Anda di halaman 1dari 17

Konsep Evaluasi Belajar dan Pembelajaran

MAKALAH

Disusun Oleh: Kelompok 12


1. Khusnul Khotimah (170210101074)
2. Muhammad Burhan N.R. (170210101107)
3. Anugrah Wahyu F. (170210101121)

Dosen Pembimbing:
1. Dr. Hobri, M.Pd
2. Dr. Sussanto, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PENDIDIKAN MIPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER

2017
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Evaluasi
Belajar dan Pembelajaran”. Terima kasih kepada kedua orang tua kami atas dukungan
penuh yang telah diberikan kepada kami, terima kasih kepada Dosen Pembimbing
kami yaitu Dr. Hobri M.Pd. Dan Dr. Susanto M.Pd atas bimbingan yang telaah
diberikan kepada kami, serta terima kasih kepada rekan-rekan kami yang telah
membantu demi kelancaran pembuatan makalah ini.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas yang diberikan Dosen Pembimbing
mata kuliah Belajar dan Pembelajaran dengan harapan makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember.
Kami menyadari atas ketidaksempurnaan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan
saran dari para pembaca sangat kami butuhkan untuk memperbaiki kesalahan-
kesalahan yang ada.

Jember, 15 Desember 2017


Penyusun
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam setiap kegiatan yang kita laksanakan, kita harus berusaha mengetahui
hasil dari proses kegiatan tersebut. Begitu juga dengan kegiatan belajar dan
pembelajaran. Sebagai pendidik, kita harus berusaha untuk mengetahui hasil dari
proses belajar dan pembelajaran yang kita laksanakan. Hasil yang dimaksud
adalah hasil yang baik maupu buruk, bermanfaat maupun tidak bermanfaat.
Pentingnya diketahui hasil ini adalah agar pendidik dapat menjadikan hasil
tersebut sebagai acuan untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan dalam rangka pemgembangan potensi peserta didik. Artinya,
jika pembelajaran yang dilakukan mencapai hasil yang baik, maka pendidik dapat
dikatakan berhasil dalam melaksanakan proses pembelajaran. Salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik
dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi yang dilakukan
dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi belajar?
2. Bagaimana kedudukan evaluasi belajar dalam proses pembelajaran?
3. Apa saja syarat umum evaluasi?
4. Apa keterkaitan assesment dalam proses pembelajaran?
5. Bagaimana melaksanakan suatu penilaian dalam pembelajaran?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari evaluasi belajar.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kedudukan evaluasi belajar dalam proses
pembelajaran
3. Mahasiswa dapat mengetahui syarat umum evaluasi belajar.
4. Mahasiswa dapat mengetahui assasment dalam proses pembelajaran.
5. Mahasiswa dapat melaksanakan penilaian dalam pembelajaran.
6.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaluasi Belajar dan Pembelajaran


Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Evaluation yang artinya
penilaian. Evaluasi memiliki banyak arti yang berbeda, menurut Wang dan Brown
dalam buku yang berjudul Essentials of Educational Evaluation , dikatakan bahwa
“Evaluation refer to the act or process to determining the value of something”, artinya
“evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada
sesuatu”. Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan
sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia
pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.

Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk


mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi
utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan
informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan

Sesuai pendapat Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi


pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi
informasi secaras sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan
pembelajaran.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses mendeskripsikan,


mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan
dalam pengambilan keputusan. Evaluasi pembelajaran merupakan evaluasi dalam
bidang pembelajaran.

Untuk memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan


melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor
atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan aturan-aturan
tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment)
dan evaluasi (evaluation). Kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan
evaluasi.
2.2 Kedudukan Evaluasi dalam Proses Pendidikan

Proses pendidikan merupakan proses pemanusiaan manusia, dimana di


dalamnya terjadi proses membudayakan dan memberadabkan manusia. Transformasi
dalam proses pendidikan adalah proses untuk membudayakan dan memberadabkan
siswa. Unsur-unsur transformasi proses pendidikan, meliputi :

1)      Pendidik dan personal lainnya

2)      Isi pendidikan

3)      Teknik

4)      Sistem evaluasi

5)      Sarana pendidikan, dan

6)      Sistem administrasi.

Keluaran dalam proses pendidikan adalah siswa yang semakin berbudaya dan
beradab sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Umpan balik dalam proses pendidikan
adalah segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi
yang ada dalam proses.

2.3 Syarat-Syarat Umum Evaluasi

Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan evaluasi


dalam proses pendidikan terurai berikut ini:

1.          Kesahihan

Kesahihan menggantikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan sebagai


ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Dapat
diterjemahkan pula sebagai kelayakan interpretasi terhadap hasil dari suatu instrument
evaluasi atau tes, dan tidak terhadap instrument itu sendiri (Gronlund, 1985:57).
Kesahihan juga dapat dikatakan lebih menekankan pada hasil/ perolehan evaluasi,
bukan pada kegiatan evaluasinya.
Kesahihan instrument evaluasi diperoleh melalui hasil pengalaman. Dari dua
cara tersebut, diperoleh empat macam kesahihan yang terdiri dari:

 kesahihan isi (content validation)

 kepentingan konstruksi (construction validity)

 kesahihan ada sekarang (concurrent validity), dan

 kesahihan prediksi (prediction validity) (Arikunto, 1990:64).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi meliputi:

 Faktor instrumen evaluasi itu sendiri


 Faktor-faktor administrasi evaluasi dan penskoran juga merupakan faktor-
faktor yang mempunyai suatu pengaruh yang menganggu kesahihan
interpretasi hasil evaluasi
 Faktor-faktor dalam respons-respons siswa merupakan faktor-faktor yang
lebih banyak mempengaruhi kesahihan daripada faktor yang ada instrumental
evaluasi atau pengadministrasiannya.

2.          Keterandalan

Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan, yakni


tingkat kepercayaan bahwa suatu instrument evaluasi mampu memberikan hasil yang
tepat (Arikunto, 1990:81). Keterandalan menunjukan kepada konsistensi (keajegan)
pengukuran yakni bagaimanakah keajegan skor tes atau hasil evaluasi lain yang
berasal dari pengukuran yang satu ke pengukuran yang lain. Juga berhubungan erat
dengan kesahihan, karena keterandalan menyediakan (Arikunto, 1990: 81; Gronlund,
1985:87). Tidak selalu menjamin bahwa hasil evaluasi yang andal (reliable) akan
selalu menjawab bahawa hasil evaluasi sahih (valid).

Untuk memperjelas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keterandalan


akan diuraikan berikut ini:

1)        Panjang tes (length of test)

Tes ini dilakukan dengan tidak banyak menebak, maka keterandalan hasil
evaluasi semakin tinggi
2)        Sebaran skor (spread of scores)

Karena koefisien keterlandan yang lebih besar dihasilkan pada saat orang
perorang tetap pada posisi yang relative sama dalam satu kelompok dari satu
pengujian ke pengujian lainnya, itu berarti selisih yang dimungkinkan dari
perubahan posisi dalam kelompok juga menyumbang memperbesar koefisien
keterandalan

3)        Tingkat kesulitan tes (difficulty of tes)

Tes acuan norma (norm reference test). Tingkat kesulitan tes yang ideal untuk
meningkatkan koefisien keterandalan adalah tes yang menghasilkan sebaran skor
berbentuk atau kurva normal

4)        Objektivitas (objectivity)

Objektivitas suatu tes menunjuk kepada tingkat skor kemampuan yang sama
(yang dimiliki oleh siswa satu dengan siswa yang lain) memperoleh hasil yang
sama dalam mengerjakan tes

Uraian faktor-faktor yang mempengaruhi keterandalan yang disadur dari Groundlund


(1985 : 100-104) mencakup juga faktor-faktor yang mempengaruhi keterandalan yang
dikemukakan oleh Arikunto.

3.          Kepraktisan

Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yanga da


pada instrument evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan,
menginterpretasi/memperoleh hasil, maupun kemudahan dalam menyimpannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepraktisan instrument evaluasi meliputi:

1)        Kemudahan mengadministrasi

2)        Waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi

3)        Kemudahan menskor

4)        Kemudahan interpretasi dan aplikasi

5)        Tersedianya bentuk instrument evaluasi yang ekuivalen


2.4  Evaluasi Hasil Belajar

1.          Fungsi dan Tujuan Hasil Belajar

Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai


oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat
keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata
atau symbol. Apabila tujuan utamanya kegiatan evaluasi hasil belajar ini sudah
terealisasi, maka hasilnya dapat difungsikan dan ditujukan untuk berbagai keperluan.

Hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar pada akhirnya difungsikan dan
ditujukan untuk keperluan berikut ini:

Untuk diagnostic dan pengembangan

Untuk seleksi

Untuk kenaikan kelas

Untuk penempatan.

2. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar

Ranah tujuan pendidikan adalah berdasarkan hasil belajar siswa secara umum
dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik (Davies, 1986:97; Jarolimek dan Foster, 1981:1981; 148). Taksonomi
tujuan ranah kognitif dikemukakan oleh Bloom (1956), merupakan hal yang amat
penting diketahui oleh guru sebelum melaksanakan evaluasi. Ranah afektif dari
taksonomi tujuan pendidikan dikemukakan pada tahun 1964 oleh Krathwohl, Bloom,
dan Masia. Taksonomi tujuan pendidikan ranah psikomotorik dikemukakan oleh
Harrow pada tahun 1972.

3. Prosedur Evaluasi Hasil Belajar

Berdasarkan pengertian evaluasi hasil belajar kita mendapatkan bahwa hasil


belajar merupakan suatu proses yang sistematis. Berikut ini merupakan penjelasan
dari masing-masing tahapan prosedur evaluasi hasil belajar.

1)        Persiapan
Pada tahapan persiapan ini terdapat tiga kegiatan yang harus dilakukan
evaluator, yakni :

Ø  Menetapkan pertimbangan dan keputusan yang dibutuhkan

Ø  Menggambarkan informasi yang dibutuhkan, dan

Ø  Menetapkan informasi yang sudah tersedia

2)        Penyusunan Insrumen Evaluasi

Berikut ini akan diuraikan prosedur penyusunan alat penilaian secara garis
besar.

Prosedur yang perlu ditempuh untuk menyusun alat penilaian tes adalah sebagai
berikut:

Ø  Menentukan bentuk tes yang akan disusun, bentuk tes ada dua yakni tes
objektif dan tes esai (tes subjektif)

Ø  Membuat kisi-kisi butir soal, terdiri dari ruang lingkup isi pelajaran, proposi
jumlah item dan tiap-tiap sub-isi pelajaran, aspek intelekttual, dan bentuk soal

Ø  Menulis butir soal, yakni kegiatan yang dilaksanakan evaluator setelah


membuat kisi-kisi soal.

3)        Pelaksanaan Pengukuran

Pelaksanaan pengukuran untuk teknik tes maupun teknik non tes hampir sama,
oleh karena itu akan diuraikan pelaksanaan secara umum. Adapun prosedur
pelaksanaan pengukuran adalah sebagai berikut:

Ø  Persiapan tempat pelaksanaan pengukuran, yakni suatu kegiatan untuk


mempersiapkan ruangan yang memenuhi syarat-syarat pelaksanaan
pengukuran yang meliputi syarat penerangan, luas ruangan, dan tingkat
kebisingan

Ø  Melancarkan pengukuran

Ø  Menata dan mengadministrasikan lembar soal dan lembar jawaban siswa untuk
memudahkan penskoran.

4)        Pengolahan Hasil penilaian


Kegiatan mengolah data yang berhasil dikumpulkan melalui kegiatan
penilaian inilah yang disebut kegiatan pengolahan hasil penilaian. Prosedur
pelaksanaan pengolahan hasil penilaian adalah sebagai berikut :

Ø  Menskor, yakni kegiatan memberikan skor pada hasil penilaian yang dapat
dicapai oleh responden (siswa)

Ø  Mengubah skor mentah menjadi skor standar

Ø  Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai.

5)        Penafsiran Hasil Penilaian

Penafsiran terhadap hasil penilaian individual dapat kita bedakan menjadi dua,
yakni penafsiran yang bersifat individual dan penafsiran yang bersifat klasikan
(Nurkancana, 1986: 113). Penafsiran hasil penilaian yang bersifat individual yakni
penafsiran terhadap keadaan/kondisi seorang siswa berdasarkan perolehan penilaian
hasil belajarnya.

Ada tiga jenis penafsiran penilaian hasil belajar yang bersifat individual, yakni
:

Ø  Penafsiran tentang tingkat kesiapan, yakni tentang kesiapan siswa untuk


mengikuti pelajaran yang berikutnya untuk naik kelas atau untuk lulus

Ø  Penafsiran tentang kelemahan individual yakni tentang kelemahan seorang


siswa pada subtes tertentu, pada suatau mata pelajaran atau keseluruhan mata
pelajaran

Ø  Penafsiran tentang kemajuan belajar individual yakni tentang kemajuan


seoarang siswa pada satu periode pembelajaran atau pada satu periode kelas
atau pada satu periode sekolah.

Adapun penafsiran yang bersifat klasikal terdiri dari :

Ø  Penafsiran tentang kelemahan-kelemahan kelas

Ø  Penafsiran tentang prestasi kelas

Ø  Penafsiran tentang perbandingan anatarkelas

Ø  Penafsiran tentang susunan kelas.


6)        Pelaporan dan Penggunaan Hasil Evaluasi

Pelaporan ini dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada semua


pihak yang terlibat dalam pembelajaran secara langsung maupun tidak langsung.
Pihak-pihak yang perlu memperoleh laporan tentang hasil belajar siswa adalah seperti
siswa, guru yang mengajar, guru lain, petugas lain di sekolah, orang tua siswa, dan
pemakai lulusan (Arikunto, 1990:289). Secara umum dapat ditandai bahwa
penggunaan hasil evaluasi meliputi:

a) Untuk menentukan kenaikan kelas atau kelulusan seoarang siswa yang


terlibat dalam evaluasi hasil belajar tersebut

b) Untuk mengadakan diagnosis dan remedial terhadap siswa yang


membutuhkan

c) Untuk menentukan perlu tidaknya suatu penyajian isi pelajaran/ sub-isi


pelajaran ternteu diulang

d) Untuk menentukan pengelompokkan dan penempatan dan penempatan pada


siswa

e) Untuk membuat laporan hasil belajar

2.5 Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses untuk menentukan jasa, nilai


atau manfaat kegiatan pembelajaran melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran.
Pembahasan evaluasi pembelajaran dalam uraian berikut ini akan dibatasi pada fungsi
dan tujuan evaluasi pembelajaran, sasaran evaluasi pembelajaran, dan prosedur
evaluasi pembelajaran.

1.          Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran.

Sejumlah informasi atau data yang diperoleh melalui evaluasi pembelajaran


inilah yang kemudian difungsikan dan ditujukan untuk pengembangan pembelajaran
dan akreditasi.

1)        Fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran untuk pengembangan.


Fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran untuk pengembangan pembelajaran
dilaksanakan apabila hasil kegiatan evaluasi pembelajaran digunakan sebagai dasar
pengembangan pembelajaran.

2)        Fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran untuk akreditasi

Pengertian akreditasi sebagai suatu penilaian yang dilakukan oleh pemerintah


terhadap sekolah swasta untuk menentukan peringkat pengakuan pemerintah
pengakuan pemerintah terhadap sekolah tersebut (Arikunto, 1990 : 186). Juga dapat
diartikan sebagai suatu proses dengan mana suatu program atau institusi (lembaga)
diakui sebagai badan yang sesuai dengan beberapa standar yang telah disetujui
(Scravia B. Anderson dalam Arikunto, 1990 : 186).

Ada berbagai aspek yang dinilai dalam menentukan akreditasi suatu lembaga
pendidikan, salah satu aspek/komponen yang dinilai sebagai pembelajaran.

2. Sasaran Evaluasi Pembelajaran

Sasaran evaluasi pembelajaran adalah aspek-aspek yang terkandung dalam


kegiatan pembelajaran. Dengan demikian sasaran evaluasi pembelajaran meliputi
tujuan pengajaran, unsur dinamis pembelajaran, pelaksanan pembelajaran, dan
kurikulum.

a)        Tujuan pembelajaran

Hal-hal yang perlu dievaluasi pada tujuan pengajaran adalah penjabaran tujuan
pengajaran, rumusan tujuan pengajaran, dan unsure-unsur-unsur tujuan pengajaran.

Penjabaran dimulai dari tujuan pengajaran tertinggi sampai tujuan pengajaran yang
terendah seringkali disebut hieraki tujuan. Tujuan pengajaran yang tertinggi adalah
tujuan pendidikan nasional. Tujuan kelembagaan, tujuan kurikuler, tujuan umum
pengajaran, dan terakhir tujuan khusus pengajaran, semakin kebawah semakin rinci
unsur-unsur yang ada dirumusan tersebut.

b)        Unsur dinamis pembelajaran

Yang dimaksud dengan unsur dinamis pembelajaran adalah sumber belajar


atau komponen sistem instruksional yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Sumber belajar meliputi: pesan orang, bahan, alat, teknik, dan latar (AECT, 1986 : 2).
Sumber-sumber belajar dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sumber belajar yang
dirancang (by design) yakni sumber belajar yang secara khusus telah dikembangkan
sebagai komponen pembelajaran untuk memberikan kemudahan /fasilitas belajar yang
terarah dan bersifat normal, dan sumber belajar karena dimanfaatkan (by utilization)
yakni sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan
pembelajaran namun dapat ditemukan diterapkan, dan digunakan untuk keperluan
belajar (AECT, 1986 : 9).

Sumber belajar disebut unsur dinamis pembelajaran karena setiap perubahan


yang terjadi pada salah satu sumber belajar akan mengakibatkan terjadinya perubahan
pada kegiatan pembelajaran. Pesan dapat diartikan sebagai informasi yang
disampaikan oleh sumber belajar atau komponen sistem instruksional yang lain dan
berbentuk gagasan, fakta, ,makna dan data (AECT, 1986:195).

Adanya interaksi antara sumber sebagai unsur dinamis pembelajaran dengan


siswa akan mewujudkan pelaksanaan pembelajaran.

c)        Pelaksanaan pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran diartikan sebagai interaksi antara sumber belajar


dengan siswa. Sasarn evaluasi pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran secara
lebih terperinci diantaranya adalah:

 Kesesuaian pesan dengan tujuan pengajaran

 Kesesuaian sekuensi penyajian pesan kepada siswa

 Kesesuaian bahan dan alat dengan pesan dan tujuan pengajaran

 Kemampuan guru menggunakan bahan dan alat dalam pembelajaran

 Kemampuan guru menggunakan teknik pembelajaran

ü  Kesesuaian teknik pembelajaran dengan pesan dan tujuan pengajaran

ü  Interaksi siswa dengan siswa lain

ü  Interaksi guru dengan siswa.

d)       Kurikulum

Kurikulum dipandang sebagai rencana tertulis yakni seperangkat komponen


pembelajaran yang diuraikan secara tertulis pada bahan tercetak atau buku.
Kurikulum sebagai sasaran evaluasi pembelajaran akan meliputi:

 Tersedianya dan sekaligus kelengkapan komponen kurikulum


 Pemahaman terhadap prinsip-prinsip pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum
 Pemahaman terhadap tujuan kelembagaan atau tujuan institusional sekolah
 Pemahaman terhadap strukur program kurikulum
 Pemahaman terhadap GBPP
 Pemahaman terhadap teknik pembelajaran
 Pemahaman terhadap sistem evaluasi
 Pemahaman terhadap pembinaan guru
 Pemahaman terhadap bimbingan siswa.

2.6 Assesment dalam pembelajaran

Assesment atau penilaian tidak bisa dilepaskan dengan peran guru sebagai


tenaga pengajar.  Assesmenttermasuk salah satu indikator penentu untuk
mengetahui seberapa jauh keberhasilan atau bahkan kegagalan yang dilakukan
oleh guru atau dosen selaku agen pembelajaran dan siswa sebagai subjek
pembelajaran, sebelum memilih metode yang tepat sasaran yang dianggap
sesuai dengan kondisi pembelajaran yang ada sehingga untuk langkah
selanjutnya efektifitas, efisiensi dan daya tarik pembelajaran dapat terselenggara
dengan baik dan dapat menghasilkan keluaran belajar yang kompeten yang
dapat membuat  assesment pembelajaran di sekolah tersebut bernilai positif,
sesuai tujuan pendidikan nasional.
Bertolak dari ketentuan perundangan PP.No.19 tahun 2003, tentang Standar
Nasional Pendidikan, yang menguraikan delapan standar mutu pendidikan yaitu,
(1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar
pendidikan dan kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar
pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian (assesment),
maka kita dapat melihat bahwa standar penilaian (assesment) adalah ”standar
penentu” bagi kesuksesan suatu proses pembelajaran. Hal ini berarti
bahwa assesment(penilaian/evaluasi), merupakan indikator penting yang harus
dikuasai oleh setiap guru atau dosen untuk mengetahui apakah seluruh standar
tersebut berhasil atau gagal dalam proses pembelajaran yang dilaksanakannya,
setelah diperoleh hasil assesment dari proses pembelajaran.
Dari assesment ini pula, kita dapat mengetahui apakah guru atau dosen
sebagai perancang dan pengelola proses pembelajaran, telah memenuhi standar
kualifikasi akademik yang dimaksud oleh PP. No.19 tahun 2005, dimana guru
harus memenuhi empat standar kompetensi sebagai agen pembelajaran, yaitu
standar kompetensi pedagogis, standar kompetensi kepribadian, standar
kompetensi profesional, dan standar kompetensi sosial, yang
membuat assesment pembelajaran di sekolah tersebut berkualitas. 
Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa assesmen dalam
pembelajaran secara istilah adalah upaya penilaian untuk mengukur
(keberhasilan atau kegagalan) suatu proses pembelajaran sekaligus sebagai
umpan balik bagi guru dan siswa. Bagi siswa assessmen dapat dijadikan
evaluasi dirinya sejauhmana mereka memiliki kompetensi setelah mengikuti
proses pembelajaran. Bagi guru assessmen dapat dijadikan alat evaluasi yang
objektif untuk mengukur sejauhmana  kemampuan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
      
BAB III

PENUTUP

3.1    Kesimpulan

Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan oleh


guru selama proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan
siswa, selain untuk mengadakan perbaikan. Oleh karena itu, kegiatan evaluasi
hendaknya memperhatikan konsep dasar evaluasi yang berguna untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Konsep dasar evaluasi yang harus dikuasai oleh pendidik (guru)
ataupun calon pendidik (calon guru) adalah pengertian dasar tentang evaluasi, tujuan
evaluasi, karakteristik evaluasi, teknik- teknik evaluasi, dan terakhir macam-macam
alat evaluasi yang telah diuraikan di atas. Tanpa mengetahui konsep dasar evaluasi
seorang pendidik (guru) tidak akan dapat menyusun suatu alat evaluasi. Untuk itu
diperlukan pemahaman yang mendasar tentang konsep dasar evaluasi.

3.2    Saran

Dari pembahasan diatas, maka menandakan bahwa evaluasi pembelajaran


tidak hanya dapat dilakukan oleh seorang guru sendirian, namun semua guru. Untuk
itu, pemahaman tentang konsep dasar evaluasi dan pembalajaran sangat diperlukan
oleg guru demi tercapainya tujuan pembelajaran yang baik, efektif, dan efisisien.
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati, Mudjiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

http://mahasiswa.ung.ac.id/151412025/home/2013/4/9/enter_title_herkonsep_dasar_e
valuasi_belajar__amp__pembelajaran.html

http://yahyanurkan.blogspot.co.id/2015/04/makalah-konsep-dasar-evaluasi.html

Anda mungkin juga menyukai