Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

BRONKPNEUMONIA

Disusun oleh
Uliyatun Awaliyah
C1017099

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN BHAKTI MANDALA HUSADA
2021
BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian
Bronchopneumoni adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbecak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi didalam bronchi
dan meluas di parenkim paru yang berdekatan disekitarnya. Bronchopneumoni
disebut juga pneumonia lobularis, yaitu radang paru-paru yang di sebabkan oleh
bakteri, virus, jamur dan lain- lain.
Bronchopneumonia/ pneumonia lobaris merupakan radang paru yang
menyebabkan bronkhioli terminal. Bronkhioli terminal tersumbat oleh eksudat yang
berbentuk bercak- bercak., kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau
membentuk gabungan dan meluas ke parenkim paru.
Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran pernafasan
atas, demam, infeksi yang spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh.
2. Etiologi
Secara umum bronchopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme
pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang normal dan sehat
mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernapasan yang terdiri
atas : refleks glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan sillia yang
menggerakkan kuman keluar dari organ, dari sekresi humoral setempat.
Broncopneumonia dapat disebabkan oleh:
a. Bakteri : streptococcus, straphylococcus, influenza
b. Virus : legionella pneumonia, virus influenza
c. Jamur : aspergilus, candida albicons
d. Aspirasi makanan, sekresi oropharing/isi lambung ke dalam paru
e. Kongesti paru kronik
f. Flora normal, hidrokarbon.
3. Tanda dan Gejala
Pnemonia khususnya bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran
pernafasn bagian atas selama beberapa hari.
a. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39-40 derajat celcius
b. Mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi.
c. Gelisah,dispneu, pernafasan cepat dan dangakal disertai pernafasan cuping
hidung dan sianosis disekitar hidung dan mulut.
d. Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit, akan mendapat batuk
kering kemudian hari,dimana pada awalnya berupa batuk kering kemudian
menjadi produktif.
4. Patofisiologi
Sebagian besar penyebab bronkopneumonia adalah mikroorganisme (jamur,
bakter, virus) dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon (minyak
tanah, bensin dan sejenisnya). Serta aspirasi ( masuknya isi lambung ke dalam saluran
napas). Awalnmya mikroorganisme akan masuk melalui percikan ludah ( droplet)
infasi ini akan masuk ke saluran pernapasan atas dan menimbulkan reaksi imunologis
dari tubuh. Reaksi ini menyebabkan peradangan, dimana saat terjadi peradangan ini
tubuh akan menyesuaikan diri sehingga timbulah gejala demam pada penderita.
Reaksi peradangan ini akan menimbulkan secret. Semakin lama secret semakin
menumpuk di bronkus sehingga aliran bronkus menjadi semakin sempit dan pasien
akan merasa sesak. Selain terkumpul di bronkus, lama kelamaan secret akan sampai
ke alveolus paru dan mengganggu system pertukaran gas di paru.
Selain menginfeksi saluran napas, bakteri ini juga dapat menginfeksi saluran
cerna saat ia terbawa oleh darah. Bakteri ini akan membuat flora normal dalam usus
menjadi agen pathogen sehingga timbul masalah GI tract.
5. Pentalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan menurut Mansjoer (2000) :
1. Oksigen 1-2 liter per menit
2. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap melaui
selang nasogastrik dengan feeding drip
3. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan
beta agonis untuk transport muskusilier
4. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa elektrolit
Sedangkan penatalaksanaan umum keperawatan pada klien bronkopneumonia
adalah sebagai berikut menurut Hidayat (2008):

1. Latihan batuk efektif atau fisioterapi paru


2. Pemberian oksigenasi yang adekuat
3. Pemenuhan dan mempertahankan kebutuhan cairan
4. Pemberian nutrisi yang adekuat
5. Penatalaksanaan medis dengan medikasi, apabila ringan tidak perllu antibiotic.
Tetapi, apabila penyakit masuk stadium berat klien harus dirawat inap. Makah
al yang perlu diperhatikan adalah pemilihan antibiotic berdasarkan usia,
keadaan umum, dan kemungkinan penyebab. Antibiotic yang mungkin
diberikan adalah penosolin prokain dan kloramfenikol atau kombinasi
ampisilin dan kloksasilin atau eritromisin dan kloramfenikol dan sejenisnya.
6. Komplikasi
Komplikasi dari bronchopneumonia adalah:

a. Atelektasi adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna kolaps paru


merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.
b. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga
pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
c. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
d. Infeksi iskemik
e. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
f. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
7. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan batuk yang tidak
berdahak.
b. Hipertermi berhungan dengan proses penyait
8. Perencanaan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
. Keperawatan
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen pernafasan
bersihan jalan nafas keperawatan selama 1x24 (3140)
berhubungan dengan jam, masalah - Monitor status
batuk yang tidak ketidakefektifan besihan pernafasan
berdahak jalan nafas dapat teratasi - Auskultasi suara nafas
dengan kriteria hasil: apakah ada bunyi suara
1. Status pernafasan tambahan
- Frekuensi - Posisikan untuk
pernafasan dari meringankan sesek nafas
yang berat menjadi - berikan terapy nebulizer
sedang
- Irama pernafasan
dari yang tidak
teratur menjadi
sedikit teratur
- Monitor Batuk dari
batuk tidak
berdahak menjadi
batuk berdahak.
2. Hipertermi Setelah dilakukan tindakan 1. Perawatan Demam
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 (3740)
proses penyakit jam diharapkan masalah - Memonitor kulit dan
hipertemi teratasi dengan suhu
kriteria hasil: - Pantau suhu dan TTV
1. Termogulasi - Memberikan kompres
- Peningkatan suhu hangat pada sela-sela
kulit dari yang - beri obat atau cairan IV
berat ke yang - Berikan informasi
sedang tentang demam
S: 39oC menjadi
37oC

9. TINDAKAN IMPLEMENTASI
No. Tgl/jam Implementasi TTD/ EVALUASI TTD/
Nama Nama
1 05-02-2021 - Memonitor status Uli 05-02-2021 uli
Jam 12.30 pernafasan 16.00
- mengauskultasika S: Pasien
n suara nafas mengatakan sesak
- Memposisikan nafas berkurang
pasien untuk O: Pasien sudah
meringankan tidak kesulitan
sesak nafas untuk bernafas,
- Memberikan suara vesikuler,
terapy nebulliezer RR: 28x/menit
SPO2 : 95 %
A: Masalah belum
teratasi
P: Lanjutkan
Intervensi
2 05-02-2021 - Memonitor kulit Uli 04-02-2021 Uli
Jam 15.00 dan suhu 15.00
- Memantau suhu S: Pasien
dan TTV mengatakan suhu
- Memberikan kulit menurun
kompres hangat O: akral teraba
pada sela-sela dingin, S: 37,3oC
- Memberikan obat N: 90x/menit
atau cairan IV RR: 28x/menit
- Memberikan TD: 140/80
informasi tentang mmHg
demam A: Masalah
sebagian teratasi
P: Lanjutkan
Intervensi

Anda mungkin juga menyukai