1651 7630 6 PB
1651 7630 6 PB
ABSTRAK
Tak dapat disangkal, pesatnya perubahan dunia pada era globalisasi berpangkal dari teknologi
informasi yang kian berkembang. Berbaurnya teknologi dengan telekomunikasi menimbulkan revolusi
pada sistem informasi. Dahulu, untuk mengakses atau mengolah data dan informasi, manusia
membutuhkan proses yang panjang. Kini, dunia seolah diberikan kemudahan dalam mengakses dan
terhubung dengan beragam informasi dan data yang tersaji. Lain halnya dengan Rahasia Dagang
sebagai bagian dari kekayaan intelektual yang bernilai ekonomi tinggi dalam kegiatan usaha di
Indonesia. Nilai ekonomi dari Rahasia Dagang melekat karena adanya informasi yang sengaja
untuk tidak diketahui oleh umum. Hal tersebut menjadikan elemen ini termasuk salah satu bagian
yang cukup menarik atensi. Mengingat pada era ini, industri jasa telekomunikasi seolah menopang
tanggung jawab besar untuk melindungi setiap data yang masuk ke dalam dunia digital. Terdapatnya
resiko berupa kebocoran data yang bersifat rahasia menjadi problematika terhadap pelindungan
data dalam industri jasa telekomunikasi. Dengan ini, digunakan metode penelitian yuridis normatif
melalui pengumpulan data yang dilakukan secara daring. Penelitian ini menghasilkan sebuah
rujukan perihal pengaturan yang tepat sesuai kebutuhan Indonesia dalam merespon pelindungan
data sebagai rahasia dagang pada jasa telekomunikasi yang belum terakomodir dengan baik saat
ini. Melalui optimalisasi keberadaan umbrella regulation dan penyusunan kebijakan khusus dalam
sektor telekomunikasi berupa co-regulation atau self-regulation.
Kata Kunci: industri jasa telekomunikasi; rahasia dagang; teknologi informasi.
ABSTRACT
Undeniable, the world is changing rapidly in the era of globalization. The combination of technology
with telecommunications has led a revolution in information systems. Nowadays, the world seems
more comfortable to access various kinds of data and information, even in a matter of seconds. This is
in line with trade secrets as part of intellectual property with high economic value. The high economic
value of trade secrets is inherent because of the information that is not known to the public.This
condition is quite attractive. In this era, telecommunications service industry has a big responsibility
to protect any data that enters the digital world. There is a risk of leakage of confidential data, which
creates new problems related to data protection in the telecommunications service industry. The
normative juridical method used in this study was the data collection technique carried out online.
The results of this study is a reference regarding the appropriate regulation according to Indonesia’s
needs in responding to data protection as trade secrets in telecommunications services that have not
been accommodated properly at this time. Through optimizing the existence of umbrella regulations
and formulating special policies in the telecommunications sector in the form of co-regulation or self-
regulation.
Keywords: information technology; telecommunication services industry; trade secret.
215
JIKH Vol. 15, No. 2, Juli 2021: 215-230
p- ISS N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- ISS N: 2 5 7 9 -7 4 2 5
216
Pelindungan Rahasia Dagang Dalam Industri Jasa
Ahmad M Ramli, Sinta Dewi, Laina Rafianti, Tasya Safiranita Ramli
Sherly Ayuna Putri, Maudy Andreana Lestari
217
JIKH Vol. 15, No. 2, Juli 2021: 215-230
p -I S S N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e -I S S N: 2 5 7 9 -7 4 2 5
218
Pelindungan Rahasia Dagang Dalam Industri Jasa
Ahmad M Ramli, Sinta Dewi, Laina Rafianti, Tasya Safiranita Ramli
Sherly Ayuna Putri, Maudy Andreana Lestari
Terlebih jika ditinjau di dalam Undang- informasi merupakan aset yang memiliki
Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang nilai penting untuk diberikan Pelindungan
Telekomunikasi (UU Telekomunikasi) Pasal yang berkaitan erat dengan keamanannya.
10,terdapaturgensididalampenyelenggaraan Perusahaan dianggap harus memberikan
telekomunikasi untuk melarang aktivitas yang atensi keamanan informasinya yang tak
bisa berakibat terhadap praktik monopoli lain merupakan salah satu “aset” dari
serta persaingan yang tidak sehat antara perusahaannya. Terjadinya kegagalan pada
penyelenggara telekomunikasi. Lebih lanjut sistem maupun informasi yang riskan untuk
dijelaskan bahwa pengaturan tersebut bocor jelas bisa menimbulkan kerugian,
ditujukan untuk menjadikan persaingan yang terlebih apabila informasi tersebut jatuh
sehat antar penyelenggara telekomunikasi. kepada pihak yang tidak memiliki hak
Sehingga muncul pertanyaan, bagaimanakah sedikitpun atas informasi tersebut. Hal ini akan
Pelindungan data pada industri telekomunikasi menimbulkan penyalahgunaan informasi
di Indonesia? yang dapat menghasilkan keuntungan bagi si
Mengingat Indonesia tengah memasuki pencuri informasi secara ilegal dan kerugian
Industri 4.0 menuju 5.0 yang mendisrupsi bagi perusahaan yang dicuri informasinya.
digital dalam banyak sektor, termasuk di Secara general, keamanan dapat diartikan
bidang layanan telekomunikasi dan akses sebagai “keadaan ataupun kondisi untuk
internet. Pemerintah sebagai regulator bebas dari bahaya”.
harus merespon dengan cepat fenomena Menurut McLeod, Raymond dan Schell13,
yang berkembang ini dengan membuat di dalam merancang sebuah sistem informasi
kebijakan dan regulasi yang tepat untuk yang aman terdapat prinsip yang perlu
melindungi, menyehatkan dan membuat diperhatikan, antara lain:
kondisi pertumbuhan yang baik atas industri 1. Confidentiality (kerahasiaan)
telekomunikasi nasional. Apalagi dalam Konsep ini menitikberatkan pada
penjelasan umum UU Telekomunikasi upaya untuk dapat menghindari sebuah
disebutkan bahwa harus ada harmonisasi di pengungkapan atau membocorkan informasi
dalam pelaksanaan sektor telekomunikasi yang memiliki sifat rahasia atau sensitif
pada skala nasional yang menjadi keperluan secara tidak sah. Perolehan informasi ini
riil, dilihat dari peningkatan kompetensi pada dapat terjadi secara tidak disengaja atau
sektor swasta pada terselenggarakannya disengaja. Secara sengaja dapat terjadi
telekomunikasi, kompeten dalam teknologi, ketika seseorang melakukan analisa terhadap
serta unggul terhadap daya saing (kompetitif) suatu informasi, dan tidak disengaja terjadi
dalam rangka pemenuhan kebutuhan ketika seseorang yang dengan cerobohnya
masyarakat. membeberkan rahasia atau informasi yang
Teori Keamanan Informasi sepatutnya tidak dibocorkan.
2. Integrity (Keutuhan)
Rahasia Dagang sebagai sumber
Konsep ini menjelaskan tanpa adanya
informasi penting perlu diatur dan dilindungi
proses otorisasi, suatu data tidak akan bisa
sedemikian komprehensifnya agar semakin
menunjukan bahwa informasi tersebut untuk dibuat, digantikan, dan dihapuskan.
Hal demikian selaras dengan nomenklatur
adalah suatu hal penting yang harus dijaga.
Integrity yang bertujuan untuk menjaga
Merujuk pada pendapat Mattord12, definisi
12 Herbert J. Mattord and Michael E. Whitman, 13 George P. Schell and Raymond McLeod, Sistem
Principles of Information Security, 4th Editio. Informasi Manajemen, 10th Editi. (Jakarta:
(Boston: Cengage Learning, 2011). Salemba Empat, 2008).
219
JIKH Vol. 15, No. 2, Juli 2021: 215-230
p- ISS N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- ISS N: 2 5 7 9 -7 4 2 5
informasi agar tetap akurat karena dijaga KUHPerdata. Pemilik Rahasia Dagang dalam
keutuhannya. hal ini misalnya perusahaan dapat memecat
3. Availabillity (Ketersediaan) pekerja atau orang lain yang mencuri dan/atau
Dalam hal ini, konsep Availabillity memanfaatkan informasi rahasia tanpa izin
menjaminkan kepada pengguna sistem hukum. Bahkan tidak hanya dipecat, pekerja
sebagai pihak yang memiliki hak untuk tersebut dapat dipidana dan dimintakan
mengakses sistem dan jaringan tanpa kompensasi.15
gangguan atau interupsi. Hal demikian juga Teori Etika dan Penghargaan
turut memastikan kepada pengguna sistem, Teori ini merupakan teori yang
bahwa terkait sumber daya dan informasi mempercayai bahwa hak atas hasil kerja,
akan selalu tersedia saat diperlukan. khususnya adalah KI yang tidak hanya
Teori tentang Hukum Rahasia Dagang terlimitasi pada hak untuk memiliki dan
mengontrol hasil kerja intelektual tersebut
Berpedoman kepada Undang-Undang
semata.16 Teori ini pun juga melandasi
Rahasia Dagang Nomor 30 Tahun 2000,
pemikiran bahwa Pelindungan atas hak cipta
terdapat beberapa teori yang berkenaan
eksklusif diperuntukkan bagi ekspresi atau
dengan hukum Rahasia Dagang, yaitu:14
materialisasi ide, bukan “idenya” sendiri.
1. Property Rights Theory
Sebab, ide dianggap sebagai sumber daya
Dalam teori ini dinyatakan bahwa suatu
yang masih berada dalam lingkup yang tidak
invensi akan dilindungi meskipun belum
ada pemiliknya.
terdaftar. Hak milik yang juga termaktub dalam
Pasal 570 KUHPerdata, yang menerangkan Hasil kerja kreatif jelas memiliki fungsi
bahwa pemilik dapat mendominasi dan yang dapat melampaui tujuan dari apa yang
menggunakan properti selama tidak di bangun pada awalnya. Sebab, penciptanya
melanggar aturan yang diterapkan. Pemilik akan mengerahkan segala kemampuan
Rahasia Dagang juga memiliki kewenangan dirinya untuk memenuhi bahkan melampaui
untuk mendominasi, memanfaatkan dan harapan dari masyarakat demi menciptakan
merahasiakan penemuannya. Hal ini berlaku kebermanfaatan. Hal tersebut yang
pula kepada formula rahasia yang ditemukan membedakan pencipta karya dengan para
yang harus dijaga sebagai sebuah rahasia. pekerja lainnya. Pada teori Penghargaan
dapat ditarik makna yaitu pengakuan
2. Contract Theory
terhadap karya intelektual yang telah
Teori ini menjelaskan bahwa kesepakatan
dihasilkan oleh pencipta sehingga ia harus
antara perusahaan dengan pekerjanya
diberikan penghargaan sebagai imbangan
atau pihak lain tentang rahasia perusahaan
atas upaya kreatifnya dalam menciptakan
terutama yang berkenaan dengan Rahasia
karya intelektualnya 17
Dagang adalah hal yang esensial.
3. Theory of Action Breaking the Law
Teori ini dapat digunakan sebagai dasar
15 Alid Idul Hanzah, “How Government Provide
Pelindungan Rahasia Dagang terutama
Legal Protection for Trade Secrets?,” Journal of
yang telah melalui suatu kesepakatan. Law and Legal Reform 1, no. 2 (2020): 215–224.
Teori ini dapat ditemukan dalam Pasal 365 16 Mikhailen du Bois, “Justificatory Theories
for Intellectual Property Viewed through The
Constitutional Prism,” Potchefstroom Electronic
14 Ridwan Arifin, “Indonesia Political Economic Law Journal 21, no. 1 (2018).
Policy and Economic Rights: Analysis of Human 17 Taufik H Simatupang, “Revitalisasi Kesadaran
Rights in the International Economic Law,” Journal Hukum Masyarakat Dalam Rangka Mendukung
of Private and Commercial Law 3, no. 1 (2019): Pelindungan Ki Di Indonesia,” Jurnal Ilmiah
38–49. Kebijakan Hukum 10, no. 1 (2016): 9.
220
Pelindungan Rahasia Dagang Dalam Industri Jasa
Ahmad M Ramli, Sinta Dewi, Laina Rafianti, Tasya Safiranita Ramli
Sherly Ayuna Putri, Maudy Andreana Lestari
Oleh karena itu, seorang pencipta karya didasarkan pada data sekunder yang terdiri
harus mendapatkan hak eksklusif yang atas bahan hukum primer berupa Undang-
berbeda dari pekerja lainnya. Sehingga, Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang
Pelindungan hak eksklusif, terutama dalam Rahasia Dagang (UURD), Kitab Undang-
konteks Hak Cipta dan Hak Paten dalam Undang Hukum Perdata (KUHPer), Undang-
kaitannya dengan Rahasia Dagang menjadi Undang Nomor 19 tahun 2016 perubahan
benar dan adil nyatanya untuk diberikan. atas Undang- Undang Nomor 11 tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
Rumusan Masalah
(UU ITE), Undang-Undang Nomor 36 tahun
1. Bagaimana peran dari hukum rahasia 1999 tentang Telekomunikasi, Peraturan
dagang dalam mengakomodir pemberian
Pemerintah Nomor 82 tahun 2012 tentang
pelindungannya di Indonesia?
Penyelenggaran Sistem dan Transaksi
2. Bagaimana pengaturan pelindungan
Elektronik. Adapun kemudian bahan
data sebagai rahasia dagang pada jasa
telekomunikasi di Indonesia? hukum sekunder berupa kajian pustaka
yang berhubungan dengan penelitian dan
Tujuan
bahan hukum tersier berupa Kamus Besar
1. Untuk mengetahui peran dari pengaturan Bahasa Indonesia (KBBI), kamus dan jurnal
rahasia dagang di Indonesia dalam hukum serta artikel lainnya terkait dengan
memberikan pelindungannya
pembahasan.
2. Untuk mengetahui pengaturan data
sebagai suatu rahasia dagang pada jasa
PEMBAHASAN
telekomunikasi di Indonesia
Peranan Hukum Rahasia Dagang dalam
Metode Penelitian Mengakomodir Pelindungannya di Indo-
Metode penelitian menjadi faktor yang nesia
sangat penting dan menunjang dalam proses Dewasa ini aspek informasi yang
penelitian terkait permasalahan, aturan, dianggap sebagai suatu hal yang tak
prinsip dan berbagai aspek lainnya yang akan diketahui khalayak umum atau memiliki sifat
diteliti. Pemilihan metode penelitian yang yang rahasia menjadi sangat lah penting
akurat berfungsi untuk menghasilkan artikel dalam kegiatan perdagangan. Kerap kali
ilmiah yang mudah dipahami dan membawa banyak informasi yang dianggap memiliki
kebermanfaatan bagi para pembacanya. nilai komersial apabila berhasil didapatkan
1. Pendekatan oleh segelintir orang yang memiliki tujuan
Dalam Penelitian ini digunakan lain berkenaan dengan informasi yang
pendekatan kualitatif. bersifat rahasia tersebut. Rahasia Dagang
2. Metode Pengumpulan Data diesensikan bersifat ‘rahasia’ sebab berisikan
informasi yang tidak diketahui oleh publik dan
Adapun metode yang digunakan
terkait dengan kegiatan usaha menyebabkan
adalah metode penelitian yuridis normatif
hanya pemiliknya yang berwenang untuk
dengan menganalisis peraturan perundang-
dapat menggunakannya bagi perusahaannya
undangan serta teori dan asas hukum yang
sendiri ataupun memberikan lisensi kepada
berlaku.
pihak ketiga atas dasar persetujuannya.
3. Teknik Analisa Data
Adapun kemudian, perusahaan juga memiliki
Di tengah kondisi pandemi Covid-19, kewenangan dalam memberikan larangan
teknik pengumpulan data dilakukan kepada pihak lain terkait penggunaan
berdasarkan pada teknik penelusuran kajian Rahasia Dagangnya terlebih membocorkan
literatur dalam jejaring (daring). Data tersebut
221
JIKH Vol. 15, No. 2, Juli 2021: 215-230
p- ISS N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- ISS N: 2 5 7 9 -7 4 2 5
222
Pelindungan Rahasia Dagang Dalam Industri Jasa
Ahmad M Ramli, Sinta Dewi, Laina Rafianti, Tasya Safiranita Ramli
Sherly Ayuna Putri, Maudy Andreana Lestari
223
JIKH Vol. 15, No. 2, Juli 2021: 215-230
p- ISS N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- ISS N: 2 5 7 9 -7 4 2 5
c. Memiliki berbagai upaya dan cara yang Pasal 1365 BW yang bertujuan memberikan
dilakukan demi menjaga kerahasiaan nilai atau materi perdata terhadap semua
informasi; bentuk pelanggaran yang dapat memberikan
d. Informasi tersebut bernilai tinggi atau kerugian terhadap pihak lainnya.24 Adapun
komersial bagi kompetitor di dalam suatu dikenal perjanjian merahasiakan (secrecy
dunia usaha atau bisnis; agreement) ditujukan untuk memberikan
e. Informasi tersebut memiliki sejumlah
pelindungan yang tidak hanya pada informasi
dana yang dikeluarkan untuk
ataupun data dan Rahasia Dagang, tetapi juga
mengembangkannya, sehingga
mencakup pengalaman teknik dalam proses
informasi tersebut sulit untuk ditiru pihak
lain. pengolahan, operasional, pengendalian mutu,
Tercerminnya sejumlah kegiatan keamanan serta termasuk pula informasi
yang secara ekstra dilakukan para pelaku rahasia yang bernilai tinggi.
usaha demi menjaga suatu informasi, jelas Rezim HKI menjadi siasat akurat untuk
merefleksikan bahwa informasi rahasia memberikan proteksi terhadap inovasi. Lain
dalam suatu kegiatan usaha merupakan hal halnya dengan paten, penerapan pelindungan
yang esensial. Hal tersebut pun melabuhkan Rahasia Dagang memiliki perbedaan yaitu
pada suatu pemikiran terkait alasan mengapa hasil intelektualnya tidak secara penuh
sebenarnya Rahasia Dagang memang perlu memiliki persyaratan yang ada di dalam
dilindungi secara hukum. Setidaknya, ada paten, masa pelindungannya pun tidak
satu alasan yang menyebabkan Rahasia memiliki batas, serta proses pelindungan
Dagang secara patut diberikan pelindungan yang tidak semahal atau serumit paten, lalu
oleh hukum yaitu apabila ditinjau dari alasan cakupan pelindungan geografis lebih luas.
secara moral, memberikan pelindungan Adapun kemudian, kepemilikan Rahasia
hukum sama nilainya seperti memberikan Dagang pun tidak harus dibuktikan. Sebab,
penghargaan kepada pihak yang kreator Rahasia Dagang merupakan sebagai
menemukan informasi tersebut terdahulu pemilik tanpa harus mendaftar. Sebaliknya,
untuk tetap mempertahankan eksistensi atau Rahasia Dagang yang sudah terpublikasi
keberadaannya di dalam dunia usaha. dapat disebut sebagai public domain.
Pada dasarnya, sistematika kerja Dalam UURD, informasi Rahasia Dagang
ketentuan mengenai Rahasia Dagang bersifat rahasia karena memiliki nilai ekonomi
termasuk ke dalam ruang lingkup hukum yang bermenafaat dalam aktivitas usaha
perdata, sebagaimana diketahui mengatur serta diberikan proteksi terkait kerahasiaanya
hubungan atau korelasi antar individu. Tekait oleh pemilik yang menjadikan hak atas
Rahasia Dagang, berhubungan dengan Rahasia Dagang timbul berdasarkan regulasi
informasi diatur hubungan antara pemilik ini. Rahasia Dagang dapat diberikan proteksi
dengan pihak ketiga. Rahasia Dagang juga apabila terdapat rahasia pada informasi
dilindungi oleh prinsip hukum perdata yang dan bernilai komersial serta dilakukan
didasarkan pada perbuatan melawan hukum penjagaan atas kerahasiaanya melalui upaya
tepatnya pada Pasal 1365 BW. sebagaimana mestinya. Upaya tersebut bisa
dikatakan sebagai menjaga kerahasiaanya
Apabila ditinjau keterkaitannya dengan
yang artinya selama hal tersebut tidak
Rahasia Dagang maka memanfaatkan suatu
informasi yang bersifat rahasia kepemilikan
seseorang serta mengambil nilai komersial 24 Ahmad M Ramli, Perlindungan Rahasia Dagang
dari informasi tersebut dianggap sebagai Dalam UU No. 30/2000 Dan Perbandingan
Dengan Beberapa Negara (Bandung: Mandar
perbuatan melawan hukum yang diatur Maju, 2001).
224
Pelindungan Rahasia Dagang Dalam Industri Jasa
Ahmad M Ramli, Sinta Dewi, Laina Rafianti, Tasya Safiranita Ramli
Sherly Ayuna Putri, Maudy Andreana Lestari
terpublikasi dan tetap terjaga maka harus organisasi mereka. Jaringan pribadi ini dapat
tetap bertanggung jawab untuk menjaga menghubungkan bisnis pada kantor manapun
kerahasiaannya. dengan daerah terpencil.
Pengaturan Pelindungan Data sebagai Seiring dengan meningkatnya jumlah
Rahasia Dagang pada Jasa Telekomuni- pengguna jasa internet di tengah pandemi
kasi di Indonesia Covid-19 ini, sektor informasi dan komunikasi
Dalam keseharian hidup manusia di menjadi satu-satunya lapangan usaha yang
era digital saat ini, suatu informasi yang tercatat mengalami pertumbuhan positif
diperoleh dari telekomunikasi sebenarnya selama kuartal II/2020. Berdasarkan data
baru dapat di akses dengan bantuan media Badan Pusat Statistik, ditunjukkan bahwa
dan suatu sistem komunikasi sebagai sebuah pertumbukan sektor ini mencapai 10,88
rangkaian dalam penyampaian informasi persen dibadingkan kuartal II tahun lalu.27
itu sendiri. Sebelum membahas mengenai Berbading lurus dengan maraknya
pengaturan pelindungan data pada jasa penggunaan industri jasa telekomunikasi,
telekomunikasi, perlu diketahui sebelumnya ketidakamanan informasi terkait data pribadi
bahwa telekomunikasi adalah berpangkal dan data non-pribadi pun dikhawatirkan
dari penggalan kata “Tele” yaitu jarak jauh terus meningkat. Padahal, melalui Pasal
dan “komunikasi” yaitu hubungan pertukaran 39 UU telekomunikasi, penyelenggara
atau penyampaian informasi.25 telekomunikasi termasuk pelaku industri
Sektor informasi dan telekomunikasi jasa ini memiliki tanggung jawab untuk
terdiri atas hasil penerbitan; jasa penyiaran melakukan pengamanan dan pelindungan
dan pemrograman, film, dan hasil perekaman terhadap segala hal yang digunakan untuk
suara; jasa konsultasi komputer dan teknologi penyelenggaraan telekomunikasi.
informasi; dan sektor jasa telekomunikasi.26 Dalam kaitannya dengan rahasia dagang,
Industri telekomunikasi telah melakukan pada dasarnya rahasia dagang merupakan
transformasi dari yang berawal memproduksi informasi berupa benda tak berwujud yang
jaringan kemudian menjadi solusi sistem dilindungi dalam kekayaan intelektual.
sebuah jaringan telekomunikasi, namun Rahasia dagang melindungi informasi
setelahnya hal itu lebih difokuskan lagi pada berharga di suatu perusahaan sehingga
bidang sistem komunikasi informasi dan pemiliknya bertanggung jawab untuk menjaga
teknologi terpadu. kerahasiaan yang meliputi informasi teknis
Berkembangnya kemampuan industri dan informasi bisnis. informasi bisnis yang
telekomunikasi dalam melayani provider dimaksud adalah seperti daftar pelanggan,
semakin membuka jejaring yang mendunia rencana pemasaran dan data harga.28 Jenis
dan meluas. Ditambah dengan hadirnya rahasia dagang yang termasuk informasi
Virtual Private Nework (VPN) yang merupakan bisnis inilah yang terkait erat dengan data
jaringan komputer dengan menggunakan pada Industri Jasa Telekomunikasi.
sebuah infrastrukur telekomunikasi umum Kewajiban merahasiakan data oleh para
seperti internet untuk memberikan pengguna penyelenggara jasa telekomunikasi justru
sebuah akses pribadi yang aman ke jaringan harus disikapi sebaliknya di ‘era data as a
25 Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika 27 Iim Fathimah Timorria, “BPS: Sektor Informasi
(Depok: Raja Grafindo Persada, 2004). Dan Komunikasi Tetap Perkasa, Ini Alasannya,”
26 Tim Peneliti Puslitbang SDPPI, “Analisis Industri Teknologi Bisnis, Bisnis.Com.
Telekomunikasi Indonesia Untuk Mendukung 28 Deepa Varadarajan, “The Trade Secret-Contract
Efisiensi” (Jakarta, 2018). Interface,” Iowa Law Review 103, no. 4 (2018).
225
JIKH Vol. 15, No. 2, Juli 2021: 215-230
p- ISS N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- ISS N: 2 5 7 9 -7 4 2 5
new oil’. Data ini termasuk Rahasia Dagang penyelenggaraan pemerintahan, sarana
yang merupakan asset yang sangat berharga pendidikan, sarana perhubungan, maupun
bagi pelaku industri jasa telekomunikasi itu sebagai komoditas ekonomi yang dapat Iebih
sendiri. Dengan menganggapnya sebagai meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Rahasia Dagang, prinsip-prinsip pelindungan lahir batin. Selanjutnya adalah asas adil dan
Rahasia Dagang perlu dijalani oleh para merata: Penyelenggaraan telekomunikasi
pelaku industri jasa telekomunikasi. memberikan kesempatan dan perlakuan
Umumnya, pelindungan data pribadi yang sama kepada semua pihak yang
telah diaplikasikan pada beberapa peraturan memenuhi syarat dan hasil-hasilnya dinikmati
perundang-undangan, yang membahas oleh masyarakat secara adil dan merata.
mengenai kewajiban bagi masing-masing Berikutnya adalah asas kepastian hukum:
pihak yang mendapatkan serta menyimpan Pembangunan telekomunikasi khususnya
data pribadi seseorang maka memiliki penyelenggaraan telekomunikasi harus
kewajiban dalam menjaga kerahasiaan data didasarkan kepada peraturan perundang-
tersebut. Meski pun demikian, nampaknya undangan yang menjamin kepastian hukum,
belum terdapat suatu mekanisme yang secara dan memberikan pelindungan hukum
signifikan mengatur terkait pencegahan baik bagi para investor, penyelenggara
dalam konteks terjadinya pelanggaran atas telekomunikasi, maupun kepada pengguna
kewajiban yang dimaksud tersebut. telekomunikasi. Selain itu terdapat asas
kepercayaan pada diri sendiri: Dilaksanakan
Dengan demikian, kemunculan beragam
dengan memanfaatkan secara maksimal
aktivitas pemanfaatan suatu data yang
potensi sumber daya nasional secara efisien
digunakan untuk kepentingan lain sangat
serta penguasaan teknologi telekomunikasi,
memungkinkan untuk terjadi. Kemajuan era
sehingga dapat meningkatkan kemandirian
digital ini seolah memberikan peluang yang
dan mengurangi ketergantungan sebagai
besar bagi pelaku usaha dan masyarakat
suatu bangsa dalam menghadapi persaingan
untuk bisa melakukan pengaksesan data
global. Selain itu perlu juga menerapkan
pribadi dengan semakin mudah, baik yang
asas kemitraan yaitu harus harus dapat
diperoleh berupa data rekaman transaksi,
mengembangkan iklim yang harmonis, timbal
percakapan, hingga data pelanggan
balik, dan sinergi dalam penyelenggaraan
sekalipun. Sehingga, data dianggap sebagai
telekomunikasi.Asas keamanan dimaksudkan
suatu hal penting yang juga memiliki nilai
agar penyelenggaraan telekomunikasi
komersial apabila digunakan oleh pihak yang
selalu memperhatikan faktor keamanan
memiliki maksud dan tujuan.
dalam perencanaan, pembangunan,
Di Indonesia, pengaturan terkait
dan pengoperasiannya. Terakhir adalah
telekomunikasi diatur dalam UU
asas etika, bahwa penyelenggaraan
telekomunikasi yang dapat dijadikan acuan
telekomunikasi senantiasa dilandasi oleh
perihalpengaturandanpengambilankebijakan
semangat profesionalisme, kejujuran,
dalam kaitannya dengan telekomunikasi.
kesusilaan, dan keterbukaan.
Dimana, dalam Penjelasan Pasal 2 UU
Pada Pasal 3 UU Telekomunikasi,
Telekomunikasi telah disebutkan 6 asas
dijelaskan mengenai penyelenggaraan
yang perlu dilaksanakan dalam menjamin
telekomunikasi memiliki tujuan untuk
penyelenggara industri jasa telekomunikasi
mendukung kesatuan dan persatuan
yang sehat. Pertama adalah asas manfaat:
bangsa, menciptakan tingkat kemakmuran
Penyelenggaraan telekomunikasi bermanfaat
untuk instruktur pembangunan, sarana dan kesejahteraan rakyat dengan adil dan
226
Pelindungan Rahasia Dagang Dalam Industri Jasa
Ahmad M Ramli, Sinta Dewi, Laina Rafianti, Tasya Safiranita Ramli
Sherly Ayuna Putri, Maudy Andreana Lestari
227
JIKH Vol. 15, No. 2, Juli 2021: 215-230
p -I S S N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e -I S S N: 2 5 7 9 -7 4 2 5
yang membantu BRTI dalam menunjang manipulasi data seperti pemetakan data,
fungsinya. Dengan hadirnya sistem tersebut penambahan atau pengambilan data, serta
melandaskan sebuah harapan untuk melakukan konsolidasi pengolahan data
mendapatkan data yang antar operatornya global, dan lain sebagainya. Oleh karena itu,
saling terkoneksi demi memastikan didasari analisis yang telah dilakukan terkait
perwujudan pengenaan biaya interkoneksi penafsiran pengaturan dan implementasinya
yang transparan. SKTT ini juga memiliki fungsi saat ini, senantiasa dapat dijadikan rujukan.
sebagai alat yang digunakan pemerintah Dimana, kehadiran regulasi pelindungan
dengan tujuan memelihara mekanisme check data disertai kebijakan strategis memang
and balance. Data tersebut yang dimanfaatkan harus menjadi pertimbangan sebagai payung
sebagai sumber analisis oleh pemerintah hukum yang paling penting dan dibutuhkan
dalam mengatur industri telekomunikasi.29 oleh Indonesia.
Akan tetapi, lembaga dengan peran yang
cukup esensial tersebut dibubarkan pada PENUTUP
tahun 2020 dengan alasan pertimbangan Kesimpulan
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan urusan
Menilik pada pengaturan rahasia dagang
pemerintahan. di Indonesia, terperolehnya pelindungan
Dengan demikian, menilik terhadap Rahasia Dagang memiliki standar
secara harfiah, untuk menjelaskan yang setidaknya harus dipenuhi terlebih
terkait “pelindungan hukum” jelas akan dahulu. Sehingga, data atau informasi yang
memunculkan banyak sudut pandang ada dapat dikategorikan termasuk ke dalam
pemikiran. pelindungan hukum senantiasa bagian dari Rahasia Dagang. Dalam hal ini
menggiring pertanyaan yang mengarah pada informasi adalah informasi rahasia yang
suatu keraguan atas eksistensi hukum. Maka aksesnya terbatas hanya pada pemiliknya
dari itu, eksistensi hukum seharusnya dapat atau hanya pihak yang diberi izin oleh
memberikan proteksi hak bagi setiap pihak, pemiliknya sehingga dianggap bersifat
terlebih adanya posisi yang setara dihadapan rahasia. Informasi tersebut juga harus
hukum. Hadirnya aparat penegak hukum memiliki nilai yang komersial, lalu harus
pun memiliki kewajiban dalam menegakkan terdapat pula pemaksimalan upaya dari
hukum dan bertanggung jawab atas pemiliknya untuk menjaga kerahasiaan.
berfungsinya suatu aturan hukum. Dengan Akan tetapi sayangnya, rezim hukum
tercapainya hal tersebut, hukum pun akan rahasia dagang saat ini belum senantiasa
senantiasa memberikan suatu pelindungan mengakomodir secara menyeluruh terkait
kepada setiap interaksi yang terjadi di dengan perlindungan rahasia dagang yang
dalam hukum khususnya pada kehidupan semakin kompleks. Hal tersebut dikarenakan
masyarakat. kemajuan era digital yang membentuk
Pada era modern saat ini, pengaturan problematika baru, dimana terdapat peluang
pelindungan data merupakan suatu hal pokok yang semakin besar dalam hal pengaksesan
dari segala problematika ekonomi dan bisnis data dengan mudah sehingga berujung pada
terkait dengan informasi. Praktik kegiatan terbongkarnya informasi yang meskipun pada
usaha secara modern acapkali melakukan awalnya tidak memiliki nilai komersil (sebab
bersifat pribadi), akan tetapi menjadi komersil
karena dimanfaatkan oleh pihak yang tidak
29 Iswanda Aliefian Wahyuda, “Perlindungan Hukum
Bagi Investor Pada Industri Telekomunikasi Di bertanggung jawab.
Indonesia” (Fakultas Hukum Universitas Jember,
2016).
228
Pelindungan Rahasia Dagang Dalam Industri Jasa
Ahmad M Ramli, Sinta Dewi, Laina Rafianti, Tasya Safiranita Ramli
Sherly Ayuna Putri, Maudy Andreana Lestari
229
JIKH Vol. 15, No. 2, Juli 2021: 215-230
p- ISS N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- ISS N: 2 5 7 9 -7 4 2 5
230