Konsep Evaluasi Belajar Dan Pembelajaran
Konsep Evaluasi Belajar Dan Pembelajaran
MAKALAH
Dosen Pembimbing:
1. Dr. Hobri, M.Pd
2. Dr. Sussanto, M.Pd
2017
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Evaluasi
Belajar dan Pembelajaran”. Terima kasih kepada kedua orang tua kami atas dukungan
penuh yang telah diberikan kepada kami, terima kasih kepada Dosen Pembimbing
kami yaitu Dr. Hobri M.Pd. Dan Dr. Susanto M.Pd atas bimbingan yang telaah
diberikan kepada kami, serta terima kasih kepada rekan-rekan kami yang telah
membantu demi kelancaran pembuatan makalah ini.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas yang diberikan Dosen Pembimbing
mata kuliah Belajar dan Pembelajaran dengan harapan makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember.
Kami menyadari atas ketidaksempurnaan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan
saran dari para pembaca sangat kami butuhkan untuk memperbaiki kesalahan-
kesalahan yang ada.
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari evaluasi belajar.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kedudukan evaluasi belajar dalam proses
pembelajaran
3. Mahasiswa dapat mengetahui syarat umum evaluasi belajar.
4. Mahasiswa dapat mengetahui assasment dalam proses pembelajaran.
5. Mahasiswa dapat melaksanakan penilaian dalam pembelajaran.
6.
BAB II PEMBAHASAN
3) Teknik
Keluaran dalam proses pendidikan adalah siswa yang semakin berbudaya dan
beradab sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Umpan balik dalam proses pendidikan
adalah segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi
yang ada dalam proses.
Tes ini dilakukan dengan tidak banyak menebak, maka keterandalan hasil
evaluasi semakin tinggi
2) Sebaran skor (spread of scores)
Karena koefisien keterlandan yang lebih besar dihasilkan pada saat orang
perorang tetap pada posisi yang relative sama dalam satu kelompok dari satu
pengujian ke pengujian lainnya, itu berarti selisih yang dimungkinkan dari
perubahan posisi dalam kelompok juga menyumbang memperbesar koefisien
keterandalan
Tes acuan norma (norm reference test). Tingkat kesulitan tes yang ideal untuk
meningkatkan koefisien keterandalan adalah tes yang menghasilkan sebaran skor
berbentuk atau kurva normal
Objektivitas suatu tes menunjuk kepada tingkat skor kemampuan yang sama
(yang dimiliki oleh siswa satu dengan siswa yang lain) memperoleh hasil yang
sama dalam mengerjakan tes
Hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar pada akhirnya difungsikan dan
ditujukan untuk keperluan berikut ini:
Untuk seleksi
Untuk penempatan.
Ranah tujuan pendidikan adalah berdasarkan hasil belajar siswa secara umum
dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik (Davies, 1986:97; Jarolimek dan Foster, 1981:1981; 148). Taksonomi
tujuan ranah kognitif dikemukakan oleh Bloom (1956), merupakan hal yang amat
penting diketahui oleh guru sebelum melaksanakan evaluasi. Ranah afektif dari
taksonomi tujuan pendidikan dikemukakan pada tahun 1964 oleh Krathwohl, Bloom,
dan Masia. Taksonomi tujuan pendidikan ranah psikomotorik dikemukakan oleh
Harrow pada tahun 1972.
1) Persiapan
Pada tahapan persiapan ini terdapat tiga kegiatan yang harus dilakukan
evaluator, yakni :
Berikut ini akan diuraikan prosedur penyusunan alat penilaian secara garis
besar.
Prosedur yang perlu ditempuh untuk menyusun alat penilaian tes adalah sebagai
berikut:
Ø Menentukan bentuk tes yang akan disusun, bentuk tes ada dua yakni tes
objektif dan tes esai (tes subjektif)
Ø Membuat kisi-kisi butir soal, terdiri dari ruang lingkup isi pelajaran, proposi
jumlah item dan tiap-tiap sub-isi pelajaran, aspek intelekttual, dan bentuk soal
Pelaksanaan pengukuran untuk teknik tes maupun teknik non tes hampir sama,
oleh karena itu akan diuraikan pelaksanaan secara umum. Adapun prosedur
pelaksanaan pengukuran adalah sebagai berikut:
Ø Melancarkan pengukuran
Ø Menata dan mengadministrasikan lembar soal dan lembar jawaban siswa untuk
memudahkan penskoran.
Ø Menskor, yakni kegiatan memberikan skor pada hasil penilaian yang dapat
dicapai oleh responden (siswa)
Penafsiran terhadap hasil penilaian individual dapat kita bedakan menjadi dua,
yakni penafsiran yang bersifat individual dan penafsiran yang bersifat klasikan
(Nurkancana, 1986: 113). Penafsiran hasil penilaian yang bersifat individual yakni
penafsiran terhadap keadaan/kondisi seorang siswa berdasarkan perolehan penilaian
hasil belajarnya.
Ada tiga jenis penafsiran penilaian hasil belajar yang bersifat individual, yakni
:
Ada berbagai aspek yang dinilai dalam menentukan akreditasi suatu lembaga
pendidikan, salah satu aspek/komponen yang dinilai sebagai pembelajaran.
Hal-hal yang perlu dievaluasi pada tujuan pengajaran adalah penjabaran tujuan
pengajaran, rumusan tujuan pengajaran, dan unsure-unsur-unsur tujuan pengajaran.
Penjabaran dimulai dari tujuan pengajaran tertinggi sampai tujuan pengajaran yang
terendah seringkali disebut hieraki tujuan. Tujuan pengajaran yang tertinggi adalah
tujuan pendidikan nasional. Tujuan kelembagaan, tujuan kurikuler, tujuan umum
pengajaran, dan terakhir tujuan khusus pengajaran, semakin kebawah semakin rinci
unsur-unsur yang ada dirumusan tersebut.
d) Kurikulum
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
http://mahasiswa.ung.ac.id/151412025/home/2013/4/9/enter_title_herkonsep_dasar_e
valuasi_belajar__amp__pembelajaran.html
http://yahyanurkan.blogspot.co.id/2015/04/makalah-konsep-dasar-evaluasi.html