Anda di halaman 1dari 34

“METODOLOGI PENELITIAN”

Dosen Pengampu : Sri Kasnelly, SE., MM, CIQaR


Tentang: “Konsep Dasar Penelitian”

Disusun oleh :
Risma Khoirotul Ahyani
Nim : 19.23.835

SEMESTER  V C
JURUSAN EKONOMI SYARIAH (ESY)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
2021/2022
Bab 1
Konsep dasar penelitian

A. Pengertian Penelitian
 Penelitian (research) dapat diartikan sebagai upaya atau cara kerja yang
sistematik untuk menjawab permasalahan atau pertanyaan dengan jalan
mengumpulkan data dan merumuskan generalisasi berdasarkan data tersebut.
Diartikan juga sebagai proses pemecahan masalah dan menemukan serta
mengembangkan batang tubuh pengetahuan yang terorganisasikan melalui metode
ilmiah.1 Penelitian adalah suatu kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut
metode ilmiah yang sistematis untuk menemukan informasi ilmiah dan atau
teknologi baru, membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis sehingga
dapat dirumuskan teori dan atau gejala sosial.2
       Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian adalah
suatu upaya atau usaha untuk memecahkan suatu masalah dengan cara
mengumpulkan data-data melalui metode ilmiah.
      Langkah yang ditempuh dalam metode ilmiah merupakan langkah yang
hierarkis (berjenjang atau berurutan) dan logis. Tahapan-tahapannya sistematis,
bukan acak. Dalam penelitian, langkah dengan menggunakan metode ilmiah
tersebut secara tipikal dapat dirinci sebagai berikut.
1. Mengenali dan menentukan masalah yang akan diteliti.
2. Mengkaji teori yang sudah ada yang relevan dengan masalah yang
hendak diteliti.
3. Mengajukan hipotesis atau pertanyaan penelitian.
4. Membuat desain penelitian untuk menguji hipotesis tersebut.
Beberapa pendapat ahli mengenai penelitian, yakni:

Kunandar, Langkah mudah  penelitian tindakan kelas: sebagai pengembangan profesi


1

guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada , 2013), hlm.42


2
Ibid. hlm 42

1
1. David Penny : “Penelitian berarti berpikir secara sistematis mengenai
jenis-jenis persoalan yang untuk pemecahannya diperlukan
pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.”3
2. Soerjono Soekanto : “Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang
didasarkan kepada suatu analisis serta konstruksi yang dilakukan
dengan secara sistematis, metodologis dan juga konsisten serta
bertujuan untuk dapat mengungkapkan kebenaran ialah sebagai salah
satu manifestasi keinginan manusia untuk dapat mengetahui mengenai
apa yang sedang dihadapinya.”
3. Donald Ary : “Penelitian adalah suatu penerapan dari pendekatan
ilmiah disuatu pengkajian masalah didalam memperoleh suatu informasi
yang berguna serta hasil yang didapat itu bisa
dipertanggungjawabkan.”
4. Parson : “Penelitian adalah suatu pencarian dari segala sesuatu yang
dilakukan dengan secara sistematis, yang dengan penekanan bahwa
pencariannya itu dilakukan pada suatu masalah-masalah yang bisa
dipecahkan dengan penelitian.”4

B. Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk memperoleh pengetahuan, pemecahan masalah,
atau rumusan teori-teori baru. Sedangkan apabila ditilik dari segi prosesnya,
penelitian bertujuan untuk:
1. Mencandra, mendeskripsikan, memberikan atau menggambarkan secara
jelas dan cermat tentang data, atau fakta dari permasalahan yang diteliti.
2. Menerangkan (eksplanasi) kondisi atau faktor-faktor yang
mendasari, melatarbelakangi terjadinya masalah.

3
Didik J. Rachbini dan Rianto Adi, Metodelogi penelitian sosial dan hukum, (Jakarta:
Granit, 2004), hlm. 2
4
Parson Irawan, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:
DIA FISIP UI, 2007), hlm. 4

2
3. Menyusun atau merumuskan teori-teori, hukum-hukum mengenai
hubungan antara faktor yang satu dengan yang lainnya, atau peristiwa
yang satu dengan peristiwa lainnya.
4. Membuat prediksi, estimasi, dan proyeksi mengenai peristiwa-peristiwa
yang akan terjadi atau gejala-gejala yang bakal muncul.
5. Mengendalikan peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala berdasarkan temuan-
temuan yang diperoleh.5
Terkait dengan ilmu pengetahuan, dapat dikemukakan tiga tujuan umum
penelitian yaitu:
1. Tujuan Eksploratif, penelitian dilaksanakan untuk menemukan
sesuatu (ilmu pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu. Ilmu yang
diperoleh melalui penelitian betul-betul baru belum pernah diketahui
sebelumnya. Misalnya suatu penelitian telah menghasilkan kriteria
kepemimpian efektif dalam MBS. Contoh lainnya adalah penelitian yang
menghasilkan suatu metode baru pembelajaran matematika yang
menyenangkan siswa.
2. Tujuan Verifikatif, penelitian dilaksanakan untuk menguji kebenaran
dari sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Data penelitian yang
diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap
infromasi atau ilmu pengetahuan tertentu. Misalnya, suatu penelitian
dilakukan untuk membuktian adanya pengaruh kecerdasan emosional
terhadap gaya kepemimpinan. Contoh lainnya adalah penelitian yang
dilakukan untuk menguji efektivitas metode pembelajaran yang telah
dikembangkan di luar negeri jika diterapkan di Indonesia.
3. Tujuan Pengembangan, penelitian dilaksanakan untuk
mengembangkan sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Penelitian
dilakukan untuk mengembangkan atau memperdalam ilmu pegetahuan
yang telah ada. Misalnya penelitian tentang implementasi
metode inquiry dalam pembelajaran IPS yang sebelumnya telah digunakan
dalam pembelajaran IPA. Contoh lainnya adalah penelitian tentang sistem

5
W Gulo,  Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Grasindo),  hlm. 26-30

3
penjaminan mutu (Quality Assurannce) dalam organisasi/satuan
pendidikan yang sebelumnya telah berhasil diterpakan dalam organisasi
bisnis/perusahaan.6

C. Jenis-Jenis Penelitian
1. Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan
a. Penelitian Eksplorasi
Penelitian eksplorasi adalah jenis penelitian yang dilaksanakan
untuk menemukan ilmu (pendidikan ) dan masalah masalah yang baru
dalam bidang pendidikan.ilmu pendidikan dan masalah masalah yang
diperlukan melalui penelitian pendidikan benar benar baru  dan belum
pernah diketahui sebelumnya. Misalnya,suatu penelitian telah
menghasilkan profil atau kriteria kepemimpinan efektif dalam
manejemen berbasis sekolah,atau penelitian tentang suatu metode atau
prosedur baru dalam pembelajaran bahasa inggris yang
menyenangkan peserta didik.
b. Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan adalah jenis penelitian yang
dilaksanakan untuk mengembangkan ilmu (pendidikan) yang telah
ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan, memperdalam atau
memperluas ilmu (pendidikan) yang telah ada. Misalnya, penelitian
tentang implementasi metode inquiry dalam pembelajaran IPS yang
sebelumnya telah digunakan dalam pembelajaran IPA atau penelitian
tentang sistem penjaminan mutu (Quality asurance) dalam
organisasi/satuan pendidikan yang sebelumnya telah berhasil
diterapkan dalam organisasi bisnis atau perusahaan.
c. Penelitian Verifikasi
Penelitian ini adalah jenis penelitian yang dilaksanakan untuk
menguji kebenaran ilmu-ilmu (pendidikan) yang telah ada, baik
berupa konsep, prinsip, prosedur, dalil maupun praktek pendidikan itu

6
Didik J. Rachbini dan Rianto Adi, Metodelogi penelitian, hlm. 3-4

4
sendiri. Data penelitian yang diperoleh digunakan untuk membuktikan
adanya keraguan terhadap informasi atau masalah-masalah ilmu
pendidikan.
Misalnya, suatu penelitian dilakukan untuk membuktikan
adanya pengaruh kecerdasan emosional terhadap gaya kepemimpinan,
atau penelitian yang dilakukan untuk menguji efektifitas model-model
pembelajaran yang telah ada dalam mata pelajaran tertentu.
2. Jenis Penelitian Berdasarkan Pendekatan
a. Penelitian Kuantitatif (quantitative research)
Penelitian kuantitatif ini adalah penelitian yang digunakan untuk
menjawab permasalahan melalui teknik pengukuraan yang cermat
terhadap varaiabel-variabel tertentu, sehingga mengasilkan simpulan
simpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan
situasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak digunakan terutama untuk
mengembangkan teori dalam suatu disiplin ilmu. Penggunaan
pengkuran disertai analisis secara statis di dalam penellitian
mengimplikasikan bahwa penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif.
b. Penelitian Kuliatatif (Qualitative Research)
Penelitian kualitatif  ini adalah penelitian untk menjawab
permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam
konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakuukan secara wajar
dan alami sesuai dengan kondisi objektif dilapangan tanpa adanya
manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif.
Proses penelitian yang dimaksud antara lain melakukan pengamatan
terhadap orang dalam kehidupannya sehari-hari, berinteraksi dengan
mereka, dan berupaya dalam memahami bahasa dan tafsiran mereka
tentang dunia sekitarnya. Untuk itu, peneliti harus terjun dalam
lapangan dengan waktu yang cukup lama.7

7
Nazir, mohammad, METODE PENELITIAN, Jakarta, Ghalia Indonesia,2012, hal 29-31

5
3. Jenis Penelitian Berdasarkan Tempat
a. Penelitian Kepustakaan (libarary research), yaitu penelitian yang
dilaksanakan di perpustakaan.
b. Penelitian laboratrium (laboratory research), yaitu penelitian yang
dilaksanakan di laboratorium. Penelitian ini sering digunakan dalam
penelitian eksperimen.
c. Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian ang dilaksanakan
di suatu tempat, dan tempat itu diluar perpustakaan dan laboratorium.
4. Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsi
a. Penelitian Dasar (basic/fundamental research)
Penelitian dasar  adalah jenis penelitian yang digunakan untuk
menemukan dan mengembangkan konsep-konsep, prinsip,
generalisasidan teori baru. Tujuan penelitian dasar adalah untuk
menambah pengetahuan dengan prinsip dan hukum-hukum ilmiah,
meningkatkan penyelidikan dan metodologi ilmiah. Penelitian ini tidak
diarahkan untuk memecahkan masalah praktis, tetapi teori yang
dihasilkan dapat mendasari pemecahan masalah praktis.
b. Penelitian Terapan (applied research)
Penelitian terapan dilakukan berkenaan dengan pemecahan masalah dan
kenyataan-kenyataan praktis, penerapan, dan pengembangan ilmu
pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan
nyata. Fungsi penelitian ini adalah untuk memecahkan masalah-masalah
praktis. Tujuan penelitian terapan tidak semata-mata untuk
mengembangkan wawaasan keilmuan, tetapi juga untuk pemecahan
masalah praktis, sehingga hasil penelitian dapat dimanfaatkan.
c. Penelitian Tindakan (action research)
Penelitian ini adalah suatu bentuk penelitian refleksi-diri melalui
tindakan nyata dalam situasi yang sebenarnya. Tujuannya adalah untuk
memperbaiki proses dan peahaman tentang praktik-praktik pendikan
secara utuh, mengembangkan profesional, dan meningkatkan hasil
kegiatan. Tujuan penelitian ini menunjukkan implikasi yang harus

6
diperhatikan. Pertama, penelitian tindakan harus dilakukan secara
ilmiah sesuai konsep penelitian ilmiah. Kedua, harus meliatkan
kelompok partsipan sehingga dapat dilakukan kolaborasi. Ketiga, harus
dilakukan untuk memperbaiki praktik pendidikan seperti ketrampilan
mengajar. Keempat, harus dilakukan untuk acuan melakukan refleksi
diri.
Aspek pokok penelitian tindakan ini ada tiga, yaitu:
1) Untuk memperbaiki praktik
2) Untuk mengembangkan kemampuan profesional dalam arti
mengembangkan pemahaman dan ketrampilan baru para praktisi
dalam praktik yang dilaksanakan
3) Untuk memperbaiki keadaan atau situasi tersebut dilaksanakan.
Inti dari penelitian tindakan ini adalah menekankan pada
tindakan dalam praktik atau situasi nyata yang terbatas, sehingga
diharapkan dari tindakan tersebut dapat memperbaiki dan meningkatkan
mutu pembelajaran.
d. Penelitian Penilaian (assessment research)
Penelitian penilaian adalah penelitian yang dilakukan untuk
menentukan perubahan atau perbaikan perilaku individu setelah
menjalani suatu perlakuan dengan waktu dan program tertentu.
e. Penelitian Evaluasi (evaluation research)
Penelitian evaluasi merupakan bagian dari penelitian terapan,
tetapi tujuannya dapat dibedakan dengan penelitian terapan. Penelitian
evaluatif adalah penelitian yang digunakan untuk penilaian
keberhasilan, manfaat, kegunaan, sumbangan, dan kelayakan suatu
program, produk, atau kegiatan suatu lembaga berdasarkan kreteri
tertentu. Manfaat penelitian ini antara lain adalah dapat menambah
waawasan tentang suatu kegiatan dan dapat mendorong penelitian atau
pengembangan lebih lanjut, serta membantu para pimpinan untuk
melakukan kebijakan.

7
Penelitian evaluatif menjelaskan adanya kegiatan penelitian
yang sifatnya mengevaluasi terhadap sesuatu objek, yang biasanya
merupakan pelaksanaan dan rencana. Jadi bisa dikatakan juga penelitian
ini adalah penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi
tentang apa yang terjadi, yang merupakan kondisi nyata mengenai
keterlaksanaan rencana yang memerlukan evaluasi.
f. Penelitian Komparatif
Studi komparatif (comparative study) atau studi kausal
komparatif (causal comparative studi) merupakan jenis penelitian yang
digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari
suatu variable tertentu. Tujuan penelitian komparatif adalah untuk
melihat perbedaan dua atau lebih situasi, peristiwa, kegiatan, atau
program yang sejenis atau hampir sama yang melibatkan semua unsur
atau komponennya. Analisis penelitian dilakukan terhadap persamaan
dan perbedaan dalam perencanaan, pelaksanaan, factor-faktor
pendukung hasil. Hasil analisis perbandingan dapat menemukan
unsure-unsur atau factor-faktor penting yang melatarbelakangi
persamaan dan perbedaan.
Jika suatu yang dibandingkan itu tentang situasi atau kejadian,
maka unsure-unsur atau komponen yang dianalisis sedikit berbeda,
seperti deskripsi situasi atau kronologis kejadian, kompleksitas situasi
atau intensitas kejadian, factor-faktor penyebab dan akibat-akibatnya.
Dari analisis tersebut juga akan dapat ditemukan factor-faktor dominan
yang melatarbelakangi atau diakibatkan oleh suatu situasi atau kejadian.
Penelitian komparatif dapat digunakan jika: (a) metode
eksperimental yang dianggap lebih kuat tidak memungkinkan untuk
dilakukan, (b) penelitian tidak mungkin memilih, mengontrol, dan
memanipulasi factor-faktor yang penting untuk mempelajari hubungan
sebab-akibat secara langsung, (c) pengontrolan terhadap seluruh
variable (kecuali variable bebas) sangat tidak realistis dan terlalu
dibuat-buat, serta mencegah interaksi secara normal dengan variabel-

8
variabel lain yang berpengaruh, dan (d) pengontrolan di laboratorium
untuk beberapa tujuan penelitian dianggap tidak praktis, mahal, atau
secara etika dipertanyakan.
g. Penelitian Korelasional
Penelitian ini mempelajari hubungan dua variable atau lebih,
yakni hubungan variasi dalam satu variabel dengan variasi dalam
variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakan dalam satu
indeks yang dinamai koefisien korelasi. Penelitian korelasional dapat
digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antarvariabel atau
untuk menyatakan besar-kecilnya hubungan antara dua variabel atau
lebih.
Penelitian korelasional bertujuan untuk menguji hipotesis yang
dilakukan dengan cara mengukur sejumlah variabel dan menghitung
koefisien kolerasi (r) antara variabel-variabel tersebut, agar dapat
ditentukan variabel-variabel mana yang berkolerasi. Misalnya, peneliti
ingin mengetahui variabel-variabel yang berhubungan dengan
kompetensi professional guru. Semua variabel yang ada kaitannya,
seperti latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, mata pelajaran
yang diampu, dan lain-lain diukur, lalu dihitung koefisien korelasinya
untuk mengetahui variabel mana yang paling kuat hubungannya dengan
kompetensi professional guru.
Karakteristik penelitian korelasional yaitu:
1) Adanya hubungan dua variabel atau lebih
2) Adanya koefisien korelasi, yang menunjukkan tinggi rendahnya
hubungan
3) Tidak ada perlakuan (treatmean) khusus
4) Dan data yang diperoleh bersifat kuantitatif.
Penelitian korelasional memiliki beberapa kelemahan, antara
lain: (a) hanya mengidentifikasi hubungan antar variabel, bukan
mengidentifikasi hubungan sebab-akibat, (b) kurang tertib dan ketat jika
dibandingkan dengan metode eksperimental karena kurang melakukan

9
control terhadap variabel-variabel bebasnya, (c) cenderung
mengidentifikasi pola hubungan semu yang kurang reliable dan valid,
(d) pola hubungan sering tidak menentu dan kabur, (e) sering
memberikan rangsangan penggunaannya semacam pendekatan “shot
gun”, yaitu memasukkan data tanpa pandang bulu dari sumber yang
beragam dan memberikan interprestasi yang bermakna atau yang
berguna.
Penelitian korelasi dapat digunakan jika: (a) variabel-variabel
yang diteliti cukup rumit, tidak dapat dimanipulasi dan/atau tak dapat
diteliti dengan metode eksperimental, (b) ingin mengukur beberapa
variabel yang saling berhubungan secara serentak dan realistic, (c) ingin
mengetahui eratnya hubungan atau tinggi rendahnya hubungan antar
variabel, dan (d) jumlah subjek tidak terlalu banyak.8
Kekuatan korelasi antara berbagai variabel penelitian
ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang angkanya bervariasi antara -1
sampai +1. Koefisien korelasi diperoleh melalui perhitungan statistik
berdasarkan kumpulan data hasil pengukuran dari setiap variabel.
Koefisien korelasi positif menunjukkan hubungan yang berbanding
lurus atau kesejajaran, sedangkan koefisien korelasi negatif
menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik atau ketidaksejajaran.
Angka 0 (nol) untuk koefisien korelasi menunjukkan tidak ada
hubungan antar variabel. Semakin besar koefisien korelasi (positif
ataupun negative), maka sekamin besar kekuatan hubungan antar-
variabel.
h. Penelitian Studi Kasus
Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang
individu, kelompok atau lembaga yang dianggap memiliki atau
mengalami kasus tertentu. Tujuan penelitian studi kasus adalah untuk
mempelajari secara mendalam dan sistematis dalam kurun waktu cukup
lama tentang sesuatu kasus sehingga dapat dicari alternatif

8
Supardi,metodologiPenelitianEkonomiBisnis,(Yogyakarta,UII Press,2005)hal 73

10
pemecahannya. Mendalam, artinya mengungkap dan menggali data
secara mendalam dan menganalisis secara intensif factor-faktor yang
dapat menyebabkan terjadinya kasus tersebut. Tekanan utama dalam
studi kasus adalah mengapa individu melakukan itu? Apa yang dia
lakukan setiap harinya? Bagaimana hubungan sosial dia dengan teman-
temannya? Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tindakannya
tersebut?
Karakteristik penelitian studi kasus: (a) menyelidiki suatu kasus
atau masalah secara mendalam dan sistematis, (b) menghasilkan suatu
gambaran yang lengkap yang terorganisasi dengan baik, (c) lingkup
masalah dapat mencakup keseluruhan aspek kehidupan atau hanya
bagian-bagian tertentu dan factor-faktor yang spesifik saja, tergantung
tujuan studi, (d) sekalipun studi ini hanya menganalisis unit-unit kecil
dan spesifik tetapi dapat melibatkan variabel-variabel dan kondisi-
kondisi yang besar, (e) adanya suatu target, yaitu untuk memecahkan
masalah, dan (f) pada umumnya menggunakan pendekatan
longitudinal.9
Contoh isu-isu dalam suatu kasus yakni peserta didik jarang
masuk sekolah, guru tidak disiplin dalam mengajar, peserta didik tidak
naik kelas, peserta didik sering tidur didalam kelas, dan lain-lain.
Disini, peneliti perlu mencari data berkenaan dengan pengalaman
subjek pada masa lalu, sekarang, lingkungan yang membentuknya, dan
factor-faktor penyebab munculnya kasus tersebut. Data diperoleh dari
berbagai sumber seperti teman, pimpinan (kepala sekolah), guru, orang
tua, termasuk subjek itu sendiri. Teknik memperoleh data sangat
komprehensif seperti observasi perilakunya, wawancara, studi
dokumentasi, tes, dan lain-lain tergantung pada kasus yang dipelajari.
Setiap data dicatat secara cermat, kemudian dikaji, dihubungkan satu
sama lain, jika perlu dibahas atau didiskusikan dengan peneliti lain

9
Restu Kartiko wedi, Asas Metodologi Penelitian,(Yogyakarta,GRAHA ILMU,2010) hal
245-262

11
sebelum menarik simpulan-simpulan penyebab terjadinya kasus atau
persoalan yang ditunjukkan oleh individu tersebut. Studi kasus
mengisyaratkan pada penelitian kualitatif.
Keunggulan yaitu: (a) peneliti dapat mempelajari subjek secara
mendalam dan menyeluruh, (b) hasil studi dapat dijadikan informasi
awal untuk perencanaan penelitian yang lebih besar dan luas, (c) karena
dilakukan secara intensif, studi ini memberikan penjelasan terhadap
variabel-variabel penting, proses-proses, dan interaksi-interaksi yang
memerlukan perhatian lebih intensif, (d) hasil studi kasus dapat
melengkapi contoh-contoh yang berguna untuk mengilustrasikan
penemuan-penemuan yang digeneralisasikan secara statistik.
Kelemahan-kelemahan: (a) data yang diperoleh sifatnya
subjektif, maksudnya hanya berlaku untuk individu yang bersangkutan,
(b) hasil studi tidak dapat digunakan untuk kasus yang sama pada
individu yang lain, (c) karena focus studi terbatas pada unit-unit yang
kecil, studi-studi kasus dibatasi dalam keterwakilannya, (d) generalisasi
informasi sangat terbatas penggunaannya, sehingga tidak berlaku
terhadap populasi sampai ada penelitian lanjutan yang melengkapi studi
tersebut, (e) pemilihan kasus itu sendiri lebih kepada sifat dramatiknya
daripada sifat atau cirri kasus itu sendiri, atau dipilih karena cocok
dengan konsep peneliti sebelumnya, (f) jika hanya menempatkan data
pada satu konteks tertentu tanpa melihat konteks yang lain, maka
penafsiran subjektif dari peneliti dapat mempengaruhi hasil studi,
dan  (g) studi kasus tidak dapat menguji hipotesis, tetapi dapat
melahirkan hipotesis untuk penelitian lebih lanjut.
i. Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)
Penelitian dan pengembangan adalah rangkaian proses atau
langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru
atau  menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat
dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda
atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu

12
pembelajaran dikelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat
lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data,
pembelajaran dikelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-
model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, sistem
manajemen, dan lain-lain. Metode  penelitian ini dianggap cukup
ampuh untuk memperbaiki praktik.
Penelitian pendidikan pada umumnya jarang diarahkan pada
pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan
pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena yang bersifat
fundamental, serta praktik-praktik pendidikan. Penelitian dan
pengembangan merupakan metode penghubung atau pemutus
kesenjangan antara penelitian dasar dan penelitian terapan. Dalam
pelaksanaan penelitian dan pengembangan, terdapat beberapa metode
yang digunakan, yaitu metode deskriptif, evaluative, dan eksperimental.
Metode deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk
menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada
mencakup: (a) kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan
perbandingan atau bahan dasar (embrio) produk yang akan
dikembangkan, (b) kondisi pihak pengguna (dalam bidang pendidikan
misalnya sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, serta pengguna lainnya),
(c) kondisi factor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan
dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsure
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya,
pengelolaan, dan lingkungan pendidikan tempat produk tersebut akan
diterapkan.
Metode evaluative, digunakan untuk mengevaluasi produk
dalam proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk penelitian
dikembangkan melalui serangkaian uji coba dan pada setiap kegiatan
uji coba diadakan evaluasi, baik itu evaluasi hasil maupun evaluasi
proses. Berdasarkan temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan
(revisi model).

13
Metode eksperimental, digunakan untuk menguji keampuhan
produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah ada
pengukuran, pengukuran tersebut masih dalam rangka pengembangan
produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam eksperimen telah
diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada
kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Pemilihan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak atau random.
Pembandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat
menunjukkan tingkat keampuhan dan produk yang dihasilkan.
5. Jenis-jenis penelitian berdasarkan metode
a. Penelitian sejarah
Pada dasarnya, penelitian sejarah  merupaka expost facto
research di bawah payung qualitative research. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini tidak dapat dilakukan manipulasi atau kontrol terhadap
variabel, sebagaimana jenis-jenis penelitian di bawah payung quantative
research. Penelitian sejarah memfokuskan kajiannya terhadap
fenomena, peristiwa atau perkembangan yang terjadi pada masa
lampau. Tujuannya yakni untuk :
1) Mendeskripsikan dan merekontruksi fenomena masa lampau
secara sistematis, obyektif dan rasional dengan cara
mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, dan
mensintesiskan bukti-bukti secara faktual untuk memperoleh
simpulan yang kuat.
2) Meningkatkan pemahaman dan memperkaya wawasan kita
tentang fenomena di masa lalu dan bagaimana masa lalu itu
menjadi masa kini, serta kemungkinan-kemungkinan
penerapannya pada masa yang akan datang.
Sehubungan dengan penelitian sejarah, John W. Best (1997)
menjelaskan sejarah merupakan “rekaman” prestasi manusia. Ia bukan
semata-semata daftar rangkaian peristiwa secara kronologis, melainkan
suatu deskripsi berbagai hubungan yang benar-benar manunggal antara

14
manusia, peristiwa, waktu dan tempat. Tidak semmua orang bisa
dijadikan  subjek penelitian sejarah tanpa diperhitungkan juga
interaksinya dengan gagasan-gagasan, gerakan-gerakan, atau instuisi-
instuisi yang hidup pada jamannya.
Dalam penelitian sejarah dapat juga diajukan hipotesis
meskipun hipotesis tersebut tidak selalu dinyatakan secara eksplisit.
Biasanya sejarahwan menyimpulkan bukti-bukti dan secara cermat
menilai kepercayaannya. Jika buktinya ternyata cocok dengan
hipotesisnya, maka hipotesis tersebut teruji. Sumber data yang dapat
digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu :10
1) Sumber primer, (a.1) sumber yang diperoleh secara langsung
dari objek peninggalan masa lampau, seperti : candi, istana,
senjata, dsb. (a.2) cerita, penuturan, dan catatan dari para saksi
mata ketika peristiwa tersebut terjadi, seperti : undang-undang,
piagam, otobiografi, dsb.
2) Sumber sekunder  adalah sumber data yang diperoleh secara
tidak langsung melalui bahan-bahan/dokumen tertulis, seperti :
ensiklopedia, buku, majalah, koran, dsb.
Sumber informasi dalam penelitian sejarah dapat
dikelompokkan menjadi empat bagian :
1) dokumen, yaitu materi yang tertulis dalam bentuk buku,
majalah, koran, dsb.
2) Rekaman yang bersifat numerik, yaitu rekaman yang di
dalamnya terdapat bentuk-bentuk data numerik, misalnya skor
tes, laporan sensus, dsb.
3) Pernnyataan lisan, yaitu melakukan wawancara dengan orang
yang merupakan saksi saat peristiwa lalu terjadi. Ini merupakan
bentuk khusus dari penelitian sejarah yang disebut oral history.

10
Sugiono,Metode Penelitian Kombinasi,(bandung,ALFABETA,2012) hal 45

15
4) Relief, yaitu objek fisik atau karakteristik visual yang
memberikan beberapa informasi tentang peristiwa masa lalu.
Contohnya, monumen, peralatan, pakaian, dsb.
Untuk menjamin kebenaran informasi yang ada, terutama dalam
data sekunder perlu diadakan external critism maupun internal critism.
Dalam external critism dikaji tentang siapa yang menulis dokumen, apa
tujuan penulisan dokumen tersebut, kapan dan dimana dokumen itu
dibuat, dalam kondisi yang bagaimana dokumen itu ditulis, apakah
dokumen tersebut merupakan naskah asli, dan seterusnya. Untuk
menetapkan umur satu dokumen, peneliti dapat meibatkan unsur-unsur
penting, seperti pengujian tnda tangan, bentuk huruf, penggunaan
bahasa dan termasuk juga uji fisik  dan kimiawi atas tinta, cat, kertas,
dsb. Dalam internal critism dikaji, misalnya apa yang  dimaksudkan
oleh pengarang dalam pernyataannya, apakah pernyataannya tersebut
dapat dipercaya, apakah terlihat konsistensi antara pernyataan yang satu
dengan yang lainnya, dsb. Peneliti sejarah harus benar-benar yakin
bahwa datanya autentik dan akurat, sehingga dapat memandang data
tersebut sebagai bukti sejarah yang berharga untuk ditelaah secara
serius.
Karakteristik penelitian sejarah, yaitu :
1) Menggunakan data sekunder, data yang diobservasi oleh orang
lain.
2) Hanya mengumpulkan informasi, karena itu jika tidak
dilakukan ekstra hati-hati, informasi tersebut kurang valid dan
reliabel, berat sebelah dan bias.
3) Selain data sekunder, ada juga data primer yang dikumpulkan
melalui pengamatan melalui pengamatan secara langsung.
Diantara kedua data tersebut, data primer dianggap memiliki
otoritas yang kuat sebagai bukti tangan pertama dan diberi
prioritas dalam pengumpulan data.

16
4) Terdapat dua jenis kritik yang digunakan untuk menentukan
nilai atau bobot data yakni: kritik eksternal dan kritik internal.
5) Dibandingkan dengan penelitian perpustakaan, pendekatan
sejarah lebih tuntas, mencari informasi dari sumber yang lebih
luas.
Menurut Fraenkel dan Wallen (1990), ada empat langkah pokok
dalam penelitian sejarah, yaitu merumuskan masalah, menemukan
sumber-sumber informasi sejarah yang relevan, meringkas dan
mengevaluasi informasi yang diperoleh dari sumber-sumber tersebut,
serta mempresentasikan dan menginterpretasikan informasi-informasi
tersebut yang dihubungkan dengan masalah atau pertanyaan dalam
penelitian. Langkah-langkah ini dapat diuraikan lagi menjadi beberapa
tahap, dan setiap tahap terdiri atas langkah-langkah operasional sebagai
berikut :
Tahap pertama : persiapan penelitian
Pada tahap ini biasanya peneliti menyusun desain penelitian,
yang meliputi: memilih dan merumuskan masalah, menetapkan tujuan
penelitian, menjelaskan manfaat hasil penelitian, merumuskan asumsi,
memilih pendekatan penelitian, menentukan langkah-langkah kegiatan
penelitian, menyusun instrumen dan pedoman analisis data.
Tahap kedua : pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian sejarah dapat mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Heuristik (pengumpulan data)
2) Kritik (verifikasi)
3) Interpretasi (penafsiran)
4) Histiriograf (penulisan sejarah)
Tahap ketiga : penyusunan laporan hasil penelitian
b. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk
menggambarkan, menjelaskan dan menjawab persoalan-persoalan

17
tentang fenomena dan peristiwa yang terjadi saat ini. Pola-pola penelitian
deskriptif ini antara lain : survey, studi kasus, causal-comparative,
korelasional, dan pengembangan. Tujuannya adalah untuk (a)
menjelaskan suatu fenomena, (b) mengumpulkan informasi yang bersifat
aktual dan fuktual berdasarkan fenomena yang ada, (c) mengidentifikasi
masalah-masalah atau melakukan justifikasi kondisi-kondisi dan praktik-
praktik yang sedang berlangsung, (d) membuat perbandingan dan
evaluasi, dan (e) mendeterminasi apa yang dikerjakan orang lain apabila
memiliki masalah atau situasi yang sama dan memperoleh keuntungan
dari pengalaman mereka untuk membuat rencana dan keputusan di masa
yang akan datang.
c. Penelitian eksperimen
Penelitian ekperimen adalah penelitian yang berusaha mencari
pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang
terkontrol secara ketat. Bentuk penelitian eksperimen menurut Tuckman
(1982) ada 4 jenis, yaitu pre experimental, true experimental, factorial,
dan quasi experimental. Berbeda dengan Tuckman, Sukmadinata (2009)
dalam bukunya menyatakan bahwa penelitian eksperimen berdasarkan
variasinya terdiri dari penelitian ekperimen murni (true experimental),
eksperimen kuasi (quasi experimental), eksperimen lemah (weak
experimental) dan eksperimen subjek tunggal (single subject
experimental).
Eksperimen murni merupakan metode eksperimen yang paling
mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen. Dalam
eksperimen murni, kecuali variabel independen yang akan diuji
pengaruhnya terhadap variabel dependen, semua variabel dikontrol atau
disamakan karakteristiknya (dicari yang sama). Sedangkan pada
eksperimen semu (quasi experimental) pengontrolan variabel hanya
dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang
paling dominan.

18
Eksperimen lemah merupakan metode penelitian eksperimen
yang desain dan perlakuannya seperti eksperimen, tetapi tidak ada
pengontrolan variabel sama sekali. Eksperimen ini sangat lemah kadar
validitasnya. Eksperimen jenis ke empat adalah eksperimen subjek
tunggal. Eksperimen subjek tunggal merupakan eksperimen yang
dilakukan terhadap subjek tunggal. Dalam pelaksanaan eksperimen
subjek tunggal, variasi bentuk eksperimen murni, kuasi dan lemah
belaku.
d. Penelitian survey
Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sample dari
satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data
yang pokok (Singarimbun, 1998). Survei merupakan studi yang bersifat
kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau
perilaku individu. Survey adalah suatu desain yang digunaan untuk
penyelidikan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi
dan hubungan antar variabel dalam suatu popilasi. Pada survey tidak ada
intervensi, survey mengumpulkan informasi dari tindakan
seseorang,pengetahuan, kemauan, pendapat, perilaku, dan nilai.
Penggalian data dapat melalui kuisioner, wawancara, observasi
maupun data dokumen. Penggalian data melalui kuisioner dapat
dilakukan tanya jawab langsung atau melalui telepon, sms, e-mail
maupun dengan penyebaran kuisioner melalui surat. Wawancara dapat
dilakukan juga melalui telepon, video confeence maupun tatap muka-
langsung. Keuntungan dari survey ini adalah dapat memperoleh berbagai
informasi serta hasil dapat dipergunkan untuk tujuan lain. Akan tetapi
informasi yang didapat sering kali cenderung bersifat superfisial. Oleh
karena itu pada penelitian survey akan lebih baik jika dilaksanakan
analisa secara bertahap.
Pada umumnya survei menggunakan kuesioner sebagai alat
pengambil data. Survei menganut aturan pendekatan kuantitatif, yaitu
semakin sample besar, semakin hasilnya mencerminkan populasi.

19
Penelitian survey dapat digunakan untuk maksud penjajakan
(eksploratif), menguraikan (deskriptif), penjelasan (eksplanatory) yaitu
untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa, evaluasi,
prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan dating,
penelitian operational dan pengembangan indikator-indikator sosial.
e. Penelitian ekspos fakto
Penelitian ekspos fakto (after the fact) merupakan penelitian yang
dilakukan terhadap suatu kejadian yang telah berlangsung. Jenis
penelitian ini disebut juga sebagai restropective study karena meneusuri
kembali terhadap suatu peristiwa dan kemudian menelusuri ke belakang
untuk menyelidiki faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian
tersebut. Penelitian ini dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam
variabel bebas terjadi karena perkembangan suatu kejadian secara alami.
Penelitian ini merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya
telah terjadi perlakuan atau tidak dlakukan pada saat penelitian
berlangsung.
Dalam beberapa hal penelitian ekspos fakto dapat dianggap
sebagai kebalikan dari penelitian eksperimen atau sebagai pengganti dari
pengambilan dua kelompok yang sama, kemudian diberi perlakuan yang
berbeda.11

D. Pendekatan-Pendekatan Penelitian
1. Penelitian kualitatif
a. Pengertian Penelitian Kualitatif
Mengacu kepada Straus dan Corbin ( 1990) penelitian kualitatif
adalah suatu jenis penelitian yang prosedur penemuan yang di lakukan
tidak menggunakan prosedur statistic atau kuantifikasi. Dalam hal ini
penelitian kulitatif adalah penelitian tentang kehidupan seseorang cerita,
prilaku, dan juga tentang fungsi organisasi, gerakan social, atau
hubungan timbal balik.

11
Supardi, Op.cit, hlm 89

20
Faisal (1990) berpendapat bahwa dalam mempelajari prilaku
manusia di perlukan penelitian mendalam sampai ke perilaku intinya
(Inner behavior) secara holistic dan bertolak dari sudut pandang manusia
prilaku manusia.
Aktivitas penelitian kualitatif yang dilaksanakan ini memiliki cirri
cirri sebagai mana dikemukakan Beogedan dan Biglend (1982) yaitu :
1) Latar alamiah sebagai sumber data
2) Penelitian adalah instrument kunci
3) Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses dari pada hasil
4) Penelitian dengan pendekatan kualitatif cenderung menganalisis
data secara induktif
5) Makna yang dimiliki pelaku yang mendasari tindakan tindakan
mereka merupakan aspek esensial dalam penelitian kualitatif.12
Penelitian kualitatif mencakup berbagai jenis penelitian yang
mempunyai karakteristik yang sama atau bersama. Para antropolog telah
mengembangkan dan menggunakan pendekatan ini dalam bentuk metode
etnografis dengan disiplin dan tata cara yang tertentu. Para antropolog
dan sosiolog juga telah mengkombinasikan teknik- teknik survey dengan
pendekatan – pendekatan naturalistik untuk mengembangkan pendekan
observasi berperan serta ( Dimana subjek yang diteliti diperlukan sebagai
peserta peneliti) dalam penelitian lapangan.13
Bogdan dan Tailor menjelaskan definisi metode kualitatif yaitu
pendapat ini menegaskan bahwa metode penelitian kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif tentang orang
melalui tulisan atau kata- kata yang diucapkan dan prilaku yang dapat
diamati.
Penggunaan metode kualitatif memungkinkan seseorang untuk
mengetahui kepribadian orang dan melihat orang sebagai mereka
,memahami dunianya. Apa yang diamati secara langsung tentang
12
Syahrum dan Salim. Metodologi penelitian kuantitatif. Bandung: 2009. Cipta Pustaka.
Hlm. 44
13
Ibid . Hlm. 45

21
pengalaman meraka sehari haridengan masyarakatnya. Penelitian
kualitatif mempelajari orang orang dengan mendengarkan apa yang
dikatakan, tentang diri mereka dan pengalamannya dari sudut pandang
orang yang diteliti.
Kirk dan Miller mendefenisikan bahwa penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang secara
fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam
kawasannya maupun dalam peristilahannya.14
Jane Richie juga memberi defenisi yaitu penelitian kualitatif yang
merupakan upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di
dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang
manusia yang diteliti. Pada defenisis ini dikemukakan tentang peranan
penting dari apa yang seharusnya diteliti yaitu konsep, perilaku, persepsi
dan persoalan tentang manusia yang diteliti.15
Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara
holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah.16
Dari beberapa uraian yang telah diungkapkan dapatlah ditarik
sebuah kesimpulan bahwasanya penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi atau
penggambaran dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.

14
Lexi J. Moleong. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: 2014. Remaja
Rosdakarya. Hlm. 4
15
Ibid. Hlm 6
16
Ibid. Hlm 6

22
Setiap penelitian harus berujung opada sintesis pengetahuan yang
membantu peneliti dan masyarakat pada umumnya menyelesaikan
masalah, baik berupa pelurusan, konsep, saran tindakan, yang harus
ditempuh, atau kebijan, atau pelurusan nilai – nilai yang diyakini
masyarakat karena itu penelitian sebagai metode ilmiah adalah jawaban
empiris terhadap masalah yang dihadapi dengan system, metode,
prosedur, dan teknik tertentu.

b. Kapan menggunakan Penelitian Kualitatif


1) Bila masalah penelitian belum jelas, kondisi semacam ini cocok
dengan metode kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung
masuk ke objek.
2) Untuk mencari makna dibalik data yang tampak.
3) Untuk memahami interaksi social.
4) Memahami perasaan orang.
5) Untuk mengembangkan teori.
6) Untuk memastikan kebenaran data.
7) Meneliti sejarah perkembangan
c. Fungsi dan pemanfaaatan penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif dimanfaatkan untuk keperluan :
1) Pada penelitian awal dimana subjek penelitian tidak difenisikan
secara baik dan kurang difahami.
2) Pada upaya pemahaman penelitian perilaku dan penelitian
motivasional
3) Untuk penelitian konsultatif
4) Memahami isu-isu rumit suatu proses
5) Memahami isu-isu rinci tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi
seseorang
6) Untuk memahami isu-isu yang sensitive

23
7) Untuk keperluan evaluasi
8) Untuk meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti
malalui penelitian kuantitatif
9) Digunakan untuk meneliti hal-hal yang berkaitan dengan latar
belakang subjek penelititan
10) Digunakan untuk dapat memahami setiap fenomena yang sampai kini
belum dapat diketahui
11) Digunakan untuk menemukan perspektif baru tentang hal-hal yang
sudah banyak diketahui
12) Digunakan oleh peneliti bermaksud meneliti sesuatu secara
mendalam
13) Dimanfaatkan oleh peneliti yang berminat untuk menelaah sesuatu
latar belakang misalnya tentang motivasi, peranaan, nilai, sikap dan
persepsi.
14) Digunakan oleh peneliti yang berkeinginan untuk menggunakan  hal-
hal yang belum banyak diketahui ilmu pengetahuan
15) Dimanfaatkan oleh peneliti yang ingin meneliti sesuatu dari segi
prosesnya17.
d. Karakterisktik penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif memiliki cirri-ciri yang membedakannya
dengan penelitian lainnya. Berikut adalah uraian yang merupakan hasil
pengkajian dan sintesis dari pendapat Bogdan dan Biklen dengan Lincoln
dan Guba :
1) Latar alamiah, penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar
alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan. Hal ini dilakukan
karena ontology alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan
sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari
konteksnya.
2) Manusia sebagai alat, dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri atau
dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama.

17
Ibid.  Hlm 7

24
Hal itu dilakukan karena, jika memanfaatkan alat yang bukan
manusia dan mempersiapkan dirinya terlebih dahulu sebagai yang
lajim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin
untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang
ada dilapangan.
3) Metode kualitatif, yaitu pengamatan, wawancara atau penelaahan
dokumen. Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa
pertimbangan. Pertama, menyesuaikan motede kualitatif lebih mudah
apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini
menyajikan secara langsung hakekat hubungan peneliti dengan
responden. Ketiga, metode labih peka dan lebih dapat menyesuaikan
diri dengan banyak penajaman pengaaruh bersama terhadap pola-pola
nilai yang dihadapi.
4) Analisis data secara induktif, alasannya. Proses induktif lebih dapat
menemukan kenyataan-kenyataan jamak sebagaimana yang terdapat
dalam data.
5) Teori dari dasar, penelitian kualitatif lebih menghendaki arah
bimbingan penyusunan teori substant
6) ive yang berasal dari data.
7) Deskriptif, data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar,
dan bukan angka-angka hal itu disebabkan penerapan metode
kualitatif.
8) Lebih mementingkan  proses daripada hasil
9) Adanya batas yang ditentukan oleh focus, batas menentukan
kenyataan jamak yang kemudian mempertajam focus, penerapan
focus dapat lebih dekat dihubungkan oleh interaksi oleh peneliti dan
focus.
10) Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, penelitian kualitatif
mendefenisikan validitas, reabilitas, dan objektifitas dalam persi lain
dengan yang lajim digunakan dalam penelitian klasik.

25
11) Desain yang bersifat sementara, dengan disesuaikan melalui
kenyataan dilapangan.
12) Hasil penelitian dirundingkan dengan bersama.
2. Penelitian Kuantitatif
a. Pengertian Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis
terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan
menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesi s  
yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah
bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini
memberikan hubungan yang fundamental
antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif.
Pengamatan kuantitatif  melibatkan pengukuran tingkatan suatu
cirri tertentu. Untuk menemukan sesuatu dalam pengamatan, pengamat
harus mengetahui apa yang  menjadi ciri sesuatu itu. Untuk itupengamat
mulai mencatat atau menghitung dari satu, dua, tiga, dan seterusnya.
Berdasarkan pertimbangan dangkal demikian, kemudian peneliti
menyatakan bahwa penelitian kuantitatif didasarkan atas perhitungan
persentase, rata-rata, kuadrat, dan perhitungan statistic lainnya. Dengan
kata lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan atau
angka atau kuantitas.
Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-
ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial,
dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini
juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek
dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam
ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.
Dalam metode penelitian kuantitatif, masalah yang diteliti lebih
umum memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks.

26
Penelitian kuantitatif lebih sistematis, terencana, terstruktur, jelas dari
awal hingga akhir penelitian. Akan tetapi masalah-masalah pada
metode penelitian kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan
tingkat variasi yang rendah, namun dari penelitian tersebut nantinya
dapat berkembangkan secara luas sesuai dengan keadaan di lapangan.
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman
yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena
sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang yang diamati dan perilaku yang diamati. Penelitian
kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen pokok. Oleh
karena hal itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang
luas agar dapat melakukan wawancara secara langsung terhadap
responden, menganalisis, dan mengkontruksikan obyek yang diteliti
agar lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan
terikat nilai.
Metode penelitian kuantitatif  merupakan salah satu jenis
penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan
terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain
penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan
dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan
lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan
lainnya.
Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dinamakan
metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan
sehingga sudah mentradisi sebagai metode penelitian. Metode
ini  disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada
filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah karena telah

27
memenuhi kaedah-kaedah ilmiah yaitu konkrit atau empiris, objektiv,
terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode
discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan
dikembangkan sebagai iptek baru. Metode ini disebut metode
kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistic.18
Format Penelitian Kuantitatif dalam ilmu social tergantung pada
permasalahan dan tujuan penelitian itu sendiri.19
Selain itu metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai
metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif
terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap
fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah,
variable dan indikator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan
memberikan simbol-simbol angka yang berbeda–beda sesuai dengan
kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan
menggunakan simbol–simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara
kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan
suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter. Tujuan
utama dati metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi
menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan
kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang
di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu. Generalisasi
dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode estimasi
yang umum berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi itu
sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang
lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut “sample” dalam
penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya
ialah bagian kecil dari populasi atau sering disebut “data”. Data ialah

18
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. 2010.
Alfabeta. Hlm. 9
19
Kunandar. Langkah Muda Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru. Jakarta. 2012. Raja Grafindo Persada. Hlm. 36

28
contoh nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas
dengan menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian
kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta
dan menguji teori-teori yang timbul.
b. Proses Penelitian Kuantitatif
Setiap penelitian berangkat dari masalah, namun masalah yang
dibawa peneliti kuantitatif dan peneliti kualitatif berbeda. Dalam
penelitian kuantitatif, maslaah yang dibawa oleh peneliti harus sudah
jelas, sedangkan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan.
Setelah masalah diidentifikasi, dan dibatasi, maka selanjutnya
masalah tersebut dirumuskan. Rumusan masalah pada umumnya
dinyatakan dalam kalimat pernyataan dengan pernyataan ini, maka akan
dapat memandu peneliti untuk kegiatan penelitian selanjutnya.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti menggunakan
berbagai teori untuk menjawabnya. Jadi teori dalam penelitian
kuantitatif ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian
tersebut jawaban terhadap rumusan masalah yangbaru menggunakan
teori tersebut dinamakan hipotesis, maka hipotesis dapat diartikan
sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Hipotesis yang masih merupakan jawaban sementara tersebut,
selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara empiris/nyata. Untuk
itu peneliti melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan
pada populasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti. Bila populasi
terlalu luas, sedangkan peneliti memiliki keterbatasan waktu, dana dan
tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut. Bila peneliti bermaksud membuat generalisasi, maka
sampel yang diambil harus representative, dengan teknik random
sampling.
Meneliti adalah mencari data yang akurat. Untuk itu peneliti
perlu menggunakan instrument penelitian. Data yang telah terkumpul

29
selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan
masalah dan hipotesis yang diajukan dalam peneltitian kuantitatif
analisis data menggunakan statistic. Statistic yang digunakan berupa
statistic parametris danstatistik non parametris. Peneliti menggunakan
statistic imferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang diambil
secara random.
Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan
pembahasan. Penyajian data dapat menggunakan tabel, tabel distribusi
frekuensi, grafik, garis, grafik batang, polygon, ogive, dan lain-lain.
Pembahasan terhadap hasil penelitian merupakan penjelasan yang
mendalam  dan interpretasi terhadap data yang telah disajikan.
Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka
selanjutnya dapat disimpulkan. Kesimpulan berisi jawaban singkat
terhadap setiap rumusan mssalah berdasarkan data yang telah
dikumpulkan. Jadi kalau masalah ada lima maka kesimpulan juga ada
lima. Karena peneliti melakukan penelitian bertujuan untuk
memecahkan masalah, maka peneliti berkewajiban untuk memberikan
saran-saran.  Melalui saran-saran tersebut diharapkan masalah dapat
dipecahkan.saran yang diberikan harus berdasarkan kesimpulan hasil
penelitian. Jadi jangan membuat saran yang tidak berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan. Apabila hipotesis penelitian yang
diajukan tidak terbukti, maka perlu di cek apakah ada yangsalahdalam
menggunakan teori, instrument, pengumpulan, analisis data, atau
rumusan data yang diajukan.
c. Kapan menggunakan penelitian kuantitatif.
1) Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.
2) Bila peneliti ingin mendapat informasi yang luas dari suatu
populasi.
3) Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain.
4) Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.

30
5) Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan
fenomena yang empiris dan dapat diukur.
6) Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas
pengetahuan, teori dan produk tertentu.20
d. Fungsi penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-
ilmu alam maupun ilmuilmu social, dari fisik dan biologi hingga
sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini jugadigunakan sebagai cara
untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Sering juga
dipergunakan dalam ilmu-ilmu social untuk membedakannya dengan
penelitian kualitatif.

20
Sugiyono, Op.Cit. Hlm. 23

31
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penelitian (research) dapat diartikan sebagai upaya atau cara kerja yang
sistematik untuk menjawab permasalahan atau pertanyaan dengan jalan
mengumpulkan data dan merumuskan generalisasi berdasarkan data tersebut.
Diartikan juga sebagai proses pemecahan masalah dan menemukan serta
mengembangkan batang tubuh pengetahuan yang terorganisasikan melalui
metode ilmiah.
2. Penelitian bertujuan untuk memperoleh pengetahuan, pemecahan masalah,
atau rumusan teori-teori baru. Terkait dengan ilmu pengetahuan, dapat
dikemukakan tiga tujuan umum penelitian yaitu:
a. Tujuan Eksploratif, 
b. Tujuan Verifikatif,
c. Tujuan Pengembangan,
3. Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan
a. Penelitian Eksplorasi
b. Penelitian Pengembangan
c. Penelitian Verifikasi
4. Penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang prosedur penemuan
yang di lakukan tidak menggunakan prosedur statistic atau kuantifikasi.
Sedangkan Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis
terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-
model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis   yang berkaitan dengan
fenomena alam.
B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk
itu pemakalah memohon saran dan kritik para pembaca demi kesempurnaan
makalah pemakalah berikutnya.

32
DAFTAR PUSTAKA

Didik J. Rachbini dan Rianto Adi, Metodelogi penelitian sosial dan hukum,


(Jakarta: Granit, 2004),
Kunandar, Langkah mudah  penelitian tindakan kelas: sebagai pengembangan
profesi guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada , 2013),
Kunandar. Langkah Muda Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru. Jakarta. 2012. Raja Grafindo Persada
Lexi J. Moleong. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: 2014. Remaja
Rosdakarya.
Nazir, mohammad, METODE PENELITIAN, Jakarta, Ghalia Indonesia,2012
Parson Irawan, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial,
(Jakarta: DIA FISIP UI, 2007),
Restu Kartiko wedi, Asas Metodologi Penelitian,(Yogyakarta,GRAHA
ILMU,2010)
Supardi,metodologiPenelitianEkonomiBisnis,(Yogyakarta,UII Press,2005)
Sugiono,Metode Penelitian Kombinasi,(bandung,ALFABETA,2012)
Syahrum dan Salim. Metodologi penelitian kuantitatif. Bandung: 2009. Cipta
Pustaka.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. 2010.
Alfabeta.
W Gulo,  Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Grasindo),  

33

Anda mungkin juga menyukai