87 Enny Segarahati Barus
87 Enny Segarahati Barus
net/publication/332413271
CITATIONS READS
2 434
2 authors, including:
Enny Segarahati
Politeknik Negeri Medan
7 PUBLICATIONS 3 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Enny Segarahati on 15 April 2019.
ABSTRAK
Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhfaktor kemandirian,modal, pendidikan
dan emosional terhadap motivasiwanita berwirausaha, faktor mana yang paling dominan.
Objek penelitian adalah Pengusaha Salon Kecantikan Di Kecamatan Medan Kotadengan
menggunakan sampel 52 pengusaha salon kecantikan dari populasi 105 pengusaha salon
kecantikan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui daftar pertanyaan yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu atau kuesioner,. Metode analisis data menggunakan Metode
regresi linier berganda (multiple linier regression) dengan bantuan alat analisis spss 16.
Hasil yang diperoleh bahwa faktorkemandirian, modal, emosional dan pendidikansecara
serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi wanita memilih
berwirausaha. faktoremosionalsecara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
motivasi wanita berwirausaha karena memiliki angka signifikansi 0,072 (diatas
0.05). faktor terbesar yang mempengaruhi motivasi wanita berwirausaha
adalahfaktor pendidikan 0.000 diikuti oleh faktor modal 0.010 dan faktor
kemandirian 0,02
LATAR BELAKANG
Krisis ekonomi yang dirasakan oleh bangsa Indonesia sejak pertengahan tahun
2008 lalu memberikan pelajaran berharga tentang kekuatan bangunan struktur
usaha di Indonesia. Banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak mampu
bertahan dalam menghadapi imbas krisis moneter ini. Akibat dari kurs tukar mata
uang asing yang melonjak tinggi menyebabkan banyak perusahaan tidak dapat lagi
menutupi biaya operasional perusahaan, sehingga banyak terjadi pemutusan
hubungan kerja (PHK) karyawan.
Tingkat pengangguran yang tinggi membutuhkan kreatifitas dari setiap
orang untuk tidak mengandalkan pekerjaan dari orang lain melainkan menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri yang dapat menyerap tenaga kerja yang ada dan
menghidupkan kembali roda perekonomian Indonesia. Usaha kecil dapat dijadikan
alternatif bagi masyarakat untuk dijadikan pilihan menciptakan lapangan pekerjaan
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1240
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat
yang baru, karena perusahaan skala kecil mampu bertahan dari krisis global yang
melanda Indonesia.
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan
dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana,
2006:2). Sedangkan wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa
mengambil resiko artinya bermental mandiri, memanfaatkan, serta menciptakan
peluang usaha yang selalu memberi keuntungan. Jiwa kewirausahaan mendorong
minat seseorang untuk mendirikan dan mengelola usaha secara maksimal (Kasmir,
2009 : 15).
Dahulu wanita hanya dianggap sebagai makhluk lemah yang tidak bisa
melakukan sesuatu. Kebebasan wanita dalam melahirkan pemikiran-pemikiran dan
bekerja ataupun berusaha sangat dibatasi dengan norma-norma dan adat istiadat
yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mempercayai bahwa wanita bisa
membuat sesuatu yang luar biasa. Hampir dalam segala hal perempuan di
tempatkan sebagai subordinat atau pelengkap sedangkan laki-laki adalah superior
atau orang yang paling di utamakan.
Kesadaran resiko dan ketidakpastian dalam hidup menyadarkan wanita
untuk berbisnis. Badai krisis moneter dan kasus dalam keluarga memberi pelajaran
pada kaum ibu untuk mempersiapkan masa depan.Banyak sektor kehidupan
dimana wanita sudah dapat bebas bekerja dan bersaing dengan kaum laki-laki,
dapat disebutkan kewirausahaan (entrepreneurship), sebagai salah satu yang
menjadi pilihan bagi wanita untuk pembuktian dirinya bahwa wanita mampu
berusaha adalah menciptakan usaha kecil. Sudah sangat banyak wanita yang
menjadi pengusaha dari sejak tingkat mikro, kecil, menengah dan besar dengan
maksud untuk membantu suami mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga, untuk
faktor kemandirian atau sebagai realisasi atas pengetahuan yang didapat sewaktu
menjalani pendidikan.
Menurut (russell M. Knight, 1983) seorang wirausaha utamanya tidak
termotivasi oleh financial insentive, tetapi oleh keinginan untuk melepaskan diri
dari lingkungan yang tidak sesuai, disamping guna menemukan arti baru bagi
kehidupannya. Faktor motivasi wirausaha wanita tersebut adalah the Feminist
Refugee yaitu para wanita yang merasa telah mendapatkan perlakuan diskriminatif
dibandingkan kaum laki-laki, baik dalam sistem pendidikan, lingkungan perusahaan,
maupun dalam masyarakat, akan berusaha membuktikan bahwa dirinya mampu
mendirikan perusahaan sendiri. Sedangkan faktor motivasi yang lainnya adalah the
housewife refugee yaitu para ibu rumah tangga yang pada awalnya sibuk mengurus
anak dan rumah tangganya akan mencoba membantu suaminya dalam hal
keuangan karna kebutuhan-kebutuhan anak-anak yang semakin dewasa semakin
besar. (Rambat Lupiyoadi 2004:18).
Menurut pengamatan adler haymas manurung, wanita memang sebaiknya
memilih bisnis yang disukai agar resiko kerugian bisa dikurangi. Hal ini penting
karena dalam berbisnis mereka jadi mengerti benar terhadap bidang usaha yang
1241 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA
Teoritical
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra Hakim Matondang dengan judul
penelitian “ Analisis faktor-faktor yang mendorong wirausahawan memulai usaha
kecil “ pada tahun 2006, diperoleh kesimpulan bahwa yang paling umum dijumpai
dari para wirausahawan untuk memulai usaha kecil adalah tension modalities
(modal pemaksa).
Penelitian yang dilakukan oleh Erin Karina Sitepu dengan judul penelitian “
Analisis faktor-faktor yang menghambat Women entrepreneurship dalam
berwirausaha (Studi kasus pada wanita pengusaha salon di jalan sei mencirim
Medan)” pada tahun 2008, diperoleh kesimpulan bahwa lima faktor yang dianggap
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1242
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat
Wirausaha
Pada dewasa ini kewirausahaan (entrepreneurship) diartikan orang yang
menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan
melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil resiko pribadi
dalam menentukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-
potensi yang ada dalam dirinya untuk mengenali produk, mengelola, dan
menentukan cara untuk produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk,
memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.
Dari beberapa konsep, ada 6 hakikat penting kewirausahaan sebagai
berikut (Suryana, 2006 :18), yaitu :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan
hasil bisnis (Achmad Sanusi, 1994)
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan ( Zimmerer, 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
(start-up) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), dan sesuatu yang inovatif (innovative) yang bermanfaat memberi
nilai lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan
cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
1243 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA
suatu usaha
Faktor Faktor emosional yang 1.Dorongan diri Likert
Emosional mendorong untuk berwira sendiri
usaha 2. Membantu
keluarga
Faktor Faktor tingkat pendidikan 1. Tingkat Likert
Pendidikan formal dan keahlian serta pendidikan
teknik-teknik yang diperoleh 2. Pelatihan
wanita pengusaha dalam informal
memilih usaha kecil 3. Pengetahuan
bisnis
Kerangka Konseptual
Berdasarkan hasil eksplorasi dari teori dan pemikiran ilmiah yang dikembangkan
dalam penelitian ini, maka dapat diabstraksikan dalam kerangka konseptual
penelitian ini sebagaimana dalam model di bawah ini:
1247 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA
Kemandirian(X1)
Modal (X2) Motivasi Wanita
Berwirausaha(Y)
Emosional (X3)
Pendidikan (X4)
Uji Validitas.
Untuk mendapat data yang lebih akurat terlebih dahulu dilakukan uji validitas
internal yaitu menguji validitas setiap butir pertanyaan (Content Validity). Dalam
bidang ilmu sosial alat ukur tersebut berupa angket (kuisioner) maupun
seperangkat alat tes lain.
Uji validitas digunakan untuk mengukur sahih atau tidaknya atau valid
tidaknya suatu kuisioner. Kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut.
Pengujian Validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilakukan pada 30
pengusaha salon diluar responden yang dijadikan sampel.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah.Validitas berarti ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur sebagai fungsi ukur. Uji validitas digunakan untuk menguji kuisioner yang
digunakan agar mendapat data yang valid dalam arti kuisioner tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1248
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat
Dari hasil uji validitas pada tabel di atas memperlihatkan bahwa nilai Corrected
Item -Total Correlation pada setiap butir pertanyaan untuk variabel faktor
pendidikan adalah > 0,3, maka dapat dikatakan bahwa butir- butir pertanyaan
valid atau memiliki konstruk yang kuat. (Jika nilainya lebih besar dari 0.361 maka
item valid dan sebaliknya).
Pengujian reliabilitas kusioner dalam penelitian ini menggunakan One shot atau
pengukuran sekali saja dan untuk menguji reliabilitasnya digunakan uji
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1250
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat
Dari Tabel di atas terlihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada setiap instrumen
variabel pada penelitian memiliki nilai > 0,7, dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa setiap instrumen variabel kemandirian adalah reliabel.
Dari Tabel di atas terlihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada setiap instrumen
variabel pada penelitian memiliki nilai > 0,7, dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa setiap instrumen variabel modal, adalah reliabel.
Dari Tabel di atas terlihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada setiap instrumen
variabel pada penelitian memiliki nilai > 0,70, dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa setiap instrumen variabel emosional adalah reliabel.
1251 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA
Dari Tabel di atas terlihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada setiap instrumen
variabel pada penelitian memiliki nilai > 0,70, dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa setiap instrumen variabel pendidikan adalah reliabel. Dari tabel hasil uji
validitas Reliabel diatas diperoleh nilai Cronbach alpha> 0.70, artinya seluruh
pertanyaan pada setiap variabel memenuhi kriteria reliabilitas. (Suryana, 2006:2)
(Kasmir, 2009 : 15). (russell M. Knight, 1983) . (www.google.com)
(Rambat Lupiyoadi 2004:18) (www.pectra.ac.id pada 26 april 2012 pukul 21.00)
Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan dari responden akan dianalisis dengan menggunakan
Metode Regresi Linier Berganda ( Multiple Linier Regression ) untuk mengetahui
pengaruh faktor-faktorpendidikan, permodalan, kemandirian dan emosional
terhadap motivasiwanita berwirausaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Salon
Kecantikan Di Kecamatan Medan Kota)”.Untuk mempermudah proses analisis
terhadap data yang terkumpul digunakan software “SPSS statistics for Windows”
versi 16
a. Variabel independent (X), yaitu variabel yang tidak tergantung pada variabel
lain, yaitu :
1. Faktor kemandirian (X1), diukur dengan mengandalkan kemampuan diri sendiri
dalam tugas, mengandalkan kemampuan keuangan sendiri, dan keberanian
menghadapi tantangan.
2. Faktor modal ( X2 ), diukur dengan jumlah modal yang digunakan untuk
membuka usaha, dan sumber modal yang didapat untuk membuka usaha.
1253 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA
Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari usia, pendidikan, aktifitas
yang berkaitan dengan jumlah karyawan dan lama usaha salon kecantikan dibuka
Gambaran umum responden dalam penelitian ini adalah profil wanita pengusaha
salon kecantikan berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
Berdasarkan usia responden yang diperoleh dari hasil kuesioner penelitian pada
Tabel 4.1. menunjukkan bahwa usia wanita wirausaha salon kecantikan di
Kecamatan Medan Kota yang paling dominan adalah pengusaha yang memiliki
usia41 - 50 thn yang berjumlah 31orang (59.6%), kemudian pengusaha dengan
usia 31-40yang berjumlah 16orang (30.8%), dan yang terakhir adalahwanita
pengusaha dengan usia 21-30yang berjumlah 5orang (9.6 %)
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1254
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat
Berdasarkan lama usaha dijalankan responden yang diperoleh dari hasil kuesioner
penelitian pada Tabel 4.4. menunjukkan salon yang berusia dibawah 5 tahun
sebanyak 2 salon (3.8%), kemudian salon yang berusia 5 -10 tahun sebanyak 29
salon (55.8%), salon yang berusia 11-15 tahun sebanyak 3 salon (5.8%), salon yang
berusia antara 16-20 tahun sebanyak 16 salon (30.8%), dan salon yang berusia
diatas 20 tahun sebanyak 2 salon (3.8%)pengusaha yang memiliki jumlah tenaga
kerja 03- orang sebanyak 23 salon (44.2%), pengusaha yang memiliki jumlah
tenaga kerja 4orang sebanyak 11 salon (21.2%) dan pengusaha yang memiliki
jumlah tenaga diatas 5 orang sebanyak 13 salon (25%)
Histogram
20
15
Frequency
10
Mean =-1.04E-
Std. Dev. =0.96
0 N =52
-3 -2 -1 0 1 2 3
1.0
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas, VIF < 5 maka tidak
terdapat multikolinieritas
Pada tabel di atas terlihat bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai
Variance Inflation Factor (VIF) yang memiliki nilai > 5, semua variabel bebas
memiliki VIF <5 , jadi dapat dinyatakan bahwa tidak ada multikolinieritas antar
variabel bebas dalam model regresi pada penelitian ini.
Partial Regression
Plot
Dependent Variable:
keuntung
0.5
0
keuntung
-0.5
-1
-1.5
-2
-2 -1 0 1 2
Fmandiri
Observed Cum Prob
1259 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA
1.
5
0.
5
keuntung
0
-
0.5
-
1
-
1.5
- - 0 1
2 1 Fmodal
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1260
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat
keuntung
0
-1
-2
-3 -2 -1 0 1 2 3
Femosi
1261 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA
keuntung
0
-1
-2
-2 -1 0 1
Fpendidik
Change Statistics
Adjusted Std. Error ofR Square
Model R R SquareR Squarethe EstimateChange F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,825a ,681 ,653 ,545 ,681 25,039 4 47 ,000
a.Predictors: (Constant), Fpendidik, Fmodal, Fmandiri, Femosi
b.Dependent Variable: keuntung
Model Sumary :
R= 0,825 menunjukkan bahwa korelasi/hubungan antara kinerja keuntungan
dengan ke empat variabel independennya adalah kuat (di atas 0.5).
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1262
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 29,777 4 7,444 25,039 ,000a
Residual 13,973 47 ,297
Total 43,750 51
a. Predictors: (Constant), Fpendidik, Fmodal, Fmandiri, Femosi
b. Dependent Variable: keuntung
Setelah melakukan uji ANOVA F test , diperoleh F hitung sebesar 25,039 dengan
tingkat signifikansi 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05, artinya model regresi dapat
dipakai untuk memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi wanita untuk
berwirausaha.
Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap veriabel independent.
Hypotesis:
H0 = koefisien regresi tidak significant
H1= koefisien regresi significant
Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas:
Jika probabilitas › 0,05 maka H0 diterima
Jika probabilitas ‹ 0,05 maka H0 ditolak.
UnstandardizedStandardized
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-orderPartial Part Tolerance VIF
1 (Constant)-,495 ,454 -1,091 ,281
Fmandiri ,231 ,072 ,273 3,221 ,002 ,431 ,425 ,266 ,946 1,057
Fmodal ,209 ,078 ,227 2,686 ,010 ,367 ,365 ,221 ,949 1,054
Femosi ,164 ,089 ,187 1,841 ,072 ,587 ,259 ,152 ,657 1,522
Fpendidik ,509 ,098 ,519 5,190 ,000 ,712 ,604 ,428 ,679 1,473
a.Dependent Variable: keuntung
1263 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA
Keputusan:
Terlihat bahwa pada kolom sig/significance:
Variabel kemandirian mempunyai angka signifikansi 0,02 < 0,05, artinya variabel
kemandirian ini mempengaruhi motivasi berwirausaha secara signifikan.
Variabel modal mempunyai angka signifikansi 0.010 < 0,05 artinya variabel modal
mempengaruhi motivasi berwirausaha secara signifikan.
Variabel emosi 0,072 > 0,05 artinya variabel emosi tidak mempengaruhi motivasi
berwirausaha secara signifikan.
Model regresi berganda yang terbentuk diuji signifikansinya dengan uji simultan (uji
F) dan uji parsial (uji t).
Dari hasil uji bersama diperoleh nilai F hitung adalah sebesar 25,039 sedangkan
nilai kritis F tabel dengan df1 = 4 dan n = 52 sebesar 0.000. Sehingga Fhitung >
Ftabelartinya variabel kompetensi teknis, variabel kemandirian, modal, emosional
dan pendidikan secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap
motivasi wanita memilih berwirausaha.
Dari persamaan regresi linier berganda tersebut diketahui bahwa konstanta adalah
sebesar -0,495, dimana nilai ini berarti bahwa pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi wanita memilih berwirausaha adalah sebesar 0,406 terhadap
motivasi wanita berwirausaha bila kemandirian (X1), modal (X2), emosi (X3) dan
Pendidikan (X4) adalah sebesar nol.
Besarnya koefisien regresi (b1) adalah 0,231, hal ini menunjukkan bahwa bila
kemandirian (X1) ditingkatkan sebesar satu satuan maka motivasi wanita
berwirausaha (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,231 dengan asumsi
variable X2 x3 dan X4 konstan. Sedangkan koefisien regresi (b2) sebesar 0,209
berarti jika variabel modal (X2) ditingkatkan sebesar satu satuan maka motivasi
wanita berwirausaha (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,209 dengan
asumsi variable X1, X3 dan X4 konstan. jika variabel emosi (X3) ditingkatkan
sebesar satu satuan maka Y akan meningkat sebesar 0,164 maka motivasi wanita
berwirausaha (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,164 satuan dengan
asumsi variable X1, X2 dan X4 konstan, dan jika variabel pendidikan meningkat
sebesar satu satuan maka Y akan meningkat sebesar 0,509 satuan maka motivasi
Pendidikan Berkualiti ke arah Pembentukan Nilai dan 1264
Peningkatan Ekonomi untuk Kesejahteraan Masyarakat
SIMPULAN
SARAN
RUJUKAN
Anoraga, Pandji. 2004. Kewirausahaan dan Usaha Kecil. Jakarta : Penerbit Rineke Cipta.
Kasmir. 2009. Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit PT Raja Grafindo.
Kuncoro, Mudrajat. 2005. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi Pertama. Jakarta :
Erlangga.
Lupiyoadi, Rambat. 2004. Enterpreneurship From Mindset To Strategy. Edisi kedua. Jakarta :
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Matondang Indra Hakim, 2006, “ Analisis faktor-faktor yang mendorong wirausahawan
memulai usaha kecil “,jurnal.
1265 ASEAN Comparative Education Research Network Conference 2015
7-8 Oktober 2015, MALAYSIA