Lapsus GTSL - Masita Fajriani j014201060
Lapsus GTSL - Masita Fajriani j014201060
LAPORAN KASUS
Oleh:
1) Penyesuian Hue
Hue didefinisikan sebagai variasi warna tertentu. Hue dari sebuah objek
dapat berupa warna merah, hijau, kuning, dan ditentukan oleh panjang
gelombang cahaya yang dipantulkan atau ditransmisikan yang diamati.
Pemilihan hue dilakukan dengan mencocokkan sampel pada chroma
tertinggi (misalnya A4, B4, C4, dan D3) dengan gigi yang memiliki
chroma yang tinggi (biasanya pada daerah servikal gigi kaninus).
2) Pemilihan Chroma
Setelah hue dipilih, selanjutnya lakukan pencocokan chroma. Chroma
didefinisikan sebagai intensitas dari hue. Istilahnya saturasi dan chroma
digunakan secara bergantian di kedokteran gigi dan keduanya berarti
kekuatan hue tertentu atau konsentrasi pigmen. Misalnya, jika hue B
ditentukan sebelumnya, maka terdapat empat gradasi dari hue yang dapat
dipilih antara lain B1, B2, B3, dan B4.
3) Pemilihan Value
Value didefinisikan sebagai terang atau gelap relatif dari sebuah warna
atau kecerahan suatu objek. Kecerahan suatu benda adalah konsekuensi
langsung dari jumlah energi cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan
benda. Value ditentukan dengan menggunakan sampel yang tersusun
dalam urutan tingkat kecerahan.
Prosedur penentuan warna gigi:
1) Pasien duduk pada posisi tegak dengan mulut setinggi mata operator.
2) Operator harus berdiri diantara pasien dan sumber cahaya
3) Pengamatan harus dilakukan dengan cepat (5 detik/kurang) untuk
mencegah keletihan retina mata.Shade guide harus disesuaikan baik
value, kroma , maupun huenya.
4) Mempertimbangkan value terlebih ahulu, seluruh shade guide diskening
dengan cepat, dengan tab yang paling tidak sesuai dipilih dan
disingkirkan terlebih dahulu, dan nanti akan tertinggal beberapa tab
yang mirip.
5) Jika ada 2 shade tab yang mirip dan tidak dapat diputuskan yang akan
digunakan letakkan kedua tab ini pada kedua sisi gigi yang diseuaikan
warnanya. Jika tidak ada tab dengan kemiripan baik, bagian gingiva
shaden tab harus disesuaikan dengan daerah gingiva gigi.
6) Proses penyesuaian diselesaikan dengan membdingkan segmen tab
yang hampir mendekati bahan insisal gigi
7) Pada awalnya warna dipilih dengan menggunakan sinar yang sudah
dikoreksi dan kemudian diulangi dibawah sumber lain untuk
menghindari metamerisme.
8) Karena value adalah hal yang penting dari warna tab jadi harus diamati
dengan mata setengah tertutup, cara ini menaikkan kemampuan untuk
menyesuaikan value.
3. Penyusunan Gigi Tiruan Sebagian Rahang Atas dan Rahang Bawah8
a. Rahang Atas :
1) Gigi Insisivus Sentralis
- Sumbu gigi miring 5o terhadap garis midline
- Titik kontak sebelah mesial tepat pada garis midline.
- Permukaan labial sesuai dengan lengkung bite rim namun sedikit
depresi pada 1/3 servikalnya.
- Permukaan insisal menyentuh bidang oklusal
2) Premolar Pertama RA
- Sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal
- Ujung cusp bukal menyentuh bidang oklusal, cusp palatal 1 mm di
atas bidang oklusi
- Di lihat dari bidang oklusi serta dilihat dari bidang oklusal, groove
deveopmental sentral terletak di atas lingir alveolar
3) Premolar kedua RA
- Sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal
- Ujung cusp bukal menyentuh bidang oklusal
- Ujung cusp palatal menyentuh bidang oklusal dan terletak pada
garis pedoman rahang atas
- Dilihat dari bidang oklusal development groove sentralnya terletak
di atas lingir rahang
4) Molar pertama RA
- Poros condong ke distal
- Cusp-cuspnya terletak pada bidang oblique dari kurva antero-
posterior yaitu: cusp mesio-palatal terletak pada bidang oklusi dan
cusp mesio-bukal dan distopalatal sama tinggi kira-kira 1 mm di
atas bidang oklusi
b. Rahang Bawah :
1) Gigi P1 RB beroklusi dengan gigi C dan P1 RA
2) Gigi M1 RB disusun terlebih dahulu, cusp mesio-bukal gigi M1 atas
terletak pada bukal groove gigi M1 RB, gigi M1 RB berkontak dengan
gigi P2 dan M1 RA, cusp mesio-palatal gigi M1 RA terletak pada
central fossa gigi M1 RB
3) Gigi M2 RB berkontak dengan gigi M1 dan M2 RA, cusp disto-palatal
gigi M1 RA dan cusp mesio-palatal gigi M2 RA terletak pada central
fossa gigi M2 RB.
4. Try In
1) Prosedur try-in mengacu pada tindakan insersi trial waxed denture di
mulut Sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal
2) Ujung cusp bukal menyentuh bidang oklusal, cusp palatal 1 mm di atas
bidang oklusi
3) Di lihat dari bidang oklusi serta dilihat dari bidang oklusal, groove
developmental sentral terletak di atas lingir alveolar
Evaluasi pada saat Try-in Gigi Tiruan Rahang Atas dan Bawah (trial waxed
denture) secara terpisah.8
- Buccal dan Labial periphery
Pinggiran bukal dan labial diperiksa dengan memegang gigi tiruan di
tempat dengan tekanan ringan pada permukaan oklusal gigi. Pipi
kemudian digerakkan ke atas dan ke dalam secara bergantian untuk gigi
tiruan rahang atas dan dengan arah ke bawah dan ke dalam untuk gigi
tiruan rahang bawah, sehingga mensimulasikan kondisi saat mengunyah.
Jika gigi tiruan naik pada ridge, hal itu menunjukkan bahwa tepi bukal
gigi tiruan berada di luar batas fungsional. Gerakan serupa dilakukan
untuk bibir.
- Lingual Periphery
Tepi lingual dievaluasi dengan memasang gigi tiruan di tempat disertai
tekanan ringan dan menginstruksikan pasien untuk menjulurkan lidah
secukupnya untuk membasahi bibir. Jika gigi tiruan naik di bagian
belakang, hal tersebut berarti gigi tiruan melewati batas fungsi di wilayah
disto-lingual. Sebaliknya, jika bagian anterior gigi tiruan yang naik saat
pasien menempatkan ujung lidah sejauh mungkin ke palatum. Hal ini
menunjukkan fungsi utama di daerah anterior.
- Posterior Extension
Perpanjangan posterior dari gigi tiruan rahang atas diperiksa dengan
mengidentifikasi hamular notch dan vibrating line, kemudian
dpindahkan ke gigi tiruan. Batas posterior gigi tiruan mandibula
diperiksa dengan menginsersikan gigi tiruan tegak lurus pada dasar
retromolar pad. Jika gigitiruan tidak meluas hingga batas fungsional,
seperti yang ditunjukkan oleh celah yang terbentuk antara gigi tiruan
dengan posisi fungsional membran mukosa sekitarnya, gigi tiruan harus
diperbaiki pada model kerja dan diperiksa. Jika gigi tiruan meluas
sepenuhnya, ketidaktepatan dikaitkan dengan prosedur pencetakan, yang
harus dibuat ulang sebelum melanjutkan prosedur lebih jauh.
Alternatifnya adalah untuk melanjutkan ke tahap akhir dan kemudian
melakukan relining gigi tiruan untuk memperbaiki kesalahan tepi.
- Retensi
Meskipun retensi dikatakan bergantung pada penerimaan psikologis dan
kemampuan beradaptasi, retensi harus diperiksa dengan menempatkan
gigi tiruan pada denture bearing area dan kemudian mencoba untuk
melepaskan gigi tiruan tersebut di sudut kanan ke bidang oklusal. Beban
kemudian diberikan ke atas dan ke luar di daerah gigi anterior untuk
memeriksa retensi.
- Stabilitas
Stabilitas di bawah beban oklusal digunakan untuk menentukan distribusi
tekanan oklusal yang menguntungkan. Berikan tekanan ringan dengan
jari di regio premolar-molar disudut kanan ke permukaan oklusal di
setiap sisi secara bergantian. Jika tekanan di satu sisi menyebabkan gigi
tiruan miring dan naik dari ridge di sisi lain, hal ini menunjukkan bahwa
gigi di sisi tekanan dibuat terlalu jauh di luar ridge. Ini mungkin juga
menunjukkan kurangnya adaptasi dari basis pada sisi yang diberi tekanan
atau sayap di samping yang naik tidak meluas hingga batas fungsional.
- Tongue space (Ruang Lidah)
Ruang lidah diperiksa dengan menginstruksikan pasien untuk rileks dan
mengangkat lidah setelah memasang gigi tiruan. Jika lidah kaku, gigi
tiruan akan dimulai terangkat dari ridge. Reaksi langsung gigi tiruan ini
cenderung membedakan gerakan yang disebabkan oleh lidah yang kram
dengan gerakan yang disebabkan oleh sayap lingual tidak memanjang
hingga batas fungsional. Gerakan gigi tiruan akibat sayap lingual yang
tidak memanjang, tidak terjadi sampai posisi lidah meningkat beberapa
jarak. Jika lidah kram akibat gigi tiruan, tekanan lateral akan membuat
ketidakstabilan saat lidah bergerak. Penyebab kekurangan ruang lidah
antara lain gigi posterior diatur terlalu lingual, gigi geraham yang lebar
ke arah lingual, dan gigi miring ke arah lingual.
- Ketinggian Bidang Oklusal Bawah
Ketinggian bidang oklusal bawah harus sedikit di bawah sebagian besar
lidah, sehingga lidah dapat melakukan sebagian besar gerakannya di atas
gigi tiruan dan dengan demikian cenderung mencegah gigi tiruan untuk
terangkat. Pasien harus diinstruksikan untuk rileks dan menempatkan
ujung lidah dengan nyaman dan tanpa ketegangan di belakang gigi depan
bawah yang merupakan posisi istirahat lidah dan kemudian buka
mulutnya tanpa menggerakkan lidahnya. Jika tinggi bidang oklusal
benar, lidah akan terlihat berada di atas cusp lingual gigi posterior bawah.
Jika gigi tiruan bagian bawah masih cenderung terangkat terlalu tinggi
setelah batas lingual diperiksa dan ruang lateral yang memadai telah
tersedia, mungkin perlu mengatur ulang gigi serta menurunkan bidang
oklusal.
5. Prosedur Laboratorium
1) Flasking
Flasking adalah proses penanaman model kerja kedalam cuvet
menggunakan dental plaster untuk membuat mould sectional yanh akan
digunakan untuk membuat gigi tiruan dari resin aklirik.
2) Eliminasi malam
Setelah dental plaster setting, flask di rebus di dalam air mendidih
sekitar 3-4 menit untuk mengeluarkan malam dengan cara dipanaskan
hingga lunak, tidak melelehkannya.
3) Mengaplikasikan tin foil subtitute
Tin foil subtitute diaplikasikan pada permukaan model kerja dan
permukaan dental plaster bukan pada permukaan gigi.
4) Packing bahan gigi tiruan
Campurkan resin pada sebuah wadah hingga tahap dough dan di letakkan
pada sectional mould serta ditekan secara perlahan dibawah bench press
untuk membuat aliran resin akrilik kedalam bagian cetakan mold yang
kecil.
5) Curing
Flask yang berisi resin akrilik selanjutnya dicuring baik dengan teknik
long curing cycled dengan memasukkan flask pada acrylizing unit pada
temperatur 1000C selama 8 jam atau short curing cycle dengan
menempatkan flask tempatkan dalam air pada temperatur ruangan dan
temperatur curing di atur dengan 740C selama 1 1/2 jam diikuti dengan
1000 selama 1 jam.
6) Deflasking
Setelah gigi tiruan di curing, gigi tiruan selanjutnya di keluarkan dari
dalam curing unit dan dibiarkankan dingin. Selanjutnya, gigi tiruan
dikeluarkan dari investment mould bersama dengan model kerjanya.
7) Laboratorium remount
Gigi tiruan harus diremount pada articulator dan ketidaksesuaian incisal
pin harus di catat. Apabila ketidaksesuain lebih dari 2 mm, hal tersebut
dapat diterima. Namun jika ketidaksesuaian mencapai 2-5 mm, koreksi
oklusal dapat dilakukan. Jika ketidaksesuain lebih dari 5 mm, maka
perawatan harus diulang. Articulating paper harus ditempatkan diantara
permukaan oklusal gigi dan gigi di gerakan satu sama lain. Tampilan
bull's eyes harus di perhatikan dan dimodifikasi. Prinsip "BULL" harus
diadopsi, yang berarti bahwa hanya cusp non fungsional yang harus
dimodifikasi (buccal cusp of maxilla dan lingual cusp of mandibula).
Jika cusp fungsional diindikasikan untuk dilakukan modifikasi, lekuk
atau lereng antagonisnya juga harus di modifikasi.
8) Finishing dan polishing gigi tiruan
Finishing dan polishing dilakukan mulai dari membersihkan kelebihan
akrilik dengan bur akrilik besar pada mesin (lathe). Lalu, bersihkan
permukaan gigi tiruan untuk menghilangkan dental stone plaster dengan
instrumen tangan. Selanjutnya, menghaluskan permukaan nonanatomical
gigi tiruan dengan menggunakan pumice basah pada sebuah cone atau
rag wheel. Gunakan kecepatan lambat pada mesin dan jaga permukaan
gigi tiruan tetap lembab. Poles resin di sekitar gigi dengan brush yang
lembut dengan kecepatan lambat dan aplikasikan senyawa pemoles pada
buff atau rag wheel dan poles gigi tiruan hingga berkilau.
Kunjungan Keempat
1. Insersi
1) Periksa fitting surface. Jika ada tonjolan yang tajam, keluarkan bagian
tersebut.
2) Periksa seluruh pinggiran kedua gigi tiruan. Perpanjangan dan relief
diperiksa. Bagian ini harus berbentuk bulat dan halus pada tepi labial
dan bukal gigi tiruan rahang atas. Batas posterior rahang atas gigi tiruan
dibuat halus tapi tidak bulat. Melainkan bentuknya rata dan tipis. Pada
daerah lingual, tepi sayap labial dan bukal gigi tiruan rahang bawah
juga harus halus dan bulat. Hanya batas lingual posterior di daerah
lingual yang harus tipis tapi halus.
3) Periksa semua polishing surface dari kedua gigi tiruan untuk hasil
finising dan polishing yang halus.
4) Tempatkan kedua gigi tiruan di dalam mulut, lalu evaluasi:
- Retensi, dan stabilitas.
Pemeriksaan ini biasanya lebih baik dilakukan pada gigi tiruan yang
telah jadi daripada dalam tahap try-in.
- Evaluasi penampilan dan dimensi vertikal.
- Evaluasi relasi sentris dan oklusi sentris.
Minta pasien untuk mengoklusikan gigi belakang. Atau posisikan
ujung lidahnya pada bagian belakang palatum, dan periksa
interdigitasi cusp gigi.
5) Periksa free ways space ketika rahang bawah pada posisi istirahat.
Minta pasien untuk menelan ludahnya dan mengoklusikan gigi
belakangnya. Selanjutnya, pasien diminta untuk menyerap sedikit air
dan mengoklusikan gigi belakangnya. Lalu pasien dinstruksikan untuk
mengucapkan "EM" dan merilekskan rahang bawahnya. Minta pasien
untuk membasahi bibirnya dan rileks.
Semua kegiatan ini dilakukan untuk membiasakan pasien dengan gigi
tiruan di dalam mulut. Pasien diminta untuk berbicara dan mengunyah
menggunakan gigi tiruannya. Jika ada bagian gigi tiruan yang melukai
selaput lendir cari tahu apa yang menyebabkan hal tersebut. Akhirnya,
demonstrasikan cara melepas gigi tiruan dari mulut dan memasangnya
kembali ke mulut selanjutnya, pasien melakukannya sendiri di depan
cermin.
6) Periksa posisi basis akrilik pada daerah sulkus gingiva. Penyesuaian
perlu dilakukan apabila akrilik masuk ke daerah tersebut.11
7) Gunakan articulating paper untuk mengevaluasi prematur kontak
oklusal. Tanda yang terbentuk pada permukaan gigi tiruan harus di
perbaiki sesuai dengan hukum "BULL".11
BAB III
KESIMPULAN