Disusun oleh:
Kelompok 5
Fahmi Reza Saputra 21812141020
Hasri Kusumaningrum 21812141040
Nabila Janan 21812144033
Ajeng Anindita Siwi 21812144034
Syukur Alhamdlillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Selintas Sejarah Indonesia” ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Pendidikan Pancasila yang diampu oleh Bapak Ridwan Santoso M.Pd. dengan tepat waktu.
Penyusunan makalah ini bertujuan memberikan gambaran tentang sejarah Indonesia dan
pengimplementasian Pancasila pada masa KRIS, UUDS, Orde Lama, Orde Baru, dan
Reformasi.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhir kata, semoga makalah yang kami susun ini dapat memberikan manfaat
dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………1
C. Tujuan……………………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Masa KRIS………………………………………………………………………..3
B. Masa UUDS………………………………………………………………………4
C. Masa Orde Lama………………………………………………………………….8
D. Masa Orde Baru………………………………………………………………….13
E. Masa Reformasi………………………………………………………………….16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………21
B. Saran……………………………………………………………………………..21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan perwujudan dari
nilai-nilai budaya milik bangsa sendiri yang diyakini kebenarannya. Pancasila digali dari
budaya bangsa yang sudah ada, tumbuh, dan berkembang berabad-abad lamanya. Oleh
karena itu, Pancasila adalah khas milik bangsa Indonesia sejak keberadaannya sebagai
sebuah bangsa. Pancasila merangkum nilai-nilai yang sama yang terkandung dalam adat-
istiadat, kebudayaan, dan agama yang ada di Indonesia. Dengan demikian, Pancasila
sebagai pandangan hidup mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
Pancasila yang lahir pada tanggal 1 Juni 1945 ini resmi ditetapkan sebagai dasar
Negara Indonesia dan masih terus digunakan hingga saat ini. Penerapannya berbeda
sesuai dengan masa yang ada. Di setiap masa, Pancasila mengalami perkembangan
terutama dalam mengartikan Pancasila itu sendiri. Dalam masa-masa tersebut, terdapat
banyak hal yang belum relevan dalam penerapan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai
ideologi bangsa Indonesia. Banyak penyimpangan yang terjadi.
Oleh karena itu, menarik rasanya untuk dibahas mengenai sejarah Pancasila sebagai
ideologi bangsa Indonesia serta perkembangan ideologi Pancasila pada masa Orde Lama,
pada masa Orde Baru, dan pada Era Reformasi.
B. Rumusan Masalah
Dari gambaran umum yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah di atas, maka
dapat dirumuskan beberapa pokok masalah yang akan dibahas pada penelitian ini, antara
lain yaitu:
1. Bagaimanakah sejarah Indonesia pada masa KRIS sampai Era Reformasi?
2. Bagaimanakah perkembangan ideologi Pancasila pada masa Orde Lama?
3. Bagaimanakah perkembangan ideologi Pancasila pada masa Orde Baru?
4. Bagaimanakah perkembangan ideologi Pancasila pada masa Reformasi?
1
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mendeskripsikan sejarah Indonesia pada masa KRIS hingga Era Reformasi
2. Mengetahui perkembangan ideologi Pancasila pada masa Orde Lama
3. Mengetahui perkembangan ideologi Pancasila pada masa Orde Baru
4. Mengetahui perkembangan ideologi Pancasila pada masa Reformasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. MASA KRIS
1. Republik Kedua: Konstitusi RIS (27 Desember 1949-17 Agustus 1950)
Tahun 1949 diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.
Salah satu hasil KMB yaitu mendirikan Negara Republik Indonesia Serikat.
Rancangan naskah Konstitusi Republik Indonesia Serikat juga diputuskan dalam
KMB dan disepakati mulai berlaku pada tanggal 27 Desember 1949.
Dengan berdirinya Negara Republik Indonesia Serikat (RIS), Negara Republik
Indonesia (RI) secara hukum masih tetap ada. Negara RI berubah status menjadi salah
satu negara bagian dari Negara RIS. Undang-Undang Dasar 1945 yang semula
berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia mulai tanggal 27 Desember 1949 hanya
berlaku dalam wilayah Negara Bagian Republik Indonesia saja.
Negara RIS dengan Konstitusi RIS-nya berlangsung sangat pendek sekali karena
memang tidak sesuai dengan jiwa proklamasi kemerdekaan yang menghendaki negara
kesatuan, tidak menginginkan negara dalam negara, sehingga beberapa negara bagian
meleburkan diri lagi dengan Republik Indonesia. Semangat kebersamaan ini nampak
dengan adanya Penetapan Presiden RIS tentang penggabungan negara-negara bagian
ke Republik Indonesia seperti semula, sehingga hanya negara bagian Indonesia Timur
dan negara bagian Sumatera Timur saja yang belum masukke dalam Republik
Indonesia yang berpusat di Yogyakarta.
2. Wilayah Negara RIS
Negara bagian
• Negara Republik Indonesia
• Negara Indonesia Timur
• Negara Pasundan
• Negara Jawa Timur
• Negara Madura
• Negara Sumatera Timur
• Negara Sumatera Selatan
3
Negara Otonom
• Daerah Jawa Tengah
• D.I.Kalimantan Barat
• Daerah Dayak Besar/Agung
• Kalimantan Tenggara
• Kalimantan Timur
• Daerah Bangka
Distrik Federal
• Distrik Federal Jakarta
Daerah Swapraja
• Daerah Kota Waringin
• Daerah Padang dan Sekitarnya
• Daerah Sabang
B. MASA UUDS
Terbentuknya UUDS 1950 dikarenakan bubarnya RIS karena demo besar besaran oleh
rakyat yang menuntut kembalinya indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik
Indonesia ( NKRI ).
Mengapa dinamakan “ Sementara “ karena Undang Undang ini hanya bersifat
sementara sembari menunggu terpilihnya Dewan Konstituante hasil pemilihan umum
yang akan menyusun konstitusi yang baru.
Pada masa UUDS 1950 karena gejolak partai mengalami pergolakan yang
menyebabkan kondisi politik menjadi tidak stabil ada beberapa kabinet yang harus
diganti pada periode 1950 – 1959 yaitu:
1. Kabinet Natsir
a. Politik Luar Negeri
1) Menyelesaikan masalah dengan irian barat
2) Hubungan dengan Indo-Belanda
3) Masuk PBB
4
b. Politik Dalam Negeri
1) Rencana pemilu konstituante DPR & DPRD
2) Pendidikan rakyat
3) Keamanan negara
c. Ekonomi
Sumitro Plan : upaya membanguh industri nasional
Gerakan benteng
1) Penggagas : Sumitro Djojohadikusumo
2) Program : Kelas pengusaha pribumi, bantuan modal, bantuan pelatihan
3) Durasi : April 1950 dan 1957
d. Pembubaran
Mosi tidak percaya 22 Januari 1951 dari PNI, karena dianggap terlalu
menguntungkan Masyumi
2. Kabinet Sukirman
a. Politik Luar Negeri
1) Politik bebas aktif
2) Usaha penyelesaian masalah irian barat
b. Politik Dalam Negeri
1) Mempercepat pemilu
2) Membentuk undang-undang untuk menjamin hak pekerja
▪ Serikat buruh
▪ Perjanjian Kerjasama
▪ Upah minimum
▪ Hubungan industrial
▪ Agraria
c. Ekonomi : fokus pada kemakmuran sosial-ekonomi
d. Pembubaran
Mosi tidak percaya oleh seluruh parlemen, karena Mutual Security Act
(berpihak ke blok barat)
5
3. Kabinet Wilopo
6
5. Kabinet Burhanudin Harahap
7
b. Politik Dalam Negeri
1) Pembentukan Dewan Nasional
2) Normalisasi republik via musyawarah nasional
3) Deklarasi Djuanda
c. Ekonomi : Gencarkan pembangunan
d. Pembubaran
Dikeluarkannya Dekrit presiden 5 Juli 1959, karena perseteruan Ideologi dalam
konstituante, yaitu Pancasila, Islam, atau Sosialisme.
Blokade sidang : Dasae negara dalam dewan konstituante
9
c. Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta), kelompok etnis tertentu di Sulawesi dan
Sumatera Tengah waktu itu merasa bahwa kebijakan pemerintahan dari Jakarta
stagnan pada pemenuhan ekonomi lokal mereka saja, di mana dalam gilirannya
membatasi setiap kesempatan bagi pengembangan daerah regional lainnya.
Konflik ini sedikit menyoal pikiran tentang pemisahan diri dari negara Indonesia,
tetapi lebih menitikberatkan tentang pembagian kekuatan politik dan ekonomi
yang lebih adil di Indonesia.
Dalam bidang politik, demokrasi berjalan lebih baik dengan terlaksananya
pemilihan umum tahun 1955 yang dianggap sebagai pemilihan umum yang paling
demokratis. Akan tetapi, anggota Konstituante hasil pemilihan umum tidak dapat
menyusun Undang-Undang Dasar seperti yang diharapkan. Hal ini menimbulkan krisis
politik, ekonomi, dan keamanan. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penerapan
Pancasila selama periode ini adalah Pancasila diarahkan sebagai ideologi liberal yan
ternyata tidak menjamin stabilitas pemerintahan.
3. Periode Tahun 1959 sampai 1966
Karena semakin rumitnya persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia mulai dari
tahun 1945-1959, maka Ir. Soekarno yang menjabat sebagai Presiden pada saat itu
memperkenalkan konsep kepemimpinan baru yang dinamakan Demokrasi Terpimpin
untuk menggantikan sistem Demokrasi Liberal. Periode Demokrasi Terpimpin dimulai
dengan lahirnya Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959. Dekrit Presiden dibuat setelah
Konstituante tidak dapat menyelesaikan tugasnya untuk membentuk undang-undang
dasar tetap sehingga tidak menguntungkan bagi perkembangan ketatanegaraan.
Dekrit Presiden memuat ketentuan pokok sebagai berikut:
a. Menetapkan pembubaran konstituante
b. Pemberlakuan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950
c. Pembentukan MPRS dan DPAS
1) Demokrasi Terpimpin
Satu hal pokok yang membedakan antara sistem Demokrasi Liberal dengan
Demokrasi Terpimpin adalah pada kekuasaan presiden. Dalam sistem demokrasi
terpimpin presiden tidak hanya bertanggung jawab sebagai kepala negara tapi juga
berkuasa pada semua bidang pemerintahan.
10
Demokrasi bukan berada pada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin
adalah nilai-nilai Pancasila tetapi berada pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno.
Akibatnya, sistem perpolitikan dan pemerintahan negara bertumpu kepada
Soekarno selaku presiden.
Yang menjadi ciri khas dari periode ini ialah
a) Dominasi yang kuat dari Presiden,
b) Terbatasnya peranan partai politik,
c) Berkembangnya pengaruh Komunis
d) Meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial-politik.
11
d) Pergeseran makna Demokrasi Terpimpin menjadi pemusatan kekuasaan kepada
presiden,
Dalam pelaksanaan periode Demokrasi Terpimpin cenderung terjadi pemusatan
kekuasaan pada Presiden atau Pemimpin Besar Revolusi. Hal ini menjadi
pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi dengan lahirnya absolutisme dan
terpusatnya kekuasaan pada pemimpin, serta hilangnya kontrol sosial.
e) Hak budget DPR tidak berjalan karena pemerintah tidak mengajukan rancangan
undang-undang APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR
Namun pemilihan umum ini selalu dimenangkan oleh partai Golkar, dan pada masa itu belum
ada aturan bahwa presiden hanya boleh menjabat 2 periode, oleh karena itu selama 7x
PEMILU Bapak Soeharto selalu menjabat sebagai presiden RI.
15
Kebijakan Ekonomi Masa Orde Baru
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada masa Orde Lama, yaitu pada masa kekuasaan Presiden Soekarno, Pancasila
mengalami ideologisasi. Artinya, Pancasila berusaha untuk dibangun, dijadikan sebagai
keyakinan dan kepribadian bangsa Indonesia. Kenyataannya, Pancasila hanya dijadikan
sebagai alat untuk melanggengkan kekuasaan dengan diangkatnya presiden dengan masa
jabatan seumur hidup.
Pada masa Orde Baru, yaitu pada masa kekuasaan Presiden Soeharto, bangsa
Indonesia kembali menjadikan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar
negara. Kenyataannya, Pancasila lagi-lagi hanya dijadikan sebagai alat untuk
melanggengkan kekuasaan otoriter Presiden Soeharto yang berkuasa selama lebih kurang
32 tahun.
Era Reformasi yang diharapkan sebagai era pembaruan memberikan angin segar bagi
bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia diharapkan kembali mengamalkan nilai-nilai luhur
Pancasila sebagai pedoman berbangsa dan bernegara. Akan tetapi, faktanya justru pada
Era Reformasi ini bangsa Indonesia dirasakan semakin jauh dari nilai-nilai luhur
Pancasila. Rakyat Indonesia mengalami degradasi moral dan cenderung liberalis karena
pengaruh globalisasi. Tindak pidana korupsi dilakukan secara terang-terangan seolah-
olah telah membudaya di Indonesia.
B. Saran
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan perwujudan dari
nilai-nilai budaya milik bangsa sendiri yang diyakini kebenarannya. Pancasila digali dari
budaya bangsa yang sudah ada, tumbuh, dan berkembang berabad-abad lamanya. Oleh
karena itu, bangsa Indonesia wajib mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila karena
Pancasila mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Sebagai warga negara,
hendaknya kita bersama-sama berusaha untuk mengimplementasikan Pancasila sebagai
mana mestinya.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://sejarahlengkap.com/indonesia/kemerdekaan/pasca-kemerdekaan/pengertian-orde-lama
http://repository.uin-suska.ac.id/9547/1/2012_201208AF.pdf
https://www.academia.edu/24672117/_INDONESIA_PADA_MASA_ORDE_LAMA
https://tirto.id/sejarah-dan-penerapan-pancasila-masa-orde-lama-soekarno-1959-1966-ghT9
Sandra Dewi, Andrew Shandy Utama. 2018. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia.
Jurnal PPKN & Hukum. Vol 13, No. 1
https://andinurhasanah.wordpress.com/2012/12/31/makalah-masa-reformasi/