Anda di halaman 1dari 13

8.

1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada industri
Pertambangan akhir-akhir ini terus berkembang seiring dengan teknologi
dalamKidang industri pertambangan.Kemajuan tersebut telah mengakibatkan
munculnya berbagai persoalan dan dampak industri pertambangan yang semakin
komplek dan telah mengundang perhatian banyak orang.Hal ini terbukti dari
banyaknya tekanan yang datang dari masyarakat luas terhadap pengelolaan dan
kehadiran industri pertambangan di tengah- tengah kehidupan
mereka.Munculnya persaingan yang ketat antar industri pertambangan, sering
dikaitkan dengan berbagai isu masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
dapat digunakan sebagai alat dalam memasuki pasar dunia.

Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT. Citra Nusantara sebagai berikut
:
1. Mengetahui hal-hal yang menyebabkan peningkatan resiko Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Tambang bawah tanah PT. Citra Nusantara
2. Menganalisa manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tambang
bawah tanah PT. Citra Nusantara
3. Memberikan solusi untuk meningkatkan progr am manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja pada tambang bawah tanah PT. Citra Nusantara

8.1.1. Keselamatan kerja


a. Penyebab kecelakaan kerja oleh Heinrinch dibagi dalam 3 bagian,dengan
prosentase :
- Tindakan karyawan yang tidak aman sebesar 88%
- Kondisi kerja yang tidak aman sebesar 10%
- Diluar kemampuan manusia sebesar 2%

Sedangkan kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada kegiatan


penambangan disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Faktor Kondisi Pekerja Sendiri
Dari faktor ini keselamatan pekerja tergantung pada pengaruh fisik dan
psikologis dari pekerja itu sendiri yang biasanya berkaitan dengan:
- Faktor kelelahan pekerja
- Konsentrasi pekerja dalam melakukan kegiatan penambangan
- Kecerobohan pekerja ( Human Error)
- Tidak menggunakan peralatan pengaman
- Penggunaan peralatan pengaman yang tidak benar
- Kurangnya pengawasan terhadap pekerja
2. Faktor kondisi kerja yang tidak aman
Faktor kondisi kerja yang tidak aman seperti:
- Penyangga yang rapuh
- Runtuhan batuan atap
- Kadar oksigen pada front kerja penambangan
- Penerangan pada area penambangan
- Genangan air pada lantai kerja penambangan
- Mesin berbahaya tidak diberikan pengaman
- Peralatan pengamanan yang sudah tidak layak pakai
- Bahan bakar dan oli mesin – mesin tambang yang digunakan tidak
tertata

b. Upaya penanggulangan
Untuk mengatasi hal – hal tersebut diatas PT. Citra
Nusantara melakukan pencegahan diantaranya:
1. Kecelakaan akibat faktorkondisi pekerja sendiri dilakukan upaya
pencegahan dengan:
- Mengatur jumlah asupan gizi makanan pekerja
- Pengecekan kesehatan pekerja secara teratur
- Membuat rambu-rambu penggunaan APD
- Melakukan pengawasan terhadap pekerja dan memberi sanksi bagi
pekerja yang melanggar peraturan
- Melakukan safety talk sebelum memulai bekerja
- Melakukan evaluasi kerja saat berakhirnya jam kerja
- Membuat SOP dari setiap alat yang beresiko menimbulkan
kecelakaan
- Memberikan reward terhadap pekerja

2. Kecelakaan akibat faktor kondisi kerja yang tidak aman dilakukan


upaya pencegahan dengan:

- Mengatur jadwal mesin pompa drainase dan melakukan


monitoring terahadap saluran terbuka
- Memberi pengaman pada mesin-mesin yang berbahaya dan
melakukan perawatan terhadap alat pengaman tersebut
- Penyediaan peralatan (maintenance service)
- Mengawasi dan memberikan pengaman kepada mesin – mesin
yang berbahaya
- Monitoring terhadap peralatan dengan melakukan pengecekan
terhadap kelayakannya

8.1.2. Kesehatan Kerja


Kegiatan penambangan feldpar PT. Citra Nusantara dapat berpengaruh
terhadap kesehatan pekerja dan masyarakat terutama yang berlokasi sepanjang jalan
angkut.dan bagi para pekerja tambang diwajibkan menggunakan alat- alat safety.
Agar terhindar dari penyakit baik itu berakibat langsung maupun di waktu yang akan
datang.
a. Faktor yang biasanya mempengaruhi kesehatan tenaga kerja PT. Citra
Nusantara serta upaya untuk menanggulanginya adalah sebagai berikut:
1. Kapasitas kerja
- Ketrampilan
Ketrampilan pekerja dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi dan kejelian
pekerja yang berhubungan dengan kesehatan fisik sehingga kesehatan
pekerja harus tetap terjaga dengan memberikan asupan gizi yang baik
terhadap pekerja.
- Kesegaran jasmani
Perusahaan akan memfasilitasi sarana-sarana olahraga dan setiap Jumat
pagipekerja diwajibkan mengikuti senam kesegaran jasmani agar
kondisi kesehatan tetap terjaga. Selain itu juga diadakan pengecekan
kesehatan berkala kepada para pekerja di poliklinik perusahaan yang
tersedia.
- Gizi
Perusahaan akan mengatur pola makan dan gizi yang diatur dari
komposisi makanan, jumlah, dan ketepatan penjadwalan waktu makan.
- Usia
Regenerasi pekerja, artinya apabila usia pekerja tinggi akan diadakan
pergantian penempatan di tempat yang tidak beresiko tinggi atau
diwajibkan pensiun.
- Motivasi
Motivasi – motivasi diberikan melalui baliho-baliho yang ditempatkan
di perusahaan atau dengan pertemuan – pertemuan, sehingga pekerja
menjadi tambah semangat dan bertanggung jawab dengan
pekerjaannya.

2. Lingkungan kerja
- Fisik
Lingkungan yang nyaman dan sarana – sarana pendukung yang baik
serta tatanan lingkungan yang baik akan meningkatkan semangat dan
konsentrasi pekerja sehinga dapat mengurangi dampak kecelakaan
yang terjadi.
- Kimia
Pencemaran lingkungan yang berasal dari peralatan penambangan
maupun pengolahan akan menimbulkan dampak negatif bagi pekerja,
jadi perusahaan harus menekan dampak pencemaran agar tidak
menggangu para pekerja dengan pemantauan dan perbaikan secara
berkala terhadap peralatan penambangan dan pengolahan.
- Biologi
Pencemaran sampah organik akan menimbulkan bakteri dan virus yang
akan berkibat buruk bagi pekerja, jadi sampah – sampah organik harus
dikelola dengan baik oleh perusahaan dengan cara membuat tempat
penimbunan sampah jauh dari lokasi penambangan.
- Fisiologi
Lingkungan yang menimbulkan rasa nyaman akan menimbulkan
semangat kerja, sehingga lingkungan kerja dibuat agar pekerja menjadi
betah dan merasa nyaman serta aman setiap melakukan pekerjaannya.

3. Beban kerja
- Fisik
Pengaturan waktu istirahat dan pembagian waktu kerja akan
mengurangi dampak kelelahan pekerja, sehingga fisik pekerja tetap
terjaga dari rasa lelah yang dapat berakibat fatal khususnya pada
dirinnya dan perusahaan pada umumnya.
- Mental
Kurangnya motivasi serta pelatihan kepada pekerja akan menimbulkan
pekerja menjadi kurang tanggap, gugup dan kebingungan sehingga
untuk mengatasi hal tersebut perusahaan melakukan koordinasi
sebelum mulai bekerja dan melakukan evaluasi setelah usai bekerja
serta memberikan safety talk agar pekerja bisa bekerja dengan aman,
nyaman dan tentram.
- Sosial
Mengadakan pertemuan – pertemuan antar pekerja agar pekerja tidak
kaku dan segan apabila mereka berada pada satu kelompok kerja,
sehingga mereka dapat bekerja sama dengan baik.

b. Macam-macam penyakit yang dapat timbul akibat dari kegiatan


penambangan dan pengolahan bijih feldspar pada PT.Citra nusantara serta
cara penanggulangannya, yaitu :
1. Iritasi mata disebabkan oleh debu penanggulangannya dengan
menggunakan kacamata pelindung atau safety glasses.
2. Gangguan pernapasan disebabkan oleh debu tambang
penanggulangannya dengan menggunakan masker debu.
3. Gangguan telinga disebabkan kebisingan alat pembongkaran, alat muat
dan alat angkut penanggulannya dengan menggunakan pelindung
telinga.
4. Penyediaan P3K untuk mengatasi pertolongan pertama.
Selain itu agar kesehatan para pekerja dapat terkontrol, perusahaan
mengadakan cek kesehatan berkala setiap satu bulan sekali.

8.1.3. Management K-3


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang merupakan bagian dari
proses manajemen keseluruhan mempunyai peranan penting di dalam pencapaian
tujuan perusahaan melalui pengendalian rugi perusahaan tersebut. Alasan ini adalah
tepat mengingat penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam suatu perusahaan
betujuan mencegah, mengurangi dan menanggulangi setiap bentuk kecelakaan yang
dapat menimbulkan kerugian-kerugian yang tidak dikehendaki.
Keberhasilan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam suatu
industri sangat bergantung pada pandangan manajemen terhadap Keselamatan dan
Kesehatan Kerja itu sendiri. Ungkapan ini didasarkan pada kenyataan dimana masih
banyak terdapat perusahaan yang berpandangan bahwa penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dalam kegiatannya akan mengurangi perolehan keuntungan
perusahaan. Pandangan ini sama sekali tidak dapat dibenarkan, karena pada
hakekatnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja justru akan
melipatgandakan keuntungan melalui pencegahan kecelakaan yang dapat
menimbulkan kerugian dan peningkatan produktifitas. Bahkan tidaklah berlebihan
kiranya apabila suatu industri yang memiliki resiko tinggi seperti industri
pertambangan berpandangan bahwa pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
merupakan tanggung jawab seluruh karyawan dan tidak semata-mata tanggung jawab
suatu bagian atau pimpinan perusahaan. Hal ini dimungkinkan mengingat adanya
pernyataan manajemen yang mengidentikkan masalah Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dengan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu segala perlakuan terhadap
produk tidak dapat dibedakan dengan perlakuan terhadap Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Kerangka dasar manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat disusun
sebagai berikut :
a. Fungsi utama manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Contoh dari kelima
fungsi ini ditentukan oleh konsep dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang dianut industri tersebut.
b. Kegiatan utama manajemen yang meliputi pembiayaan dan pelaporannya,
pengoperasian, produk pemasaran dan penjualan serta sistem komunikasi
dan informasi. Kegiatan-kegiatan ini merupakan sasaran dan tujuan yang
ingin dicapai oleh perusahaan.
c. Sumber daya dan pembatas yang meliputi manusia, materialisme dan
peralatan, kebutuhan konsumen, kondisi ekonomi, masyarakat dan
lingkungan kerja serta peraturan pemerintah dapat merupakan masukan
kegiatan manajemen dan fungsi manajemen.
Dengan melandaskan pada kerangka dasar manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja tersebut diatas maka tujuan manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja adalah melakukan pencegahan kecelakaan atau kerugian perusahaan dengan
merealisasikan setiap fungsi manajemen dalam melaksanakan kegiatan yang dibatasi
oleh sumber atau masukan yang dimiliki.
Berikut merupakan management K-3 pada PT.Citra Nusantara
a. Organisasi
Tujuan dari organisasi K3 ialah menjamin keselamatan dan kesehatan
pekerja sehingga tidak mengganggu jalannya produktivitas
perusahaan.penanganan K3 merupakan tanggung jawab kepada kepala teknik
atau manajer tambang.

Divisi
Perencanaan, K3
dan Lingkungan

Perencanaan K3 Lingkungan

Staf Staf Staf

Gambar 8.1
Struktur Organisasi K3 PT. Citra Nusantara
b. Peralatan
Peralatan untuk menunjang keselamatan dan kesehatan kerja yang akan
disediakan oleh perusahaan dilokasi kegiatan penambangan, pemuatan,
pengangkutan dan pengolahan feldspar adalah seperti terlihat pada Tabel 8.1.

Tabel 8.1.
Peralatan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

No. Lokasi Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1. Tambang a. Helm pengaman + Headlamp
b. Sepatu pengaman
c. Kacamata pelindung
d. Sarung tangan
e. Masker debu dan earplug
f. Reflector vest
g. Alat pemadam api dan perlengkapan K-3 pada
masing-masing kendaraan pengangkut personil dan
alat-alat tambang
h. Bendera merah atau kuning (tinggi 2m) untuk
kendaraan pengangkutan personil, pengawas
i. Rambu lalu lintas batas kecepatan truk ≤ 40 km/jam
dan kendaraan personil ≤ 60 km/jam
2. Manganes a. Helm pengaman
e b. Sepatu pengaman
Processing c. Sarung tangan kulit
Plant d. Masker debu dan earplug
e. Jas laboratorium
f. Kacamata pelindung
g. Penampung minyak pelumas bekas
h. Alata pemadam kebakaran
i. Perlengkapan PPPK
j. Ban pinggang pengaman dengan tali pengikat
k. Penampung besi bekas dan suku cadang bekas
l. Material pembersih minyak tumpah
3. Maintenance a. Helm pengaman + Headlamp
b. Sepatu pengaman
c. Sarung tangan kulit
d. Masker debu
e. Perlengkapan P3K
f. Alat pemadam kebakaran
4. Gudang a. Helm dan sepatu pengaman
b. Sarung tangan kulit
c. Masker debu
d. Perlengkapan P3K
e. Alat Pemadam Kebakaran

c. Langkah-langkah Pelaksanaan K-3 Pertambangan


Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk melaksanakan K-3 adalah
seperti terlihat pada Tabel 8.2.

Tabel 8.2.
Langkah-langkah pelaksanaan K-3

No Kegiatan Uraian
1. Patroli keamanan a. Implementasipeninjauan/pengecekan untuk
mengantisipasi kekurangan dan kondisi
yang tidak aman
b. Melakukan tindakan pencegahan dengan
peringatan dan pemberhentian jika terdapat
hal-hal yang bertentangan dengan peraturan
K-3
c. Melaporkan secara lisan/tertulis ke
supervisor dari pelanggar peraturan
d. Batas kecepatan truk bermuatan ≤ 40
km/jam dan kendaraan personil ≤ 60
km/jam
2. Inspeksi keamanan a. Cek kondisi dari alat pemadam api,
membuat inventaris
b. Cek kondisi dari fasilitas transportasi
c. Cek kondisi dari fasilitas bengkel
d. Cek kondisi dan penataan dari gedung
e. Cek kondisi dan penataan dari camp utama
dan lokasi kerja
3. Diskusi masalah keselamatan a. Diskusi pagi dengan karyawan, membantu
dan memonitor realisasi dari diskusi pagi
b. Evaluasi berjalannya K-3 saat berakhirnya
jam kerja
4. Kampanye keselamatan Implementasi pengutamaan keselamatan
kerja pada setiap tingkat pekerjaan yang
dilakukan dengan sistem pendekatan
pribadi, pemberian pelajaran dan slogan
yang diedarkan

5. Pelindung keamanan a. Inventarisasi alat


b. Melengkapi kekurangan alat K-3
c. Memonitor pemakaian alat keselamatan
d. Cek dan lengkapialat keselamatan pada
peralatan tambang yang digunakan
e. Cek dan lengkapi rambu-rambu K-3
6. Pemilihan operator a. Cek jenis peralatan
b. Cek kesehatan fisik dan psikologi operator
7. Laporan keselamatan kerja a. Laporan kecelakaan
b. Laporan bulanan
c. Laporan pelatihan

8.1.4 Organisasi
Penanganan K-3 merupakan tanggung jawab Divisi Perencanaan, K3 dan
Lingkungan yang langsung akan bertanggung jawab kepada Kepala Teknik atau
manajer tambang dapat dilihat pada struktur organisasi pada bab IX
8.1.5Peralatan
Salah satu faktor penyebab kecelakaan adalah peralatan.Karena itu, setiap
peralatan yang digunakan untuk operasi perusahaan harus mendapat perawatan yang
memadai. Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja yang akan disediakan diberbagai
lokasi kegiatan penambangan, pemuatan, pengangkutan dan penumpukan feldspar
adalah seperti terlihat pada Tabel 8.3.

Tabel 8.3
Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

No. Lokasi Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1. Tambang a. Helm pengaman + Headlamp
b. Sepatu pengaman
c. Kacamata pelindung
d. Sarung tangan
e. Masker debu dan earplug
f. Reflector vest
g. Alat pemadam api dan perlengkapan K-3 pada masing-
masing kendaraan pengangkut personil dan alat-alat
tambang
h. Bendera merah atau kuning (tinggi 2m) untuk
kendaraan pengangkutan personil, pengawas
i. Rambu lalu lintas batas kecepatan truk ≤ 40 km/jam
dan kendaraan personil ≤ 60 km/jam
2. Pengolaha a. Helm pengaman
feldspar b. Sepatu pengaman
c. Sarung tangan kulit
d. Masker debu dan earplug
e. Jas laboratorium
f. Kacamata pelindung
g. Penampung minyak pelumas bekas
h. Alata pemadam kebakaran
i. Perlengkapan PPPK
j. Ban pinggang pengaman dengan tali pengikat
k. Penampung besi bekas dan suku cadang bekas
l. Material pembersih minyak tumpah
3. Maintenance a. Helm pengaman + Headlamp
b. Sepatu pengaman
c. Sarung tangan kulit
d. Masker debu
e. Perlengkapan P3K
f. Alat pemadam kebakaran
4. Gudang a. Helm dan sepatu pengaman
b. Sarung tangan kulit
c. Masker debu
d. Perlengkapan P3K
e. Alat Pemadam Kebakaran

8.1.6Langkah-langkah Pelaksanaan K-3 Pertambangan


Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk melaksanakan K-3
pertambangan adalah seperti terlihat pada Tabel 8.4.

Tabel 8.4
Langkah-langkah Pelaksanaan K-3 Pertambangan

No. Kegiatan Uraian


1. Patroli a. Implementasi peninjauan/pengecekan untuk
keamanan mengantisipasi kekurangan dan kondisi yang tidak
aman
b. Melakukan tindakan pencegahan dengan
pemberhentian dan peringatan atau menyarankan jika
terdapat hal-hal yang bertentangan dengan peraturan
K-3
c. Melaporkan secara lisan/tertulis ke supervisor dari
pelanggar peraturan
d. Batas kecepatan untuk truk bermuatan ≤ 40 km/jam dan
kendaraan personil ≤ 60 km/jam.
2. Inspeksi a. Cek kondisi dari alat pemadam api
keamanan b. Cek kondisi dari fasilitas transportasi
c. Cek kondisi dari fasilitas bengkel
d. Cek system
e. Cek kondisi dan penataan dari gedung
f. Cek kondisi dan penataan dari camputama dan lokasi
kerja
3. Diskusi a. Diskusi masalah keselamatan pada saat jam kerja
masalah b.Diskusi pagi dengan karyawan membantu memonitor
keselamatan realisasi dari diskusi pagi.
4. Kampanye a. Implementasi pengutamaan keselamatan pada setiap
keselamatan tingkat pekerjaan yang dilakukan dengan sistem
pendekatan pribadi, pemberian pelajaran dan slogan
yang diedarkan.
b. Evaluasi kontes keselamatan
5. Perlindungan a. Inventarisasi alat pencegahan sendiri
keselamatan b. Melengkapi kekurangan
c. Memonitor pemakaian
d. Cek dan melengkapi perlindungan keselamatan pada
alat-alat.
e. Cek dan melengkapi rambu-rambu.
6. Pemilihan
Cek jenis peralatan
operator
7. Laporan a. Laporan kecelakaan
keselamatan b. Laporan bulanan
kerja c. Laporan pelatihan

Anda mungkin juga menyukai