PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahan yang secara alami, bukan merupakan bagian dari bahan baku
atau bentuk bahan pangan dan untuk memperbaiki karakter pangan agar
B. Rumusan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
I. Pengertian Pewarna
makanan dibagi menjadi dua, yaitu pewarna alami dan pewarna buatan
(sintesis).
berwarna, yaitu :
warna coklat pada kembang gula, karamel atau roti yang dibakar.
warna hitam atau coklat gelap. Reaksi oksidasi ini dipercepat oleh
Aneka jenis pewarna ini ada yang berupa bubuk, pasta atau cairan. ada
dye dan lake, sedangkan uncertified color adalah zat pewarna yang
a. Dye
Dye adalah zat pewarna yang umumnya bersifat larut dalam air
berubah kemerah-merahan.
merah anggur.
c) Fluorescein
d) Sulfonated Indigo
73015
menghilang.
b. Lake
(Al atau Ca) yang dilapisi dengan hidrat alumina. Lake stabil
diwarnai.
rempah lainnya, garam stearat dan tri-Ca-fosfat pada gula, kaldu dan
susu bubuk;
c. Pengatur keasaman, bahan tambahan pangan yang dapat
makanan. Contoh: Asam laktat, sitrat, dan malat digunakan pada jeli.
rasa manis pada makanan yang tidak atau hampir tidak mempunyai
krim dan kue, peltin untuk pengental pada jamu, jeli, minuman ringan
dan keju;
jamur. Contoh: asam benzoat dan garamnya dan ester para hidroksi
benzoat untuk produk buah-buahan, kecap, keju dan margarin, asam
pengeras pada acar dalam botol, Ca- glukonat dan Ca-sulfat pada buah
j. Penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa, bahan tambahan pangan
gliserol untuk keju, es krim dan sejenisnya dan triaseti untuk adonan
kue;
dimetil polisiloksan pada jeli, minyak dan lemak, sari buah dan buah
nanas kalengan, silikon dioksida amorf pada minyak dan lemak. Bahan
b. Formalin (formaldehid)
e. Kalium klorat
f. Dietilpirokarbonat (DEPC)
g. Nitrofurazon
h. P-fenetilkarbamida
1. Pewarna Alami
dari tumbuhan, hewan atau dari sumber-sumber mineral. Zat warna ini
telah digunakan sejak dulu dan umumnya dianggap lebih aman dari
pada zat warna sintetis. Pewarna alami yang berasal dari tumbuhan
(Sudarmadji.,dkk, 1989).
terbatas. Pewarna ini masih satu golongan dengan kelompok zat warna
alami, hanya zat warna ini dihasilkan dengan cara sintetis kimia bukan
3. Pewarna sintetis
mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam, lebih stabil dan biasanya
B. Uraian Bahan
a. Pengertian Rhodamin-B
B dapat larut dalam air dengan solubilitas ~50 g/L, dan dalam larutan
asam asetat (30 vol%) solubilitasnya ~400 g/L. Memiliki suhu leleh
kromatografi kertas.
zat warna dalam produk pangan tersebut. Proses ekstrasi zat warna
sebagai berikut:
C. Metode Kromatografi
buatan. Selulosa dalam kertas merupakan medium ideal, air dapat diserap
dilihat dengan reaksi pewarnaan yang sesuai. Rasio jarak yang ditempuh
oleh senyawa dan jarak yang ditempuh oleh pelarut disebut Rf (Retention
factor) dan nilainya kurang lebih konstan untuk senyawa tertentu, sistem
pelarut, dan kertas dibawah kondisi konsentrasi zat terlarut, suhu, dan pH
BAB III
METODE KERJA
3. Corong
4. Batang pengaduk
5. Chamber
6. Pipet tetes
8. Kertas saring
9. Aquades
1. Standar Rhodamin B
2. Ethanol
4. Isobutanol
5. Ammonia
6. Aquadest
8. N- Butanol
B. Prosedur Kerja
menit.
4. Ambil beang wol dan cuci berulang-ulang dengan air hingga bersih.
5. Masukkan benang wol kedalam gelas piala 100 ml. Tambahkan larutan
diatas penangas air hingga zat warna pada beang wol luntur. Ambil
penangas air.
4. Dijenuhkan
Kertas krotografi
PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran