Abstract
The aim of this research is to improve student's ability in understanding
paragraph. The setting of the problem in this research, "is the application of silent
reading improve students’ ability in understanding paragraph amog students of
class V SD Negeri 007 Pulau Tinggi Kecamatan Kampar?". Hypothesis of this
research is silent reading can improve students’ ability in understanding paragraph
among students of class V SD Negeri 007 Pulau Tinggi Kecamatan Kampar. Data
collection is done by observation technique understanding test. Before, student's
is only in the number of 30% of clasical accomplishment number 70, cycle 1 in
the second meeting, student have improfment with individual accoplishment
number 80, cycle II first meeting in the number of 80, cycle II second meeting in
the number of 81. Based on hypotesis stated before, we can say that application of
silent reading improve students’ ability in understanding paragraph among
students class V SD Negeri 007 Pulau Tinggi Kecamatan Kampar can be
received.
Key words: Silent Reading, Paragraph Understanding Capabilities
1. Dosen Pebimbing I, Stap pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar , e-
Hamizi @gmail.com
2. Dosen Pebimbing I, Stap pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
e- eddynoviana 82@gmail.com
3. Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Riau, Syamsuar alamsyah Nim 0805165232
2
PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar salah satu kompetensi dasar
yang harus dimiliki siswa selain berbicara, menyimak, menulis, sastra dan
kebahasaan adalah membaca. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
di pergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
Dengan membaca, anak akan memperoleh pengetahuan yang sangat
bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya pikirnya. Oleh sebab itu,
guru perlu membina pengajaran membaca dengan benar dan selektif. Membaca
adalah suatu keterampilan berbahasa yang hanya diperoleh dari latihan bukan
pembawaan sejak lahir (Mulyati, 2006:5.3).
Tujuan ini tidaklah akan tercapai maksimal jika guru kurang selektif
terhadap pembinaan dan pengawasan keterampilan membaca anak, hal ini bisa
mengakibatkan rendahnya pemahaman siswa dalam membaca.
Berdasarkan wawancara dan observasi penulis dengan guru kelas V SD
Negeri 007 Pulau Tinggi Kecamatan Kampar diperoleh kemampuan siswa
memahami paragraf masih rendah, dari 20 orang siswa hanya 6 siswa (30%) yang
mencapai KKM.
Rendahnya kemampuan memahami paragraf tidak terlepas dari rendahnya
kemampuan anak dalam membaca, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain:
a. Kurang latihan membaca terutama di rumah, perhatian siswa saat guru
menjelaskan materi pelajaran di depan kelas.
b. Metoda ceramah yang dilakukan oleh guru secara terus-menerus, siswa malas
untuk bertanya, sehinga kurangnya interaksi antara siswa dan guru dalam
proses belajar mengajar.
c. Kurangnya bimbingan guru untuk mengenalkan teknik membaca dalam hati.
d. Guru kurang mengawasi anak dalam membaca hal ini terlihat masih banyak
siswa membaca bersuara, membaca sambil menunjuk baris bacaan.
e. Pembelajaran yang digunakan selama ini lebih kepada hapalan dan tidak diikuti
pengertian yang mendalam dan hal yang paling mendasar adalah guru tidak
selektif dalam pembinaan membaca.
Berdasarkan gejala-gejala tersebut di atas peneliti berkeinginan melakukan
suatu perbaikan agar siswa mampu memahami paragraf yaitu dengan menerapkan
teknik membaca dalam hati agar siswa dapat meningkatkan kemampuan
memahami paragraf.
Membaca dalam hati adalah cara atau teknik membaca tanpa suara jenis
membaca ini lebih menekankan terhadap pemahaman isi bacaan (Tarigan,
2008:30). Sesuai dengan pendapat Finocchiaro dalam Tarigan (2008:16)
mengemukakan bahwa pelajar harus dapat menemukan dari bahan bacaan
jawaban terhadap beberapa pertanyaan, atau beberapa kata atau sesuatu ide,
pendapat, atau pikiran utama/pikiran pokok, dan sebagainya.
Tujuan khusus membaca dalam hati adalah untuk meningkatkan
kemampuan siswa memahami isi bacaan yang dibacanya, menangkap isi bacaan
secara cepat dan cermat, baik tersirat maupun tersurat (Mulyati, 2006:4.18).
3
1. Perencanaan Tindakan
a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan standar kompetensi
memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan
membaca cerita anak.
b. Mempersiapkan cerita terdiri dari beberapa paragraf.
c. Mempersiapkan tes kemampuan siswa memahami paragraf.
d. Mempersiapkan lembar pengamatan.
e. Menentukan teman sejawat sebagai observer.
2. Pelaksanaan Tindakan
Sejalan perencanaan pembelajaran selesai dibuat, peneliti melakukan
pembelajaran sesuai dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang sudah
direncanakan dengan observer.
3. Observasi
Aspek-aspek yang diamati antara lain:
a. Aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menerapkan teknik membaca
dalam hati yang dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas
guru.
b. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan teknik
membaca dalam hati yang dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi aktivitas siswa.
4. Refleksi
Setelah perbaikan pembelajaran dilaksanakan guru dan observer
melakukan diskusi dan menganalisis hasil dari proses pembelajaran yang
dilaksanakan, sehingga diketahui keberhasilan dan kelemahan pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
Perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Silabus
Silabus disusun berdasarkan prinsip pada pencapaian kompetensi, yang
memuat identitas sekolah, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok
dan uraian materi pokok, pengalaman belajar, indikator. Penilaian yang meliputi
jenis tagihan, alokasi waktu dan sumber bahan atau alat.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat sebagai pedoman dan
merupakan langkah-langkah yang dijadikan bagi guru dalam mengajar, yang
memuat identitas sekolah, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,
tujuan pembelajaran, metode, indikator, dan Langkah-langkah pembelajaran.
c. Lembar kerja siswa (terlampir)
Agar siswa lebih terarah dalam melaksanakan latihan maka peneliti
menyediakan LKS berupa teks cerita.
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 007 Pulau Tinggi Kecamatan
Kampar. Kelas yang ditetapkan menjadi sampel penelitian ini adalah kelas V SD
Negeri 007 Pulau Tinggi Kecamatan Kampar berjumlah sebanyak 20 orang siswa
yang majemuk, terdiri 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
5
Interval Kategori
86 sd 100 Baik sekali
71 sd 85 Baik
56 sd 70 Cukup
40 sd 55 Kurang
< 40 Kurang sekali
Sumber: Yustisia (2007:367).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Adapun data yang akan penulis paparkan adalah data aktivitas guru dan
aktivitas siswa tiap pertemuan kemudian hasil kemampuan siswa memahami
paragraf sebelum diterapkan teknik membaca dalam hati dan data kemampuan
siswa dalam memahami paragraf siklus I dan siklus II tiap pertemuan.
Perbandingan aktivitas guru pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel
04 sebagai berikut:
7
Tabel 04
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Tiap Pertemuann Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
No Indikator yang dinilai
PI P II PI P II
1 Guru menjelaskan kosa kata atau kalimat yang 2 3 4 4
diduga sulit dipahami siswa.
2 Guru menyuruh siswa membaca dalam hati, dan
memperhatikan agar siswa duduk dengan tenang
dan sikap yang baik, jarak antara bacaan dengan
mata + 25 cm. Guru mengingatkan kepada siswa 3 3 3 3
agar tidak menggerak-gerakkan atau mengucapkan
secara perlahan bacaannya, karena hal tersebut akan
merusak konsentrasi siswa dalam memahami
bacaan.
3 Guru menyuruh siswa menutup buku bacaannya
lalu menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan 2 3 4 4
bacaan. Guru menyuruh siswa menceritakan secara
ringkas isi bacaan.
4 Bacaan dibuka lagi untuk mengoreksi jawaban 3 2 3 3
siswa.
Jumlah 15 17 20 22
Persentase 62,5% 70,83% 83,33% 91,66%
Kategori Cukup Baik Baik Baik sekali
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui aktivitas guru di siklus I
pertemuan pertama berkategori cukup dengan jumlah 10 persentase 62,5%,
pertemuan kedua berkategori baik dengan jumlah 12 dengan persentase 75%.
Sedangkan sikls II pertemuan pertama berkategori baik dengan jumlah 13 dengan
persentase 81,25%, dan pertemuan kedua berkategori baik sekali dengan jumlah
15 dengan persentase 93,75%.
Observasi Siswa yang diamati adalah kegiatan siswa dalam melaksanakan
proses pengajaran membaca dalam hati siklus I dan II tiap pertemuan dapat dilihat
pada tabel 05 berikut ini:
Tabel 05
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Tiap Pertemuan Siklus I dan Siklus II
Indikator yang dinilai Siklus I Sikls II
No PI P II PI P II
1 Siswa memperhatikan guru dalam menjelaskan kosa
kata atau kalimat yang diduga sulit dipahami siswa. 3 3 3 3
2 Siswa membaca dalam hati, siswa duduk dengan
tenang dan sikap yang baik, jarak antara bacaan 3 4 4 4
dengan mata + 25 cm. Siswa tidak menggerak-
gerakkan atau mengucapkan secara perlahan
bacaannya, karena hal tersebut akan merusak
konsentrasi siswa dalam memahami bacaan.
3. Siswa menutup buku bacaannya lalu menjawab 2 3 3 4
pertanyaan dari guru. Siswa menceritakan secara
ringkas isi bacaan.
4. Siswa membuka bacaan lagi untuk mengoreksi 2 2 4 3
jawaban secara bersama sama.
Jumlah 14 17 21 21
8
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, saleh. 2008. Pembelajaran Bahasa yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Direktorat ketenagaan.
Arikunto, Suharsimin, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara.
Kasbolah, Kasihani. 1988. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarata: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Mulyasa. 2003. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung. Rosda.
Mulyati, Yeti, dkk. 2006. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas
Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Novi, Rosmini, dkk. 2006. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI Pres.
Razak, Abdul. 2000. Membaca Pemahaman dan Teori Aplikasi Pengajaran.
Pekanbaru. Autografika.
Russefendi. 2005. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-
Esaktalainya. Bandung: Tarsito.
Santosa, Puji. 2011. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sardiman, A. M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta.
Rajawali, Pers.
Suparno dan Yunus Muhammad. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:
Univeritas Terbuka.
Supriyadi, dkk. 1994. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Tarigan, HG. 1986. Menulis Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa
Tarigan, HG. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung
Angkasa.
Tim PPL. 2007. Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan. Pekanbaru: tidak
diterbitkan.