Anda di halaman 1dari 3

NAMA: Fahmi Iskandar

NIM : 044354847
MK : MANAJEMEN

TUGAS 1
1. Jelaskan tentang teori Reinforcment !
2. Apakah ada kritik terhadap teori ini?
3. Jelaskan tipe-tipe konflik ! Apakah anda pernah mengalaminya? Jelaskan dengan Bahasa
sendiri pengalama ini!

Tetap semangat mengerjakan tugas I ini.

Salam
Jawab:
1. Teori Reinforcement Theory
Reinforcement Theory merupakan slaah satu perspektif teori yang terkenal
dalam Psikologi social. Dimulai dengan premis bahwa perilaku social dikendalikan
oleh peristiwa-peristiwa eksternal bukan aspek internal. Proposisi sentral dari teori
tersebut adalah bahwa individu akan cenderung menampilkan perilaku tertentu jika
hal itu diikuti secara langsung oleh peristiwa yang menyenangkan, atau diulangi jika
menyenangkan dan tidak akan diulangi. Jikan menghasilkan sesuatu yang tidak
menyenangkan.
Penggunaan teori Reinforcement di ilustrasikan oleh Verplanck (dalam Michener
dan DeLamater, 1999) dalam penelitiannya. Dalam penilitian tersebut melihat
seseorang dapat mengungkap percakapan dengan menggunakan selective social
approval (sebuah perkuatan dengan melakukan pujian untuk perilaku-perilaki
tertentu). Peneliti mengatur penelitian ini sedemikian rupa untuk mencari situasi
dimana masing-masing orang (subyek eksperimen) hanya melakukan perbincangan
dengan orang lain (peneliti). Selama 10 menit pertama peneliti mengajak subyek
berbincang-bincang dengan obrolan yang netral. Peneliti berhati-hati untuk tidak
menerima atau menolak pendapat yang disampaikan oleh subyek. Selama periode
ini peneliti secara pribadi mencatat pendapat yang disampaikan oleh subyek.
Pandangan Reinforcement menyatakan bahwa perilaku sangat di tentukan oleh
peristiwa eksternal, bukan dari faktor internal. Kemudian konsep sentral dari
Reinforcement Theory mengacu pada peristiwa atau sesuatu yang dapat diobservasi.
Segala hal yang dapat merubah atau menganti perilaku disebut dengan stimulus.
Reinforcement (perkuatan) adalah segala akibat yang menyenangkan yang
dihasilkan dari sebuah respon, Reinforcement akan memperkuat respon (perilaku
yang menyenangkan akan cenderung diulang). Dalam peneliatian yang dilakukan
oleh verplanck, di tunjukan bahwa pujian yang dilakukan oleh peneliti kepada
subyek merupakan Reinforcement positif dan memperkuat perilaku
subyek(memberikan pendapat). Respon-respon yang tidak di perkuat (diberikan
Reinforcement) cenderung menyusut dan tidak diulangi lagi.
2. Kritik Reinforcement Theory
Mesikpun Reinforcement Theory bergua menjelaskan kenapa hubungan berubah
dan bagaimana individu belajar, tetapi Reinforcement Theory telah banyak
menerima berbagai kritik, salah satunya menyatakan bahwa Reinforcement
Theory lebih menggambarkan bahwa perilaku individu pada dasarnya sebagai
reaksi terhadap stimulus lingkungan dari pada menyatakan perilaku tercipta
berdasarkan imaginasi dan pemikiran yang kreatif. Teori tidak memperhitungkan
kretivitas, karakteritik dari perilaku social sebagai perilaku yang hedonistic.
Dimana individu berusaha kesar untuk memaksimalkan keuntunganpribadinya.
Hak ini tidak mudak untuk menjelaskan fenomena perilaku yang tidak egois
(selfless) seperti altruis dan kesyahidan (martyrdom) pada perjuangan militan.
Meskipun teori ini mempunyai banyak keterbatasan tetapi Reinforcement
Theory mampu menjelaskan bagimana individu mempelajari perilaku baru dan
bagaimana mereka mempengaruhi perilaku orang lian dengan melakukan
pertukaran.
3. Tipe-tipe konflik
1. Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik
terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak
mungkin dipenuhi sekaligus.
2. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain
karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara
dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik
interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku
organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari
beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses
pencapaian tujuan organisasi tersebut.
3. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-
tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh
kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang
individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai
norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.
4. Konflik interorganisasi
Konflik intergrup merupakan hal yang tidak asing lagi bagi organisasi manapun,
dan konflik ini meyebabkan sulitnya koordinasi dan integrasi dari kegiatan yang
berkaitan dengan tugas-tugas dan pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai