Siskon 2020
Siskon 2020
LAPORAN PRAKTIKUM
SISTEM KONTROL
di
Universitas Brawijaya
Malang
Disusun oleh :
Nama :
NIM :
Periode :
Tanggal :
Mengesahkan, Menyetujui,
1. Sebelum mengikuti praktikum, pendaftar wajib mengikuti pre-test sesuai jadwal yang telah
ditetapkan.
2. Sebelum melaksanakan pratikum, praktikan wajib mengerjakan tugas pendahuluan dari
percobaan yang bersangkutan.
3. Selama praktikum :
a. Praktikan wajib memakai baju/kaos berkerah, jas praktikum dan bersepatu.
b. Setiap praktikan wajib memiliki buku praktikum dan kartu peserta praktikum (KPP)
yang harus dilengkapi dengan pas foto.
c. Praktikan harus hadir di laboratorium 5 menit sebelum praktikum dimulai.
d. Toleransi keterlambatan maksimal 15 menit dari waktu percobaan.
e. Apabila terlambat lebih dari 15 menit, maka dianggap telah mengundurkan diri
kecuali telah mendapat ijin dari Koordinator Asisten.
f. Tidak diijinkan pindah kelompok kecuali telah membuat surat ijin dan mendapat
persetujuan Koordinator Asisten.
g. Praktikan harus menyediakan sendiri alat-alat tulis/gambar yang diperlukan.
h. Selama di dalam laboratorium, praktikan dilarang makan, minum, merokok, dan harus
menjaga ketertiban.
i. Untuk setiap percobaan sudah disediakan alat, tempat dan bahan sendiri yang tidak
boleh diubah, diganti atau ditukar kecuali oleh asisten yang bersangkutan.
j. Apabila menjumpai kesalahan, kerusakan, atau ketidaksesuaian dengan buku
praktikum, praktikan harus segera melapor kepada asisten.
k. Setelah selesai menyusun rangkaian sesuai buku praktikum, praktikan harap segera
melapor pada asisten, dan dilarang menghubungkan rangkaian dengan sumber
tegangan sebelum mendapat ijin dari asisten yang bersangkutan.
4. Hal-hal mengenai alat praktikum :
a. Kerusakan alat yang disebabkan oleh kesalahan praktikan menjadi tanggung jawab
kelompok praktikan, dan kelompok tersebut tidak diperkenankan mengikuti praktikum
berikutnya sebelum menyelesaikan tanggung jawabnya.
b. Setiap selesai melaksanakan praktikum, praktikan wajib mengembalikan alat-alat
yang digunakan dan dilarang meninggalkan laboratorium sebelum mendapat ijin dari
asisten yang bersangkutan.
5. Praktikan dikenai sanksi gugur, jika :
a. Tidak mengikuti praktikum sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
b. Tidak mengikuti 1 atau lebih percobaan dalam 1 praktikum.
c. Tidak mengikuti pos-test sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
6. Jika tidak mengambil surat puas pada masa yang telah ditetapkan, akan mendapat sangsi.
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
NAMA : ……………………………………………………
NIM : …………………………………………………… Foto 3 x 4
PERIODE : ……………………………………………………
PRAKTIKUM : SISTEM KONTROL
Tanggal
No. Percobaan Asisten Percobaan Paraf
Praktikum Asistensi
Performansi Model
1. Sistem dengan
Komputer Analog NIM.
Penggunaan
2. Komputer Analog
sebagai Kontroler NIM.
Penggunaan
3. Kontroler PID pada
Motor DC Servo NIM.
Sistem Pengaturan
Temperatur dengan
4.
Kontroler
Proporsional NIM.
Sistem Pengaturan
5. Ketinggian Air
Tangki NIM.
Malang, ………………………..
Koordinator Asisten,
………………………………….
NIM. ....................
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PRAKTIKUM
SISTEM KONTROL
PERCOBAAN I
NIM : ...................................................................................
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PERCOBAAN 1
PERFORMANSI MODEL SISTEM DENGAN KOMPUTER ANALOG
C ( s) a0 s m a1s m 1 ... am
(1.1)
R( s) b0 s n b1s n 1 .... bn
Orde sistem dapat diketahui dengan melihat pangkat tertinggi s pada penyebut fungsi
alih. Fungsi alih dalam Persamaan (1.1) adalah sistem dengan orde n.
1.3.2.1 Sistem Orde Satu
Bentuk umum fungsi alih sistem orde satu dinyatakan sebagai berikut:
C ( s) K
(1.2)
R( s) Ts 1
dimana T adalah konstanta waktu dan K merupakan penguatan sistem. Kedua parameter ini
menggambarkan perilaku sistem orde satu. Konstanta waktu T berhubungan langsung dengan
waktu penetapan (settling time) yaitu ts = 4T (menggunakan kriteria toleransi 2 %). Sedangkan
1
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
penguatan K menyatakan perbandingan antara tanggapan mantap (steady state) sistem dengan
sinyal masukan berupa sinyal unit step.
Dalam merealisasikan sistem orde satu tersebut maka perlu dipilih suatu konfigurasi
komputer analog yang mengakibatkan kedua parameter, T dan K, dapat diubah-ubah. Perubahan
tersebut tergantung pada performansi sistem yang dikehendaki dan perubahan komponen
rangkaian yang mewakili besar dari parameter-parameter tersebut tidak saling berpengaruh.
Respons unit step sistem orde 1 dapat dilihat dalam Gambar 1.1.
C(t)
slope = 1/T
C(t) = 1 - e-t/T
0,95
0,865
0,632
0 T 2T 3T 4T
t
R2 (1 / sC1 )
Z 2 ( s) (1.3)
R2 1 / sC1
Z2
Z4
Vin
Z1
Z3 Vout
Va
(a) (b)
Gambar 1.2 (a) Rangkaian Sistem Orde Satu (b) Rangkaian Pengganti Sistem Orde Satu.
Vout Va Vout Z 2 ( s) Z 4 ( s)
. (1.5)
Vin Vin Va Z1 ( s ) Z 3 ( s )
2
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Dengan mensubtitusikan persamaan (1.3) dan (1.4) ke persamaan (1.5) maka didapatkan
fungsi alih rangkaian sistem orde satu pada persamaan (1.6).
Vout R /R
2 1 (1.6)
Vin sC1 R2 1
Dengan melihat pada persamaan (1.5), maka apabila R2 bernilai konstan maka pemilihan
nilai penguatan sistem K ditentukan oleh pemilihan nilai R1 sedangkan pemilihan nilai konstanta
waktu sistem T ditentukan oleh nilai C1. Dengan pemilihan tersebut tampak bahwa perubahan
untuk masing-masing parameter tersebut tidak akan berpengaruh satu sama lain.
Melalui rangkaian di atas dimungkinkan juga untuk membuat sistem orde satu yang tidak
stabil, yaitu dengan cara melepas komponen R2 yang serupa dengan memberikan nilai hambatan
tak hingga pada R2. Penurunan fungsi alih sistem yang tidak stabil tersebut dimulai dengan
mengalikan pembilang dan penyebut fungsi alih sistem pada persamaan (1.6) dengan R1 / R2
sehingga diperoleh,
Vout 1
(1.7)
Vin R1 / R2 sC1 R1
Dengan mensubtitusikan nilai tak hingga pada R2 akan menyebabkan suku pertama pada
penyebut persamaan (1.6) menjadi nol sehingga didapat fungsi alih sistem orde satu yang tidak
stabil pada persamaan (1.7).
Vout 1
(1.8)
Vin sC1 R1
K n
2
C ( s)
2 (1.9)
R( s) s 2 n s n 2
dengan,
n = frekuensi alamiah tidak teredam
= rasio peredaman sistem
K = penguatan sistem
Untuk merealisasikan sistem orde dua tersebut maka perlu dipilih suatu konfigurasi dari
komputer analog yang mengakibatkan ketiga parameter, n , , dan K, dapat diubah-ubah
tergantung pada performansi sistem yang dikehendaki. Perubahan parameter-parameter tersebut
tidak saling berpengaruh satu sama lain.
Komputer analog yang dirancang untuk merealisasikan model sistem orde dua dapat
dilihat dalam Gambar 1.3(a).
3
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
C2 Z2
I3 Z4
Vin
Z1 V1
A Z3 Vout
I1
I2
V2
Z7
Z5
Z6
(a) (b)
Gambar 1.3 (a) Rangkaian Sistem Orde 2 (b) Rangkaian Pengganti Sistem Orde 2.
Impedansi Z2 dan Z4 pada rangkaian pengganti sistem orde 2, Gambar 1.3 (b), dinyatakan
dalam persamaan (1.10) dan (1.11).
1
Z 2 ( s) (1.10)
sC 1
dan,
R3 (1 / sC2 )
Z 4 ( s) (1.11)
R3 1 / sC2
Vin V2 V1
(1.12)
Z1 Z 7 Z2
Z 3 ( s)
V1 Vout (1.13)
Z 4 ( s)
Z 6 ( s)
V2 Vout (1.14)
Z 5 (s)
4
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1
Vout R1 R2 C 2
(1.15)
V in 1 1
s2 s
R 3 C R2 R6 C 2
Dengan mengubah persamaan (1.15) dalam bentuk lain yang lebih menguntungkan maka fungsi
alih rangkaian sistem orde dua dapat dinyatakan dalam persamaan (1.16).
2
R6 1
R1 C R R
Vout
2 6
(1.16)
2
V in R2 R6 1 1
s 2 2 s
2 R3 C R R C R R
2 6 2 6
Dengan membandingkan fungsi alih rangkaian sistem orde 2 dalam persamaan (1.16) dengan
persamaan (1.9) maka tampak parameter K, ωn, dan ξ, dapat ditentukan melalui persamaan
(1.17) - (1.19) berikut,
R6
K (1.17)
R1
R2 R6
(1.18)
2R3
1
n (1.19)
C R2 R6
5
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1. Waktu penetapan (Settling Time), ts : merupakan waktu yang diperlukan kurva respons
untuk mencapai dan menetap dalam daerah di sekitar nilai akhir yang ukurannya
ditentukan dengan prosentase mutlak dari nilai akhir (biasanya 5 % atau 2 %). Waktu
penetapan ini dikaitkan dengan konstanta waktu terbesar dari sistem kontrol. Kriteria
prosentase kesalahan yang akan digunakan ditentukan dari sasaran disain.
2. Waktu tunda (Delay Time ), td : merupakan waktu yang diperlukan respons untuk
mencapai setengah nilai akhir pada saat lonjakan yang pertama kali.
3. Waktu naik (Rise Time ), tr : merupakan waktu yang diperlukan respons untuk naik dari
10 sampai 90 %, 5 sampai 95 % atau 0 sampai 100 % dari nilai akhir. Untuk sistem orde
dua redaman kurang (Underdamped) digunakan waktu naik 0-100 %, dan untuk sistem
redaman lebih (Overdamped) digunakan waktu naik 10-90 %.
4. Waktu puncak (Peak Time), tp : merupakan waktu yang diperlukan respons untuk
mencapai puncak lewatan (lonjakan maksimal) yang pertama kali.
5. Lewatan maksimum (Maximum Overshoot), Mp : merupakan nilai puncak maksimum
kurva respons yang diukur dari satu. Jika nilai keadaan mantap respons tidak sama
dengan satu, maka dapat digunakan persen lewatan maksimum.
Gambar 1.4 menunjukkan kurva respons sistem orde dua kurang teredam (underdamped) dengan
masukan unit step.
c(t)
Mp
1
Toleransi yang diperbolehkan
0,05
atau
0,02
td
0,5
tr
0 t
tp
ts
Gambar 1.4 Kurva Respons Sistem Orde Dua Underdamped dengan Masukan Unit Step.
6
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 1.5 menunjukkan kurva respons sistem orde dua terlalu teredam (overdamped) dengan
masukan unit step.
c(t)
1
0,9
0,05
atau
0,02
Toleransi yang diperbolehkan
td
0,5
0,1
0 t
tr
ts
Gambar 1.5 Kurva Respons Sistem Orde Dua Overdamped dengan Masukan Unit Step.
7
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1.4 Tugas
1. Beri keterangan (performansi sistem) pada tiap gambar dalam percobaan.
2. Hitung nilai-nilai performansi menggunakan rumus pada tiap-tiap data dalam tabel
percobaan, dan bandingkan hasilnya dengan data hasil percobaan.
3. Berikan penjelasan bagaimana cara mendapatkan data saat percobaan berlangsung.
4. Berikan penjelasan pada data hasil percobaan anda.
8
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Konstanta Settling
R1 R2 C1 Waktu (T)
No ( F) Fungsi Alih Gain Time
(Ω) (Ω)
Teori Praktik (ts)
1. 100k 100k 2
2. 100k 100k 5
3. 100k 100k 20
4. 217k 100k 2
9
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
10
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
…………………….………..................………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………….…..................………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………...................………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………….…..................………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………...................………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………...................………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………...............................................................................
Performansi
R1 R3 R6 C ωn
No ( F) Fungsi Alih Gain ξ
(Ω) (Ω) (Ω) (Hz) ts td tr tp Mp
(s) (s) (s) (s) (%)
12
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
13
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
14
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1.5.2.2 Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………...................…………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...................…………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………...................…………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………...................…………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………...................…………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………...................…………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………...................…………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………...................…………………………………………………………………
1.6 Tugas
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….……………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………….……………...……………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………….…………………...……………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………….…………...……………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………....……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………….…..
.………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………….………...…………………
………………………………………………………………………………………………………
15
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
………………………………………………………….………...…………………………………
…………………………………………………………………..……………………………………
……………………………………………….…...…………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………….……………...…………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………….
…………………...……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….…………..
.………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………....………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………….…...………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………….………...………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………….………...………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….…………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………….……………...…………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………….…………………...…………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………….…………...…………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………....…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……….…...…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….………...……
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….………...……
………………………………………………………………………………………………………
16
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PRAKTIKUM
SISTEM KONTROL
PERCOBAAN II
NIM : ...................................................................................
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PERCOBAAN 2
PENGGUNAAN KOMPUTER ANALOG SEBAGAI KONTROLER
2.1 Tujuan
a. Memahami macam-macam karakteristik kontroler
b. Memahami pengaruh pemakaian rangkaian kontroler P, PI, dan PID pada plant orde 1
dan orde 2
2.2 Peralatan yang Digunakan
a. Seperangkat computer
b. PC LAB PCSU1000
c. Setpoint Potensiometer
d. Power Supply +/- 15 V
e. Multimeter.
f. PID Kontroler.
g. Modul Sistem Orde 1.
h. Modul Sistem Orde 2.
2.3 Dasar Teori
Kontroler berfungsi untuk membandingkan nilai sebenarnya dari keluaran plant dengan
nilai yang diinginkan, menentukan deviasi, dan menghasilkan suatu sinyal kontrol yang akan
memperkecil deviasi sampai dengan nol atau sampai harga yang terkecil. Cara kontroler
menghasilkan sinyal kontrol disebut sebagai aksi pengontrolan. Diagram blok sistem kontrol
loop tertutup ditunjukkan dalam Gambar 2.1.
R E M C
Kontroler Plant
+ -
Gambar 2.1 Diagram Blok Sistem Kontrol Loop Tertutup. C: keluaran yang terukur, R: referensi, yaitu
nilai yang diinginkan, M: variabel termanipulasi (terkontrol), E: nilai error, yaitu selisih antara nilai referensi
dengan nilai keluaran terukur.
Dalam kenyataannya, kontroler dapat dibangun dari komponen-komponen elektris, salah
satunya adalah komputer analog. Sesuai dengan aksi kontrolnya, kontroler dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Kontroler On-Off
2. Kontroler Proporsional (P)
3. Kontroler Integral(I)
4. Kontroler Differensial(D)
5. Kontroler Proporsional Integral (PI)
6. Kontroler Proporsional Diferensial (PD)
7. Kontroler Proporsional Integral Diferensial (PID)
17
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
e t eg t eg t m t
(2.1)
R1 R2
karena
eg t 0
maka
e t R 2 m t R1 (2.2)
m t e t
R2
(2.3)
R1
m t K p .e t (2.4)
18
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
e t eg t
Ci
d
eg t m t (2.5)
Ri dt
e t
Ci
d
m t (2.6)
Ri dt
m t K i e t dt (2.7)
Ki merupakan konstanta yang dapat diatur. Dengan menggunakan transformasi Laplace dapat
dinyatakan sebagai
M s K i
(2.8)
E s s
dengan
Kp
Ki
Ti
19
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
C
d
e t eg t eg t m t (2.9)
dt Rd
m t R d C d e t
d
(2.10)
dt
atau dalam transformasi Laplace dinyatakan dengan :
M s E s K d .s (2.11)
dengan
K d K p .T d
Td C d Rd
Kp menyatakan penguatan
Ti menyatakan konstanta waktu integral
dimana Kp dan Ti dapat diatur.
2.3.5 Kontroler Proporsional Diferensial (PD)
Aksi kontroler proporsional diferensial dinyatakan dalam persamaan :
20
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
det
mt K p et K pTd (2.14)
dt
atau dalam transformasi Laplace dinyatakan dengan :
M(s) / E(s) = Kp ( 1 + Td s ) (2.15)
Dengan
Kp menyatakan penguatan
Td menyatakan konstanta waktu diferensial
dimana Kp dan Td dapat diatur.
M ( s) 1
Kp ( 1 Td s ) (2.17)
E ( s) Ti s
+15 V +15 V
2
K n
K
s + 2
2
Ts + 1 n s + n2
R2 R6
200 600
5
10
20 150 217 100K 3
4 140 200 500 700 400K
4 100 2 80 400
3 82 1 70 300
2 68 0,5 50 200
C R1 C R3 R1
Mikro Farad Kilo Ohm Mikro Farad Kilo Ohm Kilo Ohm
0 V 0 V
-15 V
(a) (b)
Gambar 2.5 Mekanik Plant. (a) Mekanik Plant orde 1 (b) Mekanik Plant orde 2
21
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2.4 Percobaan
2.4.1 Rangkaian Percobaan
22
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
23
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 2.8 Rangkaian Percobaan Untuk Plant Orde Satu Menggunakan Kontroler PID.
Gambar 2.9 Rangkaian Percobaan Untuk Plant Orde Dua Menggunakan Kontroler PID.
24
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
25
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
26
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2 1 100 100
3 2 100 50
4 5 100 20
Kesimpulan
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
27
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1 0.5
2 1
3 2
4 5
Kesimpulan
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
28
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1 0.1
2 0.2
3 0.5
4 2
Kesimpulan
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
29
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1 0.5
2 1
3 2
4 5
Kesimpulan
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………….......................................................................
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
30
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1 0.02
2 0.03
3 0.04
4 0.2
Kesimpulan
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………...............................................................................
……………………………………………………………………………………………………
31
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1 0.2
2 0.3
3 0.4
4 20
Kesimpulan
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
32
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
34
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2.6.3 Grafik Respons Kontroler Proporsional Integral pada Plant Orde Satu
35
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2.6.4 Grafik Respons Kontroler Proporsional Integral pada Plant Orde Dua
36
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2.6.5 Grafik Respons Kontroler Proporsional Integral Diferensial pada Plant Orde 1
37
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2.6.6 Grafik Respons Kontroler Proporsional Integral Diferensial pada Plant Orde 2
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
40
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PRAKTIKUM
SISTEM KONTROL
PERCOBAAN III
NIM : ...................................................................................
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PERCOBAAN 3
PENGGUNAAN KONTROLER PID PADA MOTOR DC SERVO
3.1 Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan penggunaan kontroler PID pada motor DC servo,
diharapkan praktikan:
41
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Arus Ia(t) adalah arus jangkar yaitu arus yang melalui La (induktansi jangkar) dan Ra
(resistansi jangkar) yang muncul karena adanya tegangan catu Ea(t) pada rangkaian tertutup dari
kumparan jangkar. Sedangkan Eg(t) adalah tegangan GGL lawan, yang muncul karena adanya
perubahan fluksi pada kumparan jangkar akibat dari berputarnya kumparan jangkar dalam
medan. Hubungan antara Ea(t), Ia(t) dan Eg(t), dituliskan sebagai :
dI a (t )
Ea (t ) La (t ) Ra I a (t ) Eg (t ) (3-1)
dt
dalam bentuk transformasi Laplace, persamaan (1) dapat pula ditulis sebagai :
E a ( s) E g ( s)
I a ( s) (3-3)
La ( s) Ra
Medan magnet yang dihasilkan oleh medan menyebabkan munculnya fluksi celah udara yang
besarnya konstan, yaitu :
BA (3-4)
di mana, B=kuat medan dan A=luas penampang kumparan medan. Untuk medan berupa
kumparan dengan arus If, kuat medan B dituliskan sebagai :
nf f if
B (3-5)
2L
dengan
nf = jumlah kumparan medan
f = permeabilitas bahan inti
If = arus medan
L = tebal kumparan medan
Akibat adanya arus pada kumparan jangkar yang berada dalam medan (fluksi celah
udara), akan membangkitkan torsi pada kumparan jangkar yang selanjutnya menyebabkan
berputarnya rotor. Torsi yang dihasilkan oleh kumparan jangkar berbanding lurus dengan hasil
kali arus jangkar dengan fluksi, yaitu :
kia atau K mia (3-6)
T ( s) K m I a ( s) (3-7)
42
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Pada saat jangkar berputar, terjadi perubahan fluksi pada kumparan jangkar yang
menyebabkan terinduksinya tegangan pada kumparan jangkar. Tegangan induksi ini disebut
sebagai tegangan ggl (gaya gerak listrik) yang besarnya berbanding lurus dengan perkalian fluksi
dan kecepatan sudut putaran rotor, yaitu :
d
Eg k 2 atau Eg K g (3-8)
dt
atau
E g (s) K g s. (s) (3-9)
Torsi yang dihasilkan motor, dipakai untuk menggerakkan beban dengan momen inersia
J dan koefisien viskos f yang hubungannya adalah :
d 2 d
J f (3-10)
dt dt
43
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
U c ( s) K p E ( s) (3-14)
1
U c ( s) K p (1 ) E ( s) (3-15)
Tn s
44
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1
U c (s) K p (1 Tv s) E (s) (3-17)
Tn s
E a K aU c (3-18)
3.3.3.4 Model Matematik Komponen Motor DC, Roda Gigi dan Beban
Pada sistem pengaturan posisi motor DC difungsikan sebagai penggerak sistem posisi
yang tersusun atas roda gigi dan beban. Hubungan antara tegangan jangkar Ea, arus jangkar Ia,
tegangan Eg dan torsi motor T dapat dituliskan pada persamaan berikut :
Ea (s) E g (s)
I a (s) (3-19)
La s Ra
T ( s) K m I a ( s) (3-20)
Torsi motor T, simpangan poros motor dan kecepatan sudut poros motor
ditransmisikan melalui sistem roda gigi ke beban (momen inersia J dan redaman viskos f)
menjadi torsi beban Tb, simpangan poros beban dan kecepatan sudut poros beban . Jika
45
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
perbandingan roda gigi n1 n N , maka hubungan dari variabel-variabel tersebut dapat dituliskan
2
sebagai Tb NT
1
N atau (3-22)
N
Torsi pada beban digunakan untuk menggerakkan beban yang mempunyai momen
inersia J dan viskos damping f ( dalam hal ini, dianggap bahwa momen inesia dan viskos
damping dari rotor motor DC dan roda gigi sudah ditransformasikan dan digabung ke beban)
Hubungan antara torsi beban Tb dan simpangan poros beban dapat diturunkan pada persamaan
berikut:
Tb ( s)
Tb ( Js 2 fs) (s) atau ( s) (3-23)
s( Js f )
Tb ( s)
Tb (s) ( Js f )(s) atau ( s) (3-24)
s( Jsf )
46
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 3.4 Rangkaian Percobaan Penggunaan Kontroler PID pada Motor DC Servo
47
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
3.4 Percobaan
3.4.1 Kontroler Proporsional
3.4.1.1 Prosedur Percobaan:
a. Rangkaikan modul praktikum seperti pada Gambar 3.4.
b. Atur modul setpoint potensiometer sehingga mengeluarakan tegangan UW = 5 volt
dengan memutar potensiometer dan diukur dengan multimeter.
c. Atur nilai Kp seperti pada tabel 1.1, I off, D off. Catat nilai keluaran sudut simpangan
beban dan tegangan keluaran UX dengan multimeter pada Tabel 3.1
10x1 10x100
Kp 1x1 2x1 5x1 10x1
0* **
β(o)
Ux(V)
48
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Kp ts (s) Mp (%)
1x1
5x1
10x100
Gambar 3.5 Respons Plant dengan Kontroler P dan Nilai Kp yang Berbeda-beda
3.4.1.5 Kesimpulan
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
49
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Kp ts(s) Mp (%)
Kp = 5x1
50
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Kp = 1 TN= 0.5
Gambar 3.7 Respons Plant dengan Kontroler PI dan Nilai Kp yang Berbeda-beda
3.4.2.2.3 Kesimpulan
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
51
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 3.8 Respons Plant dengan Kontroler PID dan Nilai Tv yang Berbeda-beda
3.4.3.3 Kesimpulan
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
52
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
3.6 Tugas
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
54
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PRAKTIKUM
SISTEM KONTROL
PERCOBAAN IV
NIM : ...................................................................................
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PERCOBAAN 4
SISTEM PENGATURAN TEMPERATUR DENGAN
KONTROLER PROPOSIONAL
4.1 Tujuan
Setelah melaksanakan sistem pengaturan temperatur dengan kontroler proposional,
diharapkan praktikan dapat mengamati karakteristik sistem pengaturan temperatur dengan
kontroler proposional untuk menentukan titik kerja.
Pintu Pengatur
Kipas Angin Udara Keluar
Pemanas
Pemanas
V
Sensor Temperatur
pngin T
Gambar 4.1. Komponen Plant Sensor
Temperatur
Temperatur
Untuk memperoleh nilai temperatur kamar, kipas angin diputar maksimal, sehingga
pemanas menjadi lebih dingin. Sensor temperatur diukur tegangan keluarannya. Pada plant ini
55
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
diperoleh temperatur kamar pada sekitar 3 s/d 3,3 Volt. Proses berikutnya adalah mendapatkan
respons waktu unit step untuk plant ini.
Ketika kipas penyedot udara berputar, pemanas pada t=0 dinyalakan. Artinya tegangan
masukan ke amplifier pemanas dinyalakan, sehingga sinyal masukan seolah berbentuk step.
Pada selang waktu pertama, sensor temperatur tidak bereaksi, karena terdapat jarak antara
pemanas dengan sensor, sehingga udara panas yang dihasilkan dari kipas angin membutuhkan
waktu untuk mencapai sensor. Selang waktu ini dinamakan sebagai waktu tunda. Setelah selang
waktu TL , sensor perlahan menunjukkan kenaikan temperatur kontinyu serta dalam selang waktu
tertentu mencapai kondisi mantap - mencapai nilai akhir.
3 4 1 2 6 5
+15 V
(+5 V)
7 M
2 mA
10 o C
I,U 1V
10 o C
0V
-15 V
8 9
20
15
10
0
0 100 200 300 400 500
Waktu- Detik
56
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Berdasarkan gambar 4.3 perilaku plant dapat didekati sebagai komponen PT1 (elemen
proporsional plus elemen perlambatan orde satu) yang diseri dengan elemen tunda. Persaman
matematik dalam s untuk karakteristik semacam ini adalah:
Vs
FS . e TL s (4-1)
Te s 1
Parameter waktu TL merupakan waktu tunda sebelum respons bereaksi terhadap
perubahan masukan plant. Sedangkan parameter waktu Te menunjukkan konstanta waktu dari
respons waktu. Dari eksperimen diperoleh nilai TL 2 detik dan Te 60 detik.
Plant semacam ini sangat sulit untuk diatur, jika perbandingan parameter TL Te semakin
besar. Konstanta waktu perlambatan dari plant temperatur umumnya sangat lama. Tipikalnya
bernilai antara orde menit dan jam. Dikarenakan sifat lamban plant ini dan secara kenyataan
manusia sangat sulit untuk membedakan perbedaan temperatur yang kecil, maka pengaturan
temperatur ini masih layak jika diterapkan pengatur tak linear dua kondisi (yaitu hanyalah
sebuah saklar listrik atau elektronik yang hanya memiliki dua nilai: ‘on’ atau ‘off’)
terhadapnya. Namun pada percobaan ini akan diperkenalkan penggunaan kontroler klasik PID
pada plant pengaturan temperatur..
Kontroler berfungsi untuk membandingkan nilai yang sebenarnya dari keluaran plant
dengan nilai yang diinginkan , menentukan deviasi, dan menghasilkan suatu sinyal kontrol yang
akan memperkecil deviasi sampai dengan nol atau sampai nilai yang terkecil. Cara kontroler
menghasilkan sinyal kontrol disebut aksi pengontrolan. Dalam percobaan ini dibahas jenis
kontroler PID (Proporsional Integral Diferensial). Pengertian kontroler PID adalah kontroler
yang dalam aksi pengontrolannya merupakan gabungan dari kontroler proporsional (P), integral
(I), dan diferensial (D).
Hubungan antara keluaran kontroler m(t) dan sinyal error e(t) dari kontroler proporsional
adalah :
y(t) = Kp e(t) (4-2)
atau dalam transformasi Laplace :
Y (s) / E (s) = Kp (4-3)
di mana Kp adalah Gain (penguatan proporsional).
Pada kontroler integral, nilai keluaran kontroler y(t) diubah dengan laju yang sebanding
dengan sinyal error e(t), sehingga :
dy(t) / dt = Ki e(t) (4-4)
atau
y(t) = Ki e(t) dt (4-5)
Dalam transformasi Laplace dapat dinyatakan :
Y(s) / E(s) = Ki /s (4-6)
di mana Ki = Kp / Ti
Hubungan sinyal kontroler m(t) dengan sinyal error e(t) dari kontroler Diferensial dapat
dinyatakan oleh :
y(t) = Kd de(t)/dt (4-7)
atau dalam transformasi Laplace dinyatakan :
Y(s) / E(s) = Kd s (4-8)
di mana Kd = Kp Td
Gabungan aksi kontrol proporsional, integral, dan diferensial mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan masing-masing dari tiga aksi kontrol tersebut. Persamaan kontroler ini
dapat dinyatakan sebagai berikut :
Pada sistem pengaturan loop tertutup dibutuhkan pemilihan kerja (nilai parameter-
parameter : TG , Tu , dan Ks ) agar kontroler dapat mengatasi perubahan-perubahan input atau
gangguan-gangguan yang mungkin timbul. Sebagai contoh proses permbuatan baja pada tungku
pemanas membutuhkan penentuan parameter-parameter yang tepat agar dihasilkan baja dengan
kualitas yang diinginkan.
Biasanya penentuan parameter-parameter kontroler 50% dari daerah kerjanya.
Pertanyaan berikut yang muncul adalah berapa luas daerah kerja agar bisa menentukan nilai 50%
dari lebar gangguan supaya sistem tetap andal dan mempunyai nilai ekonomis.
Dalam percobaan ini ditunjukkan salah satu metode untuk memecahkan persoalan di atas
dengan metode tangen.
58
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 4.5 Rangkaian Percobaan Sistem pengaturan Temperatur dengan kontroler proporsional
59
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
4.4 Percobaan
Berikut ini prosedur percobaan yang harus diikuti :
1. Buatlah rangkaian percobaan untuk sistem pengaturan temperatur dengan kontroler PID
(akan dijelaskan oleh asisten).
2. Kalibrasikan kontroler : Kp = 0,1 x 10 , dan TN , TV off.
3. Kalibrasikan setpoint sebagai berikut : Uw = +6 volt.
4. Kalibrasikan Plant : Ventilator motor = 2 skala , Flapper = 2 skala, dan output=1
V/10C.
5. Kalibrasikan recorder sebagai berikut : Y = 10 V/div, T = 2 cm/min, Y1 = output plant,
dan Y2 = output kontroler.
6. Periksa bahwa saklar setpoint pada Vref dan atau saklar rekorder off.
7. Tunjukkan pada assisten apakah rangkaian yang anda buat telah benar.
8. Bila sudah nyalakan power.
9. Nyalakan saklar rekorder.
10. Beberapa saat kemudian start saklar setpoint.
11. Amati hasil respons pada rekorder !
12. Ulangi langkah 3 untuk Uw = +7,5 V, amati rekorder.
13. Ulangi langkah 3 untuk Uw = +9 V, amati rekorder.
14. Ulangi langkah 3 untuk Uw = +10 V, amati rekorder.
15. Dengan menggunakan metoda tangen, hitunglah nilai-nilai TG, TU, TG/TU dan C untuk
keempat nilai Uw, dengan menggunakan rumus : Ks = x/y () = Ux/Uy = U/Uw , di
mana U adalah tegangan keluaran dari plant dengan konverter 1V/10C dan Uw = Uy,
karena Kp = 1.
16. Lengkapi tabel di bawah dari hasil perhitungan di atas !
17. Berapa titik kerja dari percobaan di atas ?
18. Berapa setpoint yang harus diberikan ?
60
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
6V
7.5 V
9V
10 V
4.5.2 Kesimpulan
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
61
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
4.6 Grafik
4.6.1 Grafik Keluaran Plant
62
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PRAKTIKUM
SISTEM KONTROL
PERCOBAAN V
NIM : ...................................................................................
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PERCOBAAN 5
SISTEM PENGATURAN KETINGGIAN AIR TANGKI
5.1 Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan sistem pengaturan ketinggian air tangki praktikan
diharapkan dapat mengerti tentang karakteristik tangki yang berisi air sebagai satu kesatuan
komponen yang diatur (plant). Percobaan ini menggambarkan karakteristik statis maupun
dinamis sistem pengaturan ketinggian tangki air. Pengaruh pemasangan jenis-jenis kontroler
akan diamati juga. Sehingga praktikan akan memperoleh bekal pengetahuan tentang pengaruh
kontroler terhadap karakteristik transien dan deviasi keadaan mantap sistem pengaturan loop
tertutup.
Plant tangki sebagai komponen yang diatur dapat disusun ke dalam bentuk plant
proporsional atau berfungsi sebagai plant integral. Susunan ini dapat dibuat dengan mengubah-
ubah keadaan aliran air keluar dari tangki. Gambar 5.1 menunjukkan tangki yang berfungsi
sebagai plant proporsional. Ciri utama tangki dengan susunan semacam ini adalah terbukanya
katub keluaran tangki. Akibatnya air yang berada di dalam tangki akan bebas keluar tanpa
halangan.
Dari gambar 5.1 terlihat jelas, bahwa keadaan mantap ketinggian air tangki akan dicapai
ketika kecepatan aliran masuk sama dengan kecepatan aliran air keluar. Kalau aliran air pertama
kali masuk ke dalam tangki yang kosong, ketinggian air dalam tangki akan naik terus, dan
mengakibatkan secara langsung naiknya kecepatan aliran air keluar. Keadaan demikian akan
terus berubah sampai dicapai tangki mempunyai ketinggian tertentu yang dinamakan sebagai
keadaan mantap. Persamaan matematis untuk susunan ini adalah:
dV
Qin Qout (5.1)
dt
64
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
dengan:
Qin : Kecepatan aliran air masuk
Qout : Kecepatan aliran air keluar
V : Volume air dalam tangki
Jika katub keluaran tangki disumbat sepenuhnya, plant tangki ini berfungsi sebagai
integrator (penampung) air. Sepanjang aliran kecepatan air masuk Qin 0, ketinggian air dalam
tangki tidak mengalami perubahan. Setelah kecepatan aliran air masuk baik secara kontinyu
maupun tak kontinyu, ketinggian air dalam tangki akan naik secara linier. Kecepatan kenaikan
ketinggian air ini sangat dipengaruhi oleh volume tangki dan kecepatan aliran air masuk.
Gambar 5.2 menunjukkan tangki sebagai plant integrator.
QIN
QOUT
1
h Q in .dt (5.3)
A
65
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
keluaran suatu komponen ketika dikenai sebuah masukan atau dapat diperkirakan perilaku
perubahan keluaran terhadap waktu.
5.3.2.1 Karakteristik Statis
Penyusunan karakteristik statis komponen didasarkan pada keadaan masukan maupun
keluaran ketika berada dalam keadaan mantap (steady state). Nilai masukan komponen
ditetapkan pada nilai tertentu dan besaran keluaran dicatat ketika mencapai keadaan mantapnya.
Contoh karakteristik statis plant tangki ditunjukkan oleh gambar 5.3 dan gambar 5.4.
h (%)
U
h
U (%)
Karakteristik statis plant tangki merupakan kurva yang menyatakan hubungan antara
masukan dan keluaran plant. Plant tangki ini memiliki masukan berupa besaran fisik aliran
masuk air Q in dan besaran keluarannya adalah ketinggian tangki. Oleh karena itu hubungan
karakteristik statis plant fungsi h = f ( Q in ). Pada karakteristik statis diperlukan proses
linierisasi untuk memperoleh karakteristik komponen tersebut.
5.3.2.2 Karakteristik Dinamis
Penyusunan karakteristik dinamis sebuah sistem pengaturan atau sebuah komponen
dilakukan dengan memberikan masukan dari komponen itu dengan sebuah fungsi waktu, dan
keluarannya direkam atau ditabelkan. Sinyal masukan yang digunakan umumnya berupa sinyal
sinus, ramp atau step. Ciri karakteristik dinamis ini adalah koordinat absisnya selalu berupa
66
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
waktu, yaitu X in (t ); X out (t ) . Contoh karakteristik dinamis untuk sistem proporsional dan sistem
integral dengan keterangan parameter-parameternya ditunjukkan oleh gambar 5.5.
5.4 Percobaan
5.4.1 Karakteristik Statis
Plant tangki pada percobaan ini dilengkapi dengan dua buah lubang yang salah satu
berfungsi sebagai masukan aliran air dan yang lainnya untuk keluarnya air. Di dalam tangki itu
sendiri disediakan beberapa tempat untuk menyelipkan lima buah slide. Dengan slide ini akan
dimungkinkan alternatif bentuk perilaku plant. Gambar 5.6 berikut merupakan diagram skematik
komponen tangki. Sedangkan gambar 5.7 menunjukkan lima buah slide yang tersedia.
(a) (b)
Di samping tangki air, terdapat pompa yang bertugas untuk menarik air dan
menyalurkannya ke dalam tangki. Pompa secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan
mekanisma penggeraknya, misalnya pompa gear, pompa propeller dan pompa piston. Pemilihan
tipe aplikasi pompa tergantung terhadap kebutuhan selama pemakaiannya. Beberapa kriteria
dalam pemilihan pompa adalah sebagai berikut:
x L .3600.1h
X a V ( L / h ) (5.4)
t (detik)
Dari hasil pengukuran di atas, buatlah kurva yang menyatakan hubungan antara posisi
pompa dengan kecepatan pompa mengalirkan air. Kurva tersebut tak linier. Karakteristik statis
pompa diperoleh dengan mengambil sebagian kurva linier dan menghitung perbandingan antara
keluaran pompa dengan posisi pompa menggunakan rumus berikut:
X a
Kp (5.5)
X e
posisi 1 dan slide 2 pada posisi 5, dan slide 1 pada posisi 4. Gain pompa = 10
b. Tetapkan nilai konstanta kontroler pada nilai Kp = 5 nilai masukan awal sebesar 50%.
c. Ubah nilai setpoint 50% ke 75% pada saat sudah mencapai keadaan mantap. Kemudian
ubah kembali nilai masukan dari 75% ke 50%. Amati respons ketinggian tangki dengan
menggunakan plotter, setting skala vertikal sebesar 1 V/cm dan skala kecepatan sebesar
10 det/cm.
d. Karakteristik terhadap adanya gangguan didapatkan dengan cara membuka/mengangkat
slide 1 pada posisi 4 kemudian kembalikan lagi slide tersebut setelah beberapa saat.
e. Lakukanlah kembali langkah ke-1 hingga ke-4 dengan mengganti Kp = 20
Gain Pompa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pengukuran ke 1
(detik )
Pengukuran ke 2
(detik )
Rata-rata (detik )
V(L/h)
69
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Tabel 5.2 Data Hasil Percobaan Plant Tangki PT1 dengan Kontroler Proporsional
Setting
Kp=5 Kp=10 Kp=20
Kontroler
h Δh h Δh h Δh
Nilai masukan
V V V V V V
25%
50%
75%
Tabel 5.3 Data Percobaan Plant Tangki PT1 dengan Kontroler Proposional Integral
Setting Kp = 20 Kp = 90
Kontroler Tx = 0,1 Tx = 0,1
h h h h
Nilai masukan
V V V V
25 %
50 %
75 %
5.5.2 Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
70
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
5.6 Grafik
5.6.1 Karakteristik Respon Transien Plant Tangki Proposional
71
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 5.9 Grafik Karakteristik Respon Transien Plant PT1 Kontroler Proporsional, Kp = 5
72
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 5.10 Grafik Karakteristik Respon Transien Plant PT1 Kontroller Proporsional, Kp = 20
Gambar 5. 11 Grafik Karakteristik Respon Transien Plant PT1 dengan Kontroler Proporsional Integral, Kp = 5
73
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 5.12 Grafik Karakteristik Respon Transien Plant PT1 dengan Kontroller Proporsional Integral, Kp = 20
74
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
75
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
5.8 Tugas
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
76
LABORATORIUM SISTEM KONTROL
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
77