SKRIPSI
Sarjana Pendidikan
Oleh:
LAILATUL ASFUFAH
NIM 11114333
2019
ii
ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM KITAB AKHLAQ
SKRIPSI
Sarjana Pendidikan
Oleh:
LAILATUL ASFUFAH
NIM 11114333
2019
iii
iv
v
vi
MOTTO
banyak”
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,
1. Bapak Muhammad Said dan Ibu Mujawaroh tercinta sebagai orang tua penulis
mendukungku.
3. Terimakasih kepada Pakdhe Sahsin Maryanto dan Budhe Solikhah yang selalu
dan do‟anya.
Nasafi, M. Pd dan Ibu Ny. Hj. Asfiyah atas barokah ilmu dan do‟anya. Serta
keluarga dhalem, neng Rina, Gus Rifki, Gus Azmi, Gus Edo, Gus Rijal dan
neng Niswa.
6. Teman dekatku Evi, RD, Vivi, Si Bor (Tya) dan juga mbak Mida yang sudah
Bila (Bu Desi), Kiki, mbak Rois, Iit, Awaliya, Cahyati, mas Deni, Farid, Sofil,
8. Teman pembantu Luthfi, Wahab, Fajar, Asyar, Zail, Hisyam, Gus Alif.
viii
9. Teman-teman PPL SMPN 3 Salatiga (Sita, Erlina, Ulil, Adib, Nonik, Si Coy
10. Keluarga Bapak Sumardi beserta Ibu Siti Fatimah Dongkelan dan juga teman-
teman KKN Alfi, mbah Mul, Ahonk (Ibnu), Feri, Dwi, Rizki, Ina, Enjang.
dan motivasinya.
12. Terimakasih kepada mas Muhammad Anwar Ghozali atas do‟a dan
dukungannya.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Etika Murid
terhadap Guru dalam Kitab Akhlaq Lil Banin Karya Syaikh Umar bin Ahmad
Baraja‟”
SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan
menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang
dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena
2. Bapak Suwardi, M.Pd., Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., Selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam.
6. Bapak dan ibu dosen IAIN Salatiga yang telah menyalurkan Ilmunya kepada
penulis.
x
7. Bapak Drs.K.H. Nasafi, M. Pd. dan Ibu Ny Hj. Asfiyah atas barokah ilmu dan
10. Semua pihak yang telah ikhlas dalam memberikan bantuan material maupun
memanjatkan doa kepada Allah Swt, semoga amal kebaikan yang tercurahkan
pada penulis diridhoi Allah Swt dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda.
kemampuan, penulis menyadari ketika skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
Penulis
Lailatul Asfufah
NIM 111-14-333
xi
ABSTRAK
Kata Kunci: Adab Murid Terhadap Guru dan Kitab Akhlaq Lil Banin
Penelitian ini tentang Adab Murid Terhadap Guru dalam Kitab Akhlaq Lil
Banin Karangan Umar Bin Ahmad Baraja‟. Tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji adab murid terhadap guru
menurut Umar bin Ahmad Baraja‟ dalam kitab karangannya (akhlaq lil banin).
Pertanyaan yang ingin dijwab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimana adab
murid terhadap guru dalam kitab akhlaq lil banin karya Syaikh Umar bin Ahmad
Baraja‟? (2) Bagaimana relevansi kitab akhlaq lil banin dengan adab murid
terhadap guru dalam pendidikan Islam?
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................. i
xiii
A. Biografi Pengarang Kitab Akhlaq Lil Banin ................................................ 21
1. Muqaddimah .......................................................................................... 31
6. Tentang Allah Sifat Allah Yang Maha Suci Lagi Maha Tinggi ............ 33
11. Tentang Anjuran untuk Beradab dan Rajin ketika Berada di Rumah ..... 36
14. Tentang Anjuran kepada Seorag Anak untuk Berbakti kepada Ibunya . 37
xiv
17. Tentang Kasih Sayang Seorang Ayah .................................................... 39
23. Tentang Anak yang Suka Menyakiti Hati Orang Lain ........................... 44
30. Tentang Bagaimana Seorang Pelajar Menjaga Peralatan Milik Sekolah? .49
BANIN ............................................................................................................... 57
A. Etika Murid terhadap Guru dalam Kitab Akhlaq Lil Banin karya Syaikh Umar
xv
B. Relevansi Etika Murid terhadap Guru dalam Kitab Akhlaq Lil Banin dengan
A. Kesimpulan .................................................................................................. 70
B. Saran ............................................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan akal, manusia dapat memperoleh ilmu. Dengan ilmu tersebut manusia
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Ilmu merupakan
Mengkaji ilmu itu merupakan pekerjaan mulia, karena banyak orang yang
keluar dari rumahnya untuk mencari ilmu dengan didasari iman kepada Allah
pekerjaan yang memerlukan perjuangan fisik dan akal, maka Nabi pernah
bersabda bahwa orang yang keluar untuk mencari ilmu akan mendapatkan
pertolongan dari Allah, karena Allah suka menolong orang yang mau bersusah
Dalam mencari ilmu sendiri diperlukan adab dan etika terhadap guru
yang perlu diketahui oleh seorang murid. Adab dan etika murid dapat
1
Wajib atas seorang anak beradab/ beretika dengan adab/ etika yang
baik sejak kecil, agar kehidupannya disenangi banyak orang ketika ia dewasa
nanti. Allah SWT akan ridho padanya, dan keluarganya akan senantiasa
mencintainya.
juga anak-anak kehilangan adab dan sopan santun. Adab kepaa guru, adab
dari binatang adalah akal atau ilmu, akan tetapi di atas ilmu ada yang lebih
urgen yakni adab/ etika. Sebab sebanyak apapun ilmu tanpa didasari dengan
adab/ etika yang baik maka akan menjerumuskan manusia dalam perilaku
2
Secara historis, memang etika guru dan murid sedikit demi sedikit
sudah mulai terkikis oleh arus globalisasi. Banyak murid yang tidak
tidak manfaat dan tidak barokah. Menyangkut hal ini, Sa‟id Hawwa (2006:
410) menegaskan bahwa, “Etika yang buruk membuat seseorang mustahil bisa
mengambil ilmu dan manfaat dari para syekhnya”. Dengan kata lain, seorang
penulis memilih kitab akhlaq lil banin sebagai rujukan dan juga analisis adab
murid terhadap guru. Akhlaq lil banin merupakan kitab yang dikarang oleh
gambaran tentang bagaimana adab yang baik seorang murid terhadap gurunya.
Beliau berpesan bahwa wajib seorang murid beretika/ beradab baik terhadap
gurunya agar Allah SWT meridhoi jalan dalam ia menuntut ilmu. Seorang
murid juga wajib menjauhi etika/ adab yang tercela agar tidak menjadi orang
yang dibenci oleh Tuhannya, agar mendapat barokah ilmu dari gurunya.
Untuk mengetahui apa saja etika/ adab yang baik seorang murid
3
BANIN KARANGAN UMAR BIN AHMAD BARAJA’ “. Dalam penelitian
ini penulis membatasi penelitian kitab. Pembahasan dibatasi hanya pada jilid I
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana adab murid terhadap guru dalam kitab akhlaq lil banin
3. Bagaimana relevansi kitab akhlaq lil banin dengan adab murid terhadap
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui adab murid terhadap guru dalam kitab akhlaq lil banin
3. Untuk mengetahui relevansi kitab akhlaq lil banin dengan adab murid
D. Manfaat Penelitian
4
2. Dapat dijadikan rujukan yang tepat untuk mengembangkan pendidikan ke
E. Kajian Pustaka
digunakan dalam penyusunan skripsi ini dan menghindari tumpang tindih dari
dengan penelitian ini. Peneliti telah melakukan beberapa kajian pustaka. Dari
karya-karya yang peneliti jumpai, data yang dapat dijadikan acuan kajian ini
2018, yang mengangkat tema etika dengan judul “ Etika Murid Terhadap
5
“ (Raihanah, 2018). Kesimpulan dari skripsi ini adalah mengetahui etika
Zarnuji
Banin Jilid I Karya Syaikh Umar Bin Ahmad Baraja‟ dan Relevansinya
bagi Siswa MI”. (Izzah: 2013). Kesimpulan dari skripsi ini adalah
mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter yang ada dalam kitab akhlaq lil
banin karya Umar bin Ahmad Baraja‟ dan relevansinya bagi siswa MI.
Islam (PAI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, 2016, yang
menggunakan beberapa kitab akhlak dan salah satunya adalah akhlaq lil
6
1. Raihanah mengangkat tema tentang etika murid terhadap guru dalam kitab
penelitian yang sama yaitu tentang etika murid terhadap guru akan tetapi
yang ada dalam kitab akhlaq lil banin karya Umar bin Ahmad Baraja‟.
keduanya mengambil dari kitab dan nama pengarang yang sama namun
penelitian Aan adalah tentang pembelajaran akhlak yang ada dalam kitab
akhlaq lil banin karya Umar bin Ahmad Baraja‟ yang diterapkan di salah
7
etika seorang murid. Walupun keduanya mengambil dari kitab dan nama
diketahui bahwa sudah ada skripsi yang mengkaji tentang pemikiran Umar
Bin Ahmad Baraja‟. Namun judul dan fokus pembahasannya berbeda dengan
penelitian yang penulis lakukan. Skripsi ini mengkaji tentang etika seorang
murid terhadap guru dalam kitab akhlaq lil banin karya Umar bin Ahmad
Baraja‟ .
F. Kajian Teori
1. Pengertian Etika
pula ulama yang mengatakan bahwa akhlak merupakan etika dalam Islam.
Secara etimologis kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos
dan ethikos, ethos yang berarti sifat, watak, adat kebiasaan, tempat yang
baik. Ethikos berarti susila, keadaban atau kelakuan dan perbuatan yang
baik. Kata “etika” dibedakan dengan kata “etik” dan “etiket”. Kata etik
berarti kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau nilai
mengenai benar atau salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Adapun kata etiket berarti tata cara atau adat , sopan santun dan lain
8
Sedangkan secra terminologis etika berarti pengetahuan yang
membahas baik buruk atau benar tidaknya tingkah laku dan tindakan
2007: 3).
dalam kamus istilah pendidikan dan umum dikatakan bahwa etika adalah
bagian dari filsafat yang mengajarkan keluhuran budi. (Asmaran, 1999: 6).
a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
(tunggal) dari akhlak yang memiliki arti kebiasaan, perangai , tabiat, budi
pekerti. (Yunus, 2007: 120). Tingkah laku yang sudah menjadi kebiasaan
dan timbul dari manusia dengan sengaja. Kata akhlak dalam pengertian ini
9
firman Allah SWT merupakan pemberian menjadi Rosul Allah. (Yatim,
yang agung”
kesamaan makna yaitu kebiasaan dengan baik dan buruk sebagai nilai
control.
dipakai sebagai nomina (kata benda) atau sebagai adjectiva (kata sifat).
Jika kata “moral” dipakai sebagai kata sifat artinya sama dengan “etis”
atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya, dan jika dipakai
sebagai kata benda artinya sama dengan “etika”. (Bertens, 2011: 7).
merupakan nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia. Sedangkan
etika merupakan ilmu dari akhlak atau dapat dikatakan etika adalah ilmu
2. Pengertian Murid
Murid sering disebut juga dengan peserta didik atau siswa. Siswa
10
mempunyai posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Dalam proses
muridan yang berarti orang yang menginginkan (the willer), dan menjadi
salah satu sifat Allah swt yang berarti Maha menghendaki. Pengertian
seperti ini dapat dimengerti karena seorang murid adalah orang yang
3. Pengertin Guru
Niketan atau rumah damai untuk tempat para guru mengamalkan tugas
atau al-Ustadz, dalam hal ini juga mempunyai pengertian orang yang
Kitab akhlaq lil banin adalah salah satu kitab yang membahas
secara detail tentang akhlak yang harus dipunyai oleh seseorang dan harus
11
ditanamkan kepada anak sejak kecil, sejak masa kanak-kanak.
kepribadian muslim yang terdidik dan beradab serta berguna bagi diri dan
bangsa.
kedua akhlak kepada sesame manusia ini dibagi lagi ke dalam akhlak
kepada kedua orang tua, akhlak kepada guru dan akhlak kepada teman.
a. Pendidikan
12
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.
b. Pendidikan Islam
Secara bahasa ada tiga kosa kata yang umum digunakan untuk
ta‟dib.
alam mendapat kuasa dari Allah untuk mewakili dan sekaligus sebagai
manusia sebagai bagian dari alam memiliki potensi untuk tumbuh dan
13
pertumbuhan dan perkembangannya bersama dengan alam. (Sudarto,
2018: 52).
kata dasar „allama, yu‟allimu dan ta‟lim yag berarti mengajar atau
14
Secara etimologi ta‟lim berkonotasi pembelajaran yaitu
Tuhanya.
terpuji. Jadi, ta‟dib adalah usaha yang dilakukan secara continue untuk
15
Istilah ta‟dib dalam pendidikan dipopulerkan oleh syekh
bahwasanya ilmu dan segala sesuatu yang terdiri dari hirarki yang
G. Metode Penelitian
16
1. Jenis penelitian
Tujuan yang ingi dicapai jenis penelitian skripsi ini adalah peelitian
agama, sosial, politik dan budaya. Metode seskriptif ini bertujuan untuk
2. Sumber Data
terutama buku-buku tentang etika baik itu karya Umar bin Ahmad Baraja‟
maupun lainnya.
17
Data Sekunder adalah sumber data yang langsung dikumpulkan
oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber data primer. Dapat juga
2010: 129). Atau dapat juga berupa kitab-kitab, buku-buku dan lain
mengolah bahan penelitian (Zed, 2004: 3) dari berbgai buku dan karya
data pokoknya yaitu kitab akhlaq lil banin kemudian data dari buku-buku
4. Analisis Data
a. Deduktif
18
pendidikan karakter secara umum kemudian dilakukan penarikan
khusus.
b. Induktif
Bab II Landasan Teori. Pada bab ini berisi biografi naskah yaitu
biografi pengarang kitab akhlaq lil banin dan sistematika penulisan kitab
Bab III mengenal kitab akhlaq lil banin , yang membahas tentang latar
Bab IV analisis karya Umar bin Ahmad Baraja‟ yang secara khusus
19
Bab V Penutup. Pada bab ini merupakan bagian akhir penulisan yang
20
BAB II
hampir dipelajari seluruh santri di Indonesia seperti kitab akhlaq lil Banin
jilid 1- 4 dan akhlaq lil banat jilid 1- 3. (Depag RI, 2003: 30). Umar bin
(Https://pondokpesantrenalwashilah.ponpes.id/kitab/)
Sejak kecil Umar bin Ahmad Baraja‟ dibesarkan dan dididik oleh
kakeknya dari keturunan pihak ibu, yang bernama syaikh Hasan bin
ilmu nahwu dan fiqih. Silsilah Umar bin Ahmad Baraja‟ berasal dari kota
syaikh Sa‟ad, yang memiliki julukan (laqab) Abi Raja‟ (yang selalu
agama dan bahasa Arab dengan tekun, sehingga dia menguasai dan
memahaminya. Berbagai ilmu agama dan bahasa Arab dia dapatkan dari
21
ulama, ustadz, syaikh, baik melalui pertemuan langsung maupun melalui
Syafi‟i itu didirikan dan dibina al-Habib al-Imam Muhammad bin Ahmad
22
n. Syaikh Muhammad Mursyid (Mesir) keduanya tugas mengajar di
Indonesia
yaitu:
l. Al-habib Hasan bin Ismail bin Syaikh Abu Bakar („Inat, Hadramaut,
Yaman)
m. Al-habib Ali bin Zein al-Hadi, al-Habib Alwi bin Abdullah bin Syahab
p. Al-habib Ali bin Zein Bilfaqih (Abu Dhabi, Uni Emirat Arab)
23
r. Sayyidi Muhammad al-Fatih al-Kattani (Faaz, Maroko)
(Dikutip dari Majalah al-Kisah 2007: 89). Umar bin Ahmad Baraja‟
keikhlasan dalam segala amal perbuatan duniawi dan ukhrawi. Dia tidak
ibadah. Ini karena sifat tawadhu‟ dan rendah hatinya sangat tinggi. Dalam
beribadah, dia selalu istiqamah baik sholat fardhu maupun sholat sunnah
qabliyah dan ba‟diyah. Sholat dhuha dan tahajud hampir tidak pernah dia
Sifat wara sangat tinggi. Perkara yang meragukan dan syubhat dia
(semangat membela Islam) dan iri dalam beragama sangat kuat dalam
misalnya dalam menutup aurat, khususnya aurat wanita, dia sangat keras
24
dan tak kenal kompromi. Dalam membina anak didiknya, pergaulan bebas
tulis, disebabkan beliau menguasai bahasa Arab dan sastranya, ilmu tafsir
dan hadist, ilmu fiqh dan tasawuf, ilmu sirah dan tarikh. Ditambah
karya syaikh Umar bin Ahmad Baraja‟ dari Surabaya. Sudah sekitar 11
judul buku yang diterbitkan, seperti kitab akhlaq lil banin, kitab akhlaq lil
Secara tidak langsung syaikh Umar bin Ahmad Baraja‟ ikut mengukir
niatnya agar buku-buku ini menjadi jariyah dan bermanfaat luas, pada
25
tinggi. Menurut syaikh Musthofa bin Ahmad bin Umar Baraja‟, cucu dari
putra tertuanya, cukup banyak dan belum sempat dibukukan. Selain itu,
1971, bersama K.H Adnan Chamim, setelah mendapat petunjuk dari al-
Habib Sholeh bin Muhsin al-Hamid (Tanggul) dan al-Habib Zein bin
teguh pada ajaran Ahlussunnah Wal Jama‟ah, yang dianut mayoritas kaum
kepada ahlul bait nabi, para sahabat. Semuaya bersumber dari Rasulullah
SAW.
panggilan Rabnya pada hari Sabtu malam Ahad tanggal 16 Robius Tsani
26
Jasad mulia itu dikuburkan di makam Islam Pegirian Surabaya. Prosesi
tanah air. Di Jawa Timur antara lain Ahmad bin Hasan Assegaf,
Setelah itu, tahun 1951-1957, bersama Al-habib Zein bin Abdullah al-Kaff,
dana yang cukup besar, beliau juga menggalang dana untuk kebutuhan
para janda, fakir miskin dan yatim piatu, khususnya para santrinya, agar
27
sekaligus mengusahakan biaya perkawinannya dengan dukungan dana dari
mengajar di rumah pribadinya, pagi hari dan sore hari, serta majelis ta‟lim
atau pengajian rutin malam hari. Karena sempitnya tempat dan banyaknya
Yayasan Perguruan Islam atas namanya, Umar Bin ahmad Baraja‟. Ini
Hingga kini masih berjalan, di bawah asuhan putranya syaikh Ahmad Bin
Ahmad Baraja‟
adalah halaman judul yang diikuti nama pengarangnya yakni Umar bin
Ahmad Baraja‟. Halaman berikutnya adalah halaman hak cipta dan penerbit
Sistematika penulisan kitab akhlaq lil banin karya Umar bin Ahmad
Baraja‟ terdiri dari 33 sub tema yang didahului dengan mukadimah. Dari 33
mengenai adab-adab yang harus dipunyai oleh seorang anak, yaitu dengan apa
seorang anak beradab, seorang anak yang jelek akhlaknya, seorang anak yang
baik akhlaknya, adab seorang anak ketika berada di rumah, adab seorang anak
ketika berada di jalan, adab seorang anak ketika berada di sekolah, adab
28
seorang anak terhadap gurunya, dan juga nasihat-nasihat terhadap seorang
anak.
Lebih singkatnya penulisan kitab akhlaq lil banin Jilid I adalah sebagai
berikut:
3. Muqadimah
n. Kasih sayang seorag ayah sama halnya kasih sayang seorang ibu
terhadap anaknya
29
o. Adab seorang anak terhadap ayahnya
30
BAB III
Kitab akhlaq lil banin karya syaikh Umar bin Ahmad Baraja ini
merupakan kitab akhlak tingkat dasar yang sangat penting dipelajari, dan kitab ini
dapat dijadikan rujukan sebagai modal dasar mempelajari akhlak. Metode yang
digunakan pun juga mempermudah pembaca dalam memahami isi kitab tersebut,
Karena kitab tersebut bertulisan huruf Arab beserta harokatnya lengkap dengan
Kitab akhlaq lil banin juga membahas permasalahan yang dibagi per sub tema.
Kitab ini secara struktural terdiri dari 33 sub tema, ditambah satu muqadimah dan
1. Muqadimah
akhlak dan adab bagi seorang anak. Akhlak dan adab adalah dua hal yang
ٖٓ ضشِن دج ألسِن ثُذـ٘ز٣ ُٕض أُٞ ث٠ِجذخ ػ٣ ُضُٞضشِن ث٣ دٔجطث
,ِٚٛ أّٚذذ٣ٝ , ّٚ عدٚ٘ ػ٠غظ٣ : ٙ ًذغ٠دج كٞق ٓذذ٤ ُضؼ، ٙصـغ
ال أدض ٖٓ ثُّ٘جٝ , ِٚٛ ثّٚذذ٣الٝ ّٚ عدٚ٘ ػ٠غظ٣ ال: جٕٛ ٌٓغٌٞ٣ ال٤ً
ؽ
31
Wajib atas seorang anak berakhlak dengan akhlak yang baik sejak
kecil, agar kehidupannya dicintai kelak ketika dia dewasa. Allah SWT akan
senantiasa meridhai anak yang mempunyai adab, dan keluarganya juga akan
adab, menjauhi dari akhlak tercela, agar Allah SWT senantiasa meridhainya.
وجغغ٣ الٝ , ٟ ثألط٠ِصذغ ػ٣ٝ , ثظغ ٓغ ثُّ٘ج ؽٞض٣ٝ ’ ٚٓ ًال٠صضم ك٣ٝ
Seorang anak yang beradab dia akan memuliakan kedua orang tuanya,
para guru/ ustadznya, dan para saudara yang lebih tua darinya serta semua
orang yang lebih tua darinya. Menyayangi saudara yang lebih kecil.
ٞٛ ٖٓ ّذضغ٣ الٝ , ٚأؿج صظ صٝ ٚ٣ثُضٝ ضأ ص ح ٓغ٣ ال: هخُٞثُضثُٞؼَٔ ث٣ ٕأ
orang tuanya, para ustadznya. Ia tidak menghormati orang yang labih tua
darinya, tidak menyayangi orang yang lebih muda darinya. Apabila dia
32
berkata selalu berbohong mengeraskan suaranya apaila tertawa, suka memaki,
menyombongkan diri. Dia tidak malu kalau berbuat sesuatu yang tercela, dan
.ٜٚٔل٣ب ال٤ً ََ ك
Pada tema ini dikisahkan seorang anak yang bernama Ahmad dan
ayahnya. Ahmad seorang anak kecil yang beradab, oleh karena itu ayahnya
mencintai. Ahmad selalu bertanya tentang apa yang dia belum mengerti
kepada ayahnya.
6. Tentang Allah Sifat Allah Yang Maha Suci Lagi Maha Tinggi
yang baik
ِّْ د٘ج ٗلضخ سؼثٗز ثثُطّؼجّ ُ٘أ ًَ ٓجٜ ك, ش٤ثٕ أدج ٗج هض سغج ٖٓ ثُذ
ّ , ٠ج أس٣
33
: ٖ٤ٌُِٖٔ أٓج صؼٝ , ٘ج٤ُ٘ظغ ث٣ ثٕ أدج ٗج ال, ٠ج أسضى٣ وز٤ دو: ج ٓذ ّٔضٜكأجج د
ّ ٕأ
. ٘ج٤ُ٘ظغ ث٣ ٟ ثُظٞٛ ثّللا ّ
karena ayahnya sedang keluar rumah, maka ayahnya tidak akan tahu. Akan
katamu wahai saudaraku, dan aku bersyukur sekali atas nasihat yang baik ini”.
فٞؿٝ ّٚ عدٚ٘ ػ٠غظ٣ : غ٤ُض ثُٔطُٞظث ثٛ ٓج أؿؼض. غ٤ُض ٓطٝ ٖدـ
. ثُجّ٘زِٜٚضس٣
Pada tema ini meneritakan seorang anak yang bernama Hasan. Hasan
adalah seorang anak yang ta‟at. Betapa bahagianya seorang anak yang ta‟at
seperti Hasan. Allah SWT akan ridho padanya dan kelak akan dimasukkan ke
dalam surga-Nya.
34
9. Tentang Anjuran Untuk Mencintai Nabi Muhammad SAW
جخ٣ , ٠ُ صؼجٝ ٚٗ ؿذذج, ي إٔ صؼظّْ عدّي٤ِجخ ػ٣ ًٔج: خ٣ُض ثأل صُٞج ثٜ٣أ
ٖ٣ ػِّٔ٘ج ص٠ ثُّظىّٚٗ ال, ُ٘لـيٝ ي٣ثُضُٞ أًثغ ٖٓ ٓذذّضيّٚ صذذ٠ّ دض, ٚدٔذذّض
ثطث. ثالصحٝ ألسالم٠ر ُ٘ج كٝ هضّٙغ٤صٝ , أكعَ ثُّ٘ج ؽِٚ كجؼ, ّٚأدذ
Pada tema ini dianjurkan kepada seorang anak yang beradab untuk
nabi Muhammad melebihi cintamu kepada kedua orang tuamu, karena nabi
Muhammad lah yang mengajarkan kepada kita tentang agama Islam dan apa
saja tentang Islam. Apabila engkau telah mencintai nabimu, maka ikutilah di
, ٚ٣ثُضٝ ّذضغ٣ ٕ دأ, ُٚ ٓ٘ؼ٠ ثأل صح كى٠غث ػى٣ ُٕض أُٞ ث٠ِجخ ػ٣
35
memelihara peralatan yang ada di rumah. Memelihara hewan yang dipelihara
di rumahnya.
11. Tentang Anjuran Untuk Beradab Dan Rajin Ketika Berada Di Rumah
ذجكع٣ ٕأٝ , ٘ج ّ ٓذ ٌّغث٣ ٕ أٖٚٓ ػجص صٝ . ًٚضذٝ ٚ د٘ظج كز ٓال دـ٠٘ؼض٣ٝ
ـٔغ٣ ٕأٝ , هضش ثُِّؼخٝ ٠ِؼخ ثأل ك٣ الٝ , ٚؿٝطج ُغ ص ع٣ٝ , ٚثصِٞ ص٠ِػ
. عثٝضث ٓـغ٤ؿؼ
Abdullah anak yang beradab serta rajin ketika berada di rumahnya. Dia
belajar, waktu bermain pun dia gunakan untuk bermain. Abdullah selalu
meminta restu kedua orang tuanya dengan mencium tangan kedua orang
tuanya ketika akan pergi, sehingga Abdullah mendapat ridho kedua orang
seorang ibu terhadap anaknya. Seorang ibu tidak kenal lelah sedari ia
36
mengandung, melahirkan mendidik dan membesarkanmu. Seorang ibu akan
, ج ُيٜػظْ ٓذذّضٝ , ضي٤ صغ د٠خ ! ث طث ػغكش صؼخ أ ّٓي ك٣ُض ثأل صُٞج ثٜ٣ث
ٙظٜي ثال إٔ صؼَٔ د٤ِٓج ػٝ أ ّٓيٟج ؟ غذؼج ثّٗي ال صوضعإٔ صجؼٜ٣كذٔج طث صجؼ
Pada tema ini perintah untuk seorag anak beradab kepada ibunya. Hendaknya
seorang anak melaksanakn perintah dari ibunya dengan rasa yang tulus dan
ibumu.
14. Tentang Anjuran Kepada Seorang Anak Untuk Berbakti Kepada Ibunya
ٕ ثؿضأ طٝ , غث٤ كذؼٕ ًث, ّٚٓ ّ ٓغظش أٞ٣ طث سٝ , ّٚٓ ُض دج ّع دأٝ صجُخ
ج سج صٛ ج ٓج ػ٘ضّٜٗ ال, جٜٓ شض٤ُ ش٤ ثُذ٠ج كٛ جِؾ ػ٘ض٣ ٕ أ: ٖٚٓ أ ؿج صظ ص
ؼث٣ الٝ , ضث٣ كلغح صج ُخ كغ دج كض, جٜش ٖٓ ٓغظ٤ كل, ّ ّج٣ دؼض أٝ . ٓز
merawat ibunya yang sakit. Senantiasa ia merawat ibunya dengan penuh kasih
37
15. Tentang Anjuran Menyayangi Seorang Ayah
مّٞ ثُـٝ ثُ ّض ًج ّ ٕ أ٠ُخ ثٛ ظ٤ ك, ثُذ ّغٝ ثُضّؼخ٠ِش صج دغث ػ٤ٖٓ ثُذٞ٣
anaknya. Seorang ayah dengan sabar dan ikhlas mencarikan rezeki untuk anak
dan istrinya setiap hari. Seorang ayah juga memberikan kasih sayang kepada
anaknya sama halnya kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, walaupun
lelah dan letih ayahmu bahagia dan ikhlas ketika meliht anaknya tersenyum.
كؼلش, ػ٘ي عدّي٠ عظ, ي٣ثُضٝ ش٤ كج ط ث أعظ. عغّى٣ ثالّ ػٖ كب
ayahnya, Senantiasa seorang anak meminta restu dan rido kepada ayahnya
sebagaimana ia meminta restu dan ridho kepada ibunya. Apabila kedua orang
38
tuamu ridho terhadapmu, niscaya Tuhanmu pun akan ridho terhadapmu, maka
عِٞغٝ , ٕ ثٞ٤ظث ء ثُذ٣ ٖٓ ثٙٞ أدًْٜٚ ٓغّر ٓ٘ؼٝ , صُٞ٘ض ػٝ ًَجٕ ُغ ج
٠ ثُوػّ كٚع
َ كؼ, ّ ظغح هطّجٞ٣ طث سٝ .ٚٓ ـٔغ ًال٣ ُْ ٌُٖٝ , ثألكججع
ٖٓ ك ّضر, ًَ أ٣ٝ أ, ّ٘ج٣ ٕـضطغ أ٣ ِْ ك, ضث٣جّغ كضٞ كض, جٜ جغد٠ دضّىِٚعج
ثٖٔ ثألصٝ خ٤ أل جغر ثُطّذ: غث٤ ًثٚ٤ِسـغ ػٝ , ذج٤ غذٙٞ أدُٚ كض ػج, جغُٞث
دؼض ٓ ّضرٝ . ؼج٣ ؿغُٙضٝ ٠لضل٣ ٕذذخّ أ٣ ّٚٗ ال, ذجٍ دظُي٣ ُْ ٌُٖٙٞ أدٝ , ز٣ٝ
ؼَٔ صثةٔج٣ ٕ أ٠ِ ػٙض أدجٛ ػجٝ , ذز٤ ثُوذٚ كضج ح ٖٓ ػجصص, ُضُٞ ث٠صؼج كى
Pada tema ini diceritakan seorang anak yang durhaka kepada ayahnya.
Pada suatu hari anak itu digigit binatang yang menyebabkan dia sakit beberapa
biaya yang mahal untuk pengobatannya. Akan tetapa sang ayah tak
memperdulikan hal itu, keinginan sang ayah hanya ingin anaknya sembuh.
Selang beberapa hari sang anak sembuh, kemudian anak durhaka tersebut
39
18. Tentang Adab Seorang Anak Laki-laki Terhadap Saudara-saudaranya
لغح٣ ٕ كئ طث أعص س أ، ي٣ ُضٝ دؼض، ي٤ُصي أهغح ثُّ٘ج ؽ إٞأسٝ صيٞإ س
، غر٤أسضي ثٌُذٝ ، غ٤ دأٗضذضغّ أسي ثٌُذذ: ْٜ كضأ ّص ح ٓؼ، أ ّٓيٝ ىٞٓ٘ي أد
ٔج دجثُعّغحٜ٣ إٔ ال صؤطٝ ، ذز٤عج ٓذذّز صذ٣ٔج أّٜصذذٝ ، غر٤أسضي ثُصّـٝ
٠ِػٝ أ، ُؼذز٠ِػٝ أ، ّ صسَ د ّٔج٠ِ ػ، أسضيًٝظُي ال صض٘جػع ٓغ أسي ثٝ
perempuan. Dikarenakan saudara adalah orang yang terdekat setelah ayah dan
ibumu. Hormati dan dengarkanlah nasihat dari saudara yang lebih besar.
Berilah kasih sayang terhadap saudaramu yang lebih kecil. Janganlah kau
bercanda dengan mereka. Maka sesungguhnya hal itu termasuk perkara yang
dapat membuat kedua orang tuamu bahagia dan membuat kedua orang tuamu
ridho terhadapmu.
40
19. Tentang Dua Saudara Yang Saling Mencintai
ّج٣ٞج ؿٜ٘ٓ ٕغجؼج٣ٝ ، ثُٔض ؿز ٓؼج٠ُذجٕ إٛ ظ٣ : ٕثٕ ٓضذذّجٞأدٔض أسٝ ٠ٌّ َِِػ
ٔجٜ٘ٓ كغح، ٔجُٜ ّٔجؿٔغ ثألؿضجط دوصّضٝ . هش ثُّؼخ ٓؼجٝ ِٕؼذج٣ٝ ، ثُٔضعؿز
٢ّ ِ ػ٠ُالص إٝجثألّٜ٣ث أٝ ثٗظغ: ٍهجٝ ، ظ٤ٓ ٔج أٓٔج ثُضّالٜٓض دٝ ، ز ثُلغح٣ؿج
ؿؼجصر٠ث كٞل٤ٖ ُضؼ٣ٖٞ ثألس٣ظٛ َؼجٓث٤ٔث جٌٞٗٞ ك، ٔجٛ ٓج أؿؼض، أدٔضٝ
. ٘جءٛٝ
Pada tema ini diceritakan tentang dua saudara yang bernama Ali dan
Ahmad. Kedua anak ini adalah saudara saling mebantu dalam segala hal. Baik
di rumah atau pun disekolah. Apabila salah satu di anatara mereka mempunyai
sang guru mendengar kisah keduanya, ia pun ikut berbahagia dan memuji
keduanya di hadapan murid yang lain. Dan berkata “Lihatlah wahai anak-anak
kepada Ali dan Ahmad, alangkah berbahagia keduanya, jadilah kalian semua
seperti dua saudara ini, agar kalian hidup dalam kebahagiaan dan kegembiraan.
ًْٓغض أدضٝ أ، ج ص٤ ألػ٠صج كٞ سص، هشٝ هضج دؼضٝ ْٛعٝؼ٣ٝ ، ْٛثٓغٝأ
ثٞٗذؼٕ إطث دؼ٣ٝ ، ثٞلغح إطث كغد٣ ٕأٝ ،هضّ ٖٓ ؿلغٝ أ، ُضٞٓ ُٚ ُضٝٝ أ،
41
ّ ٌثّغ٣ٝ ، ذج٣ق ٓـضغ٤ؼ٣ ، ٚ ثهغد٠ُذـٖ إ٣ ُٟض ثُّظُٞ ث. ٚأهجعدٝ
، ّٚللا عػه
beradab terhadap kerabatnya. Seorang anak yang berakal, yang dicintai itu
bersilaturahim sesekali waktu. Kerabat akan bahagia apabila kerabat yang lain
juga bahagia, begitupun apabila ada kerabat yang sedih maka kerabat yang
lain juga sedih. Janganlah seorang anak mempunyai adab yang buruk
terhadap kerabatnya, karena hal itu dapat membuat murka kedua orang tua dan
berbuat baik kepada kerabatnya akan hidup dalam kedaan nyaman, Allah
ٕذخّ أ٣ٝ . أدض٠ِضٌذّغ ػ٣ ال، خ٣ثظغ أصٞ ٓضٌُّٚ٘ ، ٢ُ٘ض ؿٝ ٠ٓصطل
٠ ٓصطلٟ عآ، ّٞ٣ طثسٝ . ٚث ٖٓ أهجعدّٞٗٔجإطث ًج٤ال ؿٝ ، ٖ٤ـجػض ثُٔذضجج٣
خ ٓـغػجٛطٝ ، ٚ هِذُٚ كغّم، دج ٓٔ ّؼهجِٞذؾ ث٣ ّٚٔ ثدٖ ػٞٛٝ ٠٤ذ٣ ٚذ٣هغ
٠ّٔ جثدٖ ػ٣ َّ صلع: هجةالٙض٣ ٠ُ إِّٚٔ كـ، ضث٣دج جضٞ ثٚ٘ٓ أسظٝ ، ُٚ ٓ٘ؼ٠ُإ
، عٞٓءصجٕ دجثُ ّضِٞٔٓ ٙ٘ج٤ػٝ جِٜ كوذ، ّٚ٣ضُٜ ثٙظٛ ٠ّ٘ٓ َ ثهذ، حٞثُٔذذ
42
ٙظٜ د، ٠ثُض ٓصطلٝ ِْ ُ ّٔج ؿ. ٚٗ إدـج٠ِغث ػ٤ ًثٙكٌغٝ ، عثٝؿغٝكغدج
أسالم
kerabatnya yang bernama Yahya. Musthofa adalah anak orang kaya yang
rendah hati. Pada suatu hari ia melihat Yahya mengenakan pakaian yang
yang kemudian diberikan kepada Yahya, seraya berkata “Silahkan wahai anak
menerimanya dengan matanya penuh dengan air mata karena bahagia dan
ي إٔ صـضؼَٔ ثألسالم ثُذـ٘ز٤ِجخ ػ٤ ك. ضي٤ د٠لضـَ ك٣ ٟثُّظٞٛ سجصٓي
ٙالصؤطٝ ، ق٤ دٌالّ ُطٌِّٚٔ ك، ٔج دلبٛثُشجصٓز كئطث أٓغس أدضٝ ّٓغ ثُشجص
إطثٝ ٚؿجٓذٝ ، دغكنٚ ؿِط٠ِ ػّٜٚ دَ ٗذ، ٙغٜ٘إطث ؿِػ كالصٝ , ٚ٤ِصضٌذّغ ػٝأ
43
ٚ٘ٓ صـٔغٝ ث، ي٤ِضجغّأػ٣ال٤ً ، ٚالصٔؼح ٓؼٝ ، إالّدوضع ثُذججزٌِّٚٔالصٝ
. غ الةن٤ًالٓج ؿ
di rumahmu. Dia melakukan segalah hal dan pekerjaan yang ada di rumah.
Wajib bagi seorang anak berakhlak baik kepada pembantunya, baik pembantu
terhadapmu.
ٍطثس ٓ ّغر هجٝ ، ٚذض٤ـٔغ ٗص٣ ُْ ٌُّٚ٘ٝ ، ٙٞ أدًْٚ ٗصذٝ . ّّٔج ثُشض٤الؿٝ
ُضُٞ ُ ّٔج ؿٔغ ث. عٗجٕٞ ٓثَ كؼٝلؼغ٣ٝ ، ْ دلغ ٓثِ٘جٜك، ْٜ٤ِصضٌذّغػٝ
، ذز٤ ثُوذٚصجح ٖٓ ػجصصٝ ، غث٤جًثٜ صأثّغ د، ثُٔغّرٙظٛ ٠ ك، ٚ٤ذز أد٤ٗص
44
Pada tema ini dikisahkan seorang anak kaya raya yang memiliki
lain, terutama kepada pembantu. Pada suatu hari ayahnya berkata, “dengarlah
wahai anakku yang tersayang, sebagaimana kau tidak suka orang lain
menyakitimu, maka janganlah engkau menyakiti hati hati orang lain, karena
engakau menyakiti hati seorang pembantu”. Seketia anak itu tersadar terhadap
nasihat sang ayah yang diberiakn kepadanya. Kemudian dia bertaubat dari
ّصذضـْ أٓجٝ ، ْٛالصٝ دإٔ صذخّ أ: ْٜدِٞكغّح هٝ ، غثٗي٤ُضٓغ جُٞجثّٜ٣كضأ ّصح أ
، ْٜض٤ د٠ٓصغٝ أ، ْٜٓٞٗ هشٝ صيٞصغكغ صٝ أ،غثٗي٤ؼا دجٜعجإٔ صـض٣أ
Pada tema ini diperintahkan seorang anak untuk mempunyai adab terhadap
45
ketika engkau mempunyai rezeki berlebih. Berbagilah kepada tetanggamu
ّٚٗ ال، ٚٗغث٤جٝ ٚح ػ٘ضأؿغثصٞ دـٖ ثالصثح ٓذذ، ّخ ثُوِخ٤ُضغٝدجٓض
ٌظثٛٝ . ْٜ٘ٓ وجغغ أدضث٣ الٝ ْٜضلجصْ ٓؼ٣ٝضشجصْ أ٣الٝ ُْٛضٝ ثٟؤط٣ٓج
ٚآصثد٥ ٖث ّص دذـٞصٝ ثصّذجصٝ ، عٝؿغٝ أٗؾ٠ كٚٗغث٤الص جٝ ٓغ أ، ػجف دجٓض
. ٚخ هِذ٤غٝ ،
Pada tema ini dikisahkan seorang anak yang bernama Hamid dan
tetangganya Hamid adalah seorang anak yang baik hati lagi baik adabnya,
salah seorang mereka ada yang sakitia pun berkunjung ke rumahnya (untuk
dalam kehidupan yang penuh ketenangan dan kebahagiaan, persatuan dan rasa
دؼضٝ ، ثُصّذخ جٔجػز٠ِّص٣ٝ ظّأٞض٣ ّْ ث، ٕٞـضـَ دجثُصّجد٤ ك، ٓذ ٌّغث
46
ّْ ث. لز ٓغصّذز٤ ٗظ، ِذؾ ٓالدؾ ثُٔضعؿز٣ ّْ ث، ٚ٣ثُضٝ صجكخ٣ ثُصّالر
٠ كٚثصٝغصّخ أصث٣ ، لطغ٤ٗدؼض أٝ . ُّّٞ٘ج هذَ ثٜ هض غجُؼ٠ ثُّض، ٚؿٝ٘ظغصع٣
Pada tema ini diperintahkan wajib bagi seorang murid selalu menyukai
، ْٜٔؼح ٓؼ٣ كال، ٚ ٓغ ػٓالة٠ إطث ٓل. ٠ٔل٣ ٞٛٝ ٚوغأًضجد٣ٝ أ، ٠ّ ٘ـ٣ٝأ
ّ
ٚو٣ غغ٠ كٚصجصك٣ ٖٓ ٠ِ٘ؾ ثُـّالّ ػ٣الٝ . ظحُٜٔث ن دجثُضِّٔظ٤ِ٣الٝ
Pada tema ini diperitahkan bagi seoran pelajar atau murid wajib
dengan lurus, artinya ia tidak menoleh ke kanan dan ke kiri jika tidak ada
47
membaca buku sedangkan ia sedang berjalan. Hendaknya seorang pelajar
menjauhi lumpur dan kotoran yang ada di jalan, tidak berdiri di tengah jalan.
salam kepada orang yang ditemuinya di jalan, lebih khususnya lagi jika yang
، ٚٔ هـ٠ُخ إٛ ظ٣ ّْ ث، دجثُٔٔـذزٙٔـخ دظثء٣ ٓضعؿز٠ُظ إ٤ِّٔصَ ثُضٝإطث
ٌِّْض٣الّٝق ٓؼضضال
ّ ثُص٠ كٚٗثٞهق ٓغ إسٝ م ثُجغؽ
ّ إطث صٝ . ٚصجكذ٣ٝ
. ٌٕٞؿٝ ءٝضٛ َّ ٌ د، ِّْ دؼض إكجعر ثُٔؼِٚضسَ كص٣ ّْ ث، ِْٜؼخ ٓؼ٣ٝأ
pintu dengan perlahan, masuk dengan penuh adab, memberi salam kepada
48
Apabila bel telah berbunyi, berbaris secara rapi janganlah bersenda
gurau, kemudian masuk secara perlahan dan duduk dengan adab yang baik di
ال٤ً جِّٜ ٓذ٠ؼج ك٤ٔج جٜغصّذ٣ ٕ دأ: ٚصٝ أصث٠ِظ ػ٤ِٔذلعج ثُض٣ ٕجخ أ٣
. ّغ٤صضـ
ذجكع٣ ٕ أٚ٤ِجخ ػ٣ ًظُي، ٚثصٝ أصث٠ِذجكع ػ٣ ٕظ أ٤ِٔ ثُض٠ِجخ ػ٣ ًٔج
ّ ِْؼِّٔي ثُؼ٣ٝ
ذذّي٣ ّٚٗ ً َّ طُي ألٝ ، ضر٤٘صذي د٘صجةخ ٓل٣ٝ ، ٘لؼي٣ ١ ثُظ
49
ًث٤غث ًٔ ،ج٣ذذّي أدٞى ٝأ ّٓي ٣ٝ ،غجٞإٔ صٌ ٕٞكٓ ٠ـضوذِي ،
ّ
عجالػجُٔجٜٓظدج .كجدضغّ أؿضجطى ًٔجصذضغّ ٝثُض٣ي :دأ ٕ صجِؾ أٓجٓ ٚدأصح
ٝصضٌِّْ ٓؼ ٚدأص ح ٝ ،إطث صٌِّْ كالصوطغ ًالٓ ٌُٖٝ ، ٚثٗضظغ إُ ٠إٕ ٣لغؽ ٓ٘ٚ
ٝ ،ثؿضٔغ إُٓ ٠جِ٣و ٖٓ ٚ٤ثُ ّضعٝؽ ٝ ،إطثُْ صل ْٜك٤تج ٖٓ صعٝؿي ،كج ؿأُٚ
دِطق ٝثدضغثّ :دإٔ صغكغ أصذؼي ث ّٝال ،دض ّ٣ ٠أطٕ ُي ك ٠ثُـّؤثٍ ٝ ،إطث
ؿأُي ػٖ ك٢ء ،كوْ ٝأجخ ػِ ٠ؿؤثُ ٚدجٞثح دـٖ ٝال٣جٞػ إٔ صج٤خ إطث
ؿأٍ ؿ٤غى ،كٜظث ُ٤ؾ ٖٓ ثألصح .إطثأعصس إٔ ٣ذذّي أؿضجطى ،كوْ دٞثجذجصي
أٝصج٢ء ٓضأسغث إالّ ُؼظع صذ٤خ ٝ ،إٔ صذجصع أ٣عج إُ ٠ثُ ّضس ٍٞك ٠ثُلصَ
دؼض ثالؿضغثدز ٝ ،ثدظع إٔ صذخّ ثُضّأ ّسغ كجطث ػجصذي ثألؿضجط صؼضظع أٓجٓٚ
دأػظثع دجغِز ٝأٗضل ْٜصعٝؿي ًِّٜج ٝ ،صضث ّٝػِ ٠دلظٜج ٓٝطج ُؼضٜج ،
السٞكج ٖٓ ثُؼوجح ٝ ،إٔ ال صـعخ إطثأ ّصدي ،الّٗٓ ٚج٣ؤ ّصدي إالّ ُضؤ ّصٟ
ٝثجذجصي ٝ ،ؿٞف صلٌغ ٙػِ ٠طُي إطث ًذغس ٝ .ثؿضظى ٓغ صأص٣ذُ ٚي ٣ذذّي
٣ٝ ،غج ٞإٔ ٣ل٤ضى ٛظث ثُضّأص٣خ ُٝ ،ظُي كجكٌغ ٙػِ ٠إسالص ٚك ٠صغد٤ضي ،
ٝالص٘ؾ جٔ ِٚ٤أدضث ٝ ،ث ّٓجثُضِّٔ٤ظ ثُلجؿضثالدالم ،كجّٗ٣ ٚـعخ إطث أ ّصد ٚأؿضجطٙ
50
Wahai murid yang beradab, sesungghnya gurumu sangatlah lelah
Gurumu berharap kelak engkau di masa yang akan datang menjadi seorang
Duduk dan bicaralah dengan penuh adab dan kesopanan. Apabila engkau ingin
didikannya itu kelak bermanfaat bagimu. Oleh sebab itu bersyukurlah atas
pelajar yang buruk akhlaknya, ia akan selalu marah apabila dididik oleh
ًٔج أّٗي، ثدضرٝ ٓضعؿز٠ أٗش صضؼِّْ ٓغ ػٓالةي ك: خ٤ظ ثُّ٘ج٤ِّٔج ثُضّٜ٣أ
ٖٓ ّثدضغٝ صيْٞ ًٔج صذخّ إسّٜ كِظُي أدذ، ثدضٝ ش٤ د٠صي كٞق ٓغ إس٤صؼ
هشٝ ٠ْ كٜثُؼخ ٓؼٝ ، ّ دلع ثُّ٘ظج٠ِػٝ ثؿضٔجع ًالّ ثألؿضج ط٠ِ ػ،
ٚٗ ٌٓج٠ كٚو٣ دإٔ صعج: ِي٤ٓ الصؤط ػ. ن دي٤ِ٣ الٟػٖ ثُِؼخ ثُّظٝ جح٤ّثُصٝ
51
ء٠صـٝ أ، ٖ دج ّصر٤ دؼٚ٤ُص٘ظغإٝ أ، س ّضىُٚ صصؼّغٝ أ، ٚصٝصشذأ دؼط أصثٝ أ،
ص٘لزٝ أ، قٛ٘ض٣ ٠ٌُ ، عثءُٞ ٖٓ ثٚ٤ِخ ػ٤ دإٔ صص: عج٣ أٙال صؤطٝ ٚثُظّ ّٖ د
ّ صٝ أّٙغ٤ كالصـ، تج٤ كٚ٘ٓ ثطث ثؿضؼغسٝ ، جٜ٤س كّٞ صصٝ أ، ٚٗ أط٠ك
، ّٚؼ٤ع
، ِي٤ٓ إطث صٌِّٔش ٓغ ػ. ٚٗ إدـج٠ِ ػٙثكٌغٝ دـغػزٚ٤ُ إٚأعجؼٝ ، ٚسٞصٝأ
ٍّ
٠الصذِق كٝ ، ٔز٤ُّٔ٘ثٝ ْثُ ّلضٝ ٖٓ ثٌُظحٝ ، خ٤ثٌُالّ ثُوذٝ ثُذـضٝ ثُـعخ
darimu dan sayangilah orang yang lebih muda darimu. Jika engaku ingin
kawanmu ada yang malas maka nasihatilah dia. Bantulah kawanmu jika
52
33. Tentang Nasihat
َ ثكؼ: ج س طثىٛ : ُٚ َ كال صو، تج٤ إطث غِذش ٖٓ أدض ك: خ٤ُض ثُّ٘جُٞج ثّٜ٣أ
ٖٙٓ كعِي ثكؼَ ًظث ثْ ثكٌغٝ أ، َّهَ صلعٝ ٌُٖ ثؿضؼَٔ ثألصحٝ ، ًظث ٓثال
ثطثٝ ، ٚ٘ٓ لغؽ٣ ٕ أ٠ٌُُٖ ثٗضظغإٝ ، ٚٓ ًالٚ٤ِالصوطغ ػٝ ، ٚ٤ُأدض كأصؾ إ
، ز٣ ثُذٌجٙظٛ هض ؿٔؼش٠ّٗ إ: ُٚ َج كال صوٜ هض ؿٔؼض، ز٣دٌجٝ ُي دٌالّ أ٠أص
ثُلغكجرٝثى أّٞ دإٔ صـضؼضَٔ ثُـ: ٗظجكز أؿ٘جٗي٠ِ دج كع ػ. ٌٚ٘ـغهِذ٣ ال٤ً
صوغضٝ أ، ّجى إٔ صٔصّ أصذؼي٣إٝ ، ّغ٤ الصضـ، لز٤ ٗظ٠ صذو٠ّ دض، ّٞ٣ َّ ً
ّّٔج ثٓج٤الؿٝ ، أطٗي٠كٝ أ، ثٗلي٠صضسَ أصذؼي كٝ أ، أظلجعى دأؿ٘جٗي
ٟ كئطث عآ، ٙغ٤ أؿغثع ؿ٠ُُض إُٞضطِّغ ث٣ ٕ أ، ذز٤ ٖٓ ثُؼجص س ثُوذ. ثُّ٘جؽ
ٙظٛ ٖ ججءس٣ ٖٓ أ: ُٚ ؿأ، وغأعؿجُز٣ ٗظغ أدضثٝ أ، جٛ هغأُٚ ـش٤ُ عؿجُز
. ٔجٜٓـٔغ ًال٤ُ ، ٔجٜ٘ٓ هغح، ٕضٌِّٔج٣ ٖ٤٘جض ثثٝٝج ؟ أٜ٤ٓج طث كٝ ، ثُغّؿجُز
Duhai anak yang mulia, jika kamu meminta sesuatu dari seseorang,
atau “lakukan ini”, akan tetapi gunakanlah etikamu dan katakana, “silahkan”,
53
sampai ia selesai berbicara, dan jika ia datang kepadamu dengan perkataan
atau cerita yang sudah engkau dengar maka jangan katakana padanya, “aku
cari rahasia orang lain, jika ia melihat surat yang bukan miliknya ia
mana datangnya surat ini, dan apa isinya?”. Atau menemukan dua orang
mereka.
ٙغ٤ دـ، ٚٔ ٓغؿٝ أٙغ٤ظ ًضجح ؿ٤ِّٔـضؼَٔ ثُض٣ ٕ أ: عج٣ٖٓ هذجةخ ثُؼجصث س أٝ
٠ُ إٙغ ّص٣ ٕ أٚ٤ِثجخ ػُٞثٝ ، ٌِّٚٔض٤ ك، تج ظجةؼج٤ن ك٣ ثُطّغ٠جض ك٣ٝ أٚٗ إط
. ٚ صجدذ٠ُ إٙض٤ؼ٣ ٕذخّ أ٣الٝ أ، ّٙغ٤ـ٤تج ك٤غ ك٤ـضؼ٣ ٕعج أ٣أٝ ، ٌُٚٓج
ًٚضلٝ أٚي عأؿ٣خ دضذغ٤ج٣ ُٕض أُٞ إطث ؿتَ ث: عج٣ز أٖٛٝٓ ثُؼجصس ثٌُٔغٝ
ُّض هصَُٞٔ ثٜ٤ٗخ أ٤ ٖٓ ثُؼ. ٙغ٤ٍ ؿٞثُٔـتٝ ، ثحٞ ثُج٠ُـجعع إ٣ٝ أ،
ٕعج أ٣أٝ ، ذج٤ هذٕٙ ٓ٘ظغٌٞ٣ٝ ٍٞط٣ ٠ّ دضٚط٤صٔلٝ أ، ٚجِوٝ أ، ٙكؼغ
ٚجد٤ذ ّضٍ ث٣ الٝ أ، َـضـ٣ ثٕ الٝ ، ؿجرٝجثألٜ صضغثًْ صذض٠ّ دضٙوِّْ أظلجع٣ال
ًجثُضّغثح، عغّى٣ ء٢ ثدظع ٖٓ ثُِؼخ دل. زٜ٣ عثةذز ًغٚ٘ٓ صشغج٠ّدض
، ٚ ٓالدـ٠ُض دجثّوجح (ثُ ّلشش) كضلضـَ ثُّ٘جع كُِٞؼخ ث٣ ؿجر كوضٝثألٝ ثُّ٘جعٝ
54
٣ٝذضغم جـٔ ، ٚأِ٣ٝؼخ دجألٝؿجر ك٤ص٤ذ ٚثُجغح ٝثُذ ٌّز ٝ ،ثدظع أ٣عجإٔ
صضؼدِن كٞم دججؼ ثُـِّّْ أٝصطِغ ثُوغٓ٤ض ،أٝثُ ّلجغر ،دضّ ٠الصـوػ ،
كىجُٜٞثء ثُّ٘و ّ َّ ً ٠صذجح ُ٤ص ّخ جـٔي :كج ُؼوَ ثُـِ ْ٤ك ٠ثُجـْ ثُـِّ، ْ٤
ٝالصأًَ كجًٜز كجّز أٝػل٘ز ُ ًَٝ ،لج ًٜز ثُّ٘ج ظجز دؼض ؿـِٜججّ٤ضث ،
ػٖ ٝجٜي ٝ .الصأًَ غؼجٓج دػّ ػِٝ ٚ٤الصٌٖ ٓثَ ثألٝالص ثُ ّلغ ٖ٤ٛثُّظٖ٣
ّ
ٝثُظدج ح ٖٓٝ .ثُؼجصثس ثُٔعغّر أ٣عج :ثإلؿغثف ٝثُضذظ٣غكٔثالإطثأػط٠
ك٤عطغّإُ ٠ثٕ ٣ـضض ٖٓ ٖ٣أصذجد ٚإطثثدضجج ثُ ٠ك٢ء ٣ٝ ،ضؼ ّٞص ثُ ّضٖٓ ٖ٣
صـغٝ . ٙأٓج ثُُٞض ثُؼجهَ كئّٗ٣ ٚذخّ ثُضّٞك٤غ ٝثإلصسجع ُٝ ،ظُي ال٣ذضج ج ؿِ٠
kitab orang lain atau bolpoin tanpa seizing pemiliknya, atau menemukan
55
barang tersebut kepada pemiliknya, meminjam sesuatu lalu merubah atau
menjadi pandangan yang tidak enak untuk dilihat. Tidak memotong kukunya
hingga bertumpuk kotoran di bawahnya, tidak mau mandi atau mengganti baju
badanmu sehat maka otakmu pun akan sehat juga. Janganlah memakan
makanan yang terbuka (tak tertutup), janganlah memakan buah yang belum
keruh.
56
BAB IV
A. Analisis Etika Murid Terhadap Guru dalam Kitab Akhlaq Lil Banin
Karena salah satu kesuksesan seseorang dapat dilihat dari situ. Dan kegagalan
seseorang karena tidak mau untuk memuliakan dan mengagungkan ilmu dan
Etika murid terhadap guru yang terdapat dalam kitab akhlaq lil banin
karya Syaikh Umar bin Ahmad Baraja‟ mencakup materi tentang adab/ etika.
Karena adab/ etika merupakan dasar utama bagi seorang murid dalam
menuntut ilmu. Salah satu adab/ etika yang harus dipunyai seorang murid
banyak, antara lain: Meninggalkan sifat ujub, tawadhu‟. Ramah dan jujur
menoleh ketika berjalan dan tidak memandang hal-hal yang dilarang agama,
57
Menjadi seorang murid haruslah berkeyakinan bahwa kemuliaan
gurunya melebihi kemuliaan kedua orang tuanya sendiri. Sebab, dialah yang
ketika sedang menerima pelajaran dari guru dan menenarkannya dengan baik.
agar dia tidak tersinggung. Tidak malu bertanya kepada guru tentang
persoalan yang belum dipahaminya. (Fadlil, 1996: 18). Dalam kitab akhlaq lil
banin pun dibahas secara spesifik (khusus) etika/ adab seorang murid
terhadap guru. Kutipan yang menjelaskan etika/ adab seorang murid terhadap
ّ ِْؼِّٔي ثُؼ٣ٝ
ذذّي٣ ّٚٗ ً َّ طُي ألٝ ، ضر٤٘صذي د٘صجةخ ٓل٣ٝ ، ٘لؼي٣ ١ ثُظ
ّ
دأصحٚٓ دأ ٕ صجِؾ أٓج: ي٣ثُضٝ ّ كجدضغّ أؿضجطى ًٔجصذضغ. ظدجٜٓعجالػجُٔج
ٚ٘ٓ لغؽ٣ ٕ إ٠ٌُُٖ ثٗضظغ إٝ ، ٚٓإطث صٌِّْ كالصوطغ ًالٝ ، دأص حٚصضٌِّْ ٓؼٝ
ُٚ كج ؿأ، ؿيٝتج ٖٓ صع٤ْ كٜإطثُْ صلٝ ، ؽٝ ٖٓ ثُ ّضعٚ٤ِو٣ ٓج٠ُثؿضٔغ إٝ ،
إطثٝ ، ٍ ثُـّؤث٠أطٕ ُي ك٣ ٠ّ دض، الّٝ دإٔ صغكغ أصذؼي ث: ّثدضغثٝ دِطق
ثجذجصيٞ كوْ د، ذذّي أؿضجطى٣ ٕ إطثأعصس أ. ؾ ٖٓ ثألصح٤ُ ظثٜ ك، غى٤ؿأٍ ؿ
خ٤ كالصـ، ّٖ٤هش ثُٔؼُٞ ث٠ّ كٞ٣ َّ ً عٞ ثُذع٠ِثظخ ػٞ إٔ ص: ٠ٛٝ ،
58
َ ثُلص٠ٍ كٞ ثُ ّضس٠ُعج إ٣إٔ صذجصع أٝ ، خ٤ء ٓضأسغث إالّ ُؼظع صذ٢صجٝأ
ٚٓثدظع إٔ صذخّ ثُضّأ ّسغ كجطث ػجصذي ثألؿضجط صؼضظع أٓجٝ ، دؼض ثالؿضغثدز
، جٜٓطج ُؼضٝ جٜ دلظ٠ِّ ػٝصضثٝ ، جًِّٜ ؿيْٝ صعٜأٗضلٝ دأػظثع دجغِز
ٟؤ ّصدي إالّ ُضؤ ّص٣ ٓجّٚٗ ال، إٔ ال صـعخ إطثأ ّصديٝ ، كج ٖٓ ثُؼوجحٞالس
، ضي٤ صغد٠ كٚ إسالص٠ِ ػُٙظُي كجكٌغٝ ، خ٣ظث ثُضّأصٛ ضى٤ل٣ ٕ أٞغج٣ٝ ،
Dari kutipan yang ada dalam kitab akhlaq lil banin di atas, maka dapat
1. Tawadhu‟
orang yang mulia. Tawadhu‟ merupakan salah satu sebab keluhuran dan
59
ثظغٌُٖٞ ثُٔضٝ م ٓجص٘غٞ كٚٗ أٟثظغ عأٞ إطث ص١ثظغ ثُظٞؾ ثُٔض٤ُ
yang tawadhu‟ itu yang ketika merendah menganggap dirinya lebih rendah
harus dimiliki oleh seorang murid dalam menuntut ilmu agar dapat meraih
tentang sifat tawadhu‟ terhadap guru dalam kitab akhlaq lil banin adalah
sebagai berikut :
ثؿضٔغٝ ، ٚ٘ٓ لغؽ٣ ٕ إ٠ٌُُٖ ثٗضظغ إٝ ، ٚٓإطث صٌِّْ كالصوطغ ًالٝ ، ح
pelajaran-pelajaran.
60
Jadi dapat dikatakan bahwa tawadhu‟ terhadap guru adalah
menghormati dengan sepenuh hati terhadap apa saja yang dimiliki oleh
seorang guru. Menganggap bahwa ilmu yang kita miliki tidak ada apa-
hal kepada kita. Tawadhu‟ juga bisa diwujudkan dalam bentuk sikap,
2. Jujur
tidak saja berupa perkataan tetapi juga perbuatan. Dalam bahasa Arab,
benar atau jujur disebut sidiq (as-Shidqu), lawan kata dari kizib (al-Kizbu)
ٕػ أٞج٣الٝ ٖثح دـٞ دجُٚ ؿؤث٠ِأجخ ػٝ ْ كو، ء٢إطث ؿأُي ػٖ كٝ
61
kenyataan. Jangan suka mengada-ada, menambah atau mengurangi suatu
berita.
Sebab –sebab kejujuran adalah: Akal, agama dan harga diri. Akal
dan bahaya dusta. Tentu saja orang yang berakal tidak akan senang apabila
dirinya terkena bahaya. Kalau deikian, dia akan berbuat jujur. Agama
jujur dan melarang dusta. Tentu saja orang yang mengerti ajaran agama,
pasti berbuat jujur. Demikian pula orang yang memiliki harga diri. Dia
tidak akan senang, jika dirinya tidak berbuat jujur, karena orang yang
perangai yang baik. Sedangkan dusta itu sama sekali tidak baik. Jika
demikian, dia pasti tidak akan berbuat dusta. (Fadlil, 1996: 52).
3. Khusnudzan
Secara bahasa Khusnudzan berasal dari kata khusnu dan zan yang
merupakan salah satu bagian dari akhlak terpuji. (Ibrahim, Darsono, 2009:
فٞؿٝ ، ثجذجصيٝ ٟؤ ّصدي إالّ ُضؤ ّص٣ ٓجّٚٗ ال، إٔ ال صـعخ إطثأ ّصديٝ
62
Jadi, sebagai seorang murid haruslah berkhusnudzan terhadap guru
dengan didikan yang keras melainkan dengan niat yang baik. Agar seorang
suatu ilmu kepada seorang murid tak lain adalah agar selalu ingat dengan
gurunya, mengenai apa saja yang terlihat kurang baik di mata seorang
murid. Suudzan ini akan mengakibatkan ilmu yang telah diajarkan oleh
seorang guru aka sulit diterima dan diingat. Sebab, suudzan merupakan
penyakit hati.
4. Sabar
dihadapinya, janganlah kamu sibuk dengan ilmu yang lain sebelum kamu
dapat menguasai dengan baik ilmu yang pertama tadi (yang dipelajarinya).
ke guru yang lain dan dari satu ilmu ke ilmu yang lain sebelum benar-
63
benar memahaminya dengan yakin, juga tidak berpindah dari satu daerah
ke daerah yang lain kecuali dalam keadaan terpaksa. Kalau itu tidak
dilanggar, maka urusan akan menjadi kacau, hati jadi gelisah, menyia-
٠ِثظخ ػٞ إٔ ص: ٠ٛٝ ، ثجذجصيٞ كوْ د، ذذّي أؿضجطى٣ ٕإطثأعصس أ
peraturan yang guru berikan. Tekun hadir setiap hari di waktu yang telah
ditentukan, janganlah seorang murid sering tidak hadir dengan alasan yang
tidak jelas, kecuali ada udzur yang benar-benar membuat tidak bisa hadir.
64
Jadi sikap sabar haruslah dimiliki oleh seorang murid yang sedang
melaksanakan perintah guru, sabar mentaati semua larangan guru dan juga
5. Sopan
dan tidak sombong. Perwujudan sopan santun tampak pada segala aspek
d. Mengerjkan semua tugas yang diberikan dengan baik, tepat waktu dan
sungguh-sunguh.
65
ٌِّْصضٝ دأصحٚٓ دأ ٕ صجِؾ أٓج: ي٣ثُضٝ ّكجدضغّ أؿضجطى ًٔجصذضغ
ٚ٘ٓ لغؽ٣ ٕ إ٠ٌُُٖ ثٗضظغ إٝ ، ٚٓإطث صٌِّْ كالصوطغ ًالٝ ، دأص حٚٓؼ
٠أطٕ ُي ك٣ ٠ّ دض، الّٝ دإٔ صغكغ أصذؼي ث: ّثدضغثٝ دِطقُٚؿأ
(٥٢ ثُـّؤثٍ)ػٔغ
kita ketika berada di sekolah atau madrasah. Dalam kitab akhlaq lil banin
tuanya.
Syaikh Nawawi, tt: 88). Izin seorang pelajar terhadap gurunya dalam
bertanya adalah sesuatu yang sangat penting karena di mana seorang guru
jelas lebih tahu letak penyampaian ilmu yang harus diselesaikan, lebih
66
harus sopan dan tidak boleh melontarkan pertanyaan atau perkataan yang
belum minta izin terhadap gurunya atau tiba-tiba bertanya dan berbicara.
B. Relevansi Etika Murid Terhadap Guru dalam Kitab Akhlaq Lil Banin
keadaan ini ada dua macam, pertama yaitu: alamiah dan bertolak dari watak
dan yang kedua adalah tercipta melalui kebiasaan dan latihan, pada mulanya
ilmu adalah ibadah, maka seorang murid hendaknya dapat mendekatkan diri
akhlak yang terpuji. Lebih utama seoran murid dalam menuntut ilmu dengan
seorang syaikh, dan syaikh tersebut hendaknya dihormati dan ditaati segala
dengan gurunya harus disertai dengan sikap sopan santun sebagai salah satu
syarat yang harus dimiliki oleh seorang murid dalam menuntu ilmu dan
67
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik di dalam kelas maupun di luar
kelas.
penting peranannnya bagi pendidikan Isam. Karena pendidikan etika dan adab
yaitu yang telah dijelskan di atas, adab seorang murid terhadap guru. Hal ini
dapat dilihat dari murid yang memiliki adab terhadap guru berbeda dengan
murid yang tidak memilikinya. Murid yang memiliki adab, tingkah laku
Adab murid terhadap gurunya ini menjadi salah satu faktor dari
keberhasilan pendidikan. Dengan adanya kerja sama antara murid dan guru,
maka tujuan dari pendidikan ini akan tercapai, di mana murid mendapatkan
untuk membentuk suatu kepribadian muslim pada anak tidaklah mudah, harus
melalui beberapa tahap dan metode. Dan juga harus memperhatikan faktor-
68
faktor yang mempengaruhinya, faktor yang mempengaruhi ini ada dua yaitu
bawaan (keluarga) dan lingkugan, dan yang paling utma dan dapat
dan terhadap sesama murid di dalam kelas atau sekolah. Untuk membentuk
Menurut penulis relevansi kitab akhlaq lil banin dengan etika murid
69
.BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Umar bin Ahmad Baraja‟ merupakan seorang tokoh dan ulama yang
17 Mei 1913 M. Silsilah Umar bin Ahmad Baraja‟ berasal dari kota Seiyun,
Hadramaut, Yaman. Nama nenek moyangnya yang ke-18 yaitu syaikh Sa‟ad,
yang memiliki julukan (laqab) Abi Raja‟ (yang selalu berharap). Mata rantai
keturunan tersebut bertemu pada kakek Nabi Muhammad saw yang kelima,
bernama Kilab bin Murrah. Umar bin Ahmad Baraja‟ pada waktu mudanya
menuntut ilmu agama dan bahasa Arab dengan tekun, sehingga dia menguasai
banyak, antara lain: Meninggalkan sifat ujub, tawadhu‟, ramah dan jujur
menoleh ketika berjalan dan tidak memandang hal-hal yang dilarang agama,
persoalan yang belum dia ketahui. Dalam kitab akhlaq lil banin pun dibahas
secara spesifik (khusus) etika/ adab seorang murid terhadap guru, antara lain:
70
1. Tawadhu‟ adalah sikap merendahkan diri dengan hormat dan khidmat,
berbaik sangka.
dihadapinya, janganlah kamu sibuk dengan ilmu yang lain sebelum kamu
dapat menguasai dengan baik ilmu yang pertama tadi (yang dipelajarinya).
Relevansi kitab akhlaq lil banin dengan etika murid terhadap guru
B. Saran
kitab akhlaq lil banin karya syaikh Umar bin Ahmad Baraja‟, ada beberapa
71
1. Bagi Orang Tua
sejak dini, mengingat akhlak atau adab sangat penting yang dapat menjadi
kali diperoleh dari lingkungan keluarga terutama dari kedua orang tua.
Orang tua menjadi faktor utama dalam membentuk karakter seorang anak.
Jika karakter seorang anak dapat terbentuk dengan baik, maka tujuan
Sehingga sedari dini anak didik sudah dapat mengaplikas akhlak atau adab
C. Kata Penutup
72
segala kekurangan dan kesalahan yang masih jauh dari kata sempurna. Hal ini
yang ada dalam penyusunn skripsi ini, penulis mohon maaf dan menerima
saran serta kritik yang membangun dari semua pihak demi perbaikan
selanjutnya.
skripsi yang sangat sederhana ini dapat memberikan motivasi penyusun untuk
melangkah lebih maju dan bermanfaat bagi penyusun serta pembaca pada
umumnya.
73
DAFTAR PUSTAKA
Asmaran. 1996. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Lembaga Studi Islam dan
Kemasyarakatan.
Asy‟ari, Hasyim. 1994. Adabul „Alim Wal Muta‟allim. Tebu Ireng Jombang:
Maktabah Atturots al-Islami.
Depag RI. 2003. Pola Pengembangan Pondok Pesantren,. Jakarta: Depag RI.
Haidar, Bagir. 2002. Etika Barat, Etika Islam, Pengantar untuk Amin Abdullah,
antara al-Ghazali dan Kont: Filsafat Etika Islam. Bandung: Mizan.
74
Nata, Abudin. 2001. Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Guru dan Murid.
Jakarta: PT Raja Grafindo.
Rohman, Roli Abdul. 2009. Menjaga Akidah dan Akhlak. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
T. Ibrahim dan Darsono. 2009. Membangun Akidah dan Akhlak 2. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
https://pondokpesantrenalwashilah.ponpes.id/kitab/biografi-syaikh-umar-bin-
ahmad-baraja‟.html, diakses pada 23 Agustus 2018 pkl 19:45WIB.
75
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Pendidikan Formal :
SD : MI AL-BIDAYAH CANDI Bandungan lulus 2008
SLTP : MTs AL-BIDAYAH CANDI Bandungan lulus 2011
SLTA : MA AL-BIDAYAH CANDI Bandungan lulus 2014
Perguruan Tinggi : IAIN Salatiga lulus 2019
-1-
-2-
-3-
-4-
-5-
-6-