarik diri
Cara merawat klien menarik 3. Diskusikan potensi
diri keluarga untuk
membantu
mengatasi pasien
menarik diri
4. Latih keluarga
merawat pasien
menarik diri
5. Dorong anggota
keluarga secara
rutin dan bergantian
menjenguk klien
6. Beri pujian atas hal
hal yang telah
dicapai keluarga
TUJUAN Setelah 3x pertemuan, klien 1. Diskusikan dengan Meminum obat dapat
KHUSUS 7 : dapat menyebutkan : klien tentang menyembuhkan
klien dapat  Manfaat minum obat kerugian dan penyakit klien
menggunakan  Kerugian tidak keuntungan serta
obat dengan minum obat karakteristik obat
benar dan tepat Nama, warna, dosis, efek yang di minum
samping obat 2. Bantu dalam
menggunakan obat
dalam prinsip 5
benar
3. Anjurkan klien
minta sendiri
obatnya kepada
perawat agar klien
dapat merasakan
manfaatnya
4. Beri pujian postif
bila klien
menggunakan obat
dengan benar
5. Diskusikan akibat
berhenti minum
obat tanpa
konsultasi dengan
dokter
6. Anjurkan klien
untuk konsultasi
dengan
dokter/perawat
apabila terjadi hal-
hal yang tidak
diinginkan
6. REFERENSI
Teguh, Khomail, dkk. 2017. Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien dengan Gangguan
Masalah Isolasi Sosial (Menarik Diri).
Trimeilia. 2011. Asuhan Keperawatan Klien Isolasi Sosial Sosial. Jakarta Timur :
TIM
Hardman. 2012. Nursing diagnoses : definition & classification 2012-2014.
Philadelphia, USA: NANDA International
Keliat, B.A, Panjaitan., & Daulima, N.H.C., 2011. Proses Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Jakarta: EGC
Astuti, Windi. 2014. Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Jiwa. Fakultas Ilmu
Kesehatan UMP

Anda mungkin juga menyukai