Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS FENOMENA EKSISTENSIALISME FIGUR

ATTACHMENT PADA KEHIDUPAN MAHASISWA


HOMOSEKSUAL DI UNIVERSITAS UDAYANA, BALI
NiaMadeaFinaaPradnyaniaPratiwi1), NivLuhvNyomanvKebayantini2),
NivMadexAnggitavSastrivMahadewi3)
123)FakultasIlmu’/Sosial2dan2Ilmu2Politik2Universitas2Udayana2

iEmail: fip.finapradnyani@gmail.com1),kebayantini@gmail.com2),lsnimadeanggita@yahoo.com3)

3ABSTRACT3

Thislstudy[analyzes/and describes how the phenomenonfof attachment figure in the lives of


students with homosexual orientation at Udayana University. Through the analysis conducted,
most of the informants who are students with homosexual orientation and their attachment
figures have conflicts experience when they acted as etre en soi or etre pour soi, it can happen
because one human being will certainly objectify another human being to maintain the
subjectivity. Broadly speaking, this attachment relationship can be respects each other’s
subjectivity as an individual, but does not always work well and has a positive connotation. The
conflict that revealed by Sartre in existentialism between one individual and another is illustrated
through the various experiences that have been passed and the existential meanings carried
out by students with homosexual orientation at Udayana University and their attachment figures.

iKeywords:iHomosexual Students, Attachment Figures, Existentialism, Existence

1. PENDAHULUAN[jj Homoseksualitas tetap dianggap sebagai


suatu penyakit yang harus ditelusuri
Sejak awal adanya peradaban manusia,
keberadaannya, menjadi fokus utama, dan
keberadaanihomoseksualitasssssdipandang
individu yang memiliki hasrat ketertarikan
sebagai perilaku yang menyimpang,
dengan sesama jenis juga harus
menyalahi kodrat yang telah digariskan oleh
disembuhkan.
Tuhan, dan merupakan kesalahan yang besar
dalam lingkungan masyarakat. Sehingga, bila Homoseksualitas bagi sebagian besar
terdapat individu yang memiliki ketertarikan masyarakat di belahan bumi manapun
terhadap sesama jenis, individut tersebut menganggap bahwa hal tersebut sebagai
memilih bungkam dari pada menunjukkan perbuatan dosa, perbuatan yang tidak
identitas dirinya di muka masyarakat. Awal diampuni oleh Tuhan, dan bahkan dinilai
abad ke-20, homoseksualitas bahkan sebagai manusia yang menjijikkan. Pada awal
dipandang sebagai penyakit yang tidak dapat abad ke-20, keberadaan homoseksualitas
disembuhkan dengan obat. Para ahli digolongkan sebagai penyakit gangguan jiwa.
kedokteran pada zaman itu kemudian terfokus Selanjutnya pada tahun 1973, pergerakan
pada kasus homoseksualitas yang memiliki kaum gay American Psychiatric Association
sisi negatif dan dianggap sebagai salah satu (APA) menggugurkan status keberadaan
perilaku sosial masyarakat yang menyimpang homoseksual sebagai penyakit gangguan
bila dilihat dari segi hukum maupun agama.

1
kejiwaan dari daftar penggolongan dan Muda Kota Malang” dan penelitian lainnya
diagnosis psikopatologi. Pada kenyataannya, yang dilakukan mahasiswi Universitas
kaum homoseksual dapat berperilaku normal Indonesia bernama Ni Luh Pratisthita (2008)
dalam lingkungan sosial maupun masyarakat. dengan judul “Attachment Styles pada Gay
Setelah saat itu, homoseksualitas tidak Dewasa Muda”, menjadi penelitian awal untuk
dipandang sebagai suatu penyakit (Dwyer, didalami lebih lanjut. Kedua penelitian ini
2000 : 30-32) membedah secara mendalam bagaimana
Attachment merupakan sebuah hubungan attachment/kelekatan yang terjadi
kecenderungan individu dalam membentuk pada kehidupan seorang homoseksual yang
ikatan perasaan (afeksi) dengan individu lain beranjak pada usia dewasa awal. Usia
yang dianggap spesial. Ikatan yang terjalin dewasa muda dipilih sebab pada masa usia
pada figur ini dapat bertahan dalam waktu ini, tiap-tiap individu telah memiliki
yang lama. Hal tersebut dapat ditandai kemampuan lebih dalam berinteraksi dan
dengan adanya hasrat untuk mencari dan memiliki kemauan lebih untuk mendapatkan
memelihara sebuah kedekatan dengan figur timbal baik atas perasaan kasih sayang atau
tersebut. Terlebih pada kondisi individu cinta terhadap sesama. Kedua penelitian ini
tersebut sedang mengalami masalah atau sama-sama membahas bagaimana dinamika
tekanan, maka individu cenderung akan attachment itu terjadi, style atau gaya
mendapatkan perasaan nyaman dan aman kelekatan apa yang terjalin dalam suatu
ketika sedang berada dekat dengan figur hubungan, dan bagaimana dampaknya.
tersebut (Bowlby & Ainswort, dalam Penelitian selanjutnya dengan Judul
Colin,s1996: 20). “Pembentukan Perilaku Seksual pada
Figur attachment diyakinii dapat Pasangan Lesbian dan Gay di Yogyakarta”
menumbuhkan kepercayaan dalam interaksi yang ditulis oleh Agung0Durga0Kusuma
sosial, membantu individu dalam (2014), mahasiswa jurusan0Pendidikan
menginterpretasikan suatu hal, memahami, Sosiologi, Universitas0Negeri Yogyakarta,
dan mengatasi emosi-emosi yang memuat menghasilkan bahasan menarik tentang
unsur negatif selama individu berada dalam bagaimana kaum homoseksual ini mulai
situasi yang mendesak atau tertekan, figur mengetahui bahwa orientasi seksual mereka
attachment akan menumbuhkan perasaan berbeda. Dibahas lebih merinci pada
yakin atau meningkatkan kepercayaan diri penelitian lainnya yang berjudul “Fenomena
individu (Emery, 1971). Cinta Lesbian” disusun oleh Anita Susanti dan
Mochamad Widjanarko, mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Maria Kudus (2015)
2. KAJIAN PUSTAKA/ yang menjelaskan secara detail dan fokus
Astika Rimbawati (2017) mahasiswi pada hubungan lesbian dengan
Fakultas0Psikologi UIN0Maulana Malik pasangannya, serta orientasi seksualnya
Ibrahim Malang dalam penelitian berjudul yang unik, memilih menjalin kisah percintaan
“Dinamika Attachment0pada Gay Dewasa yang serius. Penelitian ini memberikan

2
penjelasan detil bagaimana perbedaan Sebuah teori pencarian makna diri yang
perilaku seksual dan orientasi seksual pada ditanyakan setiap manusia terhadap ekistensi
praktiknya. Kedua penelitian ini menjadi dirinya sendiri (Emery, 1971: 5).
acuan tambahan bagi penulis untuk menggali Sartre (2002 : 23) berpendapat bahwa
lebih dalam terkait metode penelitian yang manusia mengada dengan kesadaran yang
memiliki kriteria tersendiri dalam pemilihan
dimiliki terhadap dirinya sendiri. Keberadaan
infoman dan teknik wawancara yang
manusia berbeda dengan keberadaan objek
mendalam.
Penelitian selanjutnya turut membahas alam sekitar yang lain. Asas pertama dalam
sosok figur attachment dengan judul faham eksistensialisme “L’homme est rien
penelitian “Keberagaman Kaum Lesbian d’autre que ce qu’il se fait....”,yang memiliki
(Studi Kasus Komunitas Our Voice Jakarta makna manusia tidak lain adalah bagaimana
Selatan)” ditulis oleh Siti Nurhayati (2017),
ia menjadikan dirinya sendiri. Asas pertama
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dalam eksistensialisme Sartre disebut juga
menggambarkan bagaimana banyaknya
bentuk keberagaman dalam satu komunitas sebagai subjektivitas manusia yang berbeda
homoseksual di Jakarta. Beberapa informan dengan objek alam yang lain seperti batu
dalam penelitian ini mengaku memiliki figur atau meja. Manusia harus menyadari bahwa
attachment yang berpengaruh besar dalam dirinya sendiri merupakan subjek yang harus
keberlangsungan hidup mereka. Namun
menjadi pencipta bagi dirinya sendiri.
nyatanya, figur attachment dalam hubungan
Manusia harus bertanggung jawab terhadap
ini tidak selalu berkonotasi positif, ada pula
hal-hal negatif yang ditimbulkan, seperti apa yang dipilihnya agar dirinya sendiri
adanya perilaku-perilaku pemaksaan, mengada.
munculnya ancaman-ancaman, bahkan 3. METODELOGI PENELITIANa
berujung kembali pada tindakan bullying. 3.1. Jenis Penelitiana

Penelitian yang penulis lakukan


2.1 Landasan Teori: Eksistensialisme menggunakan pendekatan kualitatif. Penulis
Sartre memilih pendekatan penelitian kualitatif
Eksistensialisme merupakan salah satu karena pendekatan ini lebih menekankan
aliran filsafat yang mengedepankan eksistensi pada kedalaman data penelitian yang
pada setiap diri individu dan kebebasan yang didapatkan dan hasil yang terkait dengan
dimiliki oleh individu. Aliran ini kemudian bentuk pengalaman eksitensial yang terjadi
berkembang demikian pesat, sehingga dapat antara para figur attachment dengan kaum
mempengaruhi banyak penulis yang homoseksual. Jenis penelitian yang penulis
khususnya penulis pada abad ke-19 dan ke- gunakan adalah deskriptif-eksploratif.
20. Karakteristik yang paling menonjol khas Penelitian eksploratif digunakan dalam
dari aliran eksistensialisme yaitu hadirnya penelitian ini karena dianggap lebih detail dan
kesadaran manusia terhadap dirinya sendiri. gamblang dalam memperoleh fakta dan

3
realita dalam menganalisis dan memaparkan dalam lingkungan institusi pendidikan tinggi di
serangkaian pengalaman dan pemaknaan Indonesia, beberapa diantaranya adalah:
eksistensial yang terjadi antara para figur (1) Tahun 2016 lalu Indonesia dihebohkan
attachment dengan kaum homoseksual yang dengan pemberitaan dari Institusi
merupakan mahasiswa Universitas Udayana, Pendidikan Tinggi yakni Universitas
Bali. Indonesia (UI) yang memiliki komunitas
non organik bertajuk Support Group and
Resource on Sexuality UI (SGRC UI)
3.2. Lokasi Penelitian.[.
yang membuka konseling bagi
Pemilihan lokasi penelitian ini penulis
mahasiswa dengan problem seksualitas
fokuskan di Kampus Universitas Udayana
(Gilang Fauzi, 2016).
untuk mengetahui keberadaan figur
(2) Tahun 2017, Universitas Andalas
attachment yang diawali dengan
(Unand) di Padang mensyaratkan dan
menemukenali mahasiswa yang terindikasi
mewajibkan penandatanganan surat
homoseksual dilihat melalui pergaulan serta
pernyataan bebas LGBT kepada calon
pengamatan mendalam, kemudian ikut terlibat
mahasiswa saat pendaftaran ulang (Yose
dalam kegiatan diantara keduanya.
Hendra, 2017).
Tanpa memandang letak geografis suatu
4. HASIL DAN PEMBAHASANa
4.1 GambarandUmumv wilayah dan kultur masyarakatnya, fenomena

4.1.1 FenomenaxMahasiswa ini masih menciptakan pro dan kontra.

HomoseksualsdimPerguruan Tinggi Beberapa pihak menganggap tindakan pihak


kampus merupakan sebuah upaya
Keberadaan peradaban manusia yang
pencegahan, namun di sisi lain beberapa
dulunya hanya dibatasi oleh adanya ruang
pihak mengecam perguruan tinggi tersebut
dan waktu, kini dihiasi dengan adanya
karena dianggap sebagai langkah represif
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
terhadap kebebasan berpikir, yang kemudian
Sebagai contoh adalah teknologi komunikasi
hal tersbut perlahan akan membunuh jiwa
dan informasi, hal ini menjadi bukti nyata akan
kritis yang dimiliki oleh setiap mahasiswa
kemajuan peradaban yang menjunjung tinggi
(Abul Muamar, 2019).
kebebasan manusia, menjangkau akses yang
Universitas Udayana yang merupakan
lebih luas. Isu kebebasan dan hak asasi
sebuah institusi pendidikan tinggi di Bali-pun
manusia di era globalisasi ini pun turut
memiliki mahasiswa-mahasiswa yang konsen
membawa istilah LGBT untuk pertama kalinya
dan memiliki ketertarikan dan keterbukaan
sebagai problema seksualitas manusia.
akan persoalan seksualitas. Hal ini terbukti
Stigma buruk yang akhirnya terus
dari terbentuknya komunitas GSHR Udayana
melekat pada kaum homoseksual ini
atau ResourcedCenterdondGender,dSexuality
menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran
and HumandRights StudiesdUdayana, yang
berlebihan masyarakat, hal ini pun terlihat di
digagas oleh segelitir mahasiswa Universitas
Udayana, kemudian mengajak siapa saja

4
untuk turut berpartisipasi pada gerakan- attachmentnya pada realitas perubahan
gerakan kemanusiaan. sosial. Mengutip dari buku karya Theodore R.
Keberadaan mahasiswa homoseksual di Schatzki yang berjudul Social Change In A
Universitas Udayana sama hal-nya seperti Material World, “Social reality, like most
keberadaan kaum ini dimanapun, sebagian realities, is immensely complex..”, yang mana
besar memilih menyembunyikan diri. Data peneliti sosial tanpa henti menghadapi
yang penulis dapatkan adalah berdasarkan kompleksitas ini pada pekerjaan mereka.
pengalaman pribadi yang dirasakan penulis Apakah mereka memperhitungkan perilaku
selama proses perkuliahan, berada dalam kelompok, mencari statistik untuk kualitas
lingkaran pergaulan kecil yang telah berani antar hubungan atau konstruksi berdasarkan
membuka diri akan orientasi seksual dan kualitas yang muncul dalam populasi entitas,
cenderung telah memiliki pengalaman dan segala perubahan sosial yang cenderung
perubahan drastis dalam hal fisik. kompleks.
Perasaan aman yang terlihat dari Pengalaman tersebut senada dengan
mahasiswa homoseksual Universitas salah satu poin penting dalam buku Social
Udayana yang penulis temui, memang tidak Change In A Material World karya Theodore
secara tegas disampaikan dalam bentuk R. Schatzki yang tertulis sebagai berikut,
tertulis maupun tidak tertulis terkait sikap “When, consequently, a specific individual
Universitas Udayana yang dalam hal ini action contribute significantly to social
biasanya diputuskan oleh para petinggi change, the life trajectory of that individual
perguruan tinggi yang kemudian diikuti oleh bears on that action” bagaimana, tindakan
segenap jajaran dan mahasiswanya, terhadap individu secara signifikan mampu
konteks keberadaan mahasiswa dengan berkontribusi bagi perubahan sosial.
orientasi homoseksual. Apa yang kemudian Besarnya perubahan sosial yang terjadi
membuat Universitas Udayana berbeda, di lingkungan kaum homoseksual yang dalam
terlihat pada etika yang terus terjaga antara hal ini merupakan seorang mahasiswa di
setiap individunya. Sebagian kecil kaum Universitas Udayana, dapat terlihat dari
mahasiswa homoseksual yang telah ditemui tanggapan orang-orang di sekitarnya dari
penulis, semuanya mengetahui dan waktu ke waktu, melihat berbagai tindakan,
menyadari adanya batasan-batasan yang ucapan, proses belajar, yang kemudian
dimiliki agar tidak saling mengganggu menyusun rantai rangkaian peristiwa menuju
kepentingan satu sama lainnya. perubahan pemikiran (Schatzki, 2019 : 102).
Kajian Eksistensialisme Sartre
4.2 Implikasi Hubungan Attachment: melihat perubahan ini cenderung bersifat
Kebebasan dan Faktisitas ala Sartre pesimistis. Bagaimana manusia menyadari
Pemaknaan eksistensial yang keberadaan dirinya untuk melakukan
dilakukan atas pengalaman kesadaran etre en pembantahan dan penyangkalan. Hakikat
soi dan etre pour soi mengantarkan penyangkalan manusia ini dirumuskan oleh
mahasiswa homoseksual dan figur Sartre dengan kalimat; “Yang ada tidak

5
dimaui, yang dimaui belum ada”, manusia Berdasarkan hasil analisis terhadap
diibaratkan laksana seseorang yang mengejar fenomena eksistensialisme figur attachment
bayangannya sendiri. Karena kesadarannya, pada kehidupan mahasiswa homoseksual di
manusia berbuat. Berbuat berarti berubah. Universitas Udayana, Bali, dapat disimpulkan
Apa yang dicapai, pasti diingkari. Manusia bahwa, berdasarkan kisah pengalaman dan
harus berbuat bahkan setelah mengetahui bagaimana pemaknaan yang dilakukan oleh
hasil perbuatannya tidak akan memuaskan mahasiswa homoseksual di Universitas
dirinya. Udayana terhadap lingkungan pergaulan,
Menurut Sartre segala yang “berada terbukti bahwa eksistensi atau keberadaan
dalam dirinya” (etre-en-soi) memuakkan, yang daripada figur attachment ini cukup signifikan
ada begitu saja, tanpa kesadaran, tanpa dalam kehidupan kaum homoseksual. Melalui
makna. Adanya pour-soi membuat manusia apa yang dimaknai oleh mahasiswa
begitu istimewa, karena seakan-akan homoseksual dan para figur attachmennya,
meninggalkan suatu ‘lubang’ dalam dunia bahwa sebagian diantaranya mampu menjalin
benda, dunia objek-objek. Lubang tersebut hubungan persahabatan yang saling
merupakan kebebasan manusia (Firdaus menguntungkan namun, sebagian lainnya
M.Yunus, 2011: 265). Sartre menolak adanya mendeskripsikan hubungan eksistensi
batas-batas dalam kebebasan, akan tetapi keduanya yang tidak selalu menghasilkan
terdapat kenyataan-kenyataan yang dapat hubungan kelekatan yang bersifat positif.
mengurangi penghayatan terhadap Pemaknaan eksistensial yang dilakukan oleh
kebebasan itu sendiri, Sartre menyebutnya mahasiswa homoseksual maupun sosok figur
sebagai faktisitas (facticity) atau “ke-fakta-an” attachment yang dalam hal ini sebagian besar
yang tidak mungkin ditiadakan. adalah seorang heteroseksual. Menjadi
Faktisitas dapat menjadi kekuatan individu manusia adalah memahami diri sendiri
dalam menghayati kebebasan apabila setiap sebagai individu yang unik dan hidup secara
individu selalu berusaha menjadi versi terbaik otentik. Keotentikan merupakan suatu
dari dirinya sendiri pada setiap kesempatan. pemahaman terhadap diri sendiri, menerima
Belajar memahami serta peka pada setiap dan bertanggung jawab pada situasi hidup.
tempat yang dipijak, keberadaan masa lalu,
kondisi lingkungan yang paling terdekat, 6. DAFTAR PUSTAKA
orang lain dengan eksistensinya, dan tidak Buku
meremehkan kehidupan yang masih tersisa. Colin,2V. L. (1996). HumanpAttachment. New
Apa yang tampak pada bahasan ini adalah Dwyer,aD. (2000). InterpersonaliRelationship.
bagaimana terlihat dengan jelas bahwa antara London: Routledge
faktisitas dan kebebasan memiliki hubungan Moleong,’Lexy J. (2014). MetodgPenelitian
yang tidak dapat dihindarkan. Kualitatif. Bandung:sPT. Remaja
Muzairi, MA. (2002).fffEksistensialismeffff
5. KESIMPULANa Jean Paul Sartre: Sumur Tanpa Dasar

6
Kebebasan Manusia. Yogyakarta: 23. Penerbit: Lembaga Penelitian
Pustaka Pelajar Offset Universitas Gunadarma.
Nugroho,dWahyu Budi.d(2013). Orang Lain
AdalahssssssNeraka:ffffffffffffffSosiologi
Eksistensialisme JeanfffffPaul Satre. Skripsi, Tesis, Disertasi
Yogyakarta:dPustaka Pelajar.ffffffffff Azizah,dSari Nur. (2015). Konsep00Diri
Sartre,aJean-Paul. (1996). L’Existentialisme HomoseksualssdidsdsdsKalangan
est un humanisme. Paris: Mahasiswa di daaKota Semarang
Gallimard. (Studi Kasus Mahasiswa
2002. Eksistensialisme dan Homoseksual di kawasan
Humanisme. Yogyakarta: Pustaka Simpanglima Semarang). Skripsi.
Pelajar Semarang: Universitas Negeri
Soekanto, S. & Sulistyowati, B. (2013). Semarang.
Sosiologi Suatu Pengantar. Depok: Berlian,sMaria. (2007). Eksistesialisme Isabel
PT. RajaGrafindo Persada Archer Dalam Novel Portrait Of A
Soethama, Gde Aryanta. (2004). Bali Tikam Lady Karya Henry James: Mencari
Bali. Bali: Arti Foundation Esensi Sebuah Pilihan. Skripsi.
Jakarta: Universitas Indonesia
Jurnal Kusuma,aAgung Durga. (2014).
Crooks,ssR., &ddBaur, K. (2005). Our Pembentukan Perilaku Seksual pada
sexuality 9th edition. Belmont: Pasangan Lesbian dan Gay di
Wadsworth.iiiii Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta:
Cutrona,ssC. E. &sssRussell, D. W.ss(1987). Universitas Negeri Yogyakarta
Thesdsprovision of social relationship Nurhayati,aSiti. (2017). Keberagaman Kaum
and adaptation to stress. Advance in Lesbian (Studi Kasus Komunitas Our
Personal Relationship. 1. JAI Press Voice Jakarta Selatan). Skripsi.
Inc. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
M.Yunus, Firdaus. (2011). Jurnal Al-Ulum Porter,dR.C. (1991). Anddexploratorydstudy:
Vol.11 Nomor 2: Kebebasan Dalam socialddsupport networks of elderly
Filsafat Eksistensialisme Jean Paul gay-men. Tesis. Dikases dari
Sartre. Penerbit: Institut Agama Islam Proquest Dissertation and Theses.
Negeri (IAIN) Ar-Raniry, Banda Aceh
Papalia,aD. E., Olds,4S.W., dan5Feldman, R. Internet
D. (2009). Human development, 11th Fauzi,aGilang.d(2016). SGRCsUIdTegaskan
edition. New York: McGraw-Hill DiriaGrupiKonselingfBukan
Companies Komunitas LGBT. Diakses pada 1
Wahyu,aaaRahardjo. (2009). Jurnal Ilmiah Desember 2019 dari
Penelitian Psikologi, Vol 14, No. 1, 11- https://www.cnnindonesia.com/nasion
al/20160125112353-20-106441/sgrc-

7
ui-tegaskan-diri-grup-konseling-
bukan-komunitas-lgbt
Hendra,aYose. (2917). LGBT Dilarang di
Unand. Diakses pada 1 Desember
2019 dari
https://mediaindonesia.com/read/detai
l/103501-lgbt-dilarang-mendaftar-di-
unand
Muamar,sAbul. (2019). Kampus Perlu Ganti
Rektor dengan Uskup. Diakses pada
1 Desember 2019 dari
https://geotimes.co.id/opini/kasus-
cerpen-lgbt-di-usu-kampus-perlu-
ganti-rektor-dengan-uskup/sdsdsdds

Anda mungkin juga menyukai