Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANUSIA KERAGAMAN DAN KESETARAAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu tugas Pada Mata Kuliah

Ilmu sosial budaya dan dasar

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. DENDY HERIFAN (1421033)


2. YUNI SELFIA (1421044)
3. KARTIKA SRI ALFATIHAH (1421056)

DOSEN PENGAMPU :

SENJI SUDARMHA,SH.

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI

2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang. Puji
syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami ini yang berjudul
“Manusia keragaman dan kesetaraan”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Ilmu sosial Budaya dan Dasar.

Pada kesempatan kali ini kami ucapkan terimakasih yang setulusnya kepada bapak Senji
Sudarrmha, Sh. Selaku Dosen pada mata kuliah Ilmu Sosial Budaya dan Dasar yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Selanjutnya
kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah berpartisipasi.

Makalah ini bagaimanapun masih terdapat kelemahan, suatu tulisan tetap disusun
keterbatasannya agar menginspirasi pemikiran pembaca untuk membangun konsep yang
lebih baru.Kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak terutama penulis
sendiri.

Kelompok iv, Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang .......................................................................................................4


B. Rumusan Masalah...................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................5

A. Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia........................................................5


B. Kemajemukan Dalam Dinamika Sosial Masyarakat..............................................6
C. Problematika keragaman dan kesetaraan serta solusi.............................................7

BAB III PENUTUP............................................................................................................9

A. Kesimpulan.............................................................................................................9
B. Saran........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................10

iii
Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
“Manusia keragaman dan kesetaraan” yakni dapat menyadarkan kepada manusia
bahwa keragaman merupakan keniscayaan hidup manusia, termasuk di
Indonesia.Dalam paham multikulturalisme, kesederajadan, dan atau kesetaraan
sangat dihargai untuk semua budaya yang ada dalam masyarakat.Paham ini
sebetulnya merupakan bentuk akomodasi dari budaya arus utama (besar)
terhadap munculnya budaya-budaya kecil yang datang dari berbagai
kelompok.Itulah sebabnya, penting sekarang ini membahas keragaman dan
kesetaraan dalam hidup manusia.Untuk konteks Indonesia sebagai masyarakat
majemuk, sehubungan dengan pentingnya ketiga hal tersebut : manusia,
keragaman, dan kesetaraan, tatkala berbicara tentang keragaman, hal itu harus
dikaitkan dengan kesetaraan.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan hakikat keragaman dan kesetaraan dalam masyarakat?
2. Mengidentifikasi bentuk keragaman yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat?
3. Memberikan contoh problematika terkait keragaman serta solusinya?

4
Bab II

PEMBAHASAN

A. HAKIKAT KERAGAMAN DAN KESETARAAN MANUSIA


1. Definisi Keragaman Manusia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keragaman berasal dari kata ragam
yang berarti macam, jenis, corak, warna. Merujuk pada kata tersebut keragaman
bermakna banyak macam atau beraneka ragam jenis.
Keragaman dalam koteks ini bukan berarti manusia beraneka jenis seperti halnya
hewan atau tumbuhan.Namun, keragaman dalam konteks ini bermakna bahwa
setiap manusia memiliki perbedaan.Perbedaan ini dikarenakan manusia
merupakan makhluk yang unik dan masing-masing manusia memiliki ciri khas
tersendiri.
Manusia sebagai makhluk adalah pribadi yang unik, beragam, serta
menarik.Hal ini ditinjau dari sifat-sifat yang melekat pada diri manusia dengan
sikap, perilaku, hasrat, pola pikir yang berbeda dengan individu lainnya. Dalam
kehidupan sehari-hari kita akan menemukan keragaman sifat dan ciri khas dari
setiap individu yang kita jumpai. Dan hal ini menjadikan manusia menarik.1
Bentuk keragaman dalam masyarakat dapat kita lihat karena manusia juga
merupakan makhluk sosial tiap kelompoknya hidup beragam.Perbedaan itu dapat
dilihat dari jenis kelamin, ras, suku, agama, etnis, budaya, tingkat ekonomi, status
sosial, tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal, dan lain sebagainya.
Keragaman selanjutnya adalah hal yang lumrah terjadi dan tidak dapat ditolak
oleh manusia.Tuhan telah menjadikan manusia begitu beragam dimuka bumi
dengan latar belakang yang begitu berbeda.Demikian pula kita sebagai bagian
dari suatu masyarakat memiliki perbedaan dengan masyarakat lainnya.

2. Definisi kesetaraan manusia


Menurut Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), kesetaraan berasal dari
kata setara atau sedrajat berarti sama tingkatan (kedudukan pangkat). Dengan
demikian, kesetaraan atau kesederajatan menunjukkan adanya tingkatan yang
sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu

1
Mumtazinur, Ilmu Sosial & Budaya Dasar (Banda Aceh: Lembaga Kajian Konstitusi Indonesia
(LKKI), 2019), h. 70.

5
dengan yang lainnya. 2Kesetaraan juga bermakna bahwa manusia sebagai
makhluk tuhan memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Hal ini dikarenakan
sejatinya tuhan menciptakan manusia dimuka bumi ini secara setara dan
sederajat, karena dimata tuhan semua manusia adalah sama, yang
membedakannya hanyalah tingkat keimanan dan ketaqwaannya
Kesederajatan adalah suatu sikap mengakui adanya persamaan derajat,
persamaan hak dan persamaan kewaiban sesama manusia.Hal ini bermakna
bahwa dalam keberagaman perlu diterapkan prinsip kesetaraan atau
kesederajatan. Sehingga meskipun manusia beragam dan berbeda-beda, tetapi
mereka memiliki hak dan kedudukan yang sama, sehingga perlu diperlakukan
dengan baik dan mulia.

B. KEMAJEMUKAN DALAM DINAMIKA SOSIAL MASYARAKAT


Kemajemukan berasal dari kata majemuk yang berarti banyak, beragam,
beraneka jenis.Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat kemajemukan yang
terjadi dalam masyarakat, terutama pada kehidupan masyarakat di
Indonesia.Indonesia merupakan salah satu Negara majemuk terbesar di dunia. 3
Furnifall tahun 1948 pertma kali memperkenalkan konsep masyarakat
majemuk (plural society) yang berciri kehidupan masyarakat secara berkelompok
yang berdampingan secara fisik, tetap terpisah oleh kehidupan sosial dan
tergabung dalam sebuah kesatuan politik yang sama.
Konsep ini merujuk pada masyarakat Indonesia pada era penjajahan atau kolonial
belanda.Masyarakat Hindia Belanda pada waktu itu mengelompokkan
komunitasnya kedalam ras, etnis, ekonomi, dan agama tertentu.Masyarakat dalam
satuan-satuan tersebut hidup pada lokasinya masing-masing dengan system
sosialnya sendiri, meskipun berada dibawah kekuasaan politik kolonial.
Namun, konsep masyarakat majemuk Furnivall diatas, dipertanyakan ke
absahannya sekarang mengingat telah terjadi perubahan fundamental akibat
pembangunan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Usman pelly
(1989) membagi masyarakat majemuk disuatu kota berdasarkan hal, horizontal
dan vertical.4

2
Mumtazinur, Ilmu Sosial & Budaya Dasar (Banda Aceh: Lembaga Kajian Konstitusi Indonesia
(LKKI), 2019), h. 71.
3
Mumtazinur, Ilmu Sosial & Budaya Dasar (Banda Aceh: Lembaga Kajian Konstitusi Indonesia
(LKKI), 2019), h. 72.
4
Mumtazinur, Ilmu Sosial & Budaya Dasar (Banda Aceh: Lembaga Kajian Konstitusi Indonesia
(LKKI), 2019), h.73.

6
Secara Horizontal, masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan :
1. Etnis dan rasa atau asal usul keturunan
2. Bahasa daerah
3. Adat istiadat atau perilaku
4. Agama
5. Pakaian, makanan, dan budaya material lainnya

Secara vertikal, dikelompokkan berdasarkan :


1. Penghasilan atau ekonomi
2. Pendidikan
3. Pemukiman
4. Pekerjaan
5. Kedudukan sosial politik
Berdasarkan hal-hal diatas, dapat kita lihat bahwa keragaman atau
kemajemukan masyarakat terjadi karena unsur-unsur seperti ras, etnis,
agama, pekerjaan, penghasilan, pendidikan, dan lain sebagainya. 5

C. PROBLEMATIKA KERAGAMAN DAN KESETARAAN SERTA SOLUSI


Keragaman merupakan suatu kenyataan sekaligus kekayaan dari masyarakat
terutama di Indonesia.Namun demikian, pada faktanya di masyarakat, keragaman
tersebur kerap memunculkan problematika sosial.Banyak masyarakat yang
menganggap keragaman sebagai alasan untuk sebuah permusuhan atau
perpecahan dalam masyarakat.
Van De Berghe sebagaimana dikutip oleh Elly M.Setiadi (2006)
menjelaskan bahwa masyarakat majemuk atau masyarakat yang beragam selalu
memiliki sifat-sifat dasar sebagai berikut :
a. Terjadinya segmentasi kedalam kelompok-kelompok yang memiliki
kebudayaan yang berbeda.
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalarm lembaga-lembaga yang
bersifat nonkomplementer.
c. Kurang mengembangkan konsensus diantara para anggota masyarakat
tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.6

5
Mumtazinur, Ilmu Sosial & Budaya Dasar (Banda Aceh: Lembaga Kajian Konstitusi Indonesia
(LKKI), 2019), h. 74.
6
Mumtazinur, Ilmu Sosial & Budaya Dasar (Banda Aceh: Lembaga Kajian Konstitusi Indonesia
(LKKI), 2019), h. 75.

7
d. Secara relatif sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan
yang lainnya.
e. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling
ketergantungan didalam bidang ekonomi.
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya.

Berikut ini adalah beberapa contoh problematika terkait dengan


keberagaman yang mungkin ditemui dalam kehidupan sehari-hari :

1. Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menetapkan semua norma atau


budaya orang lain sesuai dengan standar kebudayaannya sendiri.
2. Stereo adalah pemberian sifat tertentu terhadap seseorang berdasarkan
kategori yang bersifat subjektif, hanya karena seseorang tersebut berasal dari
kelompok lainnya.
3. Labelling adalah kecenderungan untuk memberi ‘label’ atau cap tertentu
pada suatu kelompok. Labelling sering diidentikkan sebagai bagian dari
stereotip.7
4. Prasangka adalah suatu pernyataan yang hanya didasarkan pada pengalaman
dan keputusan yang tidak teruji kebenarannya sebelumnya.
5. Rasisme adalah sikap yang diwujudkan dengan anti terhadap ras lain atau ras
tertentu diluar rasnya atau kelompoknya sendiri.
6. Dikriminasi merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan kurang
bersahabat dari kelompok dominan terhadap kelompok subordinasinya.
7. Scapegoating, bermakna pengkambinghitaman. Hal ini bermakna suatu
kelompok dapat menjadi sasaran kesalahan yang dilimpahkan oleh kelompok
lain.

Namun, meskipun demikian banyaknya kemungkinan problematika yang


dihadapi manusia terkait dengan konsep keberagaman dapat disikapi dengan
beberapa solusi pencegahan. Elly M.Setiadi dkk (2016) mengemukakan ada hal-

7
Mumtazinur, Ilmu Sosial & Budaya Dasar (Banda Aceh: Lembaga Kajian Konstitusi Indonesia
(LKKI), 2019), h. 76.

8
hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh
pengaruh negatif dari keberagaman, yaitu :8

1. Membangun semangat relijius


2. Menumbuhkan semangat nasionalisme
3. Menumbuhkan semangat pluralisme
4. Menumbuhkan semangat humanisme
5. Membangun dialog antar umat beragama
6. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi
hubungan antar agama, media massa, dan harmonisasi dunia.

Sejatinya keragaman dalam masyarakat perlu disikapi dengan arif dan


bijaksana.Mengingat bahwa Tuhan menciptkan manusia begitu beragam di bumi
untuk membangun suatu hubungan yang harmonis dan koperatif bukan
sebaliknya.Oleh karena itu, penting untuk memaknai keragaman sebagai suatu
anugerah tuhan dan bukan bencana yang menjadikan masyarakat saling
bermusuhan atau terpecah belah dari persatuan bangsa.9

8
Mumtazinur, Ilmu Sosial & Budaya Dasar (Banda Aceh: Lembaga Kajian Konstitusi Indonesia
(LKKI), 2019), h. 77.
9
Mumtazinur, Ilmu Sosial & Budaya Dasar (Banda Aceh: Lembaga Kajian Konstitusi Indonesia
(LKKI), 2019), h. 78.

9
Bab III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keragaman manusia dimasukkan bahwa setiap manusia memiliki
perbedaan.Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu yang
setiap individu memiliki ciri-ciri khas tersendiri.Perbedaan itu terutama ditinjau
dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat.
Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat, kesetaraan atau
kesederajatan menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama,
tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama lain.
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk tuhan
memiliki tingkatan atau kedudukan yang sama. Semua manusia diciptakan
dengan kedudukan yang sama, yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya
dibanding makhluk lain. Di hadapan tuhan, semua manusia sama derajatnya,
kedudukan atau tingkatannya, yang membedakan adalah tingkat ketakwaan
manusia tersebut terhadap tuhan.
B. Saran
Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi dari berbagai tindakan
diskriminasi adalah Bhineka Tunggal Ika yang merupakan ungkapan yang
menggambarkan masyarakat Indonesia yang “majemuk” atau “heterogen”.
Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil interaksi sosial dari banyak suku
bangsa dan beraneka ragam latar belakang, kebudayaan, agama, sejarah, dan
tujuan yang sama yang disebut Kebudayaan Nasional.

10
DAFTAR PUSTAKA

Mumtazainur.2009. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Lhokseumawe : Lembaga


Kajian Institut Indonesia.
Abdulkarim Muhammad. 2005. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung : Citra
Aditya Bakti.
Elly M.Setiadi,dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta : Kencana
Prenada Media.
Herimanto,dkk. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta : Bumi Aksara
Rusmin Tumanggor, dkk. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasa.Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Sugiyanto, dkk.1995. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.BKK.Surakarta : UNS
Press.
Sutopo Mulyawidodo, dkk. 2005. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Surakarta :
UNS Press.
Tim Pengajar IBD. 1992. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.BPK.Surakarta : UNS
Press.

11
12

Anda mungkin juga menyukai