Kelompok A2
Kelompok A3
Kelompok 1 : Rabu, 10 Nov 2021 Kelompok 2 : Rabu, 17 Nov 2021
1. Sarda Amanda Putri 1. Diva Kayla Aulia
2. Mia Alfina Khairia 2. Juma'ani
3. Sintya Maulidiyah 3. Herlyn Fransiska
4. Dwi Syavitri Fauziah 4. Amanda Yanasari Utami
5. Nabila Rifda Wachdannisa 5. Betsy Yolanda Sinaga
6. Indra Putra Dinata 6. Angga Wahyudi
7. Muhammad Rafly Agustriangga 7. Wanda Wuragil Firjatullah
8. Yudha Dwi Cahyo 8. Fasillia Virma
9. Ikhsan Fahri Ramadhoni 9. Tazkiatunisa
10. Virna Helena Damanik 10. Aldo Goneril
11. Risa Indriyani 11. Hansel Febrian
12. Shahira Audia Nadine 12. Halim
13. Intan Yap 13. Nabilah Ananda Putri
14. Lailatul Badaria 14. Raden Hasya Nadhira
15. Puteri 15. Andi Rizka Walyanda Sultan
16. Eka Meilia Gately 16. Siti Zahra Shalsabila
17. Alfian nur huda 17. Angelina Putri Hedaya
18. Anggareni
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Nama ……….
NIM ……..
Kelas …….
Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa dapat memahami dan melakukan dengan baik
tahapan uji dalam standarisasi bahan baku obat alam
Latar Belakang
A. Uji Mikroskopik
Alat :
1. Mikroskop
2. Objek glass
3. Cover glass
4. Lampu spiritus
5. Pipet tetes
6. Penjepit
Cara Kerja :
1. Ambil sedikit serbuk simplisia yang akan diperiksa, letakkan di atas gelas objek.
Teteskan larutan kloralhidrat, hangatkan di atas lampu spiritus dan dijaga agar jangan
sampai mendidih. Tutup dengan cover glass
2. Amati masing-masing fragmen pada simplisia yang telah diperlakukan sesuai dengan
cara pada point 1. Gunakan perbesaran lemah dan perbesaran kuat
Tugas :
Fotolah hasil pengamatan yang telah anda peroleh. Tunjukkan atau beri keterangan
bagian-bagian atau fragmen-fragmen sel yang anda temukan pada pengamatan.
B. Skrining Fitokimia
Uji Tabung
1. Uji Pendahuluan
Serbuk tumbuhan (2 g) dipanaskan dengan air (10 ml) selama 30 menit diatas tangas
air mendidih, larutan yang terjadi disaring melalui kertas saring. Suatu larutan
berwarna kuning sampai merah, menunjukkan adanya senyawa yang mengandung
kromofor (flavonoid, antrkinon, dsb), dengan gugus hidrofilik (gugus gula, asam,
fenolat, dsb.) Pada penambahan larutan kalium hidroksida (3 tetes), warna larutan
menjadi lebih intensif.
2. Uji Fenol
Ekstrak dilarutkan didalam etanol kemudian ditambahkan beberapa tetes FeCl3 1%.
Hasil positif yaitu timbul warna biru pekat
3. Uji Flavonoid
a. Sinoda tes : Sampel dilarutkan dalam etanol, ditambahkan 0,5 mg serbuk logam
Mg/Zn, ditetesi beberapa tetes HCl pekat. Warna orange, merah muda sampai
lembayung menandakan adanya flavon, flavonol, dan/atau xanton. Sebelum
penambahan asam lebih baik ditambahkan t-butil alkohol, senyawa-senyawa yang
berwarna akan larut di fase atas.
b. Asam sulfat pekat : larutan flavon dan flavonol dalam asam sulfat pekat akan
memberikan warna kuning tua, kalkon dan auron memberikan warna merah atau
merah gelap. Flavanon menunjukkan warna orange sampai merah.
4. Uji Alkaloid
Ekstrak ditambahkan dengan kloroform beramonia, dikocok kemudian disaring.
Selanjutnya ditambahkan 1 mL asam sulfat 2 N. Lapisan asam (atas) dipipet dan
dimasukkan ke dalam tiga buah tabung reaksi. Kedalam tabung reaksipertama
ditambahkan dua tetes pereaksi Mayer. Pada tabung reaksi kedua ditambahkan dua
tetes pereaksi Dragendrof, dan pada dalam tabung reaksi ketiga ditambahkan perekasi
Wagner. Adanya senyawa alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan putih pada
tabung reaksi pertama, endapan merah sampai jingga pada tabung reaksi kedua dan
endapan coklat kemerahan pada tabung reaksi ketiga.
5. Uji Terpenoid/steroid
Ekstrak yang telah dilarutkan dengan n- heksan ditambahkan dengan pereaksi
Lieberman-Burchad (1 ml asam asetat dan 1 ml H2SO4). Jika warna berubah menjadi
biru, menandakan adanya senyawa steroid sedangkan jika warna berubah menjadi
merah, menandakan adanya senyawa terpenoid.
6. Uji Antrakinon
Serbuk tumbuhan (±300 mg) atau beberapa gram ekstrak dididihkan selama 2 menit
dengan KOH 0,5N (2 ml) dan larutan Hydrogen peroksida (3 tetes). Setelah dingin,
suspensi disaring. Filtrat ditambah asam asetat sampai pH 5, lalu ditambah toluene
atau benzen (±3 ml). Lapisan atas dipisahkan dengan dipipet dan dimasukkan dalam
tabung reaksi, kemudian ditambah kalium hidroksida (KOH) 0,5N, warna merah,
yang terjadi pada lapisan air (basa) menunjukkan adanya senyawa antrakinon.
7. Uji Tanin
Serbuk tumbuhan (±2 g) atau beberapa gram ekstrak dipanaskan dengan air (10 ml)
selama 30 menit di atas tangas air. Disaring, filtrat ditambah larutan NaCl 2 %, (1 ml),
jika terjadi suspense atau larutan gelatin 1% (5 ml). Terbentuknya endapan
menunjukkan adanya tannin atau zat samak.
8. Uji Saponin
Serbuk tumbuhan (100 mg) dalam tabung reaksi, ditambah 10 ml air suling, tutup dan
kocok kuat-kuat selama 30 menit. Biarkan tabung dalam posisi tegak selama 30 menit.
Apabila timbul buih setinggi ± 3 cm dari permukaan cairan, menunjukkan adanya
saponin.
Cara lain: serbuk tumbuhan (2 g) ditambah air 10 ml, dipanaskan diatas penangas air
selama 30 menit, kemudian disaring. Filtrate dimasukkan ke dalam pipa
kapiler penuh-penuh. Kapiler diletakkan dalam posisi tegak, kemudian
cairan dibiarkan mengalir bebas. Tinggi cairan dibandingkan dengan tinggi
air suling yang diperlakukan sama. Jika tinggi cairan yang diuji setengah
atau kurang dari tinggi air suling, maka sampel ada kemungkinan
mengandung saponin.
Prosedur : Sampel ditimbang dengan teliti 1-5 gram, kemudian diletakan pada kaca
arloji yang sebelumnya telah diketahui berat keringnya. Selanjutnya dimasukan kedalam
oven pada suhu 100o -105oC selama 3-5 jam. Setelah itu didingankan dalam eksikator
dan setelah dingin kemudian ditimbang. Sampel beserta cawan pengering dioven
kembali selama 30 menit, selanjutnya didinginkan kembali dalam esikator dan
ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai tercapai berat konstan.
Keterangan :
Wo = Berat kaca arloji konstan
W1 = Berat sampel awal bahan basah
W2 = Berat sampel akhir bahan kering