Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Haji dan Umrah – Hukum, Syarat,

Rukun, Sunah Haji dan Umrah

Rukun Islam yang terakhir adalah naik haji ke Baitullah. Maksudnya


adalah berkunjung ke tanah suci untuk melaksanakan serangkaian amal
ibadah sesuai dengan syarat, rukun, dan waktu yang telah ditentukan.
Ibadah haji ditentukan kepada muslim yang mampu. Pengertian mampu
atau kuasa yaitu mempunyai bekal yang cukup untuk pergi dan bekal bagi
keluarga yang ditinggalkannya. Sama halnya dengan umrah yang dapat
dilakukan pada bulan- bulan lain selain bulan Zulhijah.

Haji dan umrah merupakan suatu kegiatan rohani yang di dalamnya


terdapat pengorbanan, ungkapan rasa syukur, berbuat kebajikan dengan
kerelaan hati, melaksanakan perintah Allah, serta mewujudkan pertemuan
besar dengan umat Islam lainnya di seluruh dunia. Firman Allah swt.
Surah A1 Baqarah Ayat 125.

Pengertian Haji dan Umrah

Pengertian haji menurut bahasa (etimologi) adalah pergi ke Baitullah


(Kakbah) untuk melaksanakan ibadah yang telah ditetapkan atau
ditentukan Allah swt.
Pengertian haji secara istilah (terminologi) adalah pergi beribadah ke
tanah suci (Mekah), melakukan tawaf, sa’i, dan wukuf di Padang Arafah
serta melaksanakan semua ketentuan-ketentuan haji di bulan Zulhijah.

Pengertian umrah menurut bahasa (etimologi) yaitu diambil dari kata


“i’tamara” yang artinya berkunjung. Di dalam syariat, umrah artinya adalah
berkunjung ke Baitullah (Masjidil Haram) dengan tujuan mendekatkan diri
kepada Allah dengan memenuhi syarat tertentu yang waktunya tidak
ditentukan seperti halnya haji.

Hukum Haji dan Umrah

Hukum melaksanakan haji adalah wajib bagi setiap muslim yang


mampu, sesuai dengan firman Allah dalam Surah Ali Imran Ayat 97.yang
artinya.
Artinya: “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata (di antaranya) maqam
Ibrahin, barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia.
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa
mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS Ali Imran: 97).

Sebagai ulama berpendapat bahwa umrah hukumnya mutahabah


artinya baik untuk dilakukan dan tidak diwajibkan. Hadis Nabi Muhammad
saw. menyatakan sebagai berikut.

Artinya: Haji adalah fardu sedangkan umrah adalah “tatawwu.” (A1 Hadis)

Tatawwu maksudnya ialah tidak diwajibkan, tetapi baik dilakukan


untuk mendekatkan diri kepada Allah dan melakukannya lebih utama
daripada meninggalkannya karena tatawwu mempunyai ganjaran pahala.
Syarat, Rukun, Wajib, serta Sunah Haji dan Umrah

Syarat Haji

Syarat wajib haji adalah mampu (kuasa), Islam, berakal, balig, merdeka,
ada bekal, dan aman dalam perjalanan.

Rukun Haji

Rukun haji adalah sebagai berikut.

Ihram

Ihram yaitu berniat untuk mulai mengerjakan ibadah haji dengan


memakai kain putih yang tidak dijahit. Ibadah ini dimulai setelah sampai di
miqat (batas-batas yang telah ditetapkan).

Miqat ini dibagi dua yaitu:

1. miqat zamani, yakni batas yang telah ditentukan berdasarkan waktu.


Mulai bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijah.
Maksudnya, hanya pada masa itulah ibadah haji bisa dilaksanakan.
2. miqat makani yakni, batas yang telah ditetapkan berdasarkan
tempat. Miqat makani dibagi ke dalam beberapa temjat yaitu sebagai
berikut.
o Bagi orang yang bermukim di Mekah, niat ihram dihitung sejak
keluar dari Mekah.
o Bagi orang yang berasal dari Madinah dan sekitarnya, niat
ihram dimulai sejak mereka sampai di Dzulhulaifah (Bir Ali).
o Bagi orang dari Syam, Mesir, dan arah barat, memulai ihram
mereka ketika sampai di Juhfah.
o Bagi orang yang datang dari Yaman dan Hijaz, ihram dimulai
setelah mereka sampai di bukit Qarnul Manazil.
o Bagi orang dari India, Indonesia, dan negara yang searah
memulai ihram setelah mereka berada di bukit Yalamlam.
o Bagi orang yang datang dari arah Irak dan yang searah
dengannya, ihram dimulai dari Dzatu Irqin.

Wukuf di Arafah

Wukuf di Arafah adalah berhenti di Padang Arafah sejak


tergelintirnya matahari tanggal 9 Zulhijah sampai terbit fajar pada tanggal
10 Zulhijah.

Tawaf Ifadah

Tawaf ifadah adalah mengelilingi Kakbah sebanyak 7 kali dengan syarat


sebagai berikut.

1) Suci dari hadas dan najis baik badan maupun pakaian.

2) Menutup aurat.

3) Kakbah berada di sebelah kiri orang yang mengelilinginya.

4) Memulai tawaf dari arah hajar aswad (batu hitam) yang terletak di
salah satu pojok di luar Kakbah.

Macam-macam tawaf itu sendiri ada lima macam yaitu seperti berikut ini.

a) Tawaf qudum adalah tawaf yang dilakukan ketika baru sampai di


Mekah

b) Tawaf ifadah adalah tawaf yang menjadi rukun haji

c) Tawaf sunah adalah tawaf yang dilakukan semata-mata mencari rida


Allah.

d) Tawaf nazar adalah tawaf yang dilakukan untuk memenuhi nazar.

e) Tawaf wada adalah tawaf yang dilakukan sebelum meninggalkan kota


Mekah
Sa’i

Sa’i adalah lari-lari kecil atau jalan cepat antara Safa dan Marwa
(keterangan lihat QS Al Baqarah: 158). Syarat-syarat sa’i adalah sebagai
berikut.

1) Dimulai dari bukit Safa dan berakhir di bukit Marwa.

2) Dilakukan sebanyak tujuh kali.

3) Melakukan sa’i setelah tawaf qudum.

Tahalul

Tahalul adalah mencukur atau menggunting rambut sedikitnya tiga


helai. Pihak yang mengatakan bercukur sebagai rukun haji, beralasan
karena tidak dapat diganti dengan penyembelihan.

Tertib.

Tertib maksudnya adalah menjalankan rukun haji secara berurutan.

Wajib Haji

Wajib haji ada tujuh macam, yakni sebagai berikut.

a. Ihram mulai dari miqat.

b. Bermalam di Muzdalifah pada malam hari raya haji.

c. Melempar Jumratul Aqabah.

d. Melempar tiga jumrah yakni.

1. jumrah ula,

2. jumrah wusta, dan


3. jumrah aqabah Melempar jumrah ini dilakukan setiap hari pada
tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijah dan waktunya setelah
tergelincir matahari. Masing-masing jumrah dilempar sebanyak 7
(tujuh) kali dengan batu kecil.

e. Bermalam di Mina.

f. Tawaf wada.

g. Menjauhkan diri dari larangan atau perbuatan yang diharamkan


dalam ihram dan umrah yaitu sebagai berikut.

1. Bagi pria dilarang memakai pakaian berjahit.

2. Menutup kepala bagi pria dan menutup muka bagi wanita

3. Memotong kuku.

4. Membunuh hewan buruan.

5. Memakai wangi-wangian.

6. Hubungan suami isteri (bersetubuh)

7. Mengadakan aqad nikah (kawin atau mengawinkan).

8. Memotong rambut atau bulu badan yang lain.

Sunah Haji

Adapun sunah haji ada enam perkara, yakni sebagai berikut.

1. Cara mengerjakan haji dan umrah. Terdapat tiga macam sunah


mengerjakan haji dan umrah yaitu sebagai berikut.

 Ifrad : melakukan haji lebih dahulu, kemudian barn umrah.


 Tamattu : mendahulukan umrah, kemudian haji.
 Qiran : ibadah haji dan umrah dilakukan secara bersama-sama.
2. Membaca talbiyah selama dalam ihram sampai melempar jumrah
aqabah pada Hari Raya Haji. (Idul Adha).

3. Berdoa setelah membaca talbiyah.

4. Berzikir sewaktu tawaf.

5. Salat dua rakaat sesudah tawaf.

6. Masuk ke Kakbah (Baitullah).

Adapun rukun dan wajib umrah lebih sedikit daripada haji, yakni sebagai
berikut.

1. Rukun Umrah

a. Ihram disertai niat.

b. Tawaf atau mengelilingi Kakbah.

c. Sa’i lari-lari kecil antara Safa dan Marwa.

d. Bercukur atau memotong rambut minimal tiga helai.

2. Wajib Umrah

a. Ihram dari miqat yang terbagi menjadi dua macam yaitu sebagai
berikut.
1) Miqat zamani (batas waktu) yakni dapat dilakukan sewaktu-waktu.
2) Miqat makani (batas mulai ihram) seperti halnya haji.

b. Menjaga diri dari larangan-larangan ihram yang jumlahnya sama


dengan larangan haji.

Anda mungkin juga menyukai