OLEH:
S1-IIA
perbedaan
Larutan Baku primer : Baku Primer Baku primer =Baku primer : Kalium Baku primer : Larutan Larutan Etilen Diamin
baku Asam oksalat : Natrium Baku AgNO3 permanganat Arsen baku baku Tetra Asetat
primer Karbonat sekunder = Baku trioksida/besi primer : primer : (EDTA)
dan Baku sekunder Anhidrat AgNO3 sekunder : murni,natrium K2Cr2O7 Iodium
sekunder : NaoH tatau NH4CNS oksalat,besi Larutan (I2)
Natrium
tetraborat
(II) baku Larutan
dekahidrat ammonium sekunder: baku
sulfat (IV) Na2S2O3 sekunder
Baku oksalat : As2O3
sekunder :
HCL Baku
sekunder :
Serium (IV)
sulfat
Sampel Asetosal Natrium NaCl dan Br H2O2, Fe+2, Arsentioksida CuSO4 Vitamin Bismut
Asam asetat bikarbonat infus NaCl NO2-, arsen (II) C subkarbonat,
Asam benzoat oksida, Bismutsubnitrat,
antimoni (II ) Kalsium
dan zat lain karbonat,
yang bersifat Kalsium
reduktor. klorida,
Kalsium
pantotenat,
kalsium sulfat,
magnesium
stearat, Zink
klorida dan zink
sulfat.
indikator phenolptalen merah metil kalium kromat besi (III) KMnO4, feroin, Ferroin Larutan Larutan Hitam eriokrom
(K2CrO4 ). amonium asam N-fenil kanji kanji (Eriochrom
sulfat antranilat. Black T), Jingga
xilenol,;Biru
hidroksi naftol
Titik Tidak Merah endapan Ag2CrO4 Titik akhir Tidak berwarna Biru Ditandai Ditandai Hitam eriokrom
akhir berwarna menjadi berwarna Titrasinya menjadi pink dengan dengan (Eriochrom
menjadi merah kuning merah bata setelah
terbentuk terjadiny terjadinya Black T) → TA:
penambahan kompleks a hilangnya merah menjadi
AgNO3 besi (III) biru
hilangnya warna
berlebih. tiosianat Jingga xilenol
Fe (CNS)+2
warna biru dari → TA : merah
yang larut, biru dari larutan menjadi kuning
berwarna larutan menjadi Biru hidroksi
merah menjadi bening. naftol → TA:
bening. merah → biru
jernih
Argentometri AgNO3 pada awal titrasi akan bereaksi dengan 1) Siapkan larutan NaCl 0,1 N sebanyak 1000 ml
mohr NaCl membentuk endapan AgCl yang berwarna dengan cara melarutkan
putih. Bila semua ion Cl- sudah habis bereaksi 2) 5,80 gram NaCl p.a dengan aquades di dalam
dengan ion Ag+ dari AgNO3 , maka kelebihan labu ukur 1000 ml.
sedikit ion Ag+ akan bereaksi dengan ion CrO4 2- 3) Siapkan larutan AgNO3 0,1 N sebanyak 500 ml
dari indikator K2CrO4 yang di tambahkan. dengan cara melarutkan 9,00 gram AgNO3 dengan
Pembentukan endapan warna merah bata dari aquades di labu ukur 500 ml.
Ag2CrO4 menandakanbahwa titik akhir titrasi telah 4) Ambil 25,00 ml NaCl dengan pipet volume,
tercapai. tuangkan kedalam erlenmeyer 250 ml, tambah
1,0 ml larutan K2CrO4 2% sebagai indikator.
5) Titrasi dengan larutan AgNO3 yang telah di
siapkan sampai pertama kali terbentuk warna
merah bata.
6) Percobaan diulang 3 kali (triplo)
7) Hitung konsetrasi (Normalitas) AgNO3 dengan
persamaan :
V NaCl x N NaCl
N AgNo3 = V AgNo3
V AgNo 3 x N AgNo 3
N NH 4 SCN = V NH 4 SCN
Permanganometri Prinsip titrasi permanganomet adalah reaksi oksidasi reduksi 1. Penyiapan pembakuan
pada suasana asam yang melibatkan electron dengan jumlah 10ml asam oksalat + H2SO4 encer kemudian
tertentu, dibutuhkan suasana asam (H2SO4) untuk mencapai dipanaskan.
tingkat oksidasi dari KMnO4 yang paling tinggi dan Dalam keadaan panas di titrasi
bilangan oksidasi +7 menjadi +2. Ulangi 3x
2. Penetapan kadar FeSO4
FeSO4 dilarutkan dengan aquadest 100ml
Isi buret dengan KMnO4
Isi 100 ml larutan FeSO4 + 7 ml H2SO4
Serimetri Prinsip reaksi penetapan: zat uji (reduktor) dalam asam 1. Timbang dengan seksama 200 mg arsentioksida
sulfat encer dititrasi dengan serium (IV) sulfat. yang sudah dikeringkan pada suhu 100℃
Indikator dapat dipakai Ferroin dengan selama 1 jam,masukkan kedalam erlenmeyer
perubahan warna dari merah → biru pucat 2. Cuci dinding erlenmeyer dengan 25 ml NaOH
atau kalau encer dari merah jambu→ tidak goyang-goyangkan hingga arsentiometri larut
berwarna
3. Tambahkan 100 ml air dan 10 ml asam sulfat
4. Tambahkan 2 tetes orto fenantrolin dan larutan
osmium tetraoksida
5. Titrasi perlahan-lahan dengan larutan baku
serum (IV) sulfat sehingga warna merah jambu
menjadi biru pucat.