Anda di halaman 1dari 6

As-Syifaa Jurnal Farmasi Juli 2020;12(1):64-69.

ISSN : 2502-9444 (electronic); 2085-4714 (printed)


Journal Homepage : http://jurnal.farmasi.umi.ac.id/index.php/as-syifaa

PENELUSURAN FUNGI ENDOFIT PADA DAUN KOPASANDA (Chromolaena


odorata L.) YANG BERPOTENSI SEBAGAI PENGHASIL ANTIBAKTERI
TERHADAP BAKTERI PENYEBAB INFEKSI KULIT

Rusli, Rachmat Kosman, Pina Melinda

Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia, Makassar


Email: rusli@umi.ac.id

ABSTRACT

The investigation for endophytic fungi of siam weed leaves (Chromolaena odorata L.) was
conducted to obtain endophytic fungi potentially produced bioactive compound which were useful as
an antibacterial. The research animed to obtain endophytic fungi isolate and determined the
antibacterial activity against bacteria causing skin infection. The research was experimentally
conducted including isolation of endophytic fungi, earthing, macroscopic examination, screening assay
for antibacterial activity against bacteria, fermentation process for 21 days, and TLC separation and
antibacterial testing by TLC-Bioautography against Staphylococcus aureus and Bacillus subtilis. The
isolation results obtained 7 isolate followed by fermentation process with IFDK 03 isolate. The
fermentate isolate of endophytic fungi showed Rf values of 0,2 anda 0,47 against Staphylococcus
aureus and Bacillus subtilis. In conclusion, Siam weed leaves had isolate endophytic fungi with the
potency as an antibacterial.

Key words : Endophytic fungi, Siam weed leaves (Chromolaena odorata L.) Antibacterial, Skin
infection bacteria.

PENDAHULUAN lain meningkat, termasuk antibiotik alami yang


Penyakit infeksi merupakan fakor berasal dari tumbuhan.
penyebab utama tingginya angka kesakitan Fungi endofit merupakan
dan kematian (mortality) di dunia. Penyakit mikroorganisme yang terdapat dalam suatu
infeksi merupakan faktor penyakit yang paling sistem jaringan tumbuhan seperti biji, daun,
banyak di derita di Indonesia dan dunia. Selain bunga, ranting, batang dan akar. Berbagai
virus, bakteri juga salah satu penyebab senyawa fungsional dapat dihasilkan oleh fungi
terjadinya infeksi.1 Untuk menanggulangi endofit. Senyawa yang dihasilkan oleh fungi
penyakit infeksi digunakan antibotik. endofit diantaranya kanker, antivirus,
Antibiotik merupakan suatu zat yang antibakteri, antifungi, hormon pertumbuhan
dapat menghambat pertumbuhan suatu tanaman, insektisida dan lain-lain.3 Adanya
mikroorganisme. Antiobiotik yang awalnya senyawa aktif seperti antibakteri dan antifungi
sensitif terhadap mikroorganisme bisa menjadi pada bidang kesehatan merupakan suatu
tidak sensitif disebut dengan resistensi informasi yang sangat penting untuk
antibiotik, dimana resistensi antibiotik ini penanggulangan suatu penyakit yang
3
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti disebabkan oleh fungi ataupun bakteri.
intensitas paparan pada suatu wilayah serta Salah satu tumbuhan yang berpotensi
2
penggunaan antibiotik yang tidak rasional. sebagai fungi endofit adalah daun kopasanda
Dengan adanya resistensi antibiotik maka (Chromolaena odorata L.) atau disebut dengan
kebutuhan untuk mencari alternatif antibiotik nama sunda Krinyu, tumbuhan ini oleh

64
Penelusuran Fungi Endofit Pada Daun Kopasanda (Chromolaena odorata L.) Yang Berpotensi Sebagai
Penghasil Antibakteri Terhadap Bakteri Penyebab Infeksi Kulit

masyarakat wilayah Makassar digunakan L.). Sampel yang digunakan adalah daun
4
sebagai obat luka. kopasanda diperoleh dari Kabupaten Gowa,
Menurut penelitian sebelumnya yang Sulawesi Selatan.
telah dilakukan oleh (Yutika, M 2015), hasil Sterilisasi Alat
yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak Alat-alat gelas disterilisasi dengan
daun kopasanda (Chromolaena odorata L.)5 panas kering (udara kering) pada oven.
memiliki aktivitas daya hambat sebagai Sterilisasi dilakukan pada temperatur 170 o C
antibakteri. Selain itu menurut penelitian yang selama ± 1 jam. Jarum ose disterilkan dalam
telah dilakukan oleh (Munte, N 2016), hasil nyala api bunsen sampai merah membara.
yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak Media yang digunakan disterilkan dengan
daun kopasanda (Chromolaena odorata L.) sterilisasi basah (uap air panas bertekanan)
6
memiliki aktivitas sebagai antibakteri. yaitu dengan menggunakan otoklaf. Sterilisasi
Berdasarkan uraian di atas, hal inilah ini dilakukan selama 15 menit dengan suhu
yang mendasari perlunya dilakukan penelitian 121o C dan tekanan 2 atm.7
tentang penelusuran fungi endofit pada daun Pengolahan sampel
kopasanda (Chromolaena odorata L.) yang Isolasi Fungi Endofit
berpotensi sebagai penghasil antibakteri Sampel daun kopasanda
penyebab infeksi kulit. (Chromolaena odorata L.) dalam kondisi segar
METODE PENELITIAN dicuci dengan air mengalir hingga bersih. Lalu
Alat dan bahan diambil dan dipotong dengan ukuran 1x1 cm2,
Alat-alat yang digunakan pada kemudian dilakukan sterilisasi permukaan.
penelitian ini yaitu alat-alat gelas, autoklaf Potongan sampel direndam dengan etanol
(SMIC Model YX-280 B), cawan petri (Normax), 70%, dibilas menggunakan aquadest steril
enkas (EMR), inkubator (Memmert), lampu UV selama ± 1 menit dan diletakkan pada
254 nm dan 366 nm (Philips), Laminar Air Flow permukaan medium PDA. Selanjutnya
(Mascotte), lemari pendingin, oven (Memmert), diinkubasi selama 3 hari pada suhu ruangan.8
pipa kapiler, shaker (maxQ), timbangan analitik Pemurnian fungi endofit
(Chyo), dan vial. Adapun bahan yang Pemurnian dilakukan dengan
digunakan pada penelitian ini yaitu aquadest memindahkan koloni yang tumbuh ke cawan
steril, etanol 70%, etil asetat, lempeng KLT, petri yang berisi PDA dengan menggunakan
kloramfenikol, NaCl 0,9%, medium Nutrien metode quadrant steak. Setelah diperoleh
Agar (NA), medium Potato Dextrosa Agar biakan murni, fungi endofit disimpan sebagai
(PDA), medium Maltosa Yeast Broth (MYB), stok.8
bakteri uji yaitu Staphylococcus aureus dan Pemeriksaan makroskopik
Bacillus subtilis dan sampel daun kopasanda Setiap koloni yang berbeda bentuk
(Chromolaena odorata L.) maupun warnanya diinokulasikan pada
Prosedur penelitian medium PDA baru sebanyak satu ose,
Populasi dan Sampel kemudian diinkubasi pada suhu 25-300C
Populasi yang digunakan adalah selama 3 hari. Setiap koloni yang tumbuh
tumbuhan kopasanda (Chromolaena odorata diidentifikasi berdasarkan ciri-ciri makroskopik.

65
Penelusuran Fungi Endofit Pada Daun Kopasanda (Chromolaena odorata L.) Yang Berpotensi Sebagai
Penghasil Antibakteri Terhadap Bakteri Penyebab Infeksi Kulit

Pengamatan ciri-ciri makroskopik dengan cara Ekstrak kental fermentat fungi endofit
9
melihat langsung bentuk dan warna koloni. diidentifikasi secara KLT dengan
Penyiapan bakteri uji menggunakan campuran eluen yang sesuai.
Peremajaan bakteri uji Kemudian ekstrak ditotolkan pada lempeng
Bakteri uji berupa Staphylococcus KLT dengan menggunakan pipa kapiler.
aureus dan Bacillus subtilis masing-masing Kromatogram yang dihasilkan diamati
diambil 1 ose lalu di inokulasikan dengan cara bercaknya di bawah UV pada panjang
digoreskan pada medium NA miring kemudian gelombang 254 nm dan 366 nm dan dihitung
0 3
diinkubasi 1x24 jam pada suhu 37 C. nilai Rfnya.11
Pembuatan suspensi bakteri uji Pengujian secara KLT-Bioautografi
Bakteri uji hasil peremajaan Hasil identifikasi KLT dengan eluen
disuspensikan dengan larutan NaCl fisiologis yang terbaik dilanjutkan dengan uji KLT-
0,9% sampai diperoleh transmitan 25% Bioautografi dengan cara medium NA
menggunakan spektrofoto- meter dengan sebanyak 10 mL dituang kedalam cawan petri
panjang gelombang 580 nm dan sebagai dan ditambahkan suspensi bakteri sebanyak
blanko digunakan larutan NaCl fisiologis 0,9%.3 20 µL lalu dihomogenkan, lempeng KLT yang
Uji Skrining aktivitas antibakteri telah dielusi diletakkan diatas permukaan
Isolat fungi endofit diinokulasikan medium agar yang telah di inokulasikan dengan
kedalam medium NA yang berisi bakteri bakteri uji, kemudian dibiarkan selama 30
Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis menit. Setelah itu lempeng diangkat dan
Isolat tersebut ditempelkan diatas permukaan dikeluarkan, selanjutnya diinkubasi selama
media. Kemudian diinkubasi selama 1x24 jam 1x24 jam pada suhu 370C kemudian diamati
pada suhu 370C lalu diamati zona hambat yang bercak yang memberikan aktivitas
terbentuk. Isolat yang memberikan aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri
yang paling baik kemudian diproduksi dalam uji.11
jumlah yang besar dan dilakukan pengujian HASIL DAN PEMBAHASAN
9
aktivitas KLT-Bioautografi. Daun Kopasanda (Chromolaena
Fermentasi biakan murni odorata L.) adalah tumbuhan yang berasal dari
Fungi endofit yang memberikan Sulawesi selatan dan banyak dipakai untuk
aktivitas terbesar sebagai isolat terpilih pengobatan. Daun kopasanda mengandung
selanjutnya ditumbuhkan pada medium senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri.12
Maltosa Yeast Broth (MYB), kemudian jamur Penelitian ini dilakukan pengujian
yang tumbuh diambil dengan ose bulat lalu aktivitas antibakteri dari isolat fungi endofit
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL yang daun kopasanda (Chromolaena odorata L.)
berisi 100 mL medium medium Maltosa Yeast menggunakan metode KLT-Bioautografi,
Broth (MYB) untuk fermentasi. Fermentasi dimana diketahui bahwa pengujian aktivitas
secara dinamis menggunakan shaker dengan antibakteri merupakan suatu metode yang
kecepatan 200 rpm selama 21 hari.10 digunakan untuk melihat potensi suatu
Pengujian aktivitas antibakteri senyawa yang dapat memberikan efek sebagai
Identifikasi kromatografi lapis tipis (KLT) antibakteri bagi mikroorganisme. Sampel yang

66
Penelusuran Fungi Endofit Pada Daun Kopasanda (Chromolaena odorata L.) Yang Berpotensi Sebagai
Penghasil Antibakteri Terhadap Bakteri Penyebab Infeksi Kulit

digunakan pada penelitian ini yaitu fungi endofit dan Gram negatif.13 Isolat daun kopasanda
daun kopasanda (Chromolaena odorata L.). (Cromolaena odorata L.) yang diperoleh dari
Langkah pertama dalam penelitian ini hasil isolasi kemudian dilanjutkan ke uji
yaitu isolasi, dilakukan isolasi bertujuan untuk pemurnian, pemurnian dilakukan bertujuan
memperoleh kultur murni fungi menggunakan untuk memperoleh isolat fungi endofit yang
medium Potato Dekstrosa Agar (PDA) + tunggal.14 Pemeriksaan makroskopik bertujuan
Kloramfenikol. Penambahan kloramfenikol untuk mengetahui bentuk morfologi isolat.
bertujuan agar yang tumbuh adalah isolat fungi Dengan melihat bentuk koloni, elevasi, tepi dan
bukan bakteri. Kloramfenikol juga merupakan warna pada isolat murni yang telah diperoleh
antibiotik ber spektrum luas yang dapat dari hasil pemurnian.
menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif

Tabel 1. Hasil pengujian KLT-Bioautografi dari kromatogram fermentat isolat fungi endofit daun
kopasanda (Chromolaena odorata L.) dengan menggunakan eluen N-heksan : Etil asetat
(4:1).

Warna Pada Penampak


Diameter zona Bercak
Kode Isolat Fermentat Rf bening (mm) Bakteri
UV 254nm UV 366nm
0,2 18,3 Hijau ungu
IFDK 03 21 hari B.subtilis
0,47 14,6 Hijau ungu
0,2 16,6 Hijau ungu
IFDK 03 21 hari S.aureus
0,47 16,0 Hijau ungu

Uji skrining menggunakan 2 bakteri uji, terbentuk >20 mm. Sehingga dipilih isolat
yaitu Staphylococcus aureus dan Bacillus IFDK03 untuk dilanjutkan pada proses
subtilis. Uji skrining dilakukan bertujuan untuk fermentasi. Tujuan dilakukan fermentasi adalah
mengetahui aktivitas antibakteri terhadap untuk meningkatkan produksi metabolit
bakteri yang diujikan. Hasil yang diperoleh sekunder pada isolat. Proses fermentasi
menunjukkan isolat IFDK01 dan IFDK03 aktif dilakukan selama 21 hari untuk memperoleh
sebagai sebagai antibakteri dilihat dari zona metabolt sekunder.15
hambatan yang terbentuk terhadap bakteri uji. Kemudian hasil dari fermentasi
Menurut Fitriana dan Eka 2017, h. 34 yang disaring untuk memisahkan supernatan dan
dikutip dari (Greenwood 1995) dimana miselia. Supernatan kemudian ditambahkan etil
klasifikasi respon hambat pertumbuhan bakteri asetat sebagi pelarut kemudian diuapkan.
jika diameter zona bening > 20 mm berarti kuat, Hingga diperoleh ekstrak etil asetat dari
16-20 mm berarti sedang, 10-15 mm berarti supernatan. Pemilihan pelarut etil asetat untuk
11
lemah, dan < 10 mm = tidak ada. melarutkan adalah karena etil asetat bersifat
Hasil uji skrining menunjukan isolat semi polar yang dapat menarik senyawa polar
IFDK03 menunjukan aktivitas antibakteri yang dan non polar.16
kuat dalam menghambat bakteri Setelah diperoleh ektstrak etil asetat
Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis. dari supernatan kemudian dilanjutkan
Dari hasil yang pengamatan zona bening yang pengujian KLT. Ekstrak etil astetat di totol pada

67
Penelusuran Fungi Endofit Pada Daun Kopasanda (Chromolaena odorata L.) Yang Berpotensi Sebagai
Penghasil Antibakteri Terhadap Bakteri Penyebab Infeksi Kulit

lempeng KLT dan dielusi menggunakan eluen mempengaruhi stabilitas senyawa aktif yaitu
n-Heksan:etil asetat (4:1), kemudian suhu, cahaya, udara (terutama oksigen,
kromatogram yang dihasilkan diamati di sinar karbondioksida dan uap air) serta kelembaban.
UV pada panjang gelombang 254 nm dan 366 Faktor-faktor lain juga yang dapat
nm. Hasil identifikasi KLT dilanjutkan dengan uji mempengaruhi stabilitas senyawa aktif, yaitu
KLT-Bioautografi untuk mengamati aktivitas sifat air dan kondisi biotik serta keberadaan
antibakteri pada bakteri uji. Proses pengujian bahan kimia lain yang merupakan kontaminan
dilakukan dengan menggunakan metode atau dari pencampuran produk yang berbeda
bioautografi kontak, dimana senyawa yang secara aktif dapat mempengaruhi stabilitas
telah ditotolkan pada lempeng KLT senyawa aktif.19 Dari hasil yang diperoleh
dipindahkan ke medium agar yang telah dapat disimpulkan bahwa isolat fungi endofit
diinokulasikan bakteri uji yang peka secara daun kopasanda (Chromolaena odorata L.)
merata dan melakukan kontak langsung.17 memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap
Hingga diperoleh data pada isolat IFDK bakteri uji.
03 yang memiliki nilai Rf 0,2 dan 0,47 yang KESIMPULAN
memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Berdasarkan hasil penelitian yang
uji Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis. dilakukan dapat disimpulkan isolat fungi endofit
Aktivitas yang diberikan berupa zona bening, daun kopasanda (Chromolaena odorata L.)
dimana zona bening atau zona hambat memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap
merupakan parameter adanya aktivitas bakteri uji. Adapun profil bioautogram dari
antibakteri. Hasil pengujian KLT-Bioautografi ekstrak fermentat isolat fungi daun kopasanda
fermentat 21 hari bersifat menghambat (Chromolaena odorata L.) selama 21 hari
pertumbuhan bakteri (bakteriostatik). Hal ini menujukkan nilai Rf yang sama. Fermentat
ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang isolat fungi endofit menunjukkan nilai Rf 0,2 dan
signifikan dari diameter zona hambat yang 0,47 memiliki aktivitas antibakteri terhadap
dihasilkan terhadap bakteri Staphylococcus bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri
18
aureus dan Bacillus subtilis.). Selain itu, juga Bacillus subtilis.
didukung oleh pernyataan (Herlina et al. 2018 DAFTAR PUSTAKA
h. 4) yang dikutip dari (Jawetz & Adelberg, 1. Romas A, Rosyidah DU, Aziz MA. Uji
aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit
2007) bahwa perbedaan kemampuan suatu
buah manggis (Garcinia mangostana L)
ekstrak dalam menghambat pertumbuhan terhadap bakteri Escherichia coli ATCC
11229 dan Straphycoccus aureus ATTC
bakteri dipengaruhi oleh sifat dinding sel
6538 Secara In Vitro. Prosiding University
bakteri. Bakteri Gram negatif dan Gram positif Research Colloquium. The 1st University
Research Colloquium (URECOL)
mempunyai dinding sel yang berbeda
2015:127-132.
sensitivitasnya terhadap perlakuan fisik, enzim
2. Refdanita, Maksum R, Nurgani, Endang.
dan antibiotik.17
Pola kepekaan kuman terhadap antibiotika
Stabilitas senyawa aktif yang di ruang rawat intensif Rumah Sakit
Fatmawati Jakarta tahun 2001-2002.
terkandung dalam fermentat juga dapat
Makara, Kesehatan.2004;8(2): 41-48.
mempengaruhi aktivitas antibakteri. Menurut
3. Noverita, Fitria D, Sinaga E. Isolasi Dan uji
(Dhuha et al. 2015) faktor-faktor yang
aktivitas antibakteri jamur endofit dari daun

68
Penelusuran Fungi Endofit Pada Daun Kopasanda (Chromolaena odorata L.) Yang Berpotensi Sebagai
Penghasil Antibakteri Terhadap Bakteri Penyebab Infeksi Kulit

dan rimpang Zingiber ottensii Val. Jurnal secara klt bioautografi. As-Syifaa.
Farmasi Indonesia.2009;4(4):171-176. 2017;9(1):27-36.

4. Fitrah M. Identifikasi ekstrak daun 12. Mulyani D. Perbandingan daya hambat


kopasanda (Chromolaena odorata Linn) ekstrak etanol daun kembang bulan
terhadap sel antiproliferasi tikus leukemia (Tithonia diversifolia) dengan daun tekelan
L1210. JF FIK UINAM. 2016;4(3):99-105. (Cromolaena odorata) terhadap bakteri
Staphylococcus aureus. SCIENTA.
5. Yutika M, Rusli R, Ramadhan AM. Aktivitas 2017;7(2):77-82.
antibakteri daun kirinyuh (Chromolaena
odorata (L.) R.M.King & H.Rob.) terhadap 13. Kemenkes. Pedoman umum penggunaan
bakteri gangren. Proceeding of antibiotik. Jakarta : Kementrian Kesehatan
Mulawarman Pharmaceuticals RI, 2011.
Conferences. 2015;2(1):75-81.
14. Darwis W, Franciska A. Pembuatan isolat
6. Munte N, Sartini, Lubis R. 2016. Skrining jamur obat Picnoporus sanguineus.
fitokimia dan antimikroba ekstrak daun Prosiding Semirata FMIPA Universitas
kirinyah terhadap Bakteri Staphylococcus Lampung. 2013:457-466.
aureus dan Escherichia coli. BioLink.
2016;2(2): 132-140. 15. Kursia S, Aksa R, Nolo MM. Potensi
antibakteri isolat jamur endofit dari daun
7. Kasi YA. Posangi J, Wowor PM, Bara R. Uji kelor (Moringa oleifera Lam.).
efek antibakteri jamur endofit daun Pharmauho.2018;4(1):30-33.
mangrove Avicennia marina terhadap
bakteri uji Staphylococcus aureus dan 16. Tensiska, Marsetio, Yudiastuti SON.
Shigella dysenteriae. Jurnal e-Biomedik Pengaruh jenis pelarut terhadap aktivitas
(eBm). 2015;3(1):112-117. antioksidan ekstrak kasar isoflavon dari
ampas tahu. TEKNOTAN. 2007;1(3):1-8.
8. Adriani. Aktivitas antibakterial fungi endofit
Caulerpa racemosa terhadap bakteri 17. Herlina R, Yasir Y, Semsuli. Deteksi
Escherichia coli dan Staphylococcus Antimikroba Secara KLT-Bioautografi
aures. Prosiding Seminar Nasional Ekstrak Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa
Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan. blimbi Linn.). Makassar : Universitas
2015;1(1):11-15. Hasanuddin, 2018.

9. Pratiwi ST. Mikrobiologi farmasi. Jakarta: 18. Marselia S, Wibowo MA, Arreneuz S.
Erlangga Medical Series, 2008. Aktivitas antibakteri ekstrak daun soma
(Ploiarium alternifolium Melch) terhadap
10. Kumala S. Mikroba endofit pemanfaatan Propionibacterium acnes. JKK.
mikroba endofit dalam bidang Farmasi. 2015;4(4):72-82.
Jakarta : ISFI, 2014.
19. Dhuha S, Bodhi W, Kojong N. Aktivitas
11. Fitriana, Nursithya E. Aktivitas antibakteri antibakteri ekstrak etanol lamun
ekstrak isolat fungi endofit dari akar (Syiringodium isoetifolium) terhadap
mangrove (Rhizophora apiculata Blume) bakteri Pseudomonas aeruginosa.
PHARMACON.2016;5(1):231-237.

69

Anda mungkin juga menyukai