Anda di halaman 1dari 2

TRANSFER PENGETAHUAN

(Knowledge Transfer)

Menurut Gurteen (2006), dalam Pawit (2012), knowledge sharing adalah suatu konsep yang
menggambarkan kondisi interaksi antar orang, dalam bentuk proses komunikasi yang bertujuan untuk
peningkatan dan pengembangan diri setiap anggotanya. Seseorang menyampaikan ide-ide kreatifnya pada
suatu kegiatan, misalnya setiap orang mendengarkannya dengan seksama, menerima gagasan-gagasan
orang tadi, untuk kemudian disimpan dalam memori sebagai hasil belajar. Setiap anggota dalam kegiatan
tadi bisa saling memberi dan menerima informasi dan pengetahuan dari anggota lainnya.
Lin, F. H., (2007), menyatakan bahwa pengelolaan sumber daya knowledge akan dapat dijalankan secara
efektif di suatu perusahaan, apabila karyawan di perusahaan tersebut memiliki keinginan untuk
bekerjasama dengan sesama rekan kerjanya untuk saling mengkontribusikan knowledge yang mereka
miliki di dalam organisasi. Pernyataan ini menunjukan bahwa jika sumber daya pengetahuan dapat
dimanfaatkan secara efektif dan saling bekerjasama dengan karyawan lainnya dalam mengkontribusi
pengetahuan maka akan memiliki peluang yang lebih besar untuk meningkatkan kemampuan
karyawannya dalam menciptakan ide-ide baru.
Knowledge Sharing memiliki peran penting dalam mendorong individual innovation capability di dalam
perusahaan, karena melalui knowledge sharing, pengetahuan yang bersifat tacit maupun explicit dapat
disebarkan, diimplementasikan dan dikembangkan. WP2 Patners (2002) dalam Hilmi A., et al. (2009),
menyatakan bahwa tujuan dari knowledge sharing adalah untuk menciptakan kondisi agar ide-ide inovatif
dapat ditangkap, dibagi dan ditingkatkan menjadi knowledge baru, melalui interaksi knowledge antar
karyawan dan analisis perubahan lingkungan di tempat organisasi beroperasi.
Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995), dalam Aligholi & Asefikia (2015) menyatakan knowledge sharing
merupakan inti dan dasar dari manajemen pengetahuan. Knowledge sharing adalah proses penting dalam
kemajuan organisasi saat ini, karena menyebarkan modal intelektual untuk seluruh organisasi.

Knowledge Transfer (KT) merupakan proses untuk memindahkan pengetahuan dari individu yang disebut
sebagai sumber pengetahuan (kontributor pengetahuan) ke penerima pengetahuan, yang nantinya
pengetahuaan tersebut akan digunakan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh penerima pengetahuan.
Fokus dan tujuan utama mencari komunikasi pengetahuan antara individu, kelompok, atau organisasi
dengan sedemikian rupa, yaitu diharapkan agar penerima pengetahuan (a) memiliki pemahaman kognitif,
dalam arti memperoleh pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai,
maupun mengkomunikasikan pengetahuan tersebut, (b) memiliki kemampuan untuk menerapkan
pengetahuan, atau (c) menerapkan pengetahuan. Transfer pengetahuan berfokus pada modal struktural
dan transformasi pengetahuan individu kepada suatu organisasi, yang dibangun ke dalam proses, produk,
dan jasa. Sebenarnya, pengetahuan tidak dapat dibagi. Karena pengetahuan memiliki konteks tersendiri,
dimana penerima menafsirkannya dalam latar belakang masing-masing yang berbeda-beda pula. Dan juga
didasari oleh adanya beberapa kelemahan dalam transfer pengetahuan, yaitu misalnya kesalahan pada
berbagai faktor eksternal, seperti diantaranya mengenai masalah dalam berkomunikasi, bahasa, salah
penafsiran, teknologi dan teknik yang digunakan. Transfer pengetahuan sangat penting. Karena setiap
pendekatan yang dilakukan untuk memecahkan masalah atau keterampilan operasi akan diciptakan
kembali, dan membutuhkan pengetahuan yang diperlukan. Memang, tidak berlebihan untuk mengatakan
bahwa transfer pengetahuan adalah proses yang paling mendasar dari sebuah peradaban. Tentu saja,
karena transfer pengetahuan merupakan fokus utama dari sebuah pembelajaran, yang sangat penting
untuk kemajuan bersama suatu organisasi. Transfer pengetahuan adalah komunikasi pengetahuan dari
sumber sehingga dipelajari dan diterapkan oleh penerima (Argote, 1999; Darr & Kurtzberg, 2000).
Sumber dan penerima dapat berupa individu, kelompok, tim, unit organisasi, atau seluruh organisasi yang
berada dalam kombinasi apapun. Beberapa faktor dalam transfer knowledge, yaitu: dari mana knowledge
di transfer, media apa yang digunakan dalam transfer knowledge, dan dimana proses transfer knowledge
dilakukan. Beberapa contoh, yaitu misalnya di dalam dunia pendidikan knowledge transfer sangat berarti
dan bermanfaat, yang dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan dari pendidikan yaitu untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan pelajar. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa individu
di dalam suatu organisasi memberitahu suatu informasi tertentu yang bersifat lebih bersifat ilmiah kepada
individu lain di dalam organisasi itu atau dengan organisasi lain berdasarkan keadaan, kondisi, atau aturan
tertentu.

Perbedaan mendasar lainnya mengenai knowledge sharing dan knowledge transfer yaitu knowledge
sharing lebih mengacu pada berbagi pengetahuan dengan individu maupun organisasi, sedangkan
knowledge sharing hanya sebatas berbagi pengetahuan mengenai sesuatu hal yang kita ketahui saja,
misalnya seperti diskusi antar teman. Knowledge transfer lebih mengacu pada pemindahan pengetahuan,
dimana seseorang yang memberikan pengetahuan tersebut mempunyai keahlian khusus dalam bidang
yang sudah ia kuasai (expert). Namun, pada dasarnya knowledge sharing dan knowledge transfer
sebenarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk memberikan manfaat bagi individu maupun
organisasi. Berbagi pengetahuan dianggap sebagai proses penting dalam manajemen pengetahuan.
Namun sayangnya, berbagi pengetahuan sering dianggap tidak adil bagi pihak yang terlibat di dalamnya,
yaitu antara kontributor pengetahuan dan konsumen pengetahuan. Kontributor pengetahuan dapat
dihambat untuk berbagi pengetahuan mereka karena munculnya persepsi ketakutan akan kehilangan
kekuasaan, kurangnya waktu, insentif, dan kendala lainnya. Pencari pengetahuan mungkin merasa sulit
untuk mencari saran dari orang lain dan keinginan untuk menemukan solusi mereka sendiri. Oleh karena
itu, penting untuk memahami dan memotivasi kontributor pengetahuan untuk saling berpartisipasi dalam
hal berbagi pengetahuan. Faktor ekonomi, perilaku, dan sosial harus dipertimbangkan ketika menilai
masalah bagaimana memotivasi individu untuk menyumbangkan pengetahuan berharga mereka, bahkan
pengetahuan yang paling pribadi sekalipun yang nantinya diadakan untuk orang lain yang mungkin
mereka tidak tahu.

Anda mungkin juga menyukai