Anda di halaman 1dari 2

1.

Karakteristik hukum

Karakteristik hukum bersifat normatif dipengaruhi oleh paham positivisme hukum.

Karakteristik hukum bersifat bersifat empirikal-sosiologis sedikit banyak dipengaruhi oleh


paham sociological jurisprudensi yg digagas oleh filsuf Eugen Ehrlich dan Roscou Pound.

2. Paham Positivisme Hukum

Menurut paham ini hukum dipandangnya hanya sebatas gejala normatif belaka. Positivisme
hukum memahami hukum sebagai sesuatu norma yg telah dinyatakan sebagai hukum (as
posited/seperti yang dikemukakan) yang diakui dalam suatu sistem hukum tertentu.

Dalam optik positivis, tiada hukum lain kecuali perintah penguasa (law is a command of the
lawgivers) yg bersifat memaksa” sebagaimana diteorikan John Austin. Bahkan, “hukum itu
harus dipisahkan dari anasir-anasir non hukum, yang berarti hukum harus terbebas dari
pengaruh sosiologi, sejarah, politik /moralitas. Hukum itu adalah sebagai mana adanya, yaitu
terdapat dalam berbagai peraturan yang ada”

Dpt disimpulkan bahwa pd prinsipnya adalah:

positivisme hukum adalah aliran pemikiran hukum yang memberi penegasan terhadap bentuk
hukum (UU), isi hukum (sanksi, perintah, kewajiban dan kedaulatan) dan sistematisasi norma
hukum (hierarki norma hukum Kelsen)”.

Secara implisit, “aliran ini hakikatnya jg menegaskan beberapa hal yakni:

(a) pembentuk hukum adalah penguasa;


(b) bentuk hukum adalah UU; dan
(c) hukum diterapkan terhadap pihak yg dikuasai, yg dimensi keharusannya diketatkan
melalui pembebanan sanksi terhadap pelakunya.

3. Paham sociological-jurisprudensi

Paham Sociological Jurisprudence adalah paham yang sangat dipengaruhi paham realisme
hukum Oliver Holmes. Aliran Sociological Jurisprudence mengemukakan bahwa hukum positif
yang ditetapkan oleh penguasa adalah baik jikalau sesuai dengan hukum yang lahir (tumbuh)
dalam masyarakat (living law). Oleh sebab itu, aliran ini mencanangkan inti pokok gagasannya
yaitu bahwa “Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup dalam
masyarakat

Eugen Ehrlich memandang semua hukum sebaga hukum sosial, tetep dalam arti bahwa semua
hubungan hukum ditandai oleh faktor2 sosial ekonomis. Menurutnya juga , terdapat perbedaan
antara hukum positif di satu pihak dengan hukum yang hidup dalam masyarakat di lain pihak.

Hkm positif baru akan memiliki daya berlaku yg efektif apabila berisikan /selaras dgn hkm
yg hidup dlm masyarakat tadi.

Bagi Ehrlich: hkm tunduk pd kekuatan2 sosial tertentu / sesuai kenyataan hkm masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai