STIKESPW - Ambrosius Rengga Kiswa Kapindha - Manuscript
STIKESPW - Ambrosius Rengga Kiswa Kapindha - Manuscript
ABSTRAK
ABSTRACT
Lung tuberculosis is an infection by Mycrobacterium tuberculosis bacteria will atack the lungs
resulting in a decreased immune respone and forming a tubbelols that develop in peritoneum
that cause nausea vomiting and weight loss in a short time. This study aims to do nursing care
on The Lung Tuberculosis client with Nutritional Deficit issues. The research design used is
the case study of two clients with problems of Nutritional Deficit. The study was conducted in
February 2020 with a long time of treatment for three days for each client. The results showed
that the problem in both clients were resolved as evaluated by all the set of critical research.
The fulfillment of nutritional needs can be accomplished through the implementation of eating
high foods of calories and high proteins, eat little by little but often and collaboration with
nutritionists for the nutrients given. For futher research increased the number of research
subjects obtained better and use different research desaign to obtain the results of research
with better statistical strength.
2
Tuberkulosis paru merupakan infeksi yang (Profil Kesehatan, 2015). Prevalensi Target
pada berbagai organ tubuh mulai dari paru StudiInventoriTB (Global Report TB
bagian atas dan organ di luar paru seperti 2018): InsidensTB 321 per 100.000
serta ginjal yang sering disebut dengan Fenomena yang penulis temukan ketika
cukup lebar yaitu sebesar 1,80 – 15,90%. Klien mengeluh tubuhnya merasa lemas,
Pada usia <1-14 ada 0,9% yang menderita berat badan turun 15 kg secara bertahap
Tuberkulosis paru, usia 15-65 ada 2,0% dan selama 3 bulan. Di rumah klien mengatakan
usia lebih dari 65 tahun ada 1,5% orang makan dengan nasi, lauk-pauk, dan sayur
yang menderita Tuberkulosis paru di akan tetapi tidak teratur terkadang hanya
Indonesia (Kemenkes RI, 2016). Menurut makan 1 kali sehari atau 2 kali sehari. Saat
WHO (2013), Penyakit Tuberkulosis paru di Rumah Sakit Klien mendapatkan nasi,
saluran pernafasan pada semua jenis usia makanannya saat pengkajian klien mual
dan juga nomor satu untuk jenis golongan muntah 5x sehari dan berat badan klien
hubungan gizi seseorang. Tuberkulosis Rawat Inap Rumah Sakit Panti Waluya
Pasien Tuberkulosis paru seringkali Studi kasus ini merupakan studi untuk
dapat menjadi status gizi buruk bila tidak keperawatan pada pasien tuberkulosis paru
diimbangi dengan diet yang tepat, karena dengan masalah defisit nutrisi di Rumah
pada Tuberkulosis paru yang tidak Sakit Panti Waluya Malang, Dengan
paru dengan defisit nutrisi yang diberikan 3. Klien yang ditemukan defisit nutrisi :
tindakan sebagai berikut memonitor asupan a. Berat badan menurun minimal 10%
tetapi sering, memonitor berat badan dan b. Cepat kenyang setelah makan
mengambil studi kasus dengan judul Pada penelitian ini yaitu 2 pasien
yang mengalami defisit nutrisi di Rumah +/+ wheezing -/- , klien tampak lesu.
Penelitian dilakukan selama 3 hari terhadap tanggal 21 Februari 2020 jam 11.30
Pada studi kasus ini didapatkan hasil sebagai dan tidak mau makan. Klien mengatakan
Pada tanggal 18 Februari 2020 jam tinggi badan klien selama 1 bulan yang
13.00 dilakukan pengkajian, keluarga lalu klien menjawab 60kg dan 170cm
mengatakan bahwa klien batuk dan saat dikaji saat itu berat badan klien
berdarah, sesak, lemas, dan mual 53kg dan 175cm , terdapat ronchi +/+
Saat ditanya berat badan dan tinggi Berdasarkan hasil pengkajian pada klien
Pada klien 1 dan 2 telah ditetapkan ruang rawat inap. Hasil yang didapatkan
rencana keperawatan sesuai dengan dari kedua klien sesuai dengan kriteria
tinjauan pustaka yaitu, pada klien 1 dan hasil yang ditetapkan dan masalah dapat
dan jenis nutrient, Monitor asupan klien tidak lagi mengalami mual muntah
makanan, Monitor berat badan, monitor yang berlebihan bahkan klien tidak lagi
makanan tinggi kalori dan tinggi protein, badan klien tidak menurun dan porsi
Sajikan makanan secara menarik dan yang dihabiskan klien sudah meningkat
yang direncanakan dan 11 yang dapat penurunan berat badan selama 7kg dan
dilakukan, Intervensi yang tidak dapat mengalami penurunan nafsu makan serta
Pada klien 1 dan klien 2 dilakukan untuk makan dan berat badan turun
asuhan keperawatan selama 3 hari di selama 1 bulan berat badan turun hingga
6
7kg , Terdapat ronchi +/+ wheezing - dengan masalah Defisit Nutrisi adalah
/-. Klien 2 didapatkan data: klien Penurunan berat badan lebih dari 10%,
mengeluhkan mual muntah dan tidak mual/muntah, klien tidak nafsu makan.
nafsu untuk makan hanya minum susu Menurut (Amin Z, 2014) Anemia
hingga 7 kg, Terdapat wheezing +/+ yang biasa terjadi pada pasien
dan keluhan mual muntah dan tak nafsu diduga akibat adanya respon dari sitem
tidak terisi makanan sama dan pada sitokin yang akan membantu dalam hal
seperti yang disebutkan klien mengalami tubuh terhadap infeksi. Akan tetapi,
penurunan berat badan, mual, muntah, produksi dari sitokin ini juga dapat
klien cepat kenyang hingga tidak nafsu memengaruhi fungsi normal dari tubuh.
anemia, maka tubuh kekurangan darah Pada kedua klien ditegakkan diagnosis
dan sel darah yang membawa oksigen keperawatan defisit nutrisi berhubungan
Menurut (Widagdo, 2011) keluhan yang penurunan berat badan, mual sampai
dialami oleh klien Tuberkulosis Paru dengan muntah, klien nafsu makan
7
menurun dan perasaan klien cepat makanan secara menarik dan suhu yang
kenyang. Karena pada saat makanan sesuai, Lakukan oral hygiene sebelum
klien masuk kedalam tubuh belum makan, Kolaborasi dengan ahli gizi
sampai klien mencerna makanan di usus untuk menentukan jumlah kalori dan
kembali dan klien tidak bisa mencerna Kedua klien menerima sama intervensi
Sesuai dengan teori PPNI (2016) yaitu Pada klien 1 dan 2 telah ditetapkan
minimal 10% dibawah rentang ideal, dan tersebut bertujuan untuk defisit nutrisi
tanda gejala minor :cepat kenyang pada klien dapat tercapai secara optimal.
Pada klien 1 dan 2 dilakukan rencana klien satu dan dua diterapkan 15
status nutrisi, Identifikasi alergi dan status nutrisi, Identifikasi alergi dan
kebutuhan kalori dan jenis nutrient, kebutuhan kalori dan jenis nutrient,
Monitor asupan makanan, Monitor berat Monitor asupan makanan, Monitor berat
kalori dan tinggi protein, Sajikan kalori dan tinggi protein, Sajikan
8
sesuai, Berikan makanan tinggi serat 10. Mulut bersih meningkatkan nafsu
oral hygiene sebelum makan, Ajarkan 11. Diet sesuai dengan kebutuhan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang 12. Membantu pasien untuk makan
(2019) Rasional dari intervensi yang Pada klien 1 dan klien 2 rencana
diberikan pada klien Tuberkulosis Paru keperawatan menurut teori yang telah
8. Diet sesuai dengan kebutuhan pasien tidak langsung banyak. Perbedaan dari
diprogramkan karena klien 1 sudah Masalah pada klien teratasi, karena dari
Paru dari dokter dan perawat kedua klien sudah tercapai semuanya
rencana keperawatan yang telah disusun sudah enak saat makanan masuk
pada tahap perencanaan. Implementasi kedalam tubuh tidak ada rasa makanan
nutrisi klien sebelum masuk Rumah Sesuai teori menurut teori Debora
Sakit dan saat dirumah sakit, identifikasi (2017) Evaluasi merupakan tahap
klien memiliki alergi terhadap makanan kelima dari keperawatan. Pada tahap ini
dimakan klien, menimbang berat badan, sudah ditetapkan serta menilai apakah
memberikan makanan tinggi kalori dan masalah yang terjadi sudah teratasi
tinggi protein kepada klien, tindakan seluruhnya, hanya sebagian atau bahkan
membuat optimal dalam defisit nutrisi. kriteria hasil yang telah ditetapkan, menurut
seluruhnya, hanya sebagian atau bahkan dalam defisit nutrisi yaitu berat badan
Kriteria hasil yang diharapkan adalah : nafsu makan klien membaik, perasaan
Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. 2011. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar
NANDA NICNOC JILID 3, Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar
Tarwoto & Wartonah. 2011. Kebutuhan World Health Organitazion. 2013. Global
Salemba Medika