Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia

Volum 6 Nomor 1 bulan March tahun 2021. Page 8 - 12


p-ISSN: 2477-5940 e-ISSN: 2477-8435

Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia is licensed under


A Creative Commons Attribution-Non Commercial 4.0 International License

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran Matematika


di Sekolah Dasar

Rien Anitra1)
1)
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP Singkawang, Singkawang, Indonesia
E-mail:anitrarien@gmail.com

Abstract. Pembelajaran matematika di sekolah dasar memerlukan model pembelajaran yang tepat agar hasil belajar
siswa maksimal. Penulisan artikel ini menggunakan studi literatur atau literature riview dengan menganalisis beberapa
kajian yang berkaitan dengan topik pembahasan, yaitu: pembelajaran kooperatif, model pembelajaran jigsaw, dan
matematika. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dalam suatu kelompok kecil yang heterogen untuk
saling bekerja sama, saling menyumbang pikiran dalam mengkonstruk konsep dan memecahkan masalah dengan
tanggung jawab dan tujuan bersama serta saling ketergantungan positif sekaligus berlatih berinteraksi, komunikasi, dan
sosialisasi. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terdapat kelompok asal yang heterogen dan kemudian dibentuk
kelompok ahli untuk menjadikan siswa-siswa ahli suatu topik yang ditugaskan kemudian saling berbagi informasi
kepada teman-teman yang membahas topik berbeda di dalam kelompok asalnya. Berdasarkan kajian terhadap hasil
penelitian mengenai pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, ditemukan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
mempengaruhi hasil belajar dan prestasi belajar matematika siswa. Kemudian terungkap pula bahwa pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dan prestasi belajar matematika siswa.

Keywords: kooperatif, jigsaw, matematika

Abstract. Learning mathematics in elementary schools requires an appropriate learning model so that student learning
outcomes are maximum. Writing this article using a literature study or literature review by analyzing several studies
related to the topic of discussion, namely: cooperative learning, jigsaw learning models, and mathematics. Cooperative
learning is learning in a small, heterogeneous group to work together, contributing thoughts in constructing concepts and
solving problems with shared responsibility and goals as well as positive interdependence as well as practicing
interaction, communication and socialization. Jigsaw-type cooperative learning has a heterogeneous origin group and
then expert groups are formed to make expert students an assigned topic and then share information with friends who
discuss different topics in their original group. Based on a study of the results of research on the type of jigsaw
cooperative learning, it was found that the jigsaw type of cooperative learning affects student learning outcomes and
mathematics achievement. Then it was also revealed that the type of jigsaw cooperative learning can improve student
learning outcomes and mathematics learning achievement.

Keywords: cooperative, jigsaw, math

belajar cara menghitung, tetapi juga dapat diterapkan pada


I. PENDAHULUAN mata pelajaran lainnya.
Pembelajaran matematika merupakan salah satu Pentingnya pembelajaran matematika di sekolah dasar ini
pembelajaran wajib di sekolah dasar. Pada mata pelajaran belum didukung oleh hasil belajar matematika siswa yang
matematika, terdapat materi-materi pelajaran yang saling maksimal. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian Lutfiyah
bekaitan satu sama lain, dan juga sebagai mata pelajaran yang & Setyawan [1], bahwa siswa kurang dan sulit menerima
berkaitan dengan mata pelajaran lainnya di sekolah dasar. Hal materi, pelaksanaan metode pembelajaran yang tidak sesuai
inilah yang menunjukkan bahwa matematika tidak sekedar dengan sintaksnya. Hasil test membuktikan bahwa sekitar 25
siswa ada siswa yang tidak tuntas yaitu 14 dalam

8
Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia
Volum 6 Nomor 1 bulan March tahun 2021. Page 8 - 12
p-ISSN: 2477-5940 e-ISSN: 2477-8435
pembelajaran matematika untuk mencapai KKM, sehingga Slavin dalam Laboro [6] mendefinisikan belajar kooperatif
disimpulkan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan sebagai berikut “cooperative learning methods share the ideas
pada pembelajaran matematika masih kurang sesuai yang that students work together to learn and are responsible for
mengakibatkan hasil belajar siswa tidak tercapai secara their teammates learning as wel as their own”. Definisi ini
maksimal. mengandung pengertian bahwa dalam belajar kooperatif siswa
Pembelajaran matematika di sekolah dasar memerlukan belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan
model pembelajaran yang tepat agar hasil belajar siswa bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara
maksimal. Joyce & Weil [2] mendefinisikan model individu maupun kelompok. Proses pembelajaran kelompok
pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan ini dapat melatih siswa belajar bertukar pemikiran, ide, dan
sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Salah satu pendapat.
model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran Menurut Brahim [7], pembelajaran kooperatif sesuai
matematika SD adalah model pembelajaran jigsaw. dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh
Model pembelajaran jigsaw ini merupakan salah satu dari ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan
pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa secara aktif di tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib.
dalam pembelajaran dan melatih siswa bekerja sama di dalam Dengan demikian pada pembelajaran kooperatif siswa dilatih
sebuah kelompok. Pada prosesnya, terdapat kelompok asal dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan,
yang heterogen dan kemudian dibentuk kelompok ahli untuk pengalaman, tugas, dan tanggung jawab serta saling
menjadikan siswa-siswa ahli suatu topik yang ditugaskan membantu dan berlatih berinteraksi, komunikasi-sosialisasi
kemudian saling berbagi informasi kepada teman-teman yang karena kooperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat,
membahas topik berbeda di dalam kelompok asalnya. Dengan dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-
demikian, langkah-langkah model pembelajaran jigsaw dapat masing.
diterapkan pada pembelajaran matematika SD. Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian Yunus [3], pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling
Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran membantu mengkonstruk konsep, menyelesaikan persoalan,
matematika. Selain itu, hasil penelitian Setiyono, Muslim, & atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok
Irianto [4] juga menunjukkan bahwa pembelajaran jigsaw kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. dari 4-5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender,
Uraian di atas menunjukkan pentingnya menerapkan model karakter), ada kontrol dan fasilitasi, dan meminta tanggung
pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran matematika di jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.
SD. Maka dari itu, untuk meningkatkan hasil belajar Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
matematika siswa dapat diterapkan model pembelajaran pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dalam suatu
jigsaw. Dengan demikian, diharapkan menjadi salah satu kelompok kecil yang heterogen untuk saling bekerja sama,
alternatif bagi guru agar dapat melaksanakan proses saling menyumbang pikiran dalam mengkonstruk konsep dan
pembelajaran matematika secara efektif dan mencapai tujuan memecahkan masalah dengan tanggung jawab dan tujuan
pembelajaran. bersama serta saling ketergantungan positif sekaligus berlatih
berinteraksi, komunikasi, dan sosialisasi.
II. METODE Metode pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe,
Artikel ini menggunakan studi literatur atau literature salah satunya yaitu jigsaw. Pada pembelajaran Jigsaw, siswa
riview dengan menganalisis beberapa kajian yang berkaitan bekerja bersama dalam kelompok-kelompok kecil di mana
dengan topik pembahasan, yaitu: pembelajaran kooperatif, mereka harus saling membantu [8]. Tiap-tiap anggota
model pembelajaran jigsaw, dan matematika. Sumber-sumber kelompok menjadi “ahli” dalam subjek persoalannya dan oleh
rujukan yang menjadi pokok bahasan bersumber dari buku, karena itu memiliki informasi penting untuk berkontribusi
artikel dari jurnal, prosiding dan lainnya. Hal tersebut kepada teman sekelas. Saling bekerjasama dan saling percaya
dimaksudkan untuk meninjau pembelajaran jigsaw sebagai menjadi berharga dan perlu untuk pencapaian akademis.
salah satu model pembelajaran matematika di sekolah dasar. Menurut Nurhadi dalam Thoboroni dan Mustofa [9], metode
jigsaw dikembangkan oleh Aronson dan kawan-kawannya
dari Universitas texas dan kemudian di adaptasi oleh Slavin
III. HASIL DAN PEMBAHASAN dan kawan-kawannya.
Pada tahun 1972, di Austin, Texas, sekelompok
A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw administratur, guru, dan peneliti membentuk proyek berjangka
Pembelajaran kooperatif menurut Hardini dan Dewi [5] enam tahun untuk menemukan cara menyusun ulang proses
merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang pengajaran dan pembelajaran untuk mengembangkan
memiliki aturan-aturan tertentu. Pembelajaran kelompok persamaan dalam partisipasi dan hasil bagi semua anak di
yang dilakukan siswa betujuan untuk melatih siswa belajar kelas. Yang menjadi inti pekerjaan mereka adalah keinginan
secara mandiri dengan menentukan cara belajaranya sendiri di untuk mengurangi etos kompetisi di kelas yang menciptakan
dalam kelompok. Walaupun demikian, pembelajaran hadiah-hadiah ekonomi palsu di mana beberapa siswa
kelompok tetap memiliki aturan-aturan agar bisa bekerja sama “menang” dan banyak yang “kalah”. Kelompok itu menguji
di dalam tim. coba untuk mencipatakan dan meneliti sebuah proses yang

9
Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia
Volum 6 Nomor 1 bulan March tahun 2021. Page 8 - 12
p-ISSN: 2477-5940 e-ISSN: 2477-8435
bisa berguna agar siswa saling memperlakukan siswa yang menguasai tugas pembelajaran yang berbeda. Semua
lain sebagai sumber belajar. Pertama, mereka menyusun penugasan merupakan bagian penting dari unit kerja yang
proses pembelajaran yang terstruktur sehingga persaingan sama. Setelah kelompok-kelompok ahli menguasai bagian
individual tidak sejalan dengan keberhasilan, dan kedua, mereka atas unit itu, siswa kembali ke kelompok-kelompok
mereka menciptakan keyakinan bahwa keberhasilan hanya inti mereka dan saling memberitahu pengetahuan baru yang
bisa diperoleh jika para siswa bekerjasama. Sejak saat itu, telah mereka peroleh. Aktivitas itu berakhir dengan tahap
pendekatan Jigsaw berkembang dan menyebar ke dalam dengan setiap siswa yang harus menggunakan pengetahuan
kelas-kelas dan ke dalam aktivitas pengembangan-staf di atas seluruh unit itu. Ini bisa diselesaikan dengan
banyak dunia kerja di seluruh dunia. menyelenggarakan tes individual atau dengan diskusi seluruh
Gagasan utama persamaan proses kelompok rekonstruksi kelas atau bermain person di mana siswa secara sendiri-
sebagai “Jigsaw” muncul dari metafora penggabungan sendiri diminta menunjukkan “kemahiran” mereka.
potongan teka-teki untuk mencipatakan gambar yang utuh [8]. Sejalan dengan hal di atas, langkah-langkah pembelajaran
Sejak Aronson dan timnya pertama kali menerbitkan kooperatif tipe jigsaw menurut Lie [10] adalah sebagai berikut:
pendekatan mereka pada tahun 1978, beberapa versi telah 1. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan
muncul. Meskipun pendekatan Jigsaw sangat mudah menjadi empat bagian.
diterapkan dengan variasi tidak terbatas, ada empat tahap 2. Sebelum pelajaran diberikan, pengajar memberikan
dasar di dalam prosesnya. pengenalan mengenai topic yang akan dibahas dalam
bahan pelajaran untuk hari ini. Pengajar bisa menuliskan
Tahap 1: Pendahuluan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa
ketahui mangenai topic tersebut.
Guru menyusun kelas menjadi kelompok “inti” heterogen. 3. Siswa dibagi dalam kelompok berempat.
Selanjutnya guru memberikan tema, teks, informasi, atau 4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang
materi-materi kepada kelas itu dan membantu siswa pertama, sedangkan siswa yang kedua menerima bagian
memahami mengapa mereka mempelajari tema itu, bagaimana yang kedua. Demikian seterusnya.
menyesuaikan tema tema itu dengan apa yang telah mereka 5. Kemudian, siswa disuruh membaca/mengerjakan bagian
kerjakan sebelumnya, dan apa yang akan mereka pelajari mereka masing-masing.
selanjutnya. Dalam tahap ini, yang penting adalah bahwa 6. Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bagian
siswa menjadi tertarik dengan apa yang sedang mereka. Guru yang dibaca/dikerjakan masing-masing.
menjelaskan bahwa hasil belajar siswa akan dinilai seluruhnya. 7. Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar
membagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada
Tahap 2: Eksplorasi Terfokus masing-masing siswa. Siswa membaca bagian tersebut.
8. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik
Siswa dikelompokkan kembali untuk membentuk dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan
kelompok focus. Para anggota kelompok fokus bekerja antara pasangan atau dengan seluruh kelas.
bersama-sama untuk mempelajari tema tertentu.
Menurut Rusman [11] kegiatan yang dilakukan dalam
Tahap 3: Melaporkan dan Menyusun Ulang pembelajaran tipe jigsaw adalah:
1. Melakukan membaca untuk menggali informasi. Siswa
Siswa kembali ke kelompok inti mereka untuk mengambil memperoleh topik-topik permasalahan untuk dibaca,
giliran menjelaskan gagasan yang dihasilkan dalam kelompok sehingga mendapatkan informasi dari permaslahan
fokus. Selama tahap pelaporan, para anggota kelompok tersebut.
didorong mengajukan pertanyaan dan membicarakan gagasan 2. Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatkan
itu secara mendalam. topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu
kelompok atau kita sebut dengan kelompok ahli untuk
Tahap 4: Integrasi dan Evaluasi membicarakan topik permasalahan tersebut.
3. Laporan kelompok. Kelompok hali kembali ke kelompok
Guru bisa merancang aktivitas individu, kelompok-kecil asal dan menjelaskan hasil yang didapat dari diskusi tim
atau seluruh kelas di mana para siswa bisa secara aktif ahli.
menyatukan hasil belajar mereka. Misalnya, siswa bisa 4. Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan
melakukan tugas demonstrasi dalam kelompok inti mereka. yang dibicarakan tadi
Guru akan mengajukan pertanyaan untuk membantu siswa 5. Perhitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan
berpikir ulang tentang bagaimana mereka bekerja bersama- kelompok.
sama dan apakah mereka bisa bekerja dengan cara yang sama
atau berbeda di masa-masa mendatang ketika mereka bekerja Menurut Sharan [8], jigsaw merupakan struktur yang bisa
bersama. digunakan untuk pemecahan masalah kooperatif. Berikut ini
disajikan panduan untuk melakukan pemecahan masalah
Siswa bekerja dalam “kelompok inti” mereka, tetapi masuk dengan menggunakan Jigsaw.
lagi ke dalam “kelompok ahli”, yang masing-masing darinya

10
Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia
Volum 6 Nomor 1 bulan March tahun 2021. Page 8 - 12
p-ISSN: 2477-5940 e-ISSN: 2477-8435
1. Divisi tugas: Tugas atau potongan materi teks atau dalam diskusi dengan kelompoknya untuk membahas konsep
masalah dibagi-bagi ke dalam beberapa bagian komponen yang baru dipelajari dan memecahkan masalah. Seperti hasil
(atau tema). penelitian Ragindo [18] yang menunjukkan bahwa model
2. Kelompok inti: Setiap anggota kelompok diberi satu tema pembelajaran koopertif tipe jigsaw pada pembelajaran
agar ia bisa menjadi ahlinya. matematika khususnya pada materi perkalian bilangan tiga
3. Kelompok ahli: Para siswa yang mendapatkan tema sama angka dan pembagian bilangan tiga angka dapat
berkumpul dalam kelompok ahli untuk membahas tema, meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD. Didukung pula
menguasainya dan merencanakan bagaimana oleh hasil penelitian Ismayani [19] yang mengungkapkan
mengajarkannya. terjadi peningkatan hasil belajar matematika materi bangun
4. Kelompok inti: Para siswa kembali ke kelompok asli ruang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
mereka dan memberitahukan apa yang telah mereka Peningkatan prestasi belajar matematika juga terjadi setelah
pelajari kepada anggota kelompok mereka. diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Sebagaimana hasil penelitian Suartini [20] yang memaparkan
B. Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada bahwa model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan
Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar prestasi belajar matematika siswa kelas III SD. Hasil
penelitian Suryani [21] juga menunjukkan bahwa metode
Pembelajaran matematika di sekolah dasar perlu kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar
menerapkan model pembelajaran yang tepat agar dapat menentukan KPK dan FPB siswa kelas IV A SD.
meningkatkan hasil belajar dan prestasi siswa. Salah satunya
adalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penelitian
mengenai pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada IV. KESIMPULAN
pembelajaran matematika di sekolah dasar sudah banyak Kesimpulan dari studi literatur mengenai pembelajaran
dilakukan. kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran matematika di
Seperti hasil penelitian Suparni [12] yang menunjukkan sekolah dasar adalah pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
bahwa terdapat pengaruh signifikan pada penerapan model terdapat kelompok asal yang heterogen dan kemudian
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar dibentuk kelompok ahli untuk menjadikan siswa-siswa ahli
matematika siswa kelas V SD. Hasil penelitian Hamna & BK suatu topik yang ditugaskan kemudian saling berbagi
[13] juga memaparkan bahwa pelaksanaan model informasi kepada teman-teman yang membahas topik berbeda
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berpengaruh secara di dalam kelompok asalnya. Berdasarkan kajian terhadap hasil
positif dan signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa penelitian mengenai pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
kelas V SD. Kemudian didukung oleh hasil penelitian ditemukan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Nurfitriyanti [14] yang menunjukkan terdapat pengaruh mempengaruhi hasil belajar dan prestasi belajar matematika
metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap siswa. Kemudian terungkap pula bahwa pembelajaran
pembelajaran matematika. kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dan
Selain itu, hasil penelitian Handayani [15] memaparkan prestasi belajar matematika siswa.
bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis
matematis siswa. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan
UCAPAN TERIMA KASIH
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan dampak
positif pada pembelajaran matematika di sekolah dasar. Maka Ucapan terimakasih disampaikan kepada STKIP
dari itu, guru dapat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Singkawang yang telah memfasilitasi penulis dalam
jigsaw apabila ingin meningkatkan hasil belajar dan prestasi menyusun artikel ini. Tidak lupa ucapan terimakasih kepada
matematika siswa sekolah dasar. rekan-rekan yang sudah membantu dalam penyusunan tulisan
Sebagaimana ditunjukkan oleh hasil penelitian Marta [16] ini.
yang mengungkapkan bahwa melalui pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar matematika DAFTAR PUSTAKA
siswa pada kelas V SD. Didukung pula oleh hasil penelitian [1] Lutfiyah, M., & Setyawan, A. 2020. Analisis Kemampuan
penelitian Suryani [17] yang menunjukkan bahwa melalui Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil Negeri Keleyan 4. Prosiding Nasional Pendidikan: LPPM IKIP
belajar matematika siswa pada kelas VI SD. Hal tersebut PGRI Bojonegoro, 1(1). [Online]. Available:
menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe https://prosiding.ikippgribojonegoro.ac.id/index.php/Prosiding/
article/view/1021
jigsaw dengan langkah-langkah yang tepat dalam proses
[2] Joyce, B., & Weil, M. Model of teaching. New Jersey:
pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar Prentice-Hall, Inc. 1980.
matematika siswa. [3] Yunus, R. 2020. Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Materi pembelajaran matematika sekolah dasar terdiri dari Melalui Metode Pembelajaran Jigsaw Di Kelas VI SDN 06
berbagai konsep yang dapat diterapkan dalam pemecahan Indralaya Utara. Jurnal Ilmiah Bina Edukasi, 13(1), 16-26.
masalah sehari-sehari. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe [Online]. Available:
jigsaw memberikan kesempatan siswa untuk terlibat aktif http://journal.binadarma.ac.id/index.php/jurnalbinaedukasi/arti
cle/download/1030/574

11
Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia
Volum 6 Nomor 1 bulan March tahun 2021. Page 8 - 12
p-ISSN: 2477-5940 e-ISSN: 2477-8435
[4] Setiyono, S., Muslim, A., & Irianto, S. 2020. Peningkatan Hasil [21] Suryani, S. (2020). Penggunaan Metode Kooperatif Tipe
Belajar Matematika Materi Pengumpulan Data Melalui Model Jigsaw untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di Kelas V SD Negeri 1 Kelas IV SD Negeri Pajambon. Pedagogi: Jurnal Penelitian
Sidareja. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 5(1), 25-37. Pendidikan, 6(1). [Online]. Available:
[Online]. Available: http://dx.doi.org/10.23969/jp.v5i1.2514 https://doi.org/10.25134/pedagogi.v6i1.1893
[5] Hardini, Isriani dan Dewi Puspitasari. Strategi Pembelajaran
Terpadu. Yogyakarta: Familia. 2012.
[6] Laboro, Pertiwi. Peningkatan Hasil Membaca Pemahaman
melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif (Suatu Penelitian
Tindakan di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Nomor 90 Kota
Gorontalo). Tesis. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. 2010.
[7] Brahim, Theresia K. Pengertian Teori, Model, Pendekatan,
Strategi, Metode, Tipe, Teknik, Media, Belajar. Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta. 2012.
[8] Sharan, Shlomo. Handbook of Cooperative Learning,
terjemahan Sigit Prawoto. Yogyakarta: Familia. 2012.
[9] Thoboroni, Muhammad dan Mustofa. Belajar dan
Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2010.
[10] Lie, Anita. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo, 2008.
[11] Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2011.
[12] Suparni, N. (2017). Pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD
negeri 1 Metro Timur. [Online]. Available:
http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/26829
[13] Hamna, H., & BK, Muh Khaerul Ummah. (2017). Pengaruh
Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD Inpres Kassi-
Kassi Kota Makassar. Genta Mulia: Jurnal Ilmiah Pendidikan,
12(1). [Online]. Available:
https://ejournal.stkipbbm.ac.id/index.php/gm/article/view/556/
485
[14] Nurfitriyanti, M. (2017). Pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar matematika
ditinjau dari kecerdasan emosional. Formatif: Jurnal Ilmiah
Pendidikan MIPA, 7(2). [Online]. Available:
http://dx.doi.org/10.30998/formatif.v7i2.2229
[15] Handayani, H. (2020). Pengaruh Implementasi Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa Sekolah Dasar. Pendas: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar, 5(1), 50-60. [Online]. Available:
http://dx.doi.org/10.23969/jp.v5i1.1944
[16] Marta, R. (2017). Peningkatan Hasil Belajar Luas Bangun
Datar Melalui Model Kooperatif Tipe Jigsaw Bagi Siswa Kelas
V Sd Negeri 003 Bangkinang Kota. Jurnal Basicedu, 1(1), 45-
54. [Online]. Available:
https://doi.org/10.31004/basicedu.v1i1.152
[17] Suryani, L. (2020). Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
Menghitung Luas Segi Banyak Melalui Strategi Belajar Jigsaw
di Kelas VI. Jurnal Pendidikan Tambusai, 4(1), 715-724.
[Online]. Available: https://doi.org/10.31004/jptam.v4i1.523
[18] Ragindo, Y. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Konsep Perkalian dan Pembagian Melalui Strategi
Pembelajaran Jigsaw. Jurnal Amal Pendidikan, 1(3), 200-206.
[Online]. Available:
http://dx.doi.org/10.36709/japend.v1i3.11951
[19] Ismayani, L. (2018). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Bangun Ruang dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Journal of Elementary
School (JOES), 1(1), 22-34. [Online]. Available:
https://doi.org/10.31539/joes.v1i1.222
[20] Suartini, N. W. (2020). Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw.
[Online]. Available: http://repo.ikippgribali.ac.id/id/eprint/1435

12

Anda mungkin juga menyukai