Anda di halaman 1dari 12

3.

2 Pengembangan Aseksual vegetatif alami

A.  Tujuan

     Mengidentifikasi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan secara vegetatif alami.

B.Dasar Teori

                 Perkembangbiakan secara vegetatif adalah perkembangbiakan yang terjadi tanpa melalui


proses penyerbukan atau pembuahan. Tumbuhan yang baru terbentuk berasal dari pertumbuhan dan
perkembangan bagian tubuh tertentu dari induknya. Perkembangbiakan vegetatif dikelompokkan
menjadi dua, yaitu perkembangbiakan vegetatif alami dan perkembangbiakan vegetatif buatan.
Perkembangbiakan vegetatif alami adalah perkembangbiakan tumbuhan tanpa bantuan manusia.
Perkembangbiakan vegetatif alami dapat terjadi melalui spora, umbi batang, umbi lapis, tunas, akar
tinggal, geragih, dan tunas adventif.

C.  Alat dan Bahan

1.    Alat-alat tulis dan lembar pengamatan

2.    Tumbuhan yang ada disekitar

3.    Cangkul kecil atau sekop

D.  Cara Kerja

1.        Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2.        Pergi ke kebun yang ada disekitar tempat tinggal.

3.        Mencari jenis-jenis tanaman yang melakukan perkembangbiakan vegetatif alami

4.        Menggali tanaman, jika ingin meyakinkan umbi atau akar rimpang.

5.        Menggambar morfologi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan vegetatif alami pada


lembar kerja.

E.       Data Hasil Pengamatan

Perkembangan aseksual alami pada tumbuhan

Nama tumbuhan dan


jenis
Gambar tumbuhan dengan perkembangbiakan aseksual
perkembangbiakan
aseksual
Paku

(spora)

Bambu

(tunas)

Cocor bebek

(tunas daun/ tunas


adventif)

Bawang merah

(umbi lapis)

Tebu

(umbi batang)
Wortel

(umbi akar)

Jahe

(akar tinggal/
rhizoma)

geragih/ stolon

F.       Pembahasan

1.    Spora

Spora adalah sel yang berubah fungsi menjadi alat perkembangbiakan. Ukuran spora sangat kecil dan
bentuknya seperti biji. Tumbuhan yang berkembangbiak dengan spora yaitu jamur, lumut, dan paku-
pakuan

2.    Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang tumbuh di dalam tanah dan ujungnya menggelembung menjadi umbi.
Umbi batang tersebut sebenarnya merupakan cadangan makanan bagi tumbuhan itu. Pada
permukaan umbi batang tumbuh sisik dan kuncup membentuk mata tunas.

3.    Umbi lapis

Umbi lapis merupakan pelepah daun yang berlapis-lapis. Pada bagian atas umbi lapis tumbuh
daun, sedangkan pada bagian bawah umbi lapis terdiri dari cakram dan akar serabut. Contoh tumbuhan
yang memiliki umbi lapis, antara lain bawang merah, bawang putih, bunga bakung, dan bunga tulip.
Perkembangbiakan umbi lapis dimulai dengan tumbuhnya siung pada tunas ketiak yang paling luar. Pada
awal pertumbuhannya, siung mengambil makanan dari induknya. Jika siung itu telah berdaun dan
berakar, siung itu dapat membuat makanannya sediri dengan melakukan fotosintesis.

4.    Umbi akar

Umbi akar adalah akar yang membesar berisi cadangan makanan. Jika umbi ini ditanam bersama dengan
pangkal batang maka akan tumbuh tunas. Tunas tersebut merupakan tumbuhan baru.
Contoh tumbuhan yang memiliki umbi akar, antara lain dahlia, wortel, lobak, dan singkong. Pada
singkong umbi akarnya tidak dapat untuk berkembang biak, karena tidak ada pangkal batangnya.
Sedangkan umbi akar pada dahlia dan wortel dapat untuk berkembang biak karena ada tunas pada
pangkal batangnya.

5.    Akar tinggal

Akar tinggal adalah batang yang seluruhnya berada dan tumbuh menjalar di permukaan tanah. Tunas
tumbuhan baru tumbuh dari ketiak sisik setiap buku akar tinggal. Contoh tumbuhan yang memiliki akar
tinggal, antara lain kunyit, jahe, lengkuas, dan kencur.

6.    Geragih

Geragih atau stolon adalah batang yang tumbuh mendatar di permukaan tanah. Tumbuhan baru dimulai
dengan kuncup ujung yang menyentuh tanah, kemudian membelok ke atas. Pada bagian yang
menyentuh tanah akan tumbuh tunas yang berakar dan berdaun. Tunas-tunas itu tumbuh menjalar
dan tidak tergantung lagi pada induknya, tetapi masih tetap berhubungan. Contoh tumbuhan yang
berkembang biak dengan cara geragih adalah antanan, arbei, rumput teki, dan strowberi.

7.    Tunas
Tunas tumbuh dari batang yang terdapat di dalam tanah. Tunas muda menjadi tumbuhan baru dan
tumbuh di sekitar induknya sehingga terbentuklah rumpun. Tunas ini tidak tergantung pada
induknya. Walaupun induknya ditebang, tunas ini akan tumbuh terus. Tumbuhan yang berkembang biak
dengan tunas, antara lain pisang, bambu, dan tebu.

8.    Tunas adventif
Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh tidak di ujung batang dan ketiak daun. Tunas ini tumbuh di
bagian tumbuhan yang biasanya tidak bertunas, seperti pada bagian daun dan akar. Contoh tumbuhan
yang berkembang biak dengan tunas adventif adalah cocor bebek, sukun, cemara, dan kersen/talok.

G.      Kesimpulan

Perkembangbiakan vegetatif alami dapat terjadi melalui spora, umbi batang, umbi lapis, tunas, akar
tinggal, geragih, dan tunas adventif.
3.3 PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF BUATAN 

A.    Tujuan

Terampil melakukan perkembangbiakan vegetatif buatan dengan cara menyambung, okulasi dan
cangkok.

B.      Dasar Teori

Perkembangbiakan secara buatan adalah berkembang biaknya tumbuhan tanpa bantuan campur tangan
manusia.

1.              Metode Mencangkok / Cangkok

Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti batang yang ada
lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar yang kokoh, maka batang
tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain.

2.              Merunduk / Menunduk

Merunduk adalah teknik berkembang biak tumbuh-tumbuhan dengan cara menundukkan batang
tanaman ke tanah dengan harapan akan tumbuh akar. Setelah akar timbul, maka batang sudah bisa
dipotong dan dibawa ke tempat lain.

3.              Menyetek / Nyetek

Menyetek adalah perkembangbiak tumbuhan dengan jalan menanam batang tanaman agar tumbuh
menjadi tanaman baru. Contohnya seperti singkong.

4.              Menyambung / Mengenten

Mengenten adalah perkembang biakan buatan yang biasanya dilakukan pada tumbuhan sejenis buah-
buahan atau ketela pohon demi mendapatkan kualitas buat yang baik.

C.      Alat dan Bahan

1.       Gunting stek

2.       Pisau tajam

3.       Tanah gembur dan humus

4.       Plastik/sabut kelapa

5.       Tanaman untuk keperluan stek, okulasi, nyambung, dan cangkok

6.       Vaselin

D.      Cara Kerja
Okulasi (menempel)

1.       Tentukan jenis tanaman yang akan ditempel

2.       Tentukan pula jenis tanaman yang masih muda dengan diameter batang ± 1 cm (sebesar jari
kelingking) dan berasal dari biji serta mempunyai sifat batang dan perakaran yang kuat, untuk dijadikan
batang bawah

3.       Buat torehan persegi panjang dengan ukuran 1,5 x 2 cm pada batang bawah

4.       Ambil kulit yang berisi mata tunas dari ranting tanaman yang akan ditempel dengan ukuran yang
sama dengan torehan pada batang bawah

5.       Tempelkan kulit bertunas pada batang bawah dan ikat dengan tali rafia dan tutuplah dengan
celah-celah yang ada dengan menggunakan vaselin

6.       Setelah tunas baru tumbuh, bukalah tali pengikatnya dan potonglah bagian atas dari tanaman
bawah

Menyambung

1.       Carilah tanaman bawah (rootstock) kira-kira sebesar jari kelingking

2.       Potonglah batang tersebut secara miring dengan jarak lebih kurang 5 cm dari permukaan tanah
dan beri sedikit sayatan pada potongan tersebut

3.       Ambillah ranting tanaman yang sejenis yang mempunyai sifat-sifat yang kita inginkan dan
ukurannya kira-kira sama dengan ukuran batang bawah dan dipotong dengan kmeiringan yang sama
dengan kemiringan potongan batang bawah dan diberi sedikit sayatan pada potongan batang bawah
tersebut

4.       Sambungkan ranting tersebut dengan batang bawah, lalu ikat dengan menggunakan sloptip
transparan atau tali rapia

5.       Buang ranting pada tanaman bawah dan jagalah tanaman tersebut agar tidak terkena sinar
matahari terlalu banyak

Menyangkok

1.       Tentukan jenis tanaman yang anda inginkan untuk dicangkok, syaratnya memiliki cambium dan
mudah anda jumpai

2.       Pilihlah cabang yang akan dicangkok dengan diameter ± 2,5 cm dan tidak berpenyakit

3.       Kulit cabang tanaman tersebut sepanjang ± 10 cm dan berjarak 10-15 cm dari pangkal cabang

4.       Buanglah kambiumnya dengan cara mengoreknya sampai bersih


5.       Biarkan mongering selama 6-2 jam

6.       Tutuplah bagian yang terbuka tersebut dengan tanah yang gembur dicampur kompos secukupnya

7.       Bungkuslah dengan sabut kelapa atau plastik dan ikatlah kedua ujungnya

E.   Tabel Hasil Pengamatan

Menempel (Okulasi)

NO KONDISI TEMPELAN HARI KE-

1 Belum ada perkembangan

2 Belum ada perkembangan

3 Belum ada perkembangan

4 Belum ada perkembangan

Menyambung

NO KONDISI TEMPELAN HARI KE-

1 Belum ada perkembangan

2 Belum ada perkembangan

3 Belum ada perkembangan

4 Belum ada perkembangan


Menyangkok

NO KONDISI TEMPELAN HARI KE-

1 Belum ada perkembangan

2 Belum ada perkembangan

3 Belum ada perkembangan

4 Belum ada perkembangan

F.    Pembahasan

Mencangkok

Teknik mencangkok ini telah umum digunakan oleh masyarakat. Tetapi dalam kegiatan pencangkokkan
ini terdapat beberapa kelemahan antara lain ; praktikan atau pencangkok harus memiliki keahlian dalam
pencangkokan ini, kegiatan pencangkokkan pada pohon yang telah tinggi sukar dilakukan karena untuk
mencangkok harus lebih dahulu memanjat. Selain itu karena kegiatan pencangkokkan ini menggunakan
cabag tanaman yang nantinya dipotong, maka terlalu boros dalam pengguanaan bahan tanam (batang
yang untuk dicangkok). Untuk cangkokkan umumnya digunakan cabang orthotrof yang tidak telalu tua
maupun terlalu muda yang umumnya berwarna hijau kecoklat-coklatan. Bahan untuk pembungkus
cangkokkan biasanya digunakan sabut kelapa atau karung goni untuk membungkus tanah sebagai media
perakaran. Supaya cangkokkan dapat berhasil dengan baik, dengan waktu yang relatif cepat dan
ekonomis maka sabut kelapa atau karung goni diganti dengan plastik. Medium perakaran tanah dapat
diganti dengan gambut atau lumut. Lumut yang digunakan sebagai media tanam mempunyai sifat selain
anti septik juga dapat menahan kandungan air yang cukup tinggi, sehingga dalam pelaksanaan
pencangkokkan tidak perlu terlalu sering disiram air. Mengenai kulit bagian atas yang diiris sebaiknya
dioles dengan Rootone F yang berguna untuk mempercepat dan memperbanyak keluarnya akar.

Menyambung

Salah satu teknik menyambung yang dapat disampaikan dalam laporan ini adalah sambung celah.
Adapun teknik-teknik dalam kegiatan sambung celah itu sebagai berikut:

a.         Batang bawah dipotong mendatar dengan gunting atau pisau yang tajam. Daunnya disisakan
satuata dua pasang kemudian pada luka potongan batang dibuat celah ditengah-tengah sepanjang 3-4
cm dengan pisau sambung.

b.         Entres dipilih dari ruas ke dua dan dipotong per ruas + 7 cm. Daun dan cabang dikupirlabih
kurang 1,5 cm dari sumbu entres. Kemudian pangkanentres diruncingkan sebelah kanan dan kirinya
sepanjang 3-4 cm.
c.         Entres kemudian dimasukkan sedalam celah pada batang bawah, kemudian diikat dengan tali
rafia.

d.         Untuk menjaga kelengesan pada sambungan sambungan sungkup sengan kantong plastik.

e.         Untuk menjaga kelengesan tanah, sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan penyiraman.

f.          Setelah selang 30 – 35 hari dapat diketahui berhasil atau tidaknya penyambungan tersebut yaitu
melihat ada tidaknya tunas yang tumbuh pada batang atas. Bila tunas sudah kelihatan tumbuh maka
sungkup plastik harus dibuka.

Okulasi (menempel)

Perbanyakan tanaman dengan cara okulasi paling banyak dilakukan dalam perkebunan terutama pada
perkebunan karet dan kakao. Beberapa kelebihan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi
yaitu :

-          Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.

-          Pertumbuhan tanaman yang seragam.

-          Penyiapan benih relatif singkat.

-          Pada musim gugur daun pada tanaman karet daun yang gugur dari satu klon agar serentak pada
waktu tertentu, dengan demikian akan memudahkan pengendalian penyakit Oidiumhevea bila terjadi.

Kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi yaitu :

-          suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara
batang bawah dengan batang atas (entres)

-          perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.

-          Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata
entres tidak tumbuh sangat besar.

Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu :

-          Tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh daun baru)

-          Antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama.

-          Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus.

-          Umur tanaman antara batang atas dan batang bawah sama.

-          Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh, tidak mudah
terserang penyakit terutama penyakit akar, mimiliki biji/buah yang banyak yang nantinya disemai untuk
dijadikan batang bawah, umur tanaman induk pohon batang bawah yang biji/buahnya akan dijadikan
benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan yang cepat. Pada klon yang akan
dijadikanbatang atas atau entres tanaman harus memiliki produksi yang unggul, dan memiliki
pertumbuhan yang cepat, dan tahan terhadap penyakit.

Teknik Mengokulasi :

-          Membuat Jendela Okulasi

Ukuran jendela disesuaikan dengan perisai dan besarnya batang bawah. Untuk batang bawah yang
dibawah umur 5-6 bulan dapat ukuran jendela (¾ – 1) cm x (3 – 4) cm.

Torehan membujur dapat dimulai daribawah atau dari atas. Jarak torehan terbawah lebih kurang 5 cm
dari tanah. Torehan melintang dapat dari atas atau dari bawah. Jika diatas jendela akan terbuka
kebawah atau juga sebaliknya.

Sebelum ditoreh, batang dibersihkan dari kotoran atau tanah yang menempel akubat percikan air hujan.
Setelah ditoreh akan keluar lateks, lateks ini dibiarkan membeku kemudian dibersihkan dengan kain
sebelum jendela dibuka.

-          Mengambil Mata Okulasi

Mata okulasi diambil dari kayu okulssiyang sehat, segar dan mudah dikupas.

Mata okulasi diambil bersama sedikit bagian kayu, bentuk perisai yang ukuranya sedikit lebih kecil dari
ukuran jendela okulasi. Pengambilan mata okulsi yang terlalu kecil akan mengakibatkan pemulihan luka
lambat.

Untuk melepas bagian kayu, menariknya pelan-pelan supaya mata tetap menempel pada kulit.
Pembuatan perisai harus bersih dan lapisan kambium jangan sampai terkena tangan atau kotoran.
Perisai yang telah dibuat harus segera diselipkan ke jendela okulasi.

-          Menempel Mata Okulasi Dan Membalut

Setelah perisai disiapkan, jendela okulasi dibuka denga cara menarik bibir jendela okulasi. Perisai
diselipkan dibawah jendela okulasi dan dijepit dengan ibu jari untuk memudahkan pembalutan. Dalam
keadaan perisai terlalu kecil, diusahakan supaya tepi tepi bagian atas dan salah satu sisi perisai berimpit
dengan jendela okulasi.

Pembalutan dimulai dari torehan melintang digunakan plastik ukuran 2 x 0,02 cm dengan panjang 40
cm. Akhir ikatan sebaiknya dibawah. Pada waktu membalut jangan sampai perisai bergeser.

Pemeriksaan Hasil Okulasi

Pemeriksaan pertama dilakukan 2-3 minggu setelah okulasi dilaksanakan bersamaan dengan
pembukaan pembalut.Okulasi yang gagal diberi tanda dengan mengikat tali pada batang bawah, hal ini
dilakukan untuk memudahkan okulasi janda. Pemeriksaan ke dua dilakukan 10 – 15 hari dari
pemeriksaan pertama. Cara pemeriksaan sama seperti pemeriksaan pertama.

G.   Kesimpulan

Setiap tumbuhan memiliki ciri-ciri makhluk hidup diantaranya berkembang biak, tetapi diantara
kesamaan tersebut banyak sekali perbedaannya, dalam pembahasan kali ini dibahas masalah
perkembangbiakan, perkembangbiakan tumbuhan terdiri dari dua yaitu vegetatif dan generative, tapi
kali ini kita hanya membahas perkembangbiakan vegetatif, vegetatif terbagi dua seperti yang kita bahas
sekarang yaitu vegetatif buatan, dalam perkembangbiakan vegetatif buatan tumbuhan atau tanaman
memiliki berbagai cara untuk berkembangbiakdiantaranya mencangkok, menempel dan menyambung.
Biasanya kegiatan ini banyak digunakan oleh petani untuk memperbanyak hasil panen. sedangkan pada
hewan ada yang bertunas, membelah diri, fragmentasi, Parthenogenesis. Tapi dalam penelitian kali ini
kami hanya membahas pada tumbuhan saja.
H.   Pertanyaan

1.    Mengapa pada celah-celah tempelan pada percobaan okulasi sebaiknya diolesi dengan
vaselin? Jelaskan!

     Jawab: Agar tidak terkena tangan atau kotoran

2.    Mengapa setelah mata tunas tumbuh menjadi tunas, tanaman bawah harus dipotong?

            Jawab: Karena tanaman bawah merupakan kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan
hama penyakit dan udara luar.

3.    Pada hari keberapa tunas-tunas batang yang disambung pada percobaan menyambung mengalami
pertumbuhan?

     Jawab: 2-3 minggu

4.    Pada hari keberapa sambungan tersebut sudah menyatu dengan kuat?

     Jawab: 30 – 35 hari

5.    Pada percobaan mencangkok, setelah cambium dikorek, sebaiknya sayatan dikeringkan selama 6-12
jam. Apa tujuan perlakuan tersebut?

     Jawab: Agar cambium tetap kering

6.    Pada hari keberapa akar cangkokkan yang anda kerjakan mulai tumbuh dan pada hari keberapa
perakaran tersebut sudah cukup banyak dan siap disemaikan?

            Jawab: Pada hari ke 30-35 mulai tumbuh akar cangkokan dan pada hari 60-70 akar sudah siap
disemaikan

Anda mungkin juga menyukai