Anda di halaman 1dari 13

Laporan Kegiatan Pengolahan

Makanan Khas Daerah


Sate Ulat Sagu
Khas Papua

Nama : I Nyoman Bagus Satria Dananjaya


No : 16
Kelas : XI Mipa 10

SMA Negeri 1 Kuta Utara


2021/2022

i
Daftar Isi

Halaman Cover...........................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................ii
Daftar Tabel.............................................................................................................iii
Daftar Gambar..........................................................................................................iv
BAB I........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Tujuan Kegiatan...........................................................................................................................2
1.3 Kegunaan Kegiatan......................................................................................................................2
1.4 Kajian Teori..................................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................3
2.1 Rancangan Kegiatan....................................................................................................................3
2.2 Proses Pelaksanaan Kegiatan.......................................................................................................3
2.3 Laporan Keuangan.......................................................................................................................6
BAB III.....................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................8
3.2 Saran............................................................................................................................................8
Daftar Pustaka.........................................................................................................9

ii
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Bahan-bahan..............................................................................................4
Tabel 1.2 Biaya Tidak Tetap.....................................................................................5
Tabel 1.3 Biaya Tetap................................................................................................6

iii
Daftar Gambar
Gambar 1.1 Bahan bahan..........................................................................................4
Gambar 1.2 Proses Pembuatan..................................................................................5
Gambar 1.3 Hasil Akhir Makanan.............................................................................5

iv
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang
memiliki beragam budaya, adat istiadat, suku, bahasa dan berbgai ciri khas di
setiap daerahnya. Sumber daya alam yang melimpah, struktur geografis yang
didominasi laut serta kekayaan rempah yang dimiliki, membuat masakan
Indonesia sangat beragam. Semua itu membuat negeri ini kaya akan cita rasa
kuliner, mulai dari daging, ikan, sayuran hingga bumbu rempah yang segar.
Makanan khas daerah adalah makanan yang sering atau biasa
dikonsumsi disuatu daerah dengan karakter yang biasanya mencerminkan
karakter masyarakatnya. Makanan khas daerah menjadi salah satu yang ikon di
tiap-tiap daerah. Setiap daerah memiliki makanan dengan ciri khas dan rasa
yang berbeda-beda. Bisnis kuliner merupakan salah satu usaha yang banyak
diminati dan memiliki prospek paling baik. Dapat dikatakan peluang bisnis
pada sektor makanan terbuka lebar karena semua manusia memerlukan
makanan.
Salah satu sifat manusia adalah mengumpulkan dan memiliki
kekayaan sebanyak-banyaknya. Hal ini dicapai melalui pekerjaan, salah satunya
membuka usaha. Namun, kebanyakan orang bingung dengan usaha yang akan
mereka buat. Alasan yang paling banyak kita temui dari orang-orang seperti ini
adalah tidak adanya skill dalam membangun usaha. Hal inilah yang sangat
membutuhkan kreatifitas yang tinggi dan keberanian yang luar biasa.
Keberanian diperlukakn untuk mengambil resiko bila usaha tersebut gagal.
Inilah yang melatarbelakangi berdirinya usaha kuliner ini.
Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak akan di
tinggalkan hingga kapanpun. Tidak seperti pakaian atau fashion yang seringkali
berganti model sehingga kemudian berubah dan kemudian di tinggalkan.
Makanan akan selalu di butuhkan selama makhluk hidup khususnya manusia
masih hidup di dunia ini.
Dengan melihat pada kebutuhan manusia akan pangan yang
macamnya semakin bervariasi. Kami ingin mencoba untuk mendirikan unit
usaha yang bergerak di bidang kuliner yang bernama “NAYAK PAPUA
FOOD” yang menjual berbagai makanan khas Papua dan tentunya makanan
khas suku Papua yang terkenal yaitu “Ulat Sagu”.
1
1.2 Tujuan Kegiatan
Berikut adalah tujuan kegiatan saya membentuk usaha kuliner Papua ini!
 Memperkenalkan makanan khas Papua kepada masyarakat luas.
 Memperkenalkan khasiat dari ulat sagu
 Mendapatkan keuntungan dari usaha ini.
 Membuka lapangan kerja.

1.3 Kegunaan Kegiatan


Berikut adalah kegunaan kegiatan saya membentuk usaha kuliner Papua ini!
 Agar masyarakat local maupun mancanegara dapat mengetahui betapa
lezatnya kuliner papua.
 Agar masyarakat mulai lebih mengonsumsi makanan yang segar daripada
mengonsumsi makanan siap saji.
 Melestarikan budaya Papua khususnya makanan tradisional.

1.4 Kajian Teori


Sate ulat sagu merupakan salah satu makanan khas dan asli Papua,
khususnya suku-suku asli Papua. Sate ini memiliki ciri khas yaitu terbuat dari ulat
sagu. Ulat Sagu didapatkan dari pohon sagu yang dipotong dan dibiarkan
membusuk. Meskipun terlihat menjijikkan, tapi makanan ini kaya akan protein
yang cukup tinggi dan cocok dimakan oleh penderita diabetes. Makanan ini rendah
serat, bisa dimakan secara langsung maupun dengan cara digoreng atau disate.
Ulat sagu bentuknya berwarna putih dan terlihat gemuk. Bagi
masyarakat Papua khususnya yang tinggal di kawasan pesisir, ulat sagu merupakan
menu makanan favorit. Ulat sagu merupakan kuliner favorit sejak masa prasejarah,
temuan arkeologi berupa pecahan gerabah di situs-situs di Kawasan Danau Sentani
membuktikan bahwa manusia pada masa prasejarah.
Dalam budaya Papua, ulat sagu ini menjadi unsur penting dalam
ritual perayaan oleh Suku Asmat. Sebuah ritual makanan disiapkan oleh Suku
Kamoro dalam pemberian nama anak laki-laki mereka. Ritual makanan ini terdiri

2
dari campuran tepung sagu dengan siput atau kerang jenis tertentu dan ulat sagu
yang dibungkus dalam kemasan daun sagu berukuran panjang.

BAB II
Isi Utama Laporan
2.1 Rancangan Kegiatan
Masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan makanan sate, namun
apakah mereka pernah mendengar sate khas masyarakat Papua? Dari hal ini
saya mendapat ide untuk membuat usaha “NAYAK PAPUA FOOD” yang
merupakan usaha kuliner yang menjual berbagai makanan khas berasal dari
Papua, khususnya “Sate Ulat Sagu”. Selain belum banyak diketahui, mungkin
jika dilihat sekilas, makanan sate ini dapat dibilang menjijikan atau aneh,
namun jangan salah, makanan ini kaya akan protein yang cukup tinggi, apalagi
di jaman modern sekarang, manusia lebih menyukai mengonsumsi makanan
cepat saji yang tidak sehat untuk tubuh dan dapat menyebabkan munculnya
berbagai penyakit dalam jangka lama, oleh karena itu dengan membuat usaha
kuliner saya ini, saya berharap masyarakat Indonesia maupun Mancanegara
akan lebih memperhatikan Kesehatan mereka dan lebih mengonsumsi makanan
yang segar dan fresh daripada makanan cepat saji.

2.2 Proses Pelaksanaan Kegiatan


Setelah melalui proses perancangan sekarang sudah memasuki tahap
pelaksanaan dimana pada tahap ini saya melampirkan cara pembuatan dan
pengemasan Sate Ulat Sagu khas Papua yang nantinya akan saya jual.

3
 Bahan-bahan

No Nama Bahan

1 Ulat Sagu (secukupnya)

2 Tusukan sate (secukupnya)

3 Sambal kecap

4 Sambal kacang

5 Acar

Tabel 1.1 Bahan-bahan

Saus Kacang Saus Sambal

Gambar 1.1 Bahan bahan

4
 Cara Memasak
 Untuk mulai menyajikan sate ulat sagu, anda bisa terlebih dahulu
menyiapkan lidi atau bambu yang sudah diserut kecil lalu menusukkan
ulat sagu yang sudah disiapkan pada tusukan tersebut layaknya sate.
Jangan menusukkan ulat sagunya terlalu rapat supaya saat dibakar nanti
dapat matang merata.
 Sebelum membakar sate ulat sagu, alangkah lebih baiknya menyiapkan
bumbu satenya dulu supaya pada saat sate ulat sagu sudah matang dapat
langsung disantap hangat-hangat. Pembuatan bumbu satenya dapat
berupa bumbu kacang seperti halnya sate madura atau sederhana saja
dengan hanya campuran kecap kental manis dan ulekan cabe serta
pelengkap acar. Tinggal diatur sesuai selera saja karena disantap
langsung tanpa tambahan bumbu juga tidak masalah.
 Siapkan bara api lalu bakar sate ulat sagunya sampai matang.
 Nikmati langsung atau bersama bumbu sajinya.

Gambar 1.2 Proses Pembuatan

5
Gambar 1.3 Hasil Akhir Makanan
2.3 Laporan Keuangan
 Tabel Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)
Harga Harga
No Nama Bahan Banyaknya
Satuan Total
Rp.
1 Ulat Sagu 500 ekor Rp. 250
125.000
Rp.
2 Cabai 5 kg Rp. 2.500
12.500
Rp. Rp.
3 Kacang 1 kg
25.000 25.000
Rp. Rp.
4 Kecap 1 kg
50.000 50.000
Rp.
5 Tusuk Sate 100 tusuk -
5.500
Rp.
6 Ketas Minyak 100 lembar -
6.000
Rp.
Total
224.000
Tabel 1.2 Biaya Tidak Tetap

 Tabel Biaya Tetap (Fixed Cost )


No
Nama Biaya Jumlah

Rp.
1 Transportasi
80.000
Rp.
2 Isi Ulang Gas
20.000
Rp.
Total
100.000

6
Tabel 1.3 Biaya Tetap

 Total biaya
Total biaya = ( biaya tidak tetap ) + ( biaya tetap )
= 224.000 + 100.000
= Rp. 324.000

 Harga Pokok Produksi = total biaya / hasil produksi


= 324.000 x 100
= Rp. 3240,/pcs

 Harga Jual per Unit :


Harga jual = Harga pokok + Laba yang di inginkan
= Rp. 3.240 + Rp. 1.760
= Rp.5000,-
 Pendapatan Kotor :
Pendapatan kotor= Harga Jual per Unit x Jumlah Produk
= 6.000 x 100
= Rp. 500.000

 Pendapatan Bersih :
Pendapatan bersih = Pendapatan Kotor – Total Biaya
= 500.000 – 324.000
= Rp. 176.000

7
BAB III
Kesimpulan & Saran
3.1 Kesimpulan
Usaha ini dapat berkembang jika ada kemauan dan kerja sama dari
produsen dan semua orang yang terlibat dalam usaha ini. Memang, usaha ini
tidak akan langsung berkembang pesat, namun kami terus berjuang untuk
terus menjalankan dan mengembagkan usaha ini agar dapat memberikan
kepuasaan kepada konsumen dengan cara yang jujur.

3.2 Saran
Jangan menyerah jika ada tantangan, jadikan hal tersebut sebagai
pelajaran untuk membuat kita menjadi lebih baik lagi. Dan jangan takut
dalam mengambil keputusan. Nilai sebuah kesuksesan yaitu dedikasi, kerja
keras, serta pengabdian pada hal-hal yang ingin kau capai.

8
Daftar Pustaka

Farhan, A. (2019). Mengapa Orang Papua Makan Ulat Sagu? Jayapura: Detik Travel.

Lapian, A. (1996). Laut, Pasar, dan Komunikasi Antar-Budaya. Jakarta.

Megumi, S. R. (2019). Ulat Sagu, Penghuni Pohon Sagu yang Lezat Rasanya. greeners.co.

Suroto, H. (2019). Ulat Sagu yang Penuh Gizi, Berani Coba? Jayapura: Portal Sains.

Anda mungkin juga menyukai