Nama
Nama
Kelas : PJKR 1F
Jurusan : KEPEMIMPINAN
Video 1
VARIABEL KEPEMIMPINAN
1. Pemimpin
2. Pengikut
3. Situasi dan kondisi
4. Visi dan misi yang yang diembannya
Masuknya variabel keempat yakni visi dan misi prganisasi, selain karena pandangan dari Wall,
Solum dan Sobel juga didasarkan pada paradigma baru sektor pemerintahan yakni paradigma
good governance yang mendorong setiap entitas pemerintahan pemilik visi,misi dan strategi
yang jelas untuk mengantisipasi perubahan lingkungan yang cenderung sulit di prediksi.
Salah satu karakteristik entitas pemerintahan yang menggunakan paradigma good governance
adalah memiliki visi strategi, pimpinan organisasi pemerintahan di Indonesia baik yang dipimpin
maupun yang diangkat. Dasar itulah kemudian penulis menambahkannya menjadi salah satu
variabel pembentuk kepemimpinan pemerintahan dan pamudji
Melalui konsep privatisasi dari Saves, perlu dilakukan pemilahan dan diserahkan kepada
atau dikerjasamakan denga sektor privat maupun masyarakat.
1. Bahwa definisi satu satunya tentang seorang pemimpin adalah orang yang mempunyai pengikut.
2. Bahwa seorang pemimpin efektif bukannya orang yang dicintai atau dikagumi, tetapi ia adalah
orang yang menggugah pengikutnya untuk melakukan hal-hal yang besar
3. Bahwa pemimpin itu nyata. Mereka adalah orang-orang yang nyata memberikan teladan.
4. Bahwa kepemimpinan bukanlah jabatan, hak istimewa, gelar atau uang. Kepemimpinan adalah
tanggung jawab. (Sumber : Peter. F. Drucker, 1997)
Variabel Pengukut
Sesuai dengan jenis kepemimpinan dalam bidang pemerintahan, ada dua jenis pengikut yakni:
pengikut dalam konteks organisasi administratif, dan pengikut dalam konteks organisasi
administratif, dan pengikut dalam konteks organisasi sosial.
Pengikut dalam konteks organisasi administratif terdiri para PNS, yang bekerja dengan imbalan
penghasilan dari negara.
Karakteristik Pengikut
Menurut Hersey & Blanchard (1990: 183) tingkat kematangan pengikut dapat dikelompokan
menjadi 4 macam yakni:
M1 G1 ( Gaya Memberitahukan).
M2 G2 ( Gaya Menjajah).
M3 G3 ( Gaya Mengikutsertakan).
M4 G4 ( Gaya mendelegasikan).
Kepengikutan (Followership)
Sesuai perkembangan jaman seiring dengan revolusi teknologi dan komunikasi, hubungan antar
manusia termasuk yang berbeda di dalam organisasi juga mengalami pergeseran. Hubungan
atasan dengan bawahan yang semula sangat hierarkhis dengan pola parton-klien secara
bertahap mencair menjadi lebih egaliter.
Perubahan managemen dan organisasi yang bergerak menuju generasi kelima telah mendorong
pula perubahan pandangan mengenai kepemimpinan. Sedangkan pada pandangan terbaru,
managemen mempunyai dua inti yakni kepemimpinan (leadership) dan kepengikutan
(followership)
Salah satu buku teks mengenai kepengikutan adalah tulisan Barbara Lellerman (2008) berjudul
“followership- How Followers are Creating Change and Changing Leaders”. (Harvard Business
Press Boston, Massachusetts).
MANAJEMEN
KEPENGIKUTAN
(FILLOWERSHIP)
KEPEMIMPINAN
(LEADERSHIP)
“Being a leader has become a mantra”. It is a presumed path to money and power; a medium
for achievement, both individual and institutional; and a mechanism for creating change
sometimes though hardly always- for the common good.
Tetapi pemimpin yang baik, dalam arti cepay, tangguh, dan bermoral serta bekerja untuk
kepentingan organisasi sudah semakin jarang.
Pemimpin yang terlalu kuat akan cenderung otoriter. Pada sisi lain, kedudukan dan peran
pengikut semakin kuat, karena adanya paham demokrasi yang sangat masif serta tersebarnya
sumber sumber pengetahuan sebagai dasar dari kepemimpinan di berbagai pihak.
Kellerman menjelaskan selalu ada pertarungan antara the powerful (misalnya kelompok lelaki
maupun kelompok borjuis) versus the powerless (misalnya kelompok perempuan maupun
kelompok kaum proletar
BARBARA KELLERMAN, mengemukakan 6 catatan dalam buku The End of Leadership yaitu:
1) Definisi sederhana dari follower sbb:”followers are subordinates who have less power,
authority, and influence than do their superiors, and who therefore usually, but not
invariably, fall into line.
2) Hubungan antara pemimpin dengan pengikut terikat pada konteks, dalam posisi yang
seimbang
CONTEXT
LEADERSHIP FOLLOWERSHIP
Dalam konteks organisasi, situasi dan kondisi dapat dibedakn menjadi dua macam yakni SIKON
internal dan SIKON eksternal.
SIKON INTERNAL adalah situasi dan kondisi di dalm organisasi yang mempengaruhi kinerja
pencapaian tujuan organisasi dan beranda di bawah kendali manajemen.
SIKON EKSTERNAL adalah situasi dan kondisi di luar organisasi yang mempengaruhi kinerja
pencapaian tujuan organisasi tetapi berada di luar kendali manajemen.
Bagi pemimpinan pemerintahan, variabel situasi dan kondisi yang dominan melipuyi;
Ideologi
Politik
Ekonomo
Sosial dan budaya
Agama
Pertahanan ( tentu saja)
Keamanan
Menghadapi perubahan situasi dan kondisi internal maupun eksternal organisasi yang serba
tidak menentu, diperlukan pemimpin organisasi yang mempunyai visi ke masa depan.
Visi pimpinan organisasi tsb kemudia dikemas mejadi visi organisasi yang dipimpinnya, karena
untuk mencapainya diperlukan dukungan dari seluruh anggota organisasi maupun para
pemegang saham.
Video 2
Konsep Kepemimpinan
Kepemimpinan atau Leadership adalah bagaimana kita mempengaruhi orang lain untuk melakukan
sesuatu. Maka kuncinya adalah bagaimana seorang pemimpin bisa diterima atau bisa menggerakkan
orang lain maka kepemimpinan yang disebut dari ki hajar dewantara adalah menarik untuk kita kaji.
Ing ngarsa sung tuladha : Pemimpin jika berada di depan maka ia harus menjadi teladan.
Pemimpin tampil untuk mengambil ahli ketika banyak perencanaan dalam aspek manecment
mandepdtidak terjalan bagaimana mestinya, banyak rencana rencana gagal maka disaat itu
seorang pemimpin harus tampil mengambil ahli dan mendobrak segala kesulitan kesulitah yang
ada di lapangan yang dihadapi oleh anggota tim maka ketika pemimpin ini berhasil mengatasi
masalah ini satu persatu.
Ing madya mangun karsa secara bebas bisa kita artikan seorang pemimpin berada di tengah
tengan untuk membangun karsa/ untuk membangun semangat Ing madya (Ditenga) mangun
karsa (Membangun semangat atau motivasi), maka pemimpin yang tadi didepan saat genting
telah menyelesaikan masalah satu persatu rencana yang tadinya tidak berjalan baik satu persatu
mulai mengalir seperti yang diinginkan maka saat itulah pemimpin mundur berada di tengah
tengah dan mendegasikan tugas tadi yang dipegang secara langsung oleh sang pemimpin mulai
di delegasikan kepada anak buah untuk kemudian dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
dalam fungsi menejerial maka pemimpin berada di tengah didalam kelompok memberikan
kenyamanan, memberikan kepastian, memberikan perlindungan, memberikan suasana yang
kondusif bagi anggota tim sehingga mereka merasa nyaman,aman,terlindungi untuk dapat
menjalankan tugas nya dengan baik.
Tut wuri handayani secara bebas mungkin kita kenal dengan pengertian dibelakang memberikan
support atau dorongan, satu ilustrasi seorang atlit, atlit yang mundur beberapa langkah didalam
pertandingan atau mengambil ancang ancang untuk melompat lebih tinggi, untuk lari lebih
cepat, untuk mendapatkan suatu prestasi yang lebih unggul. Kata Tut wuri handayani terjadi jika
situasi mulai terkendali, Tut wuri handayani artinya adalah saya sudah berhasil dalam level ini,
saya mempersiapkan diri untuk level selanjutnya.