Anda di halaman 1dari 1

Pola hidup sehat dan bersih, saat ini menjadi topik utama pembahasan di dunia terkait dengan

mewabahnya virus Corona. Virus yang pertama kali muncul di Wuhan China ini cukup berbahaya.
Virus ini adalah kelompok virus yang umumnya menjangkiti hewan. Dalam beberapa kasus, jarang
terjadi dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Namun seiring dengan pola hidup manusia, virus
yang dinamakan Covid-19 ini sudah menular ke manusia. Lebih berbahayanya lagi setelah
menjangkiti manusia, virus ini dapat menular ke manusia lain melalui kontak dekat dan tetesan.  
Bagian tubuh yang terserang biasanya adalah saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, mirip
seperti flu biasa. Gejala-gejala yang muncul meliputi pilek, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala,
dan demam. Untuk demam, yang membedakannya dengan gejala penyakit lainnya adalah waktu
serangan atau inkubasinya yang lebih lama. Yakni mencapai 14 hari.   Menghadapi situasi ini, kita
harus melakukan berbagai usaha antisipasif agar virus tersebut tidak menyebar dan semakin banyak
menjangkiti manusia. Bukan kepanikan dan ketakutan tanpa diiringi ikhtiar. Apalagi gampang
termakan berita-berita hoaks di berbagai pemberitaan khususnya di media sosial terkait virus
korona.

Salah satu berita yang menyebar adalah mengaitkan Corona sebagai adzab dari Allah. Dai
Internasional, Habib Ali Al Jufri menilai pernyataan yang menyebut virus corona sebagai balasan atas
bangsa Uighur merupakan bentuk diskriminasi. Mencaci maki orang-orang yang terkena musibah
virus Corona di Cina dan menggambarkannya sebagai balasan Allah atas tindakan rasis Cina
kepada Uighur adalah wacana rasis yang sakit.
Terlepas bahwa muslim Uighur di Cina mendapatkan diskriminasi dan perlakuan tidak
menyenangkan dari pemerintah, namun faktanya bahwa dalang di balik itu diskriminasi
tersebut masih sehat dan segar bugar, sedangkan Corona malah menyerang mereka orang-
orang biasa dan bahkan orang Islam.

Anda mungkin juga menyukai