Anda di halaman 1dari 7

Nama : Amar Trisa Karo-Karo

Kelas : PJKR 1F

Jurusan : KEPEMIMPINAN

Video 1

VARIABEL KEPEMIMPINAN

Ada 4 variabel yang mempengaruhi kepemimpinan visiones dalam pemerintahan yakni:

1. Pemimpin
2. Pengikut
3. Situasi dan kondisi
4. Visi dan misi yang yang diembannya

 Masuknya variabel keempat yakni visi dan misi prganisasi, selain karena pandangan dari Wall,
Solum dan Sobel juga didasarkan pada paradigma baru sektor pemerintahan yakni paradigma
good governance yang mendorong setiap entitas pemerintahan pemilik visi,misi dan strategi
yang jelas untuk mengantisipasi perubahan lingkungan yang cenderung sulit di prediksi.

 Salah satu karakteristik entitas pemerintahan yang menggunakan paradigma good governance
adalah memiliki visi strategi, pimpinan organisasi pemerintahan di Indonesia baik yang dipimpin
maupun yang diangkat. Dasar itulah kemudian penulis menambahkannya menjadi salah satu
variabel pembentuk kepemimpinan pemerintahan dan pamudji

 Secara partikular, dunia pemerintahan memiliki karakteristik yang berbeda dengan


dunia bisnis, meskipun banyak ahli mendekati keduanya. Tonggak tulisan mengenai
upaya mendekati kedua sektor tersebut misalnya dapat dibaca dari karya E.S Saves
tahun 1987 berjudul “ Privatization- The key to better government”

 Melalui konsep privatisasi dari Saves, perlu dilakukan pemilahan dan diserahkan kepada
atau dikerjasamakan denga sektor privat maupun masyarakat.

 Konsekuensi logisnya, karakteristik kepemimpinan pada organisasi bisnis akan merasuk


pada kepemimpinan sektor publik. Hal ini sejalan pula dengan tiga domain yang menjadi
pemegang peran dalam paradigma good governance yakni publik sektor, private sector,
society.
VARIABEL PEMIMPINAN

 Bakat dapat dilihat melalui psikotest


 Kemampuan dapat dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan
 Kesempatan diberikan dan diperoleh melalui perjuangan baik secara sosiologi maupun secara
politis. Pada saat sekarang kesempatan secara politis terbuka lebar. Seseorang dapat melakukan
mobilitas vertikal maupun cepat.
Contoh : Walikota cilegon yang semula adalah Kepala Desa

Delapan Perbedaan Pemimpin dengan Manager

 Manager mengadiministrasikan, pemimpin melakukan inovasi- inovas.


 Manager tiruan, pemimpin adalah asli.
 Manager memelihara, pemimpin mengembangkan.
 Manager memfokuskan pada sistem dan struktur, pemimpin memfokuskan pada orang.
 Manager menitikberatkan pada pengendalian, pemimpin mendasarkan pada rasa percaya.
 Manager memiliki pandangan jangka pendek, pemimpin memiliki pandangan jangka panjang.
 Manager menanyakan “mengapa” dan “bagaimana” , sedangkan pemimpin menanyakan “apa”
dan “mengapa”
 Manager memiliki pandangan pada garis dasar, pemimpin memilikin pandangan pada horison
( Bennis & Townsend, 1995)

Empat Hal Penting Mengenai Pemimpin

1. Bahwa definisi satu satunya tentang seorang pemimpin adalah orang yang mempunyai pengikut.
2. Bahwa seorang pemimpin efektif bukannya orang yang dicintai atau dikagumi, tetapi ia adalah
orang yang menggugah pengikutnya untuk melakukan hal-hal yang besar
3. Bahwa pemimpin itu nyata. Mereka adalah orang-orang yang nyata memberikan teladan.
4. Bahwa kepemimpinan bukanlah jabatan, hak istimewa, gelar atau uang. Kepemimpinan adalah
tanggung jawab. (Sumber : Peter. F. Drucker, 1997)

Variabel Pengukut
 Sesuai dengan jenis kepemimpinan dalam bidang pemerintahan, ada dua jenis pengikut yakni:
pengikut dalam konteks organisasi administratif, dan pengikut dalam konteks organisasi
administratif, dan pengikut dalam konteks organisasi sosial.
 Pengikut dalam konteks organisasi administratif terdiri para PNS, yang bekerja dengan imbalan
penghasilan dari negara.

Karakteristik Pengikut

 Menurut Hersey & Blanchard (1990: 183) tingkat kematangan pengikut dapat dikelompokan
menjadi 4 macam yakni:

M1 : Rendah, Tidak mampu dan tidak mau atau tidak yakin.

M2 : Rendah ke sedang, tidak mau tetapi mau atau yakin.

M3 : Sedang ketinggi, mampu tetapi mampu atau tidak yakin.

M4 : Tinggi, mampu/komponen dan mau/yakin.

Gaya kepemimpinan yang digunakan sesuai kematangan pengikut:

M1 G1 ( Gaya Memberitahukan).

M2 G2 ( Gaya Menjajah).

M3 G3 ( Gaya Mengikutsertakan).

M4 G4 ( Gaya mendelegasikan).

Kepengikutan (Followership)

 Sesuai perkembangan jaman seiring dengan revolusi teknologi dan komunikasi, hubungan antar
manusia termasuk yang berbeda di dalam organisasi juga mengalami pergeseran. Hubungan
atasan dengan bawahan yang semula sangat hierarkhis dengan pola parton-klien secara
bertahap mencair menjadi lebih egaliter.
 Perubahan managemen dan organisasi yang bergerak menuju generasi kelima telah mendorong
pula perubahan pandangan mengenai kepemimpinan. Sedangkan pada pandangan terbaru,
managemen mempunyai dua inti yakni kepemimpinan (leadership) dan kepengikutan
(followership)
 Salah satu buku teks mengenai kepengikutan adalah tulisan Barbara Lellerman (2008) berjudul
“followership- How Followers are Creating Change and Changing Leaders”. (Harvard Business
Press Boston, Massachusetts).

Manajemen Dengan Dua Inti (M2I)

MANAJEMEN

KEPENGIKUTAN
(FILLOWERSHIP)

KEPEMIMPINAN
(LEADERSHIP)

 “Being a leader has become a mantra”. It is a presumed path to money and power; a medium
for achievement, both individual and institutional; and a mechanism for creating change
sometimes though hardly always- for the common good.
 Tetapi pemimpin yang baik, dalam arti cepay, tangguh, dan bermoral serta bekerja untuk
kepentingan organisasi sudah semakin jarang.
 Pemimpin yang terlalu kuat akan cenderung otoriter. Pada sisi lain, kedudukan dan peran
pengikut semakin kuat, karena adanya paham demokrasi yang sangat masif serta tersebarnya
sumber sumber pengetahuan sebagai dasar dari kepemimpinan di berbagai pihak.
 Kellerman menjelaskan selalu ada pertarungan antara the powerful (misalnya kelompok lelaki
maupun kelompok borjuis) versus the powerless (misalnya kelompok perempuan maupun
kelompok kaum proletar

 BARBARA KELLERMAN, mengemukakan 6 catatan dalam buku The End of Leadership yaitu:
1) Definisi sederhana dari follower sbb:”followers are subordinates who have less power,
authority, and influence than do their superiors, and who therefore usually, but not
invariably, fall into line.
2) Hubungan antara pemimpin dengan pengikut terikat pada konteks, dalam posisi yang
seimbang

CONTEXT

LEADERSHIP FOLLOWERSHIP

D.Variabel Situasi dan Kondisi

 Situasi dan kondisi yang mempengaruhi pemimpin mencakup IPOLEKSOSBUDAG-HANKAM


 Idealnya pemimpinan pemerintahan memahami dan menjalankan secara konsisten ideologi
negara
 Pada masa orde baru pernah dinyatakan bahwa Pancasila adalah ideologi negara dan sumber
dari segala sumber hukum. Pancasila adalah asas tunggal dalam berpartai politik.
 Pada masa demokrasi liberal saat ini, Pancasila sedang mengalami ujung, karena partai politik
bebas membawa ideologinya masing masing seringkali Pancasila hanya dijadikan tameng bagi
bekerjamya ideologi lain.

Variabel Situasi dan Kondisi Organisasi

 Dalam konteks organisasi, situasi dan kondisi dapat dibedakn menjadi dua macam yakni SIKON
internal dan SIKON eksternal.
 SIKON INTERNAL adalah situasi dan kondisi di dalm organisasi yang mempengaruhi kinerja
pencapaian tujuan organisasi dan beranda di bawah kendali manajemen.
 SIKON EKSTERNAL adalah situasi dan kondisi di luar organisasi yang mempengaruhi kinerja
pencapaian tujuan organisasi tetapi berada di luar kendali manajemen.
Bagi pemimpinan pemerintahan, variabel situasi dan kondisi yang dominan melipuyi;

 Ideologi
 Politik
 Ekonomo
 Sosial dan budaya
 Agama
 Pertahanan ( tentu saja)
 Keamanan

Variabel Visi dan Misi Organisasi

 Menghadapi perubahan situasi dan kondisi internal maupun eksternal organisasi yang serba
tidak menentu, diperlukan pemimpin organisasi yang mempunyai visi ke masa depan.
 Visi pimpinan organisasi tsb kemudia dikemas mejadi visi organisasi yang dipimpinnya, karena
untuk mencapainya diperlukan dukungan dari seluruh anggota organisasi maupun para
pemegang saham.

Video 2

Konsep Kepemimpinan

Konsep bapak pendidikan Indonesia Bpk Kihajar dewantara mengatakan 3 kalimat

1. Ing ngarsa sung tuladha


2. Ing madya mangun karsa
3. Tut wuri handayani

Kepemimpinan atau Leadership adalah bagaimana kita mempengaruhi orang lain untuk melakukan
sesuatu. Maka kuncinya adalah bagaimana seorang pemimpin bisa diterima atau bisa menggerakkan
orang lain maka kepemimpinan yang disebut dari ki hajar dewantara adalah menarik untuk kita kaji.

 Ing ngarsa sung tuladha : Pemimpin jika berada di depan maka ia harus menjadi teladan.
Pemimpin tampil untuk mengambil ahli ketika banyak perencanaan dalam aspek manecment
mandepdtidak terjalan bagaimana mestinya, banyak rencana rencana gagal maka disaat itu
seorang pemimpin harus tampil mengambil ahli dan mendobrak segala kesulitan kesulitah yang
ada di lapangan yang dihadapi oleh anggota tim maka ketika pemimpin ini berhasil mengatasi
masalah ini satu persatu.
 Ing madya mangun karsa secara bebas bisa kita artikan seorang pemimpin berada di tengah
tengan untuk membangun karsa/ untuk membangun semangat Ing madya (Ditenga) mangun
karsa (Membangun semangat atau motivasi), maka pemimpin yang tadi didepan saat genting
telah menyelesaikan masalah satu persatu rencana yang tadinya tidak berjalan baik satu persatu
mulai mengalir seperti yang diinginkan maka saat itulah pemimpin mundur berada di tengah
tengah dan mendegasikan tugas tadi yang dipegang secara langsung oleh sang pemimpin mulai
di delegasikan kepada anak buah untuk kemudian dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
dalam fungsi menejerial maka pemimpin berada di tengah didalam kelompok memberikan
kenyamanan, memberikan kepastian, memberikan perlindungan, memberikan suasana yang
kondusif bagi anggota tim sehingga mereka merasa nyaman,aman,terlindungi untuk dapat
menjalankan tugas nya dengan baik.
 Tut wuri handayani secara bebas mungkin kita kenal dengan pengertian dibelakang memberikan
support atau dorongan, satu ilustrasi seorang atlit, atlit yang mundur beberapa langkah didalam
pertandingan atau mengambil ancang ancang untuk melompat lebih tinggi, untuk lari lebih
cepat, untuk mendapatkan suatu prestasi yang lebih unggul. Kata Tut wuri handayani terjadi jika
situasi mulai terkendali, Tut wuri handayani artinya adalah saya sudah berhasil dalam level ini,
saya mempersiapkan diri untuk level selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai