1. PENGERTIAN
Pengertian iman kepada hari akhir (kiamat) secara umum adalah
mempercayai dan menyakini bahwa seluruh alam semesta dan segala seisinya
pada suatu saat nanti akan mengalami kehancuran dan mengakui bahwa
setelah kehidupan ini akan ada kehidupan yang kekal yaitu akhirat.
Pengertian iman kepada hari akhir/kiamat terbagi dua yaitu
pengertian iman kepada hari akhir menurut bahasa dan pengertian hari akhir
menurut istilah. Pengertian iman kepada hari akhir menurut bahasa
(etimologi) adalah percaya akan datangnya hari akhir/kiamat.
Sedangkan Pengertian iman kepada hari akhir menurut istilah (terminologi)
adalah mempercayai dan menyakini akan adanya kehidupan yang kekal dan
abadi setelah Kehidupan ini.
Percaya Akan Adanya Hari Kiamat Pada Suatu Hari Nanti Dan Kita
Sebagai Umat Islam Sejati Harus Percaya Dan Meyakini Bahwa Hari Kiamat
Itu Ada,Maka Sebelum Terjadinya Hari Itu Kita Harus Beriman Kepada Allah,
Melaksanakan Segala Perintahnya Dan Menjauhi Segala larangannya.
2) Kabut
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Maka Tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas
yang meliputi manusia. Inilah adzab yang pedih.” (QS. Ad-Dukhan: 10-11)
Yang dimaksud dengan dukhan dalam ayat ini ialah kabut tebal yang
memenuhi antara langit dan bumi yang muncul sebelum kiamat datang
yang mengambil nafas orang-orang kafir sehingga mereka hampir tercekik
sedangkan bagi orang-orang mukmin seperti mengalami pilek. Kabut ini
berlangsung di muka bumi selama empat puluh hari.
Dia dinamai al-A’war ad-Dajjal karena dia buta sebelah matanya yang
kanan. Fitnahnya merupakan fitnah terbesar yang menimpa orang-orang di
akhir zaman. Al-A’war ad-Dajjal tidak hanya mengaku-aku sebagai nabi,
bahkan dia juga mengaku-aku sebagai tuhan. Muncul beberapa hal-hal
yang luar biasa melalui kedua tangannya sebagai bentuk istidraj dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala kepadanya dan sebagai ujian bagi para manusia. Dia
berkata kepada langit, “Hujanlah!” Maka langit pun menurunkan hujan.
Dia berkata kepada bumi, “Keluarkanlah tanamanmu dan kekayaan yang
kau pendam!” Maka bumi pun mengeluarkannya. Dia dapat membunuh
manusia lalu menghidupkannya kembali. Dia mengelilingi seluruh
permukaan bumi. Semua daerah yang dia masuki pasti dia berbuat
kerusakan di dalamnya kecuali Mekah dan Madinah. Sebab, jika dia
hendak memasukinya, dia menjumpai malaikat yang menjaganya, makanya
dia kembali dan gagal. Dajjal kali pertama muncul di sebuah kota yang
bernama Asfihan. Pada awalnya dia diikuti oleh tujuh puluh ribu orang
Yahudi. Kemudian dia diikuti oleh orang-orang rendahan, orang-orang
bodoh, dan rakyat jelata. Dia berada di muka bumi selama empat puluh
hari. Ada sehari yang bagaikan setahun. Ada yang sehari bagaikan sebulan.
Dan ada sehari yang bagaikan sepekan. Selebihnya, hari-hari sebagaimana
hari-hari biasa.
Semua keterangan ini terdapat di dalam hadis-hadis shahih. Kami akan
menuturkan sebagian di antaranya dengan pertolongan Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada seorang nabi pun melainkan memberi peringatan kepada
umatnya mengenai orang buta sebelah yang pendusta. Ingalah bahwa dia
buta sebelah. Sesungguhnya Rabb kalian tidak buta sebelah. Di antara
kedua matanya tertulis ‘kafir’ yang dapat dibaca oleh semua muslim.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Dajjal keluar dengan membawa air dan api. Maka, air yang
dilihat oleh orang-orang sesungguhnya adalah api yang membakar.
Sedangkan api yang dilihat oleh orang-orang, sesungguhnya adalah air yang
dingin dan segar. Barangsiapa di antara kalian yang menjumpai hal ini,
maka hendaklah dia menjatuhkan diri pada sesuatu yang dilihatnya api,
karena sesungguhnya hal itu adalah air segar yang baik.”
An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menuturkan tentang Dajjal pada
suatu pagi. Beliau merendahkan tetapi juga meninggikan suaranya,
sampai-sampai kami menduga bahwa Dajjal berada di satu sisi pohon
kurma.” (Maksudnya, beliau merendahkan suaranya dengan menyebutkan
bahwa dia buta sebelah dan di antara kedua matanya tertulis ‘kafir’. Beliau
juga memandang besar fitnah Dajjal karena mencakup hal-hal yang luar
biasa. Artinya, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersungguh-
sungguh mengganggap dekat munculnya Dajjal. Beliau menggunakan
redaksi yang bermacam-macam, baik yang merendahkan maupun yang
meninggikan –redaksi sehingga kami menduga- untuk bersungguh-
sungguh dalam menganggap dekat –bahwa Dajjal berada di satu sisi pohon
kurma- di (Madinah).
Beliau bersabda, “Selain Dajjal yang lebih saya khawatirkan atas diri
kalian. Apabila dia muncul sedangkan saya masih ada di antara kalian,
maka sayalah yang akan mematahkan hujjahnya untuk membela kalian.
Apabila dia muncul dan saya sudah tidak ada di antara kalian, maka tiap-
tiap orang membela dirinya sendiri. Allah yang menggantikan diriku atas
setiap orang muslim. Dajjal adalah pemuda yang berambut keriting,
matanya sayu, seakan-akan saya menyamakannya dengan Abdul Uzza bin
Qathan (seseorang yang binasa pada masa jahiliyah). Barangsiapa bertemu
dengannya, maka bacakan kepadanya bagian pembukaan surat Al-Kahfi.
Dia muncul di daerah antara Syiria dan Irak. Dia membuat banyak
kerusakan di kanan dan di kiri. Wahai hamba-hamba Allah! Tetaplah (pada
keimanan dan janganlah melenceng darinya).” Kami bertanya, “Wahai
Rasulullah! Berapa lama dia berada di muka bumi?” Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab, “Empat puluh hari. Yang sehari bagaikan
setahun. Sehari lagi bagaikan sebulan. Dan sehari lagi bagaikan sepekan.
Sedangkan hari-hari lainnya seperti hari-hari biasa.”
Kami kembali bertanya, “Wahai Rasulullah! Pada sehari yang bagaikan
setahun, cukupkah bagi kami melakukan shalat untuk sehari dalam hari
tersebut?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak. Perkirakanlah kadar
waktunya.”
Kami bertanya lagi, “Wahai Rasulullah! Seperti apakah kecepatan Dajjal di
bumi?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Bagaikan mendung yang
ditiup angin. Dia mendatangi suatu kaum, lalu dia mengajak kaum tersebut,
kemudian mereka beriman kepadanya dan menerimanya. Lantas dia
memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, maka langit pun
menurunkan hujan. Dia memerintahkan bumi untuk mengeluarkan tanaman,
lantas bumi pun menumbuhkan tanamannya, sehingga binatang-binatang
ternak mereka kembali di penghujung siang dalam keadaan yang sangat
baik, punuknya besar, serta gemuk dan kenyang. Kemudian dia mendatangi
kaum lain, lalu dia mengajak kaum tersebut, dan ternyata kaum ini
menolaknya (mereka masih teguh dengan ketauhidannya), lantas dia
berpaling dari kaum tersebut, lantas mereka mengalami paceklik (tidak ada
hujan turun di wilayah mereka dan rerumputan menjadi kering). Tidak ada
harta apa pun di tangan mereka dan mereka berjalan melewati reruntuhan,
kemudian Dajjal berkata pada reruntuhan tersebut, ‘Keluarkanlah harta
pendamanmu,’ maka harta pendaman reruntuhan tersebut mengikutinya
sebagaimana ratu lebah. Selanjutnya Dajjal memanggil seorang pemuda
kekar, lalu dia membelahnya dengan pedang menjadi dua bagian yang
terpisah jauh sejauh lemparan, kemudian dia memanggilnya lagi, lantas
potongan tubuh itu menghadap dengan wajah yang berseri-seri sambil
tertawa.
aDalam kondisi yang demikian, selanjutnya Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengutus Nabi Isa Al-Masih bin Maryam ‘alaihissalam. Beliau turun di
menara putih sebelah timur Damaskus, mengenakan dua pakaian yang
diwarnai, seraya meletakkan kedua telapak tangannya pada sayap dua
malaikat. Ketika beliau menundukkan kepalanya, keringat bercucuran
bagaikan permata. Orang kafir tidak mungkin mencium nafasnya kecuali
langsung mati. Nafas beliau sampai sejauh mata memandang. Kemudian
Nabi Isa mencari Dajjal sehingga beliau menemukannya di Bab Lud (nama
tempat Syiria) lalu nabi Isa membunuhnya. Selanjutnya Nabi Isa mendatangi
kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari Dajjal, lalu beliau mengusap
wajah-wajah mereka, beliau menjelaskan kepada mereka derajat mereka di
surga.
Dalam kondisi demikian, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi wahyu
kepada Nabi Isa ‘alaihissalam, ‘Sungguh, Aku telah mengeluarkan hamba-
hamba-Ku. Tidak ada seorang pun yang mempunyai kemampuan untuk
memerangi mereka. Kumpulkanlah mereka ini ke bukit Tursina (Jadikanlah
bukit Tursina sebagai benteng).’ Selanjutnya Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengirim Ya’juj Ma’juj. Mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang
tinggi. Orang pertama di antara mereka melewati danau Thabariyah, lalu
mereka meminum airnya. Orang terakhir juga melewatinya, lalu mereka
berkata, ‘Sungguh, tadi ada di danau ini banyak airnya.’ Nabi Isa
‘alaihissalam beserta sahabat-sahabatnya semakin kepepet, sehingga
kepala sapi bagi salah seorang di antara mereka lebih baik dari pada seratu
dinar bagi kalian semua hari ini (lantaran mereka sangat membutuhkan
makanan), kemudian Nabi Isa beserta sahabat-sahabatnya berdoa kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Mereka memohon kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala agar gangguan Ya’juj Ma’juj segera dihilangkan), lalu Allah
Subhanahu wa Ta’ala mengirim cacing di dalam hidung unta dan kambing
pada leher-leher mereka. Lantas mereka pun mati sekaligus. Kemudian Nabi
Isa ‘alaihissalam beserta sahabat-sahabatnya turun ke bumi. Ternyata
mereka tidak menemukan tempat sejengkal pun di muka bumi kecuali
dipenuhi oleh bau busuk. Lantas Nabi Isa beserta sahabat-sahabatnya
memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian Allah mengirimkan
burung-burung semisal leher unta. Burung-burung itu membawa bangkai
Ya’juj Ma’juj lalu dilemparkan sesuai kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala,
kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengirimkan hujan yang tidak dapat
ditahan oleh tanah keras dan gandum. Maka, bumi pun dicuci bersih
sehingga seperti kaca. Kemudian dikatakan kepada bumi, ‘Tumbuhkanlah
buah-buahmu dan kembalikanlah berkahmu.’ Pada hari itu sekelompok
orang memakan delima dan mereka berteduh dengan kulitnya, air susu
sangat diberkahi. Bahkan, seekor unta yang hampir melahirkan mencukupi
untuk sekelompok orang banyak. Seekor sapi yang hampir melahirkan
mencukupi untuk satu kabilah. Seekor kambing yanghampir melahirkan
mencukupi satu suku. Dalam kondisi demikian, tiba-tiba Allah Subhanahu
wa Ta’ala mengirimkan angin yang baik, lalu angin ini mengena mereka di
bawah ketiak mereka, sehingga ruh setiap orang mukmin dan muslim
dicabut. Yang masih tersisa tinggal orang-orang jahat. Orang-orang pun
melakukan hubungan seks sebagaimana keledai (artinya, lelaki dan
perempuan melakukan hubungan seks secara terang-terangan di hadapan
banyak orang bagaikan keledai). Maka, dalam kondisi demikian datanglah
hari kiamat.” (HR. Muslim)
5) Turunnya Nabi Isa bin Maryam ‘alaihissalam
Api ini keluar dari tanah ‘Adn, yaitu api besar yang menakutkan. Tidak ada
sesuatu pun yang dapat memadamkannya. Api ini menggiring manusia ke
padang Mahsyar. Demikianlah di antara tanda-tanda kiamat besar. Kita
memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar menyelamatkan kita
dari api dunia dan akhirat dan semoga Dia menyelamatkan kita dari
kengerian kiamat berkat anugerah-Nya dan kemuliaan-Nya. Sungguh, Dia
Maha Mendengar dan Mahadekat.