Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PEMROSESAN FILE DAN KONSEP MANAGEMEN

Dosen Matakuliah:
Rukin Sudarwanto, S.Pd., M.T.I

Disusun Oleh:

Indra Kurniawan 1857201038


Miftahul Jannah 1857201114

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA LAMPUNG


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
LAMPUNG TIMUR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha


Pengasih lagi Maha Penyayang, karena telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya berupa kesempatan dan pegetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada Bapak Rukin Sudarwanto, S.Pd.,


M.T.I selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi Perbankan karena telah ikhlas
membimbing kami sampai makalah ini tersusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membanggun demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.

Lampung Timur, 16 September 2021

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A.Berbagai Istilah Pemrosesan File dan Konsep Management............2
B.Sistem Managemen Database dan Arsitekturnya..............................5
C.Sistem Managemen Database dan Database dalam praktek.............13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.....................................................................................21
B. Saran...............................................................................................21

DAFTAR PUSAKA.........................................................................................22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan berbagai kebutuhan untuk


menyimpan data. Bisa berupa menyimpan data bisnis, tagihan rumah tangga
harian, detail rekening bank, detail gaji, detail pembayaran, informasi siswa,
laporan siswa, buku di perpustakaan, dll. Bagaimana pencatatannya di satu tempat
sehingga kami bisa mendapatkannya kembali saat dibutuhkan? Ini harus dicatat
sedemikian rupa. Ketika komputer datang, semua pekerjaan ini menjadi mudah.
Namun hari-hari awal, catatan tersebut disimpan dalam bentuk file. Cara kita
menyimpan dalam file mirip dengan kertas, dalam bentuk flat file - sederhananya,
di notepad. Ya, potongan informasi di mana semua di notes dengan masing-
masing bidang informasi dipisahkan oleh spasi, tab koma, titik koma, atau simbol
lainnya.Semua file dikelompokkan berdasarkan kategorinya. file yang digunakan
hanya memiliki informasi terkait dan setiap file diberi nama dengan benar. Seperti
yang bisa kita lihat pada file contoh data informasi Siswa. File siswa untuk setiap
kelas dikelompokkan di dalam folder yang berbeda untuk mengidentifikasinya
dengan cepat.

Dengan demikian pemrosesan file dan konsep manajemen sangat


membantu. Suatu aplikasi yang terdiri dari sekumpulan program aplikasi, file data
dan prosedur pengerjaan stuatu proses. Sistem pemrosesan file ini mengolah data
secara tradisional dengan menyimpan record-record pada file-file yang terpisah
dan masing-masing hanya untuk satu program aplikasi saja.

B.Rumusan Masalah

1. Apa saja istilah dalam Pemrosesan File dan Konsep Manajemen?


2. Apa yang dimaksud Sistem Managemen Database dan Arsitekturnya?
3. Apa yang dimaksud Sistem Management Database dan Database
dalam praktek?

C.Tujuan Penulisan Makalah

1. Agar mengetahui apa saja istilah yang ada dalam Pemrosesan File dan
Konsep Manajemen
2. Memahami Sistem Managemen Database dan Arsitekturnya
3. Memahami Sistem Management Darabase dan Database dalam
praktek.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A.Mengenal Berbagai Istilah

a. Field, Unsur Data, Atribut, dan Elemen

Istilah-istilah field, unsur data, atribut, dan elemen digunakan


secara bergantian untuk menyebutkan blok data terkecil yang disimpan
dan digunakan dalam sistem informasi. Contoh-contoh field adalah :

1. Nama Pelanggan
2. Nomor Tunjangan Social Karyawan
3. Nomor Pesanan Pembelian

Pengelompokan logis atas field disebut Catatan (record). Berikut ini


adalah struktur catatan:

NAMA-CATATAN (FIELD 1, FIELD 2, … , FIELD N)

NAMA-CATATAN adalah nama dari catatan, seperti misalnya


PEMASOK atau KARYAWAN. Entri-entri merupakan nama field
individual dalam catatan. Contohnya sebagai berikut:

PELANGGAN (NOMOR AKUN, NAMA, ALAMAT, SALDO


REKENING)

PELANGGAN merupakan nama catatan, dan NOMOR AKUN, NAMA,


ALAMAT, dan SALDO REKENING merupakan nama field.

b. Okurensi Data
Struktur catatan memiliki okurensi (occurrences), yang juga
disebut instances. Okurensi catatan adalah himpunan spesifik nilai-nilai
data untuk catatan. Sebagai contoh, untuk catatan
KARYAWAN (NAMA, NOMOR, USIA)

c. Catatan Panjang Tetap dan Catatan Panjang Variabel


Catatan dengan panjang-tetap lebih mudah untuk dimanipulasi
dalam aplikasi-aplikasi komputer dibandingkan dengan catatan dengan
panjang-variabel karena ukuran catatan dengan panjang-tetap
distandarkan. Sebagian besar catatan yang disimpan dalam direct access
storage devices (DASDs) adalah catatan dengan panjang-tetap.
Tetapi, dalam catatan dengan panjang-variabel, lebar field dapat
disesuaikan untuk setiap okurensi data. Lebih jauh, dalam catatan dengan

v
panjang-variabel, jumlah aktual field dapat bervariasi dari satu okurensi
ke lainnya.
Akhir sebuah variable-length record harus ditandai dengan sebuah
symbol khusus atau field record-length yang berisi record itu sendiri.
Variable-length record mampu menggunakan secara efisien ruang
penyimpanan yang tersedia. Salah satu pendekatan dalam variable-length
record yang tidak membutuhkan dukungan pemrograman system untuk
struktur variable-lengthnya adalah dengan menggunakan fixed-length
trailer record. Trailer record ialah sebuah ekstensi atau perluasan master
record. Trailer record sendiri dapat ditulis dengan segera setelah sebuah
master record selesai dikerjakan, misalnya master record biasanya hanya
berisi informasi umum untuk seluruh rekening dan nomor tagihan yang
cukup untuk seluruh rekening yang ada, sementara trailer record mampu
memuat lebih banyak tagihan di dalamnya.

Terdapat dua metode untuk menentukan variable length:


1. Menggunakan panjang field
2. Menggunakan karakter akhir
Sebagai contoh, sebuah perusahaan manufaktur menyimpan
ratusan komponen mesin sebagai persediaan bahan bakunya. Mereka
membeli setiap komponen persediaan tersebut dari salah satu pemasoknya
dan kemudian menyimpannya di salah satu gudangnya. Setiap komponen
dapat dibeli dari satu atau lebih pemasok dan disimpan si satu atau lebih
gudang perusahaan. Berikut field data yang berisi persediaan komponen
mesin tersebut:

PART_NO : Nomor komponen mesin


PNAME : Nama komponen mesin
TYPE : Jenis komponen mesin
COST : Biaya standar per unit komponen mesin
PVEND : Nama vendor darimana komponen mesin tersebut
dibeli
WARSHE : Gudang tempat komponen mesin tersebut
disimpan
LOC : Dua digit terakhir

Untuk kasus dua pemasok, diperlukan format record seperti berikut


(misalkan hanya terdapat satu lokasi penyimpanan):
PART ( PART_NO, PNAME, TYPE, COST, PVEND#1, WARSHE,
LOC#1, PVEND#2, WARSHE#2, LOC#1 ).
Record ini bahkan perlu lebih panjang lagi bila kemudian terdapat tiga
pemasok sehingga panjang record akan tergantung pada jumlah pemasok

vi
dan lokasi penyimpanan untuk komponjen mesin. Record jenis tersebut
akan menjadi variable-length record.

Repeated Group adalah kelompok-kelompok field terkait yang


berulang kali disimpan dalam variable-length record. Dalam beberapa
kasus kita cukup menyebut repeated groups sebagai segmen atau
kelompok, atau bahkan node. Segmen dapat diringkas dengan cara yang
sama seperti record. Sebagai contoh:
PART (PART_NO, PNAME, TYPE, COST)
SUPPLIER (PVEND)
LOCATION (WARSHE, LOC)
Supplier dan location merupakan repeated groups yang menjadi
milik part. PART digambarkan sebagai parent dari SUUPLIER dan
LOCATION karena setiap instance PART dapat dilakukan di lebih dari
satu pemasok atau lokasi. Jadi record dan segmen pada dasarnya adalah
sama. Keduanya merupakan kumpulan field. Kenyataannya, tidak salah
jika menganggap bahwa segmen adalah record selama ia tetap diingat
sebagai segmen, yang walaupun tidak seperti record di mana segmen
memiliki parent dan children.

d. Kunci Catatan dan Urutan File


Kunci atau kunci catatan merupakan unsur data atau kombinasi
unsur data yang secara unik mengidentifikasikan catatan tertentu dalam
file. Misalkan catatan berikut memuat format:
PART (PART_NO, WARHSE),
dimana PART_NO merupakan nomor komponen, dan WARHSE
merupakan nomor gudang yang berkaitan dengan lokasinya. Lebih jauh,
asumsikan bahwa file memuat empat catatan berikut ini.
PART (101, 1)
PART (102, 2)
PART (103, 3)
PART (104, 4)
Dalam kasus ini, field pertama (PART_NO) disebut kunci sortir
primer (atau disebut kunci primer), dan field kedua (WARHSE) disebut
kunci sortir sekunder (atau kunci sekunder). Setiap tambahan field yang
dibutuhkan untuk secara unik (khusus) mengidentifikasikan dan menyortir
catatan disebut kunci-kunci sortir tersier. Oleh karena itu, kunci primer
adalah field yang digunakan untuk menyortir catatan-catatan dalam file,
dan kunci sekunder digunakan untuk menentukan posisi relatif antar
kumpulan catatan manakala kunci primer memiliki nilai yang sama untuk
setiap catatan-catatan dalam kumpulan.

vii
Kita harus menandai field kunci dengan menggarisbawahinya.
Sebagai contoh, KUANTITAS (QUANTITY) adalah field kunci untuk
catatan berikut ini:
(PART (PART_NO, WARHSE, QUANTITY)

B. Sistem Manajemen Database Dan Arsitekturnya

Terdapat 3 tingkatan arsitektur yang relevan dengan database dan


manajemen database : arsitektur tingkat konseptual, arsitektur tingkat
logis, dan arsitektur tingkat fisik.

1. Arsitektur Konseptual

Tidak ada satu pun pendekatan standart untuk mengembangkan


sebuah model data konseptual untuk sebuah system tertentu. Model data
entity-relationship (E-R) merupakan salah satu pendekatan paling
popular. Dalam model E-R istilah entitas lebih banyak digunakan
daripada istilah segmen, dan istilkah atribut digunakan untuk menjelaskan
field individual atau item data tertentu. Bila ditinjau secara grafis, model
E-R menggunakan kotak segiempat untuk entitas, elips untuk atribut, dan
kotak belah ketupat untuk menggambarkan hubungan/relasi.
Metode konseptual lainnya yang biasa digunakan yaitu teknik
pemodelan berorientasi objek (OMT). Pekerjaan ini dilakukan dengan
mengamati komponen-komponen dalam system yang sedang dibuat
modelnya sebagai kelas-kelas objek. Dalam metode ini sebuah kelas objek
adalah sebuah segmen dan sebuah objek adalah sebuah kejadian tertentu.
Seperti halnya dalam model E-R, OMT menentukan hubungan antar
segmen. Hal paling mendasar dalam hubungan ini disebut pewarisan.
Hubungan pewarisan diciptakan ketika sebiuah kelas objek dibagi ke
dalam subkelas. Sebagai contoh, sebuah kelas umum atau orangtua dapat
berupa perlengkapan pabrik yang memiliki subkelas seperti perkakas,
mesin berat, perlengkapan reparasi, dan sebagainya yang digambarkan
berikut ini:
PLANT_EQUIPMENT (ACCOUNT_NO, COST, DEPRECIATION)
Subkelasnya ialah sebagai berikut:
HEAVY_EQUIPMENT (ACCOUNT_NO, COST, DEPRECIATION,
MAINTENANCE_FREQ, DATE_PURCHASED)
dan
HAND_TOOLS (ACCOUNT_NO, COST, DEPRECIATION,
USAGE).
Secara umum, subkelas memiliki seluruh atribut dari kelas orang
tuanya ditambah dengan dengan atribut mereka sendiri.

viii
2. Arsitektur Database pada Tingkat Logis : Struktur Database Logis

Tugas utama yang dihadapi oleh seorang analis ketika mendesain


sebuah database adalah mengidentifikasi dan mendesain hubungan yang
sistematis di antara setiap segmen. Hubungan yang timbul antara segmen-
segmen dalam database ditentukan oleh struktur data logika, yang juga
biasa disebut skema atau model database. Ada tiga model utama dalam
struktur data logika, yaitu:
a) Struktur Pohon atau Hierarkis
Struktur pohon adalah representasi langsung proses
segmentasi. Pada sebuah struktur pohon, setiap lingkaran
menunjukkan satu set field (atau segmen), setiap lingkaran
terhubung ke lingkaran lain pada tingkatan berikutnya yang lebih
tinggi dalam pohon tersebut. Tingkatan yang paling akhir disebut
lingkaran parent. Setiap orang tua (parent) memiliki satu atau lebih
children, dan hubungan antara anak dan orang tua disebut branch.
Tampilan penting dalam model pohon ini adalah sebuah
lingkaran anak tidak dapat memiliki lebih dari satu orang tua.
Model pohon digunakan pada struktur data yang didukung oleh
COBOL dan program-program bahasa lainnya yang digunakan
secara luas dan telah diimplementasikan pada banyak sistem
manajemen database (DBMS) seperti IMS dan IDMS.

b) Struktur Jaringan
Struktur jaringan adalah model yang memungkinkan
sebuah segmen anak memiliki lebih dari satu orang tua. Beberapa
DBMS tidak secara lansung menyediakan struktur jaringan, namun
karena setiap struktur jaringan dapat diubah menjadi struktur
pohon, maka dimungkinkan untuk mengimplementasikan struktur
jaringan dalam sistem yang berorientasi pohon. Model CODASYL
adalah sebuah model jaringan.
Terdapat beragam cara untuk mengimplementasikan
struktur pohon dan jaringan. Hal ini termasuk penggunaan daftar
dan penunjuk. Dalam sebuah daftar organisasi, setiap record berisi
satu atau lebih petunjuk (field) yang mengindikasikan alamat
record logis berikutnya dengan atribut-atribut yang sama. Sebuah
record tagihan dapat berisi sebuah field yang berisi kunci tagihan
lainnya dari vendor yang sama. Sebuah record dapat dipecah
menjadi beberapa daftar. Daftar ini disebut organisasi multilist.
Contohnya sebuah record pelanggan, dapat berisi beberapa

ix
penunjuk dalam sebuah record untuk menunjukkan record logis
berikutnya, struktur logika dan fisik dapat sepenuhnya berbeda.
Struktur cincin berbeda dari struktur daftar dimana record terakhir
dalam struktur cincin menunjuk kembali ke record yang pertama.
Dan seluruh record dalam sebuah cincin dapat menunjuk kembali
ataupun ke langkah seterusnya melalui penggunaan dan
penyimpanan field tambahan. Dalam sebuah multiple-ring-structur,
beberapa cincin melewati record-record individual.
Mendesain dan menyimpan struktur-struktur merupakan
sesuatu yang kompleks, dan penunjuk-penunjuk biasanya
membutuhkan tambahan ruang disket. Dan proses pemabaruan
(updating) penunjuk diperlukan setiap waktu manakala sebuah
record ditambahkan atau dihapus. Namun demikian, penggunaan
penunjuk yang terkait dengan struktur hierarkis atau pohon
seringkali merupakan pendekatan yang berguna dalam permodelan
data, khusunya dalam kasus ketika record jarang ditambahkan atau
dihapus.
Sistem hiperteks adalah sitem yang berbasis penunjuk
(pointer-based system) yang memungkinkan pengguna untuk
menjelajahi database secara acak dengan memilih beberapa kata
atau objek kunci. Jaringan data semantik mirip dengan hiperteks.
Perbedaannya adalah record lintas hubungan pada jaringan terbatas
pada teks, sementara pada sistem hiperteks, lintas hubungan dapat
memasukkan objek multimedia seperti foto dan bentuk grafis
lainnya.

c) Struktur Data Relasional


Model relasional memandang database sebagai sebuah
kumpulan tabel dua dimensi daripada sebuah struktur jenis
hierarkis atau jaringan. Esensi model relasional adalah
merepresentasikan segmen-segmen dalam tabel.keunggulan
struktur data ini dibandingkan pohon dan jaringan adalah penunjuk
atau daftar tidak rumit. Dan setiap informasi yang dapat diekstrak
dari struktur pohon atau jaringan dapat pula diekstrak dari tabel
relasional. Model ini kurang efisien dibandingkan model pohon
dan jaringan ketika database jarang diperbarui dan hubungan antar
kode tidak dapat ditentukan dengan jelas.
Informasi dapat diekstrak dari tabel dengan menggunakan aljabar
relasional, yang dapat diringkas dalam tiga operasi dasar yaitu:
 Selection: berfungsi menciptakan sebuah tabel baru dari
baris yang dipilih dalam tabel yang tersedia. Baris dipilih
berdasarkan nilai data mereka.

x
 Join: berfungsi menciptakan sebuah tabel baru dari baris
yang dipilih dalam dua tabel yang tersedia. Baris dipilih
berdasarkan nilai data mereka.
 Projection: berfungsi menciptakan sebuah tabel baru
dengan menghapus kolom dari tabel yang tersedia.
Aturan-aturan tertentu yang disebut bentuk normal
menentukan pembuatan sebuah tabel. Proses penerapan aturan-
aturan tersebut disebut normalisasi. Normalisasi menjadi penting
karena tanpa hal tersebut, proses pembaruan entri-entri dalam tabel
dapat menyebabkan permasalahan. Tujuan utama normalisasi
adalah untuk menghapus proses duplikasi yang tidak perlu.
Langkah pertama dalam normalisasi adalah menciptakan sebuah
tabel terpisah untuk setiap repeated group. Ada tiga bentuk normal,
yaitu:

 Bentuk normal pertama: mebagi tabel-tabel untuk


menghapus repeated group.
 Bentuk normal kedua: membagi tabel-tabel sehingga tidak
adakunci yang menentukan nilai dari sebuah field non
kunci.
 Bentuk normal ketiga: membagi tabel-tabel sehingga tidak
ada field non kunci yang menentukan nilai-nilai dari field
non kunci lainnya.

3. Arsitektur Database pada Tingkat Fisik


Pembahasan arsitektur database tingkat fisik akan fokus pada
ketiga metode akses file yaitu sekuensial, indeks, dan langsung. DASD
mampu mendukung seluruh metode tersebut, dan pilihan yang terbaik dari
ketiganya tergantung pada aplikasi.
a. File Akses Sekunsial
Pada sebuah file akses sekuensial, record hanya dapat
diakses dalam sekuens mereka sebelumnya. Sekuens sebelumnya
biasanya adalah sebuah hasil dari record yang telah diurutkan oleh
beberapa kunci record. Pengorganisasian file sekuensial tidak
menjadi sarana yang bermanfaat jika record yang perlu diakses
hanya sedikit, padahal file berisi banyak record.
File sekuensial bermanfaat dalam pemrosesan bentuk batch,
yang biasanya mengakses seluruh record dalam sebuah file.
Prosedur yang biasanya dilakukan adalah, pertama mengurutkan
transaksi dan file utama dalam kunci yang sama. Aplikasi ini dapat
memperbarui piutang dagang pelanggan (dalam file master) untuk
mencerminkan pembayaran yang diterima (dalam transaksi).

xi
Pertama, program akan mengurutkan kedua file dengan urutan
kecil-besar berdasarkan nomor rekening. Kemudian, program
membaca sebuah record dari setiap file. Jika nomor rekening dari
kedua record tersebut cocok satu sama lain, maka informasi pada
record pembayaran digunakan untuk memperbarui field neraca
pada record piutang dagang. Proses pembaruan record seperti ini
kemudian dituliskan dalam sebuah file master yang baru.

b. File Berindeks
Setiap atribut dapat diekstrak dari record dalam sebuah file
primer dan digunakan untukmembangun sebuah file baru yang
bertujuan menyediakan sebuah indeks untuk file aslinya. Bentuk
file seperti ini disebut file berindeks atau file terinversi. Sebuah file
dikatakan terinversi penuh bila terdapat indeks di setiap field-nya.
Waktu pemrosesan yang dibutuhkan untuk menyimpan sebuah file
yang terisi penuh dapat menjadi lama karena indeks-indeks yang
ada harus senantiasa diperbarui kapan saja record ditambah,
dihapus, atau dimodifikasi. Lebih lanjut, setiap indeks memerlukan
tambahan penyimpanan disket, dan disket yang dibuat dapat
berakhir dengan kebutuhan ruang penyimpanan yang lebih besar
daripada file data tersebut.

c. File Sekuensial Berindeks


File sekuensial berindeks adalah sebuah file sekuensial
yang disimpan dalam sebuah DASD dan diberi indeks serta
disimpan secara fisik dalam field yang sama. File-file tersebut
biasa disebut ISAM, yaitu singkatan dari indexed-sequnetial access
method. ISAM merupakan kompromi antara organisasi file
sekuensial dan akses langsung, yang menyediakan kedua
kemampuan tersebut dengan biaya yang sesuai.
Pemrosesan dan inkuiri merupakan tujuan ISAM.
Pemrosesan sebuah batch record dapat dilakukan secara sekuens,
sementara inkuiri individual pada sebuah file dapat dilakukan
dengan menggunakan indeks. Makin detail sebuah indeks, makin
cepat akses yang dilakukan; sebuah imbal balik dalam
penyimpanan indeks.

d. Struktur File ISAM


Secara struktural terdiri atas tiga daerah yang berbeda yaitu:
a) Indeks
Indeks merupakan sebuah peta yang menghubungkan record
field-field kunci dengan tempat penyimpanannya di bidang

xii
utama. Tiap entri dalam indeks memberikan rentang field-field
kunci pada sebuah track tertentu dari disk tempat file tersebut
disimpan. Dengan mencari indeksnya, sebuah program akan
dapat menempatkan trak yang berisi record sesuai keinginan.
Walaupun track ini harus dicari secara sekuensial, pencarian ini
berlangsung sangat cepat.
b) Bidang Utama
Bidang Utama (prime area) adalah bagian dalam disket
tempat record aktual ditulis.
c) Bidang overflow
Bidang overflow adalah bagian terpisah dalam disket yang
dialokasikan untuk file guna memungkinkan adanya
penambahan tanpa pemrosesan lebih lanjut terhadap file awal.
Bidang ini pada dasarnya kosong. Ketika sebuah record baru
ditambahkan ke dalam file, record tersebut ditempatkan dalam
posisinya di bidang utama untuk menjaga pengorganisasian
sekuensial dari file tersebut. Record-record yang berada dalam
bidang utama harus dipampatkan (bumped) guna memberi
ruang bagi record yang baru. Jika tersedia cukup ruang dalam
track tempat record harus dimasukkan dan record lain dalam
track tersebut akan dipindahkan. Dalam hal ini, record yang
dimampatkan dipindah ke bidang overflow. Namun demikian,
record yang berada di bidang overflow masih dapat diakses
dalam sekuens kuncinya dengan menggunakan indeks karena
secara fisik kunci sekuensnya tidak berada di bidang overflow.
Jika record tersebut tidak ditemukan dalam track yang
ditunjukkan dalm indeks, bidang overflow akan diperiksa
secara sekuensial sampai record tersebut ditemukan.
Hal ini akan memperpanjang waktu yang diperlukan untuk
memproses sebuah file ISAM. Oleh karena itu sebuah file
ISAM harus secara berkala direorganisasi untuk dapat
mengakses dengan lebih efisien. Reorganisasi terdiri atas
menggabung dan mengatur seluruh record sehingga file
tersebut dapat diurutkan secara sekuensial di bidang utama.

e. File Akses Langsung


File akses langsung memungkinkan record secara
individual dimunculkan dengan segera tanpa menggunakan indeks.
Hal ini dilakukan dengan menempatkan tiap record dengan lokasi
penyimpanan yang menyediakan hubungan dengan nilai record
kunci. Oleh karena itu, dengan metode akses langsung, satu hal

xiii
yang dibutuhkan untuk menempatkan sebuah record hanyalah nilai
kuncinya.
Beberapa metode penempatan yang dapat digunakan untuk
menyimpan dan menempatkan record dalam file akses-langsung:
a. Transformasi acak
b. Metode terkait (related method) yang digunakan untuk
menyimpan alamat fisik media simpan sebagai sebuah field
dalam sebuah file record.
c. Menempatkan field record kunci langsung dengan skema
pengkodean yang digunakan oleh komputer itu sendiri untuk
mngidentifikasi alamat fisiknya dalam sebuah DASD.

Namun demikian metode (b) dan (c) tidak digunakan secara


luas karena alamat lokasi penyimpanan jarang yang cocok dengan
pengidentifikasi record, dan masalah keamanan dan menejemen
sistem sering diasosiasikan dengan kondisi bahwa pengguna
mengetahui lokasi penyimpanan file aktual.

Kebanyakan sistem file akses-langsung mengubah sebuah


kunci kedalam alamat lokasi penyimpanan dengan menggunakan
entah sebuah indeks (tabel) atau transformasi acak. Ini berarti
dimungkinkan untuk mengakses setiap record dalam disket dengan
sama cepatnya dengan yang diberikan oleh nilai kuncinya. Nilai
kunci dikonversi ke dalam sebuah disket alamat dan record diakses
langsung tanpa perlu mencari lagi.

d. Aspek Ekonomis pada Teknik Pengorganisasian File

Pertimbangan ekonomis yang paling mendasar dalam pemrosesan


file ditentukan sepenuhnya oleh :

a) Rasio aktivitas yaitu jumlah record yang diakses dibagi dengan


jumlah record dalam suatu file.
b) Waktu respons yang diinginkan untuk pemrosesan dan
penempatan.

Berkaitan dengan database, waktu respon adalah lama waktu yang


harus dihabiskan oleh pengguna untuk menyelesaikan sebuah operasi,
misal sebuah query. File-file akses-langsung dibutuhkan untuk waktu
respon yang sangat cepat karena waktu respon yang lebih lama dapat
ditangani dengan lebih ekonomis dengan menggunakan file-file yang
bersifat sekuensial. Ketika lama waktu respon dapat ditoleransi,

xiv
pembaharuan query atau file dapat disatukan dengan operasi pemrosesan
batch.

e. Arsitektur Fisik, Perangkat Keras dan Waktu Respons

Waktu respon dapat menjadi sebuah permasalahan besar pada


database besar yang mungkin diakses oleh ratusan atau bahkan ribuan
pengguna pada saat yang sama. Jika sistem database dan perangkat keras
komputer tidak sesuai dengan permintaan, maka pengguna akan
menunggu dengan sia-sia dalam waktu yang lama untuk query mereka.
Oleh karena itu, sistem database harus didesain dengan baik bagi
penggunanya, dan perangkat keras harus cukup cepat untuk mengerjakan
semua pekerjaan yang diminta.

Pada sisi perangkat keras, waktu respon dipengaruhi oleh waktu


akses fisik yaitu waktu yang dibutuhkan oleh CPU untuk memunculkan
sebuah blok data tunggal dari disket yang disebut Disk Access Time. Salah
satu masalahnya adalah CPU beroperasi jauh lebih cepat dari yang
dilakukan disket sehingga CPU harus menunggu sesaat sementara operasi
input/output disket sedang dijalankan. Hal ini berarti bila mampu
meminimalisasi input dan output disket, dalam beberapa kasus dapat
meningkatkan waktu respons yang cukup tinggi. Faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi waktu respons adalah bagaimana record data dapat
didistribusikan secara fisik dalam disket.

Pada hardisk data yang berada di track atau silinder yang sama
dapat diakses tanpa perlu berpindah ketika membaca/menulis di atasnya.
Hal ini berarti dalam beberapa kasus dimunkinkan untuk meningkatkan
kecepatan sebuah aplikasi database dengan menyimpan record-record
dalam sebuah file data secara berdekatan di satu atau lebih silinder disket.

Kebutuhan untuk menyimpan sebuah file secara berdekatan


tergantung pada arsitektur fisik database dan berkaitan dengan metode
akses filenya. Jika database menggunakan metode akses sekuensial, maka
penempatan setiap record secara fisik berdekatan sama lain dalam disket
tentunya sesuatu yang diinginkan. Akan tetapi untuk metode akses-
berindeks, selalu perlu untuk menempatkan indeks-indeks dalam
penyimpanan yang berdekatan karena file-file tersebut sering dibaca
secara sekuens dan secara keseluruhan pada saat yang bersamaan. Namun
demikian mungkin tidak perlu menempatkan record dalam file data yang
terkait sedekat mungkin satu sama lain dalam disket karena record file
tersebut diakses secara acak dalam dua tahap proses pencarian.

xv
C. Sistem Manajemen Database Dan Database Dalam Praktik

a. Apa yang Dilakukan Sistem Manajemen Database

· Sistem manajemen database (DBMS) adalah program komputer


yang memampukan seorang pengguna untuk menciptakan dan
memperbaruhi file-file, menyeleksi dan memunculkan kembali data dan
menghasilkan beragam output dan laporan-laporan. DBMS memiliki tiga
atribut untuk mengelola dan mengorganisasi data, yaitu:

1. Data description language (DDL)

DDL memungkinkan administrator database (DBA) untuk


menentukan struktur logika database yang disebut skema. Hal-hal yang
perlu ditentukan ketika menentukan skema.

 Nama elemen data


 Jenis data (numerik, alfabetik, tanggal,dll) dan posisi jumlah angka
desimal jika data tersebut bersifat numerik
 Posisi angka (misalnya sembilan posisi untuk Nomor Jaminan
Sosial)

DDL juga dapat digunakan untuk menentukan subskema, yaitu


jumlah pengguna individual database selain itu untuk menciptakan,
memodifikasi dan menghapus tabel-tabel dalam pengaturan relasional.

2. Data manipulation language (DML)

DML terdiri atas perintah-perintah untuk melakukan pembaruan


(updating), pengeditan, manipulasi, dan ekstraksi data. Dalam banyak
kasus pengguna tidak perlu tahu atau menggunakan DML. Namun
demikian program aplikasi secara otomatis menghasilkan laporan DML
untuk memenuhi permintaan pengguna.

3. Data query language (DQL)

DQL adalah bahasa atau antar muka yang ramah pengguna (user-
friendly) yang memungkinkan bagi pengguna untuk meminta informasi
dari database. Salah satu antarmuka yang friendly ini adalah QBE (query
by example) yang memungkinkan bagi pengguna untuk meminta
informasi hanya dengan mengisi tempat-tempat yang kosong.

b. SQL Data Manipulation Language

Structured Query Language (SQL) adalah teknologi yang


digunakan untuk memunculkan informasi dari database. SQL merupakan

xvi
bahasa pemrograman nonprosedural. Bahasa ini memungkinkan
penggunanya untuk fokus pada menentukan data apa yang dibutuhkan
ketimbang pada bagaimana mendapatkan data tersebut.

Empat bentuk pernytaan DML (data manipulation language) yang


merupakan komponen SQL adalah:

1. SELECT : Memunculkan baris tabel

2. UPDATE : Memodifikasi baris tabel

3. DELETE : Memindahkan baris dari tabel

4. INSERT : Menambahkan baris baru pada tabel

c. Queri SELECT

SELECT biasanya adalah kalimat pertama dalam pernyataan SQL


yang dimaksudkan untuk mengekstrak data dari sebuah database. SELECT
menentukan field-field mana saja (misal item-item dalam sebuah database)
atau ekspresi-ekspresi dalam field yang ingin anda munculkan. Klausa
FROM mengidentifikasikan tabel mana yang berisi item-item tersebut.
FROM diperlukan dan mnegikuti SELECT.

 SELECT Everything
Tanda * adalah karakter queri khusus yang mencerminkan “seluruh
field”. Queri ini memilih seluruh field dari tabel kata kunci.

SELECT * FROM kata kunci

 SELECT Field

SELECT (memilih) field tertntu (misal item) berdasarkan nama.


Jika anda ingin memasukan lebih dari satu item, pisahkan item-ietm
tersebut dengan koma. Urutkan item-item yang anda ingin unutk
dimunculkan.

SELECT nama, negara, mata uang FROM perusahaan

 ORDER BY

ORDER BY mengurutkan tampilan data dalam urutan tertentu


berdasarkan klausa. ORDER BY adalah opsional. Jika anda tidak
memasukkannya, data yang muncul tidak akan urut. Default urutan yang
digunakan adalah kecil-besar (A-Z, 0-9).

xvii
Queri ini menambahkan ORDER BY klausa nama untuk queri
sebelumnya. SELECT nama, negara, mata uang FROM perusahaan
ORDER BY nama.

Anda dapat menentukannya dalam urutan kecil-besar untuk item


dengan memasukan kata kunci ASC pada akhir item ada. Untuk
mengurutkan sebaliknya (Z-A, 9-0), tambahkan DESC setelah item data
yang anda ingin untuk diurutkan secara besar-kecil.

 WHERE Condition

Anda dapat menggunakan WHERE untuk menentukan record


mana saja dari tabel yang tercantum dalam klausa FROM yang akan
muncul dalam hasil pernyataan SELECT. WHERE adalah opsional,
namun bila dimasukan. Ia akan mnegikuti FROM. Jika anda tidak
memasukan WHERE, seluruh record akan dipilih.

 String Functions

Pernyataan SQL berikut ini mengilustrasikan sebuah pencarian


kata. Kata goodwill akan dicari dalam field Notes. Topic.

SELECT * FROM notes

WHERE Instr (1, topic, “ goodwill”) > 0

Fungsi Instr akan mencari sebuah filed khusus (“topic” dalam


queri) untuk sebuah deret ( string) karakter tertentu yang ada dalam
kutipan (“goodwill”) dengan mulai pada posisi tertentu dalam field (1
mengindikasikan posisi pertama, awal, dan string).

 Arithmetic Expression

SQL memungkinkan ekspresi aritmatika untuk dimasukan dalam


klausa SELECT. Ekspresi aritmatika terdiri dari sejumlah nama kolom dan
nilai-nilai yang terhubung dengan setiap operator berikut ini:

+ Tambah

- Kurang

* Kali

/ Bagi

 Operator Pembanding

Setiap operator pembanding berikut ini dapat digunakan:

xviii
= Sama dengan

<> tidak sama dengan

> lebih besar dari

< lebih kecil dari

>= lebih besar sama dengan

<= lebih kecil sama dengan

 Menyesuaikan Sebuah Nilai dalam Sebuah Daftar

Operator IN memungkinkan pemilihan baris dengan sebuah nilai


kolom yang sesuai dengan setiap nilai dalam sebuah rangkaian nilai.

SELECT * FROM company

 WHERE company IN (“01”, “22”, “35”)

· Ekspresi Majemuk dengan Operator Boolean

Ekspresi logika individu dapat dikombinasikan dalam sbuah klausa


WHERE dengan operator Boolean:

AND

OR

 Fungsi Agregat

Anda dapat memilih sejumlah nilai yang dihitung dengan fungsi


agregat. Fungsi COUNT (*) AS tally mengilustrasikan bagaimana
menghitung jumlah occurrence dalam sebuah tabel hasil dan nama hasil
(AS tally).

SELECT COUNT (*) AS tally FROM keyword

 GROUP BY

Mengombinasikan record-record dengan nilai-nilai identik dalam


daftar field tertentu ke dalam sebuah record tunggal. Nilai ringkasan
(summary value) dibuat untuk setiap daftar record jika anda memasukan
sebuah fungsi agregat, seperti SUM atau COUNT, dalam pernyataan

xix
SELECT. Jika pernyataan SQL memasukan klausa WHERE, record akan
dikelompokan setelah mengaplikasikan kondisi WHERE kedalam record.
GROUP BY bersifat pilihan, namun ketika ia dimasukan, GROUP BY
akan mengikuti FROM dan WHERE. Nilai-nilai ringkasan akan
dihilangkan bila tidak terdapat fungsi agregat dalam pernyataan SELECT.
Contoh berikut ini meringkas penghitungan perusahaan berdasarkan
negara.

SELECT company. Country, count (company. country) AS tally FROM


company GROUP BY company. Country

 Inner Join

Mengombinasikan field-field dari beberapa tabel. Contoh berikut


ini memasukan nama perusahaan untuk perusahaan 15 untuk setiap
topiknya dalam tabel notes.

SELECT company. Nama, notes. Topic

FROM company INNER JOIN notes

ON Company. Company = notes. Company

WHERE company. Company = “20”

 Nested Queries

Seseorang dapat menentukan sebuah queri dalam klausa WHERE


yang dijalankan sebelum queri yang berada di luar menghasilkan satu atau
lebih baris yang kemudian dibandingkan dengan baris yang dihasilkan
oleh queri yang berada diluar. Contoh berikut ini menemukan nama
perusahaan yang memiliki kod SIC Max (yang paling besar).

SELECT name

FROM Company

WHERE SIC = (SELECT MAC (SIC) FROM Company)

Perhatikan bahwa nested query SELECT MAX (SIC) FROM


company berada dalam Tanda kurung.

 Queri UPDATE, INSERT, dan DELETE

Jenis query ini digunakan untuk memodifikasi sebuah database.

Pernyataan UPDATE terdiri atas 3 klausa yaitu:

xx
1) UPDATE tablename

2) SET column- assignmen- list

3) WHERE conditional – expression

Dalam SET, column – assigment- list memasukkan kolom-kolom


yang telah diperbarui dan nilai-nilai yang di - set dan mengambil bentuk
kolom- nama1 = nilai 1, kolom- nama2 = nilai 2,... klausa WHERE
bersifat pilihan. Bila digunakan, klausa WHERE menentukan sebuah
kondisi untuk UPDATE untuk menguji kapan memroses setiap baris
dalam tabel.

Bentuk umum pernyataan DELETE terdiri atas 2 yaitu:

1) DELETE FROM tablename

2) WHERE conditional – expression

Pernyataan DELETE menghapus baris-baris dari tablename yang


memenuhi kondisi yang ditentukan dalam klausa WHERE.

Pernyataan INSERT memiliki 2 bentuk umum. Bentuk yang paling


sederhana digunakan untuk memasukan sebuah baris tunggal dalam
sebuah tabel.

1) INSERT INTO tablename

2) VALUES (constant - list)

Pernyataan INSERT juga dapat digunakan bersamaan dengan


sebuah queri pernyataan SELECT untuk menyalin baris suatu tabel
lainnya.

d. Perlunya Sistem Manajemen Database

DBMS mengintegrasikan, menstandarisasi, dan menyediakan


keamanaan unutk beragam aplikasi akuntansi. Bila tidak terdapat integrasi,
tiap-tiap jenis aplikasi akuntansi sperti penjualan, pembayaran gaji, dan
piutang akan menyimpan terpisah file-file independen dan program
komputer untuk mengelola file-file tersebut.Kelemahan-kelemahan DBMS
antara lain yaitu:

a) Item data yang sama dapat digunakan dalam beberapa bidang


aplikasi yang berbeda dengan file-file independen, item data harus
dimasukan kedalam setiap file aplikasi. Misalnya sebuah penjualan
memengaruhi file persediaan, file piutang dagang, dan beragam file

xxi
pendapatan dan pengeluaran. Memasukan elemen data yang sama
berkali-kali (sekali untuk tiap aplikasi yang digunakan di
dalamnya) merupakan pemborosan waktu yang mahal, dan makin
besar peluang terjadiinya kesalahan dan ketidak-konsistenan di
antara beragam representasi bagian-bagian data dalam beberapa
file independen.
b) Karena file harus dengan tegas ditentukan terlebih dahulu dalam
proses implementasi sistem, prosedur yang ada dapat menemui
kendala dengan adanya struktur file yang ada saat ini dibanding
pengembangan kebutuhan aplikasi. Hasil dari ketidak-konsisten
data adalah inkonsistensi laporan yang dihasilkan dari beragam
program aplikasi. Permasalahan seperti ini tentu saja memperlemah
integritas sebuah sistem informasi.

Selain masalah manajemen data dan pnyimpanan, setiap file


independen membutuhkan instruksi pemrosesan dan penyimpanannya
sendiri karena isis dan struktur filenya tidak terstandarisasi. Kemampuan
yang berhubungan dengan informasi non kunci dibatasi karena setiap
aplikasi program individual harus menentukan instruksi rinci yang
berhubungan dengan penenganan fisik data.

e. Dokumentasi dan Administrasi database

Kamus database digunakan baik terpisah maupun dengan DBMS


untuk mensentralisasi,mendokumentasi, mengontrol, dan mengoordinasi
penggunaan data dalam sebuah organsisasi. Kamus data merupakan
sebuah urutan file yang memiliki catatan occurrence yang berisi deskripsi
item data.

Item-item Pada Data Dictionary Occurrence

a) Spesifikasi

· Nama

· Definisi

· Alias

b) Karakteristik

· Ukuran

· Rentang nilai

· Pengkodean

xxii
· Editing data

c) Utilisasi
d) Pemilik
e) Di mana digunakan
f) Kode keamanan
g) Diperbarui terakhir kali

xxiii
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Pemrosesan file dan konsep manajemen sangat membantu dalam


penyimpanan data. Suatu aplikasi yang terdiri dari sekumpulan program aplikasi,
file data dan prosedur pengerjaan stuatu proses. Sistem pemrosesan file ini
mengolah data secara tradisional dengan menyimpan record-record pada file-file
yang terpisah dan masing-masing hanya untuk satu program aplikasi saja.
Field yiatu kumpulan elemen data kecil yang disimpan dalam sebuah spasi
(ruang fisik). Record adalah sejumlah field yang dikelompokkan dan membentuk
sebuahsatuan data, yang sekaligus menguraikan atribut dari sebuah entity.
File adalah sekumpulan record yang sejenis. Database adalah kumpulan file-file
yang yang membentuk satuan data yang besar.

B.Saran

Sebaiknya pada saat menggunakan DBMS diperlukan kapasitas


penyimpanan yang besar baik eksternal disk maupun internal memory agar
DBMS dapat bekerja dengan cepat dan efisien.

xxiv
DAFTAR PUSAKA

Mai Elva Sundari, Pemrosesan file dan konsep managemen.

Desty Apriliantini, 15 November 2011 mengenai Pemrosesan file dan konsep


managemen data

Riegi Diaz, November 2012, Pemrosesan file dan management data.

Arlan Sandy. November 2011, Pemrosesan File dan Konsep Managemnt

Hrmy, November 2011, Pemrosesan file dan Management

xxv

Anda mungkin juga menyukai