Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“TIMBANG TERIMA”

Disusun Oleh : Kelompok 2


1. Euis Mela Sari (C1017062)
2. Entika Nurachmawati (C1017063)
3. Fajar Alfiyan R (C1017065)
4. Fatmawati (C1017066)
5. Finka Akhiriawati P (C1017067)
6. Firyal Hasna A (C1017068)
7. Frike Helyanik N (C1017069)
8. Ghina Alam N (C1017070)
9. Heri Supriyanto (C1017071)
10. Indah Izzatun N (C1017072)
11. Siti Rodotul J (C1017094)
12. Ulfi Yuliani (C1017098)
Kelas : 4B

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI MANDALA HUSADA
Jln. Cut Nyak Dhien No. 16, Kalisapu, Slawi, Kab. Tegal
2020

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................

A. Definisi delegasi.................................................................................... 3
B. Aspek penting dalam pendelegasian.......................................................4
C. Wewwnang yang didelegasikan..............................................................4
D. Pengertian timbang terima......................................................................5
E. Fungsi dan tujuan timbang terima.............................................................5
F. Prinsip timbang terima..............................................................................6

BAB III PENUTUP..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi efektif antar
perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi
yang harus ditingkatkan efektivitasnya adalah saat penggunaan shift (timbang
terima pasien).
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan pasien saat
itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan saat
perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jaawab) dinas
sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan. (Nursalam, 2008)
Pendelegasian merupakan elemen yang esensial pada fase pengarahan dalam
proses manajemen karena sebagian besar tugas yang diselesaikan oleh manajer
(tingkat bawah, menengah dan atas) bukan hanya hasil usaha mereka sendiri,
tetapi juga hasil usaha pegawai. Bagi manajer, pendelegasian bukan merupakan
pilihan tetapi suatu keharusan. Ada banyak tugas yang sering kali harus
diselesaikan oleh satu orang. Dalam situasi ini, pendelegasian sering terkait
erat dengan produktivitas.
Ada banyak alasan yang tepat untuk melakukan pendelegasian. Kadang
kala manajer harus mendelegasikan tugas rutin sehingga mereka dapat
menangani masalah yang lebih kompleks atau yang membutuhkan keahlian
dengan tingkat yang lebih tinggi. Manajer dapat mendelegasikan tugas jika
seseorang telah dipersiapkan dengan lebih baik atau memiliki keahlian yang
tinggi atau lebih cakap tentang cara menyelesaikan masalah. Pendelegasian
2

juga dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran atau “pemberian”


kesempatan kepada pegawai - Pegawai yang tidak didelegasikan tanggung
jawab yang sesuai dapat menjadi bosan, tidak produktif, dan tidak efektif
(Marquis, 2010).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami serta menerapkan konsep timbang terima
dan pendelegasian dalam keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi delegasi
b. Untuk mengetahui aspek penting dalam pendelegasian
c. Untuk mengetahui wewwnang yang didelegasikan
d. Untuk mengetahui pengertian timbang terima
e. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan timbang terima
f. Untuk mengetahui prinsip timbang terima
3

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Delegasi

Pendelegasian atau pelimpahan wewenang menurut kamus besar bahasa


indonesia, istilah melimpahkan yaitu memberikan wewenang, sedangkan
wewenang itu sendiri merupaka hak/ kekuasaan yang bertindak. Jadi,
Pendelegasian ialah suatu proses kompleks penyerahan tugas baru dan
penting, dengan tanggung jawab dan wewenang pengambilan keputusan
terletak pada staf tanpa melalui persetujuan pemimpin terlebih dahulu

B. Aspek penting dalam pendelegasian


1. Fokus pendelegasian adalah hasil kerja yang diharapkan tercapai, dalam
upaya menggapai sasaran/tujuan akhir dari organisasi.
2. Pendelegasian dilaksanakan dengan sikap hormat yang didasarkan atas
penghargaan dan kesadaran terhadap diri sendiri sebagai sesuatu yang
"berharga", serta memerhatikan harga diri dan kehendak bebas orang lain,
di mana setiap pekerja dipandang sebagai subjek, dan bukan objek kerja.
3. Pendelegasian yang menghasilkan melibatkan harapan-harapan yang
meliputi bidang berikut.
Menekankan pada tercapainya hasil-hasil yang didambakan atau diinginkan
pada waktu depan yang telah ditentukan ("desired results").
1. Pendelegasian menyatakan dengan tegas tentang apa yang harus dicapai,
bukan bagaimana mencapainya, di mana fokus utama diarahkan kepada
hasil produksi.
2. Pendelegasian memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab,
kewajiban membuat/memberi laporan pada awal tugas, dalam tugas, dan
akhir tugas untuk diketahui dan dievaluasi oleh pemimpin
3. Pelaksanaannya dilandasi pedoman/petunjuk ("guidelines") yang jelas,
baik bagi tugas maupun pelaksana tugas. Artinya pendelegasian
menyatakan pedoman- pedoman, larangan-larangan, dan batas-batas
4

dimana seseorang harus bekerja/melakukan kewajibannya. Hal ini


menolong setiap orang untuk bekerja dengan baik/patut.
Melibatkan sumber-sumber daya ("resources") yang pasti. Pendelegasian
menyatakan (disertai dengan pernyataan) akan adanya sumber-sumber daya,
antara lain sumber daya manusia, keuangan, teknis, atau organisasi yang
dapat dipakai seseorang untuk menyelesaikan tugas yang didelegasikan
kepadanya
Dinyatakan dengan adanya tanggung jawab dan pertanggungjawaban
("responsibility" dan "accountability"). Pendelegasian menyatakan patokan
yang akan digunakan untuk menilai hasil/prestasi akhir, yang diwujudkan
dengan adanya tanggung jawab dan pertanggungjawaban kerja yang dapat
dilakukan dengan membuat/memberi pelaporan pada awal tugas, dalam tugas,
dan akhir tugas untuk diketahui dan dievaluasi oleh pemimpin
Mempertimbangkan risiko-risiko yang akan terjadi atau ditindaki
("consequences"). Pendelegasian dapat menyatakan akibat-akibat yang akan
terjadi, yang baik maupun yang tidak baik, sebagai hasil dari suatu pekerjaan
atau tugas yang didelegasikan. Akibat-akibat ini dapat diukur melalui
evaluasi/pengkajian yang dilakukan dengan meneliti deskripsi tugas dan hasil
kerja atau produk yang telah dilakukan atau dihasilkan. Dengan menanyakan
apakah semuanya ini telah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan rencana,
ketentuan dan prosedur, ataukah malah sebaliknya

C. Wewenang yang didelegasikan


Ada empat kegiatan dalam delegasi wewenang:
1. Manager perawat menetapkan dan memberikan tugas dan tujuannya
kepada orang yang diberi pelimpahan
2. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan
3. Perawat yang menerima delegasi baik eksplisit maupun implisit
menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab
4. Manajer perawat menerima pertanggungjawaban (akontabilitas) atas hasil
yang telah dicapai.
Kegiatan yang tidak boleh didelegasikan :
5

a. Aktivitas yang memerlukan pengkajian dan keputusan selama


pelaksanaan.
b. Pengkajian fisik, psikologis, sosial yang memerlukan keputusan, rujukan,
dan intervensi atau tindak lanjut.
c. Penyusunan dan evaluasi rencana keperawatan.

D. Pengertian Timbang Terima


Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu
diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross
coverage. Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien
yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Friesen (2008)
menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer tentang informasi
(termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat) selama perpindahan perawatan
yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi
dan konfirmasi tentang pasien. Handoffs juga meliputi mekanisme transfer
informasi yang dilakukan, tanggungjawab utama dan kewenangan perawat
dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya perawatan.
Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.
Handover adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer
tanggungjawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain.
Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat
tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan
yang akan terjadi dan antisipasinya.

E. Fungsi dan Tujuan timbang terima


Tujuan :

1. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).

2. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan


keperawatan kepada klien.
6

3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh


dinas berikutnya.

4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

Timbang terima (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi,


mereliabilisasi komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan
yang digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan
dalam bekerja. Timbang terima (handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu:
a. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan
perasaan perawat.
b. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan
keputusan dan tindakan keperawatan.

F. Prinsip timbang terima


Friesen white dan byers (2009) memperkenalkan enam standar prinsip
timbang terima, yaitu:
1. kepemimpinan dalam timbang terima pasien
Semakin luas proses timbang terima (lebih banyak peserta dalm
kegiatan timbang terima), peren pemimpin menjadi sangat penting untuk
mengolah timbang terima pasien diklinis. Pemimpin harus memiliki
pemahaman yang komprehensif dari proses timbang terima pasien dan
perannya sebagai pemimpin. Tindakan segera harus dilakukan oleh
pemimpin pada eskalasi pasien yang memburuk.
2. Memahaman tentang timbang terima pasien
Mengatur sedemikian rupa agar timbul suatu pemahaman bahwa
timbang terima pasien harus dilaksanakan dan merupakan bagian penting
dari pekerjaan sehari-hari dari perawat dalam merawat pasien.
Memastikan bahwa staf bersedia untuk menghadiri timbang terima pasien
yang relevan untuk mereka. Meninjau jadwal dinas staf klinis untuk
memastikan mereka hadir dan mendukung tindakan timbang terima
pasien
3. Peserta yang mengikuti timbang terima pasien
7

Mengidentifikasi dan mengorientasikan peserta dalam melibatkan


mereka tinjauan berkala tentang proses timbang terima pasien.
Mengidentifikasi staf yang harus hadir, jika memungkinkan pasien dan
keluarga harus dilibatkan dan dimasukan sebagai peserta dalam kegiatan
timbang terima pasien. Dalam tim multi disiplin, timbang terima pasien
harus terstruktur dan memungkinkan anggota multiprofesi hadir untuk
pasiennya yang relevan
4. Waktu timbang terima pasien
Mengatur waktu yang disepakati,durasi dan frekuensi untuk timbang
terima pasien. Hal ini sangat direkomendasikan, dimana strategi ini
memungkinkan untuk dapat memperkuat ketepatan waktu. Timbang
terima pasien tidak hanya pada pergantian jadwal kerja, tapi setiap kali
terjadi perubahan tanggung jawab misalnya ketika pasien diantar dari
bangsal ke tempat lain untuk suatu pemeriksaan. Ketetapan waktu
timbang terima sangat penting untuk memastikan proses perawatan yang
berkelanjutan, aman dan efektif.
5. Tempat timbang terima pasien
Sebaiknya, timbang pasien terjadi secara tatap muka dan di sisi tempat
tidur pasien. Jika tidak dapat dilakukan, maka pilihan lain harus
dipertimbangkan untuk memastikan timbang terima pasien berlangsung
efektif dan aman untuk komunikasi yang efektif, pastikan timbang terima
pasien bebas dari gangguan misalnya kebisingan di bangsal secara umum
atau bunyi alat komunikasi.
6. Proses timbang terima pasien
a. Standar protokol harus jelas mengidentifikasi paien dan peran
peserta,kondisi klinis,daftar pengamatan/ mencatatan yang paling
penting, latar belakang relavan tentang situasi klinis pasien, penilaian
dan tindakan yang perlu dilakukan.
b. Apabila kondisi memburuk
Pada kondisi pasien memburuk, meningkatkan pengelolahan pasien
secara ketat dan tepat pada penurunan kondisi yang terditeksi.
c. Informasi kritis lainnya
8

Prioritaskan informasi penting lainnya,misalnya : tindakan yang luar


biasa rencana pemindahan pasien, kesehatan kerja dan resiko
keselamatan kerja atau tekanan yang dialami oleh staff.
9

Analisa vidio
Kelebihan vidio:

1. Mayoritas pemeran menampilkan perannya dengan baik dan kompak.


2. Fungsi manajemen yang ada dividio sangat memotivasi seluruh perawat
pelaksana agar bekerja lebih baik lagi.
3. Organaizing yaitu pada saat ditanya kelengkapan salah satunya. Salah satunya
ketidaklengkapan yang tidak menggunakan papan nama perawat yang bertugas
hari ini dan selalu mengevaluasi seragam perawat yang tidak lengkap.
4. Controling karu slalu mengecek keadaan ruangan dan memantau ruangan yang
tidak beres dan melaporkannya untuk segera diperbaiki.

Kekurangan vidio:

Menurut kelompok kami, dalam vidio tersebut karu (kepala ruangan) kurang
mempunyai jiwa sebagai pemimpin ketika memimpin operan.
10

BAB III
PENUTUP
a. Simpulan
Adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan kedaan klien
Tujuan :
1) Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien
2) Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya
3) Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Langkah-langkah :
1) Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
2) Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-
hal apa yang disampaikan
3) Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung
jawab shift yang selanjutnya meliputi :
a) Kondisi atau keadaan klien secara umum
b) Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c) Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
d) Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan
tidak terburu-buru
e) Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-
sama secara langsung melihat keadaan kien.
b. Saran
Timbang terima yang benar harus bisa dilaksanakan di semua pelayanan
Rumah Sakit, tidak hanya di rawat inap, tetapi juga IRD dan Kamar Operasi
yang pelayanannya 24 jam dan ada alur timbang terima yang sudah baku.
11

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Edisi 3 . Jakarta : Salemba Medika
AHHA (Australian Health Care and Hospitals Association). 2009. Clinical
handover : system change, leadership and principles
Frisen,M.A, White, S.V, & Byers, J.F. 2009. Handoff: implications for nurses,
nurses first, vol.2 , issue 3 may/ june 2009
Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktik keperawatan
profesional Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Potter, Patricia. 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktek.
Jakarta: EGC
Anderson .2006. Nurse Shift Report : Who Says You Can’t Talk In Front of
Patient ? Http://www.nebi.nim.nih.gov/pubmed.3 0ktober 2011

Anda mungkin juga menyukai