Anda di halaman 1dari 8

Metode Alkalimetri Asidimetri Argentometr Argentometri Permangano serimetri iodometri iodimetri kompleksometri

i mohr c volhard metri

perbedaan
Larutan Baku primer : Baku Primer Baku primer =Baku primer : Kalium Baku primer : Larutan Larutan Etilen Diamin
baku Asam oksalat : Natrium Baku AgNO3 permanganat Arsen baku baku Tetra Asetat
primer Karbonat sekunder = Baku trioksida/besi primer : primer : (EDTA)
dan Baku sekunder Anhidrat AgNO3 sekunder : murni,natrium K2Cr2O7 Iodium
sekunder : NaoH tatau NH4CNS oksalat,besi Larutan (I2)
Natrium
(II) baku Larutan
tetraborat
dekahidrat ammonium sekunder: baku
sulfat (IV) Na2S2O3 sekunder
Baku oksalat : As2O3
sekunder :
HCL Baku
sekunder :
Serium (IV)
sulfat
+2
Sampel Asetosal Natrium NaCl dan Br H2O2, Fe , Arsentioksida CuSO4 Vitamin Bismut
Asam asetat bikarbonat infus NaCl NO2-, arsen (II) C subkarbonat,
Asam benzoat oksida, Bismutsubnitrat,
antimoni (II ) Kalsium
dan zat lain karbonat,
yang bersifat Kalsium
reduktor. klorida,
Kalsium
pantotenat,
kalsium sulfat,
magnesium
stearat, Zink
klorida dan zink
sulfat.

indikator phenolptalen merah metil kalium kromat besi (III) KMnO4, feroin, Ferroin Larutan Larutan Hitam eriokrom
(K2CrO4 ). amonium asam N-fenil kanji kanji (Eriochrom
sulfat antranilat. Black T), Jingga
xilenol,;Biru
hidroksi naftol
Titik Tidak Merah endapan Ag2CrO4 Titik akhir Tidak berwarna Biru Ditandai Ditandai Hitam eriokrom
akhir berwarna menjadi berwarna Titrasinya menjadi pink dengan dengan (Eriochrom
menjadi merah kuning merah bata setelah
terbentuk terjadiny terjadinya Black T) → TA:
penambahan kompleks a hilangnya merah menjadi
AgNO3 besi (III) biru
hilangnya warna
berlebih. tiosianat Jingga xilenol
Fe (CNS)+2
warna biru dari → TA : merah
yang larut, biru dari larutan menjadi kuning
berwarna larutan menjadi Biru hidroksi
merah menjadi bening. naftol → TA:
bening. merah → biru
jernih

Reaksi Na2CO3 + Na2CO3 + : (berlebih) 2MnO4- +10 Cl-


Fase awal titrasiAg+ As2O3+2H2O+ K2Cr2O7 AS2O3 + Mn+ + H2Y-2
kimia 2HCl 2HCl Ag+ + Cl- → + X- → AgX ↓ +16H+→2Mn2+ Ce+4 +6KI + 6NaOH → MYn-4 +
2NaCl + H2O 2NaCl + AgCl ↓ ( putih) –+ Ag+ + 5Cl2 + 8H2O As2O5 +4H+ + 14HCl → → 2H+
+ CO2 H2CO3 Fase pada titik (sisa) Ag+ (sisa) + SCN- → Ce+3 3I2 2NaASO3
akhir titrasi : AgSCN ↓ +2CrCl3 + 3H2O
Ag+ + CrO4 2- SCN-
→ + Fe3+ →
+ 8KCL I2 +
Ag2CrO4 Fe(SCN)2+ (merah)
(merah bata) + 7H2O Na3ASO3
I2 + + H2O
Na2S2O3 →
→ 2 NaI Na3ASO4
+ NaS4O6 + 2HI
Metode Prinsip Prosedur kerja

Alkalimetri Penetapan kadar senyawa- Pembuatan Larutan NaOH 0,1N


senyawa yang bersifat asam 1. Timbang garam NaOH sebanyak 4 gram diatas kaca arloji
menggunakan baku basa (buat perhitungannya terlebih dahulu dan di paraf dengan
asisten)
2. Larutkan dengan aqudest di dalam beker gelas 1 liter
3. Salinkan larutan dalam botol kaca gelap dan diberi label
 
 
Pembakuan Larutan NaOH 0,1 N
1. Buat larutan H2C2O4 0.1 N di dalam labu ukur 100 ml
2. Pipet dengan pipet volume 10 ml H2C2O4 0.1 N tersebut
dan masukan ke dalam erlenmeyer.
3. Tambahkan 3 tetes indikator pp
4. Titrasi dengan NaOH, sampai terjadi perubahan warna.
5. Catat volume NaOH yang terpakai
6. Ulangi percobaan 2 kali.

Penetapan Kadar Asam Sitrat.


1. Larutkan dalam labu 100 ml asam sitrat yang sudah
ditimbang dengan aquadest sampai tanda batas.
2. Pipet 10 ml larutan dengan menggunakan pipet volum dan
dimasukan ke dalam erlenmeyer.
3. Tambahkan indikator pp
4. Titrasi dengan larutan NaOH yang telah dibakukan sampai
terjadi perubahan warna
Asidimetri Penetapan kadar senyawa-
senyawa yang bersifat basa
menggunakan baku asam
Argentometri AgNO3 pada awal titrasi akan bereaksi dengan 1) Siapkan larutan NaCl 0,1 N sebanyak 1000 ml
mohr NaCl membentuk endapan AgCl yang berwarna dengan cara melarutkan
putih. Bila semua ion Cl- sudah habis bereaksi 2) 5,80 gram NaCl p.a dengan aquades di dalam
dengan ion Ag+ dari AgNO3 , maka kelebihan labu ukur 1000 ml.
sedikit ion Ag+ akan bereaksi dengan ion CrO4 2- 3) Siapkan larutan AgNO3 0,1 N sebanyak 500 ml
dari indikator K2CrO4 yang di tambahkan. dengan cara melarutkan 9,00 gram AgNO3 dengan
Pembentukan endapan warna merah bata dari aquades di labu ukur 500 ml.
Ag2CrO4 menandakanbahwa titik akhir titrasi telah 4) Ambil 25,00 ml NaCl dengan pipet volume,
tercapai. tuangkan kedalam erlenmeyer 250 ml, tambah
1,0 ml larutan K2CrO4 2% sebagai indikator.
5) Titrasi dengan larutan AgNO3 yang telah di
siapkan sampai pertama kali terbentuk warna
merah bata.
6) Percobaan diulang 3 kali (triplo)
7) Hitung konsetrasi (Normalitas) AgNO3 dengan
persamaan :

V NaCl x N NaCl
N AgNo3 = V AgNo3

Argentometri Pada metode ini sejumlah volume


volhard larutan standar AgNO3 ditambahkan 1) Siapkan larutan AgNO3 yaitu dengan
secara berlebih ke dalam larutan yang melarutkan 9,00 gram AgNO3 kedalam
mengandung ion halida (X- ). Sisa 1000 ml.
larutan standar AgNO3 yang tidak 2) Siapkan larutan NH4SCN 0,1 N dengan cara melarutkan 7,60 gram
bereaksi dengan ion X- dititrasi NH4SCN.
dengan larutan standar tiosianat 3) Ambil 25,00 ml larutan standar
(KSCN atau NH4SCN) menggunakan AgNO3 0,10 N dengan pipet volume,
indikator besi (III) (Fe3+). tuangkan ke dalam erlenmeyer 250 ml,
tambahkan 5 ml larutan Fe(NH4 )2SO4 N sebagai indikator.
4) Titrasi larutan NH4SCN (yang sudah
disiapkan) sampai pertama kali
terbentuk warna merah kecoklatan.
5) Percobaan dilakukan 3 kali (triplo)
Hitung normalitas (N) NH4SCN dengan
Cara :
V AgNo 3 x N AgNo 3
N NH 4 SCN = V NH 4 SCN

Permanganometri Prinsip titrasi permanganomet adalah reaksi oksidasi reduksi 1. Penyiapan pembakuan
pada suasana asam yang melibatkan electron dengan jumlah  10ml asam oksalat + H2SO4 encer kemudian
tertentu, dibutuhkan suasana asam (H2SO4) untuk mencapai dipanaskan.
tingkat oksidasi dari KMnO4 yang paling tinggi dan
bilangan oksidasi +7 menjadi +2.  Dalam keadaan panas di titrasi
 Ulangi 3x

2. Penetapan kadar FeSO4


 FeSO4 dilarutkan dengan aquadest 100ml
 Isi buret dengan KMnO4
 Isi 100 ml larutan FeSO4 + 7 ml H2SO4

Serimetri Prinsip reaksi penetapan: zat uji (reduktor) dalam asam 1. Timbang dengan seksama 200 mg arsentioksida
sulfat encer dititrasi dengan serium (IV) sulfat. yang sudah dikeringkan pada suhu 100℃
Indikator dapat dipakai Ferroin dengan selama 1 jam,masukkan kedalam erlenmeyer
perubahan warna dari merah → biru pucat 2. Cuci dinding erlenmeyer dengan 25 ml NaOH
atau kalau encer dari merah jambu→ tidak goyang-goyangkan hingga arsentiometri larut
berwarna 3. Tambahkan 100 ml air dan 10 ml asam sulfat
4. Tambahkan 2 tetes orto fenantrolin dan larutan
osmium tetraoksida
5. Titrasi perlahan-lahan dengan larutan baku
serum (IV) sulfat sehingga warna merah jambu
menjadi biru pucat.

Iodometri Reaksi reduksi oksidasi 1. Pembuatan larutan natrium tiosulfat 0,1N


 Sejumlah larutan natrium tiosulfat dilarutkan
dalam air secukupnya hingga tiap 100 ml larutan
mengandung 24,82 g Na2S2O3.5H2O
 Gunakan air yang telah dididihkan, jika akan
digunakan selama beberapa hari, tambahkan 0,1 g
natrium karbonat atau 3 tetes kloroform untuk tiap
1 liter
2. Pembakuan larutan natrium tiosulfat 0,1N
a. Buat larutan kalium iodat 0,1 N sebanayak 50
ml.Timbang dalam labu takar 50 ml. tambahkan
aaquadest kocok hingga larut. Setelah larut
tambahkan auadest sampai tanda batas 50 ml
b. Pipet 10 ml larutan KIO3, masukkan kedalam
Erlenmeyer. Tamabahakan 10 ml larutan KI
10%, dan 4-5 ML H2S2O4 2N. titrasi dengan
larutan Na2S2O3, samapai larutan kuning muda,
kemudian tambaj 1 ml indicator amilum 1%.
Titrasi dilanjutkan sampai larutan tidak
berwarna.
3. Penetapan kadar CuSO4
 Timbang serbuk kupri sulfat sebanyak 150 mg,
lalu masukkan kedalam Erlenmeyer
 Larutkan dalam 20 ml aquadest,lalu tambahkan 2
ml asam asetat encer, kemudian ditambahkan
kalium iodida sebanyak 500 mg
 Lalu lakukan titrasi larutan tersebut dengan
menggunakan larutan baku natrium tiosulfat 0.1 N
Tambahkan indikator kanji, lalu lanjutkan titrasi hinga
warna biu pada larutan hilang
Iodimetri Titik akhir titrasinya terbentuk kompleks 1. Pembuatan larutan iodium 0,1N
besi (III) tiosianat Fe (CNS)+2 yang larut,  Laturkan 20 g kalium iodide dalam 30 ml air
berwarna merah dalam labu bertutup
 Timbang sektar 12,7 g iodium dalam gelas arloji,
tambahkan sedikit demi sedikt kedalam larutan
iodium pekat
 Tutup labu dan kocok sampai iodiumnya larut
 Diamkan larutan pada suhu kamar dan tabhakan air
hingga 1000ml
2. Pembakuan larutan iodium 0,1N
 Lebih kurang 100 mg arsentrioksida yang
ditimbang seksama dilarutkan dalam 20 ml NaOH
1 N, jika perlu dipanaskan
 Encerkan dengan 40 ml air, tambahkan 2 tetes
jingga metil dan lanjutkan dengan penambahan
asam klorida encer hingga warna kuning berubah
menjadi jingga
 Kemudian tambahkan 2 gr Na. Bikarbonat, 20 ml
air, 3 ml larutan kanji
 Titrasi larutan baku iodium perlahan-lahan hingga
timbul warna biru tetap
3. Penetapan kadar vitamin C
 Timbang 20 tablet vitamin C lalu gerus
 Timbang serbuk halus 200 mg larutkan dengan
100ml aquadest dsn 15 ml H2SO4 10%
Titrasi dengan I2 sampai titik akhir titrasi
kompleksometri dengan zat pembentuk kompleks 1. Penyiapan pembakuan larutan Na2EDTA
 Timbang MgSO4.7H2O sebanyak 1,2398 gram lalu
larutkan dalam labu 100ml dengan aquadest sampai
tanda batas.
 Dipipet 10ml larutan dimasukkan kedalam
erlenmeyer, tambahkan 2ml larutan dapar salmiak
dan 50mg indikator EBT
 Titrasi dengan larutan Na2EDTA yang telah
disiapkan sampai terjadi perubahan warna dari
merah ke biru
 Ulangi percobaan 3x
 Hitung molaritas larutan EDTA

2. Penetapan kadar
 Ambil 100ml sampel air ledeng, tuangkan kedalam
labu erlenmeyer 250ml
 Tambahkan 5ml larutan buffer pH 10 dan 1 ml
indikator EBT maka larutan akan berwarna merah
 Titrasi dengan larutan standar EDTA sampai terjadi
perubahan warna dari merah ke biru
 Ulangi percobaan 3x
 Hitung total kesadahan dalam air
Kesadahan total (ppm CaCO3) = Vedta x Medta x
1000 x BM CaCO3 / v sampel air (ml)

Anda mungkin juga menyukai