Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

SELINTAS SEJARAH INDONESIA PADA MASA KRIS, UUDS,


ORDE LAMA, ORDE BARU, DAN MASA REFORMASI
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu:
Ridwan Santoso M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 5
Fahmi Reza Saputra 21812141020
Hasri Kusumaningrum 21812141040
Nabila Janan 21812144033
Ajeng Anindita Siwi 21812144034

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdlillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Selintas Sejarah Indonesia” ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Pendidikan Pancasila yang diampu oleh Bapak Ridwan Santoso M.Pd. dengan tepat waktu.
Penyusunan makalah ini bertujuan memberikan gambaran tentang sejarah Indonesia dan
pengimplementasian Pancasila pada masa KRIS, UUDS, Orde Lama, Orde Baru, dan
Reformasi.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhir kata, semoga makalah yang kami susun ini dapat memberikan manfaat
dan menambah wawasan bagi para pembaca.

Yogyakarta, 03 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………1
C. Tujuan……………………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Masa KRIS………………………………………………………………………..3
B. Masa UUDS………………………………………………………………………4
C. Masa Orde Lama………………………………………………………………….8
D. Masa Orde Baru………………………………………………………………….13
E. Masa Reformasi………………………………………………………………….16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………21
B. Saran……………………………………………………………………………..21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan perwujudan dari
nilai-nilai budaya milik bangsa sendiri yang diyakini kebenarannya. Pancasila digali dari
budaya bangsa yang sudah ada, tumbuh, dan berkembang berabad-abad lamanya. Oleh
karena itu, Pancasila adalah khas milik bangsa Indonesia sejak keberadaannya sebagai
sebuah bangsa. Pancasila merangkum nilai-nilai yang sama yang terkandung dalam adat-
istiadat, kebudayaan, dan agama yang ada di Indonesia. Dengan demikian, Pancasila
sebagai pandangan hidup mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
Pancasila yang lahir pada tanggal 1 Juni 1945 ini resmi ditetapkan sebagai dasar
Negara Indonesia dan masih terus digunakan hingga saat ini. Penerapannya berbeda
sesuai dengan masa yang ada. Di setiap masa, Pancasila mengalami perkembangan
terutama dalam mengartikan Pancasila itu sendiri. Dalam masa-masa tersebut, terdapat
banyak hal yang belum relevan dalam penerapan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai
ideologi bangsa Indonesia. Banyak penyimpangan yang terjadi.
Oleh karena itu, menarik rasanya untuk dibahas mengenai sejarah Pancasila sebagai
ideologi bangsa Indonesia serta perkembangan ideologi Pancasila pada masa Orde Lama,
pada masa Orde Baru, dan pada Era Reformasi.

B. Rumusan Masalah
Dari gambaran umum yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah di atas, maka
dapat dirumuskan beberapa pokok masalah yang akan dibahas pada penelitian ini, antara
lain yaitu:
1. Bagaimanakah sejarah Indonesia pada masa KRIS sampai Era Reformasi?
2. Bagaimanakah perkembangan ideologi Pancasila pada masa Orde Lama?
3. Bagaimanakah perkembangan ideologi Pancasila pada masa Orde Baru?
4. Bagaimanakah perkembangan ideologi Pancasila pada masa Reformasi?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mendeskripsikan sejarah Indonesia pada masa KRIS hingga Era Reformasi
2. Mengetahui perkembangan ideologi Pancasila pada masa Orde Lama
3. Mengetahui perkembangan ideologi Pancasila pada masa Orde Baru
4. Mengetahui perkembangan ideologi Pancasila pada masa Reformasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. MASA KRIS
1. Republik Kedua: Konstitusi RIS (27 Desember 1949-17 Agustus 1950)
Tahun 1949 diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.
Salah satu hasil KMB yaitu mendirikan Negara Republik Indonesia Serikat.
Rancangan naskah Konstitusi Republik Indonesia Serikat juga diputuskan dalam
KMB dan disepakati mulai berlaku pada tanggal 27 Desember 1949.
Dengan berdirinya Negara Republik Indonesia Serikat (RIS), Negara Republik
Indonesia (RI) secara hukum masih tetap ada. Negara RI berubah status menjadi salah
satu negara bagian dari Negara RIS. Undang-Undang Dasar 1945 yang semula
berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia mulai tanggal 27 Desember 1949 hanya
berlaku dalam wilayah Negara Bagian Republik Indonesia saja.
Negara RIS dengan Konstitusi RIS-nya berlangsung sangat pendek sekali karena
memang tidak sesuai dengan jiwa proklamasi kemerdekaan yang menghendaki negara
kesatuan, tidak menginginkan negara dalam negara, sehingga beberapa negara bagian
meleburkan diri lagi dengan Republik Indonesia. Semangat kebersamaan ini nampak
dengan adanya Penetapan Presiden RIS tentang penggabungan negara-negara bagian
ke Republik Indonesia seperti semula, sehingga hanya negara bagian Indonesia Timur
dan negara bagian Sumatera Timur saja yang belum masukke dalam Republik
Indonesia yang berpusat di Yogyakarta.
2. Wilayah Negara RIS
Negara bagian
• Negara Republik Indonesia
• Negara Indonesia Timur
• Negara Pasundan
• Negara Jawa Timur
• Negara Madura
• Negara Sumatera Timur
• Negara Sumatera Selatan

3
Negara Otonom
• Daerah Jawa Tengah
• D.I.Kalimantan Barat
• Daerah Dayak Besar/Agung
• Kalimantan Tenggara
• Kalimantan Timur
• Daerah Bangka

Distrik Federal
• Distrik Federal Jakarta

Daerah Swapraja
• Daerah Kota Waringin
• Daerah Padang dan Sekitarnya
• Daerah Sabang

B. MASA UUDS
Terbentuknya UUDS 1950 dikarenakan bubarnya RIS karena demo besar besaran oleh
rakyat yang menuntut kembalinya indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik
Indonesia ( NKRI ).
Mengapa dinamakan “ Sementara “ karena Undang Undang ini hanya bersifat
sementara sembari menunggu terpilihnya Dewan Konstituante hasil pemilihan umum
yang akan menyusun konstitusi yang baru.
Pada masa UUDS 1950 karena gejolak partai mengalami pergolakan yang
menyebabkan kondisi politik menjadi tidak stabil ada beberapa kabinet yang harus
diganti pada periode 1950 – 1959 yaitu:
1. Kabinet Natsir
a. Politik Luar Negeri
1) Menyelesaikan masalah dengan irian barat
2) Hubungan dengan Indo-Belanda
3) Masuk PBB

4
b. Politik Dalam Negeri
1) Rencana pemilu konstituante DPR & DPRD
2) Pendidikan rakyat
3) Keamanan negara
c. Ekonomi
Sumitro Plan : upaya membanguh industri nasional
Gerakan benteng
1) Penggagas : Sumitro Djojohadikusumo
2) Program : Kelas pengusaha pribumi, bantuan modal, bantuan pelatihan
3) Durasi : April 1950 dan 1957
d. Pembubaran
Mosi tidak percaya 22 Januari 1951 dari PNI, karena dianggap terlalu
menguntungkan Masyumi
2. Kabinet Sukirman
a. Politik Luar Negeri
1) Politik bebas aktif
2) Usaha penyelesaian masalah irian barat
b. Politik Dalam Negeri
1) Mempercepat pemilu
2) Membentuk undang-undang untuk menjamin hak pekerja
▪ Serikat buruh
▪ Perjanjian Kerjasama
▪ Upah minimum
▪ Hubungan industrial
▪ Agraria
c. Ekonomi : fokus pada kemakmuran sosial-ekonomi
d. Pembubaran
Mosi tidak percaya oleh seluruh parlemen, karena Mutual Security Act
(berpihak ke blok barat)

5
3. Kabinet Wilopo

a. Politik Luar Negeri


b. Politik Dalam Negeri
1) Mempercepat pemilu
2) Pendidikan rakyat
3) Konflik 17 Oktober 1952 : Tuntutan TNI -AD, karena terlalu jauhnya
campur tangan kaum politisi terhadap intern APRI
c. Ekonomi
1) Terjadinya defisit anggaran
d. Mosi tidak percaya serikat tani Indonesia, karena peristiwa Tanjung Marowa
yaitu bentrok polisi dengan petani liar dukungan PKI

4. Kabinet Ali Sastroamijoyo I

a. Politik Luar Negeri


1) Politik bebas aktif
2) Usaha penyelesaian irian barat
3) Konferensi asia afrika
b. Politik Dalam Negeri
1) Pemilu siap dilaksanakan
2) Mediasi antara NU, Masyumi, PNI dan PSI
3) DI/TII
c. Ekonomi
1) Inflasi dan defisit anggaran
2) Sistem ekonomin Alibaba
▪ Kerjasama pribumi dan Cina
▪ Pelatihan dan lisensi kredit usaha
▪ Perlindungan swasta nasional
d. Pembubaran
Mosi tidak percaya dari Masyumi, karena NU menarik dukungan, sehingga
koalisi kurang dukungan

6
5. Kabinet Burhanudin Harahap

a. Politik Luar Negeri


1) Uni Indo-Belanda bubar
2) Politik bebas aktif
3) Usaha penyelesaian irian barat
b. Politik Dalam Negeri
1) Pelaksanaan pemilu (29 September dan 15 Desember)
2) Harmonisasi TNI-AD
3) Memberantas korupsi Bersama polisi militer
c. Ekonomi : Stabilnya harga pokok
d. Pembubaran
Karena hasil pemilu 29 September, sehingga mengembalikan mandate untuk
para pemenang pemilu
6. Kabinet Ali Sastroamijoyo II

a. Politik Luar Negeri


1) Pembatalan KMB
2) Politik bebas aktif
3) Usaha penyelesaian irian barat
b. Politik Dalam Negeri
1) Pembentukan daerah otonomi dan anggota DPRD
2) Cikal bakal PREMESTA
c. Ekonomi
1) Penyeimbangan anggaran
2) Ketimpangan pembangunan antara Jawa- Non Jawa
d. Pembubaran
Kurang dukungan dari masyumi
7. Kabinet Djuanda

a. Politik Dalam Negeri


1) Penyelesaian Irian Barat
2) Ekseskusi pembatalan KMB

7
b. Politik Dalam Negeri
1) Pembentukan Dewan Nasional
2) Normalisasi republik via musyawarah nasional
3) Deklarasi Djuanda
c. Ekonomi : Gencarkan pembangunan
d. Pembubaran
Dikeluarkannya Dekrit presiden 5 Juli 1959, karena perseteruan Ideologi dalam
konstituante, yaitu Pancasila, Islam, atau Sosialisme.
Blokade sidang : Dasae negara dalam dewan konstituante

C. MASA ORDE LAMA


Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia. Ir.
Soekarno adalah presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 – 1966.
Pada masa Orde Lama, Pancasila mengalami ideologisasi. Artinya, Pancasila berusaha
untuk dibangun, dijadikan sebagai keyakinan dan kepribadian bangsa Indonesia. Presiden
Soekarno menyampaikan bahwa ideologi Pancasila berangkat dari mitologi yang belum
jelas bahwa Pancasila itu dapat mengantarkan bangsa Indonesia ke arah kesejahteraan,
tetapi Soekarno tetap berani membawa konsep Pancasila ini untuk dijadikan ideologi
bangsa Indonesia.
Pada masa ini, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang pada
situasi dunia yang ketika itu diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada di
dalam suasana transisional dari masyarakat terjajah menjadi masyarakat merdeka. Masa
ini adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila, terutama dalam sistem
kenegaraan.
1. Periode Tahun 1945 sampai 1950
Pada periode tahun 1945 sampai dengan 1950, nilai persatuan dan kesatuan rakyat
Indonesia masih tinggi karena menghadapi penjajah yang masih ingin
mempertahankan daerah jajahannya di Indonesia. Namun, setelah penjajah dapat
diusir, bangsa Indonesia mulai mendapat tantangan dari dalam. Dalam kehidupan
politik, sila keempat yang mengutamakan musyawarah dan mufakat tidak dapat
dilaksanakan karena demokrasi yang diterapkan adalah demokrasi parlementer.
Presiden hanya berfungsi sebagai kepala negara, sedangkan kepala pemerintahan
dipegang oleh perdana menteri.
8
Sistem ini menyebabkan tidak adanya stabilitas pemerintahan.
Padahal dasar negara yang digunakan adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 yang presidensil, namun dalam praktiknya sistem ini tidak dapat terwujud.
Persatuan rakyat Indonesia mulai mendapatkan tantangan dengan munculnya upaya-
upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan paham komunis oleh
PKI melalui pemberontakan di Madiun pada tahun 1948. Selain itu, ada juga DI/TII
yang ingin mendirikan negara berdasarkan ajaran Islam.
a. Pemberontakan PKI di Madiun terjadi pada tanggal 18 September 1948.
Pemberontakan ini dipimpin oleh Muso. Tujuan utamaya adalah mendirikan
Negara Soviet Indonesia yang berideologi komunis, mengganti Pancasila dengan
paham komunis. Pemberontakan ini pada akhirnya bisa digagalkan
b. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia dipimpin oleh Sekarmaji
Marijan Kartosuwiryo. Pemberontakan ini ditandai dengan didirikannya Negara
Islam Indonesia (NII) oleh Kartosuwiryo pada tanggal 17 Agustus 1949. Tujuan
Utama didirikannya NII adalah untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara
dengan syari’at islam.
2. Periode Tahun 1950 sampai 1959
Pada periode ini dasar negara tetap Pancasila, akan tetapi dalam penerapannya lebih
diarahkan sebagai ideologi liberal, yang pada kenyataannya tidak dapat menjamin
stabilitas pemerintahan. Walaupun dasar negara tetap Pancasila, tetapi rumusan sila
keempat tidak berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak (voting).
Sistem pemerintahannya yang liberal lebih menekankan hak-hak individual.
Pada periode ini, persatuan dan kesatuan bangsa mendapat tantangan yang berat
dengan munculnya pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh RMS, PRRI,
dan Permesta yang ingin melepaskan diri dari NKRI.
a. Republik Maluku Selatan (RMS), bertujuan untuk melepaskan wilayah Maluku
dari NKRI karena tidak setuju atas terbentuknya NKRI.
b. Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), merupakan gerakan
oposisi pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat yang muncul karena
ketidakpuasan di daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat saat itu.

9
c. Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta), kelompok etnis tertentu di Sulawesi dan
Sumatera Tengah waktu itu merasa bahwa kebijakan pemerintahan dari Jakarta
stagnan pada pemenuhan ekonomi lokal mereka saja, di mana dalam gilirannya
membatasi setiap kesempatan bagi pengembangan daerah regional lainnya.
Konflik ini sedikit menyoal pikiran tentang pemisahan diri dari negara Indonesia,
tetapi lebih menitikberatkan tentang pembagian kekuatan politik dan ekonomi
yang lebih adil di Indonesia.
Dalam bidang politik, demokrasi berjalan lebih baik dengan terlaksananya
pemilihan umum tahun 1955 yang dianggap sebagai pemilihan umum yang paling
demokratis. Akan tetapi, anggota Konstituante hasil pemilihan umum tidak dapat
menyusun Undang-Undang Dasar seperti yang diharapkan. Hal ini menimbulkan krisis
politik, ekonomi, dan keamanan. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penerapan
Pancasila selama periode ini adalah Pancasila diarahkan sebagai ideologi liberal yan
ternyata tidak menjamin stabilitas pemerintahan.
3. Periode Tahun 1959 sampai 1966
Karena semakin rumitnya persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia mulai dari
tahun 1945-1959, maka Ir. Soekarno yang menjabat sebagai Presiden pada saat itu
memperkenalkan konsep kepemimpinan baru yang dinamakan Demokrasi Terpimpin
untuk menggantikan sistem Demokrasi Liberal. Periode Demokrasi Terpimpin dimulai
dengan lahirnya Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959. Dekrit Presiden dibuat setelah
Konstituante tidak dapat menyelesaikan tugasnya untuk membentuk undang-undang
dasar tetap sehingga tidak menguntungkan bagi perkembangan ketatanegaraan.
Dekrit Presiden memuat ketentuan pokok sebagai berikut:
a. Menetapkan pembubaran konstituante
b. Pemberlakuan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950
c. Pembentukan MPRS dan DPAS

1) Demokrasi Terpimpin
Satu hal pokok yang membedakan antara sistem Demokrasi Liberal dengan
Demokrasi Terpimpin adalah pada kekuasaan presiden. Dalam sistem demokrasi
terpimpin presiden tidak hanya bertanggung jawab sebagai kepala negara tapi juga
berkuasa pada semua bidang pemerintahan.
10
Demokrasi bukan berada pada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin
adalah nilai-nilai Pancasila tetapi berada pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno.
Akibatnya, sistem perpolitikan dan pemerintahan negara bertumpu kepada
Soekarno selaku presiden.
Yang menjadi ciri khas dari periode ini ialah
a) Dominasi yang kuat dari Presiden,
b) Terbatasnya peranan partai politik,
c) Berkembangnya pengaruh Komunis
d) Meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial-politik.

2) Penyimpangan pada Masa Demorasi Terpimpin


Demokrasi Terpimpin sejatinya merupakan konsep untuk membentuk ulang
sistem pemerintahan yang kacau. Dengan menjadikan presiden sebagai titik sentral
pemerintahan, Soekarno berharap dapat mencipta ulang stabilitas politik Indonesia
waktu itu. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. pelaksanaan Demokrasi
Terpimpin telah menyeleweng dari ketentuan Pancasila dan UUD 1945. Pada
pelaksanaan Demokrasi Terpimpin, justru terjadi pelanggaran terhadap UUD 1945
dan pemerintah cenderung menjadi sentralistik. Hal ini dikarenakan terpusat hanya
kepada presiden yang membuat kedudukan presiden sangat kuat dan berkuasa.
Beberapa penyimpangan yang terjadi adalah :
a) Mengidentikkan Pancasila dengan paham Nasakom (Nasionalisme, Agama dan
Komunis)
b) Pengangkatan presiden seumur hidup,
Dengan ketetapan MPRS No. III/MPRS/1963 Ir. Soekarno diangkat menjadi
presiden seumur hidup. Hal ini bertentangan dengan ketentuan UUD 1945 yang
menetapkan masa jabatan presiden lima tahun.
c) Presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1955,
Pada 5 Maret 1960, presiden membubarkan DPR hasil pemilu dan membentuk
DPR-GR. Hal ini dilakukan karena DPR menolak rancangan pendapatan dan
belanja Negara yang diajukan pemerintah. padahal dalam penjelasan UUD 1945
saat itu ditentukan bahwa presiden tidak mempunyai wewenang untuk
membubarkan DPR.

11
d) Pergeseran makna Demokrasi Terpimpin menjadi pemusatan kekuasaan kepada
presiden,
Dalam pelaksanaan periode Demokrasi Terpimpin cenderung terjadi pemusatan
kekuasaan pada Presiden atau Pemimpin Besar Revolusi. Hal ini menjadi
pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi dengan lahirnya absolutisme dan
terpusatnya kekuasaan pada pemimpin, serta hilangnya kontrol sosial.
e) Hak budget DPR tidak berjalan karena pemerintah tidak mengajukan rancangan
undang-undang APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR

3) Sebab-sebab Berakhirnya Orde Lama


Terbukti adanya kemerosotan nilai di sebagian masyarakat yang tidak lagi hidup
bersendikan nilai-nilai Pancasila, dan berusaha untuk menggantikan pancasila
dengan ideologi lain. Beberapa sebab berakhirnya masa orde lama :
a) Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965 oleh PKI, yang dipimpin
oleh D.N Aidit gerakan ini bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan
presiden Soekarno dan kembali mendirikan Negara Soviet di Indonesia serta
mengganti Pancasila dengan paham komunis.
b) Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600%
sedangkan upaya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga
bahan bakar menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat
c) Kesatuan Aksi “Front Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-
GR mengajukan tuntutan”TRITURA”(Tri Tuntutan Rakyat) yang berisi :
a) Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya
b) Pembersihan Kabinet Dwikora
c) Penurunan Harga-harga barang.
d) Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (SUPERSEMAR)
Supersemar merupakan Surat Perintah pengamanan yang dikeluarkan Presiden
Soekarno untuk ditujukan kepada Letnan Jendral Soeharto, untuk mengambil
semua tindakan yang dianggap perlu dalam mengawal jalannya pemerintahan
saat itu.
Setelah turunnya Presiden Soekarno maka berakhirlah masa orde lama, dan
kepemimpinan disahkan kepada Jendral Soeharto dan dianggap sebagai awal masa
Orde Baru.
12
D. MASA ORDE BARU
Latar belakang orde baru
Orde Baru (seringkali disingkat Orba) adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden
Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era
pemerintahan Soekarno. Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam
jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi
bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela. Lahirnya Orde Baru diawali dengan
dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966.
Perkembangan Politik Era Demokrasi Terpimpin
a. Nasakom : Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (ideologi harus Pancasila)
b. Resopim :Revolusi, Sosialisme Indonesia, dan Pimpinan Nasional
c. Trikora : Tri komando rakyat

Adanya pergerakan PKI


PKI melebarkan sayap organisasinya melalui organisasi seperti GERWANI
dan SOBSI, PKI juga melebarkan sayapnya dengan menjadi Angkatan kelima perang
yang semula hanya ada TNI yang terdiri dari AU, AD, AL, dan Polri, disini PKI
mengambil perannya menjadi Angkatan ke lima. Hal ini memicu terjadinya bentrok
antar TNI-AD dan PKI.
Supersemar
Surat perintah sebelas maret adalah surat mandat pasca kerusuhan G30SPKI
yang menjadi saksi bisu transfer kekuasaan dari renzim soekarno ke renzim soeharto.
Dasar hukum dari surat perintah sebelas maret tercantum dalam Kepres/ Panglima
Tertinggi ABRI/ Mandataris MPRS/Pemimpin Besar Revolusi No. 1/3/1966 tgl 12
Maret 1996. Tujuan dari supersemar ini antara lain :
a. Pembubaran PKI dan sayap organisasinya 12 Maret 1996
b. Penangkapan pejabat terduga G30SPI 18 Maret 1966
Kebijakan Era Orde Baru
Tahap 1 : Pembentukan Kabinet Ampera
Kabinet Ampera sering disebut juga kabinet Pembangunan karena inti dari masa
Soeharto ini adalah kerja dan kerja serta pemulihan ekonomi yang carut marut
sehingga pembangunan ekonomi menjadi kembali stabil dan dapat memulihkan
keadaan politik di Indonesia.
13
Tahap ke 2 : Penetapan Visi DwiDarma
- Stabilisasi Ekonomi
- Stabilisasi Politik
Tahap ke 3 : Penetapan Misi Catur Karya
1. Sandang dan pangan
2. Pemilu
3. Politik luar negeri bebas aktif guna perbaikan dari masa sebelumnya dalam politik luar
negri Indonesia lebih condong ke blok timur
4. Anti Imperealisme dan kolonialisme
Tahap ke 4 : Realisasi dari program yang telah direncanakan meliputi ekonomi, politik baik
dalam maupun luar negeri.

Kebijakan Politik Luar Negeri

1. Perjanjian Bankok & Jakarta Accord


▪ Terserah Sabah dan Sarawak
▪ Berdamai dengan Malaysia
2. Kembalinya masuk ke PBB
Guna melanjutkan kerjasama dengan PBB, pada tanggal 28 September 1966 Indonesia
kembali masuk PBB, hal ini dikarenakan normalisasi hubungan dengan Malaysia yang
sebelumnya sempat meregang, dengan kembalinya masuk ke PBB juga dapat
membantu mencapai tujuan negara, jaminan dan perlindungan perdamaian, serta
Indoneisa terlibat dalam sidang -21 dan terlibat dalam membantu memecahkan
permasalahan dunia.
3. ASEAN
Association of Southeast Asian Nation adalah organisasi yang menghimpun negara
pada Kawasan Asia Tenggara dan Lingkar Pasifik yang berkolaborasi dan
mempromosikan baik dalam lingkup budaya, ekonomi, sosial dan politik. Perintis
ASEAN:
▪ Indonesia : Adam Malik
▪ Malaysia : Tun Abdul Razak
▪ Singapura : Sinnathamby Rajaratnam
▪ Thailand : Thanat Khoman
14
4. Keanggotaan di organisasi dunia
Tujuan Indonesia bergabung pada organisasi dunia adalah untuk melebarkan sayap
agar dikenal dalam kancah global, serta mendukung kerjasama terutama dalam bidang
ekonomi.
▪ Inter Governmental Groub on Indonesia (IGGI)
▪ Consultive Groub on Indonesia (CGI)
▪ Asia Pasific Economic Cooperation (APEC)
Kebijakan Politik Dalam Negeri
A. Program Panca Krida
▪ Stabilitas Ekonomi dan Politik
▪ REPELITA
▪ Pemilu
▪ Tuntas habis G30SPKI
▪ Purge PKI
B. Trilogi Pembangunan
• Pemerataan pembangunan (karena selama ini hanya terfokus pada pulau jawa
saja)
• Pertumbuhan Ekonomi
• Stabilitas Nasional
C. Pemilihan Umum
1. 1971
2. 1975
3. 1977
4. 1982
5. 1987
6. 1992
7. 1997

Namun pemilihan umum ini selalu dimenangkan oleh partai Golkar, dan pada masa itu belum
ada aturan bahwa presiden hanya boleh menjabat 2 periode, oleh karena itu selama 7x
PEMILU Bapak Soeharto selalu menjabat sebagai presiden RI.

D. Penyederhanaan partai politik


Sesuai dasar hukum UU NO. 3 Yahun 1975, menjadi 3 partai politik :
1. PDI
2. PPP
3. GOLKAR
E. Dwi fungsi ABRI
Sesuai dasar hukum
• Tap MPRS No. II Tahun 1969
• Tap MPRS No. IV Tahun 1978
• UU No. 82 Tahun 1982
Sejarah : Konsep jalan tengah
1. 1958, 13 Nov
2. Ultah AMN
3. Jendral A.H. Nasution
F. Kobkamtib (Keamanan dan Ketertiban)
Sesuai dasar hukum
• SUPERSEMAR
• Tap MPR No. X Tahun 1973
Poin lain :
1. Pelaksana
2. Keamanan dan ketertiban
3. Penumpas sisa G30SPKI
4. Langsung dibawah presiden
G. Penataran P4
Sesuai dasar hukum :
• Tap MPR No. II Tahun 1978
• Tap MPR No. XVII Tahun 2002
Berisi tentang
1. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
2. Eka Prasetya Pancakarsa
Panduan mengenai pengamalan Pancasila dalam kehidupan bernegara pada masa
ORBA
H. Pengendalian Infomasi
1. Departemen Penerangan
2. TVRI
3. Dewan Pers
Semua media informasi dibawah kontrol Soeharto, dan biasanya hanya
menayangkan berita mengenai perekonomian Indoesia yang semakin membaik,
serta prestasi Soeharto dalam memimpin Indonesia.
I. Politik masa mengambang (Floating Mass)
Yaitu pengelompokan masyatakat berdasarkan kepentingan dan keahlian
1. KOPRI (1971)
2. MUI (1975)
3. SBSI (1985)
J. Kebijakan Tionghoa
1. Pelarangan ibadan dan budaya Cina di tempat umum
2. Pengantian nama cina menjadi pribumi
3. Pelarangan penggunaan Bahasa Mandarin dimuka umum

15
Kebijakan Ekonomi Masa Orde Baru

A. 4 Usaha pokok revolusi hijau


- Internalisasi
- Eskternalisasi
- Diversifikasi
- Rehabilitasi
B. Panca usaha tani
- Bibit unggul
- Pemupukan
- Penguraian
- Brantas hama
- Tanam teratur
C. Keuntungan dan kekurangan revolusi hijau
- Keuntungan
Peningkatan dalam segi : produksi, pendapatan, teknologi, ekonomi, dan
pekerjaan.
- Kekurangan
Sistem ekonomi berubah, pencemaran linkungan, kesenjangan sosial
E. MASA REFORMASI
Reformasi adalah suatu perubahan tatanan kehidupan lama dengan tatanan
kehidupan yang baru yang bertujuan ke arah perbaikan kehidupan di masa depan.
Gerakan reformasi yang terjadi di Indonesia pada 1998 merupakan suatu gerakan
untuk mengadakan perbaikan dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan hukum.
Gerakan ini muncul karena keadaan keadaan masyarakat Indonesia sejak terjadinya
16
krisis moneter dan ekonomi sangat terpuruk. Gerakan reformasi terjadi atas
tuntutan rakyat kepada pemerintah. Secara umum latar belakang munculnya reformasi
karena penyelewengan dan perlakuan tidak adil pada era Orde Baru.
Faktor Penyebab terjadinya Reformasi
1. Bidang Politik & Hukum
Adanya KKN (korupsi, kolusi,dan Nepotisme) dalam kehidupan pemerintah. Korupsi
adalah suatu tindakan yang tidak terpuji dan dapat merugikan suatu bangsa. Kolusi
adalah bentuk kerjasama antara pejabat pemerintah dengan oknum lain secara ilegal.
Nepotisme adalah pemanfaatan pejabat untuk memberi pekerjaan ,kesempatan, atau
penghasilan, bagi keluarga atau kerabat terdekat pejabat. Sehingga menutup
kesempatan bagi orang lain, Adanya rasa tidak percaya kepada pemerintah Orba yang
penuh dengan nepotisme dan kronisme serta merajalelanya korupsi, Kekuasaan Orba
di bawah Soeharto otoriter tertutup, Adanya keinginan demokratisasi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
2. Bidang Ekonomi
Adanya krisis mata uang rupiah yang tidak lepas dari implasi yang menyebabkan nilai
tukar rupiah menurun, pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 0%, harga BBM
melonjak tajam hingga 71%, sulitnya mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok.
3. Bidang Sosial
Adanya kerusuhan tanggal 13 dan 14 mei 1998 yang dilakukan mahasiswa karena
adanya kelumpuhan perekonomian rakyat, demontrasi terus bertambah besar hampir
di semua kota besar, kerusuhan hampir di semua kota di Indonesia.
Kebijakan Presiden BJ.Habibie pada era reformasi:
1. Kebijakan dalam bidang politik dan hukum
a. Kebebasan pers
Pada masa pemerintahan sebelumnya, pers dibungkam dan dipaksa mengikuti
opini dari pemerintahan sehingga apabila ada pers yang menentang kebijakan
pemerintah maka akan mendapatkan hukuman.Sehingga,dikeluarkannya Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers pada masa pemerintahan Habibie
menjadikan pers sebagai salah satu wujud kedaulatan RI. Sehingga undang-undang
tersebut menjadi ujung tonggak dari kebebasan pers yang ada di Indonesia yang sering
dibredel pada masa pemerintahan sebelumnya.
b. Pemilu bebas dan demokratis
Habibie juga membentuk undang-undang yang mengatur kebebasan masyarakat
17
Indonesia dalam melaksanakan pemilu yang diatur dalam Undang-Undang Nomor
2 Tahun 1999 tentang pemilu. Hasil dari dibentuknya undang-undang tersebut adalah
lahirnya 48 partai politik baru yang ikut berpartisipasi secara aktif dalam pemilu
Indonesia di tahun 1999.
c. Otonomi Daerah
Pada masa pemerintahan Habibie dibentuklah Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang pemerintahan daerah. Hasil dari lahirnya undang-undang ini adalah
meredanya gejolak disintergrasi yang sebelumnya sempat pecah di Indonesia.
d. Berakhirnya diskriminasi terhadap etnis tionghoa
Inpres Nomor 26 Tahun 1999 dan Inpres Nomor 4 tahun 1999 yang dikeluarkan
oleh Habibie merupakan titik awal untuk mengakhiri perilaku diskriminasi terhadap
etnis Tionghoa di Indonesia. Dalam inpres menghapuskan larangan untuk berbicara
dan mengajar Bahasa Mandarin.
Diskriminasi terhadap etnis Tionghoa ini diwariskan dari masa pemerintahan
Soeharto yang sebelumnya memberlakukan program anti-komunis yang berimbas
pada diskriminasi terhadap etnis tertentu.
e. Lahirnya komnas perempuan
Pada peristiwa Mei 1998, banyak kasus kekerasan seksual yang menimpa
perempuan terutama dari etnis Tionghoa, hal ini memicu lahirnya tuntutan dari
masyarakat agar masalah ini tidak terulang kembali. Untuk memenuhi tuntutan ini,
Habibie mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 181 Tahun 1998 yang akhirnya
melahirkan komisi nasional perempuan di Indonesia.
f. Kemerdekaan Timor Leste
Referendum atau pemisahan diri Timor Leste dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia terlaksana pada masa pemerintahan Habibie. Referendum ini
menghantarkan Timor Leste menjadi negara yang merdeka. Peristiwa referendum
Timor Leste ini sempat mendapatkan pertidaksetujuan dari pihak militer Indonesia,
akan tetapi Habibie tetap melaksanakan referendum Timor Leste.
2. Pembentukan Kabinet reformasi pembangunan
Kabinet Reformasi Pembangunan merupakan kabinet yang dibentuk pada masa
Reformasi di bawah kepemimpinan Presiden BJ Habibie. Dibentuknya kabinet ini
merupakan akibat dari peristiwa mundurnya Soeharto dari jabatannya sebagai Presiden
pada Kabinet Pembangunan VII.
18
3. Mengatasi masalah dwifungsi ABRI.
Dwifungsi ABRI adalah fungsi tempur dan fungsi pembina wilayah atau pembina
masyarakat. Atau sederhananya dapat disebut sebagai kekuatan militer negara dan
pengatur pemerintahan negara. Dwifungsi ABRI dilandaskan oleh ketetapan MPRS
No. II Tahun 1969 di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Dwifungsi ABRI
dilandaskan oleh ketetapan MPRS No. II Tahun 1969 di bawah kepemimpinan
Presiden Soeharto.
4. Mengadakan siding istimewa
Bj.Habibie kemudian menyelenggarakan pemilu pada 1999 dan kemudian
dilanjutkan dengan sidang istimewa MPR RI yang salah satu agendanya adalah
mendengarkan pidato pertanggung jawaban pelaksanaan tugas oleh presiden ketiga RI
dan kemudian pemilihan presiden dan wakil
5. Kebijakan dalam bidang ekonomi
- Merekapitulasi perbankan
- Merekonstruksi perekonomian Indonesia
- Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah
- Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat hingga dibawah
Rp. 10.000,-
- Megimplementasikan reformasi ekonomi yang di isysratkan oleh IMF
untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi
6. Kebijakan penyampaian pendapat atau pers
Pers dibungkam dan dipaksa mengikuti opini dari pemerintahan sehingga apabila
ada pers yang menentang kebijakan pemerintah maka akan mendapatkan
hukuman.Sehingga,dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang
Pers pada masa pemerintahan Habibie menjadikan pers sebagai salah satu wujud
kedaulatan RI.
7. Pelaksanaan pemilu
Untuk melaksanakan Pemilu yang diamanatkan oleh MPR, B.J. Habibie
mengadakan beberapa perubahan yaitu:
a). Menggunakan asas Luber dan Jurdil
b). Mencabut 5 paket undang-undang tentang politik yaitu undang-undang tentang
Pemilu; Susunan, Kedudukan, Tugas, dan Wewenang MPR/DPR; Partai Politik dan
Golkar; Referendum; serta Organisasi Massa
19
c). Menetapkan 3 undang-undang politik baru yaitu Undang-undang Partai Politik;
Pemilihan Umum; dan Susunan serta kedudukan MPR, DPR, dan DPRD
d). Badan pelaksana pemilihan umum dilakukan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum)
yang terdiri atas wakil dari pemerintahan.
Sistematika Pelaksanaan UU 1945 Pada Masa Reformasi
Sistematika Pelaksanaan UU 1945 pada Masa Orde Reformasi
Pada masa orde Reformasi demokrasi yang dikembangkan pada dasarnya adalah
demokrasi dengan berdasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945. Pelaksanaan demokrasi
Pancasila pada masa Orde Reformasi dilandasi semangat Reformasi, dimana paham
demokrasi berdasar atas kerkyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan,
dilaksanakan dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab, selalu memelihara persatuan Indonesia dan untuk
mewujudkan suatu keadilan sosila bagi seluruh rakyat Indonesia. Pelaksanaan demokasi
Pancasila pada masa Reformasi telah banya member ruang gerak kepada parpol dan
komponen bangsa lainnya termasuk lembaga permusyawaratan rakyat dan perwakilan
rakyat mengawasi dan mengontrol pemerintah secara kritis sehingga dua kepala negara
tidak dapat melaksanakan tugasnya sampai akhir masa jabatannya selama 5 tahun karena
dianggap menyimpang dari garis Reformasi.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada masa Orde Lama, yaitu pada masa kekuasaan Presiden Soekarno, Pancasila
mengalami ideologisasi. Artinya, Pancasila berusaha untuk dibangun, dijadikan sebagai
keyakinan dan kepribadian bangsa Indonesia. Kenyataannya, Pancasila hanya dijadikan
sebagai alat untuk melanggengkan kekuasaan dengan diangkatnya presiden dengan masa
jabatan seumur hidup.
Pada masa Orde Baru, yaitu pada masa kekuasaan Presiden Soeharto, bangsa
Indonesia kembali menjadikan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar
negara. Kenyataannya, Pancasila lagi-lagi hanya dijadikan sebagai alat untuk
melanggengkan kekuasaan otoriter Presiden Soeharto yang berkuasa selama lebih kurang
32 tahun.
Era Reformasi yang diharapkan sebagai era pembaruan memberikan angin segar bagi
bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia diharapkan kembali mengamalkan nilai-nilai luhur
Pancasila sebagai pedoman berbangsa dan bernegara. Akan tetapi, faktanya justru pada
Era Reformasi ini bangsa Indonesia dirasakan semakin jauh dari nilai-nilai luhur
Pancasila. Rakyat Indonesia mengalami degradasi moral dan cenderung liberalis karena
pengaruh globalisasi. Tindak pidana korupsi dilakukan secara terang-terangan seolah-
olah telah membudaya di Indonesia.

B. Saran
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan perwujudan dari
nilai-nilai budaya milik bangsa sendiri yang diyakini kebenarannya. Pancasila digali dari
budaya bangsa yang sudah ada, tumbuh, dan berkembang berabad-abad lamanya. Oleh
karena itu, bangsa Indonesia wajib mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila karena
Pancasila mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Sebagai warga negara,
hendaknya kita bersama-sama berusaha untuk mengimplementasikan Pancasila sebagai
mana mestinya.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://sejarahlengkap.com/indonesia/kemerdekaan/pasca-kemerdekaan/pengertian-orde-lama
http://repository.uin-suska.ac.id/9547/1/2012_201208AF.pdf
https://www.academia.edu/24672117/_INDONESIA_PADA_MASA_ORDE_LAMA
https://tirto.id/sejarah-dan-penerapan-pancasila-masa-orde-lama-soekarno-1959-1966-ghT9
Sandra Dewi, Andrew Shandy Utama. 2018. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia.
Jurnal PPKN & Hukum. Vol 13, No. 1
https://andinurhasanah.wordpress.com/2012/12/31/makalah-masa-reformasi/

Anda mungkin juga menyukai