B. Landasan
1. Undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Kepmendik bud No. 0490/U/1992. Tentang Sekolah Menengah Kejuruan
3. Kepmendik bud No. 080/U/1993, tentang kurikulum SMK
4. Kepmendik bud No. 323/U/1993, tentang penyelenggaraan PSG pada SMK
C. Tujuan
1. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di sekolah bertujuan untuk memberikan peserta
diklat mengembangkan kepribadian, potensi akademik dan dasar-dasar keahliannya
yang kuat dan benar melalui pembelajaran program normative, adaptif, dan produktif.
2. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di dunia usaha/industry bertujuan untuk
memberikan pengalaman kerja yang sesungguhnya agar peserta menguasai
kompetensi keahlian produktif terstandart, menginternalisasikan sikap, nilai dan
budaya industry yang berorientasi pada standart mutu dan jiwa kewirausahaan serta
membentuk etos kerja yang kritis, produktif, dan kompetitif.
D. Pelaksanaan
1. Kegiatan pendidikan dan pelatihan SMK Kesehatan dilakukan di dunia perusahaan
rumah sakit
2. Program pendidikan dan pelatihan dirancang dalam satu kesatuan utuh untuk satuan
program diklat yang disusun dan ditetapkan bersama oleh SMK dan Institusi
Pasangan (perusahaan) di bawah koordinasi Komite sekolah.
3. Program diklat memuat seluruh bagian program pembelajaran (program normative,
adaptif, dan produktif) yang akan dilaksanakan di Institusi Pasangan/rumah sakit.
4. Keseluruhan program diklat yang telah disepakati pada dasarnya menjadi tanggung
jawab bersama antara SMK, institusi pasangan, dan komite.
BAB II
PEMBELAJARAN/PELATIHAN
A. Pengertian
Pembelajaran di dunia kerja adalah suatu strategi dimana setiap peserta mengalami proses
belajar melalui bekerja langsung pada pekerjaan yang sesungguhnya.
B. Tujuan
Melalui pendekatan pembelajaran ini peserta diharapkan:
1. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang sesungguhnya.
2. Memiliki tingkat kompetensi terstandart sesuai dengan yang disyaratkan oleh dunia
kerja.
3. Menjadi tenaga kerja yang professional, berwawasan, dan berkualitas baik.
C. Pelaksanaan
Pembelajaran didunia kerja adalah bagian integral dari program diklat secara menyeluruh,
karena itu materi yang dipelajari dan kompetensi yang dilatihkan harus jelas kaitannya
dengan profil kompetensi tamatan yang ditetapkan. Mengingat iklim kerja yang ada di SMK
berbeda dengan yang terjadi di dunia kerja, maka sekolah menyiapkan peserta sesuai
karakteristik dan tuntutan di dunia kerja tempat berlatih. Sebelum peserta diterjunkan untuk
belajar di dunia kerja, sekolah bersama institusi pasangan mengadakan pembekalan peserta
yang meliputi pemahaman tentang program yang akan diikuti.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
(Jurnal kegiatan prakerin dapat dipindahkan ke dalam buku, kertas folio atau HVS jika
perlu)
BAB IV
SISTEM BIMBINGAN
Guru dan Intruktur yang dimaksud adalah tenaga kepindidikan di SMK dan tenaga
pembimbing didunia usaha, serta kelayakan profesional untuk membimbing kegiatan belajar
peserta, baik di sekolah maupun didunia industry ( Rumah Sakit ).
2. Instruktur
a. Mengkoordinasikan peserta pelatihan sebelum melaksanakan kegiatan pelatihan
dengan memberikan penjelasan tentang :
Sifat dan etos kerja sebagai pekerja
Tata tertib dan peraturan yang berlaku di tempat kerja.
Spesifikasi bidang kerja yang dilakukan.
Peralatan media keselamatan kerja yang digunakan
Memperkenalkan lingkungan kerja.
Menyusun program pelatihan pra-kerin.
b. Program pelatihan tersebut berisi tentang :
Standart keahlian yang harus dikuasai peserta.
Jenis-jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh pekerja.
Jadwal pekerjaan peserta.
Rencana pembimbingan.
Penilaian proses dan hasil pekerjaan peserta.
Melakukan pelatihan dan bimbingan bagi peserta pelatihan.
Melakukan penilaian secara continue terhadap setiap kegiatan baik yang menyangkut
aspek teknis maupun non teknis, pada waktu melaksanakan pekerjaan yang
dituangkan dalam laporan pembimbing.
Memberikan dorongan kepada peserta pelatihan agar selalu aktif dan tekun serta
antusias dalam mengikuti atau melaksanakan program pelatihan.
Memberikan peringatan atau hukuman kepada peserta pelatihan sesuai pelanggaran
dan ketentuan yang berlaku didunia industry / rumah sakit.
Mengisi buku laporan pembimbing.
3. Prinsip-Prinsip Pembimbingan
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Bimbingan harus dapat dilaksanakan secara terus menerus atau berkelanjutan sejalan
dengan program pelatihan.
b. Peserta pelatihan harus diperlakukan tidak hanya sebagai objek tetapi juga sebagai
subjek.
BAB V
PENILAIAN/EVALUASI
Nama Peserta :
Departemen/ruangan :
Periode :
Tingkat keberhasilan Trainee ditetapkan dengan angka (1) sampai dengan angka (4) dengan
ketentuan sebagai berikut:
02. KEIKHLASAN
03 KEJUJURAN
04. KETELITIAN
05. KEPRIBADIAN
06. PENAMPILAN
02. DISIPLIN
03. KERJASAMA
04. KEBERSIHAN
05. LAPORAN
……………………………………..
Mengetahui
……………………….. ………………………….
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
BAB VI
PELAPORAN
Demi kesempurnaan pelatihan pembimbing dan pihak rumah sakit diharapkan mengisi angket
sesuai dengan kondisi sebenarnya dan diserahkan kembali kesekolah melalui pembimbing.
Laporan selesai melaksanakan pemantauan, pembimbing sekolah atau guru wajib melaporkan
hasil pemantauan kepada kepala sekolah.
BAB VII
TATA TERTIB
A. Hak Peserta
B. Kewajiban peserta
Peserta yang tidak mengikuti atau meninggalkan kegiatan prakerin tanpa ada surat keterangan
akan dikenakan sanksi sebagai berikut:
1. Surat teguran.
2. Surat peringatan keras.
3. Dinyatakan tidak lulus prakerin dan mengulang.
Lampiran 1
1. Mampu melakukan sampling darah vena dan kapiler serta penyediaan sample urine,
2. Mampu melakukan Pengolahan sample darah vena dan kapiler serta sample urine,
5. Mampu melakukan pemeriksaan kimia klinik : faal hati,faal ginjal,faal jantung serta
10. Mampu melakukan prosedur pengeluaran darah donor/darah pada bank darah rumah sakit
Lampiran 2
STANDART KOMPETENSI
Tingkat keberhasilan Trainee ditetapkan dengan angka (1) sampai dengan angka (4) dengan
ketentuan sebagai berikut :
Medan,.............November 2021
Kajur TLM