Anda di halaman 1dari 2

Nama : Deby nursadiah

Nim : 043491436
Jurusan. : Ilmu Hukum
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Hukum

1. Law as a tool of sosial engineering merupakan teori hukum sebagai alat pembaharuan
dalam masyarakat, dalam istilah ini hukum diharapkan dapat berperan merubah nilai-nilai
sosial dalam masyarakat. Akan tetapi hukum-hukum tertentu yang telah dibentuk dan
diterapkan ternyata tidak efektif. Permasalahan ini apabila terjadi apabila seluruh lapisan
masyarakat memiliki pengetahuan yang sangat terbatas tentang sifat-sifat hukum sehingga
hukum yang telah dibentuk dapat dipergunakan untuk mencari kepuasan pribadi dan
menindas rakyat lemah sehingga terjadinya jual-beli hukum yang dilakukan oleh oknum-
oknum yang memiliki jabatan, kekayaan dan kekuasaan seperti peradilan diskriminatif atau
rekayasa proses-hasil peradilan. Tumpul ke atas tajam ke bawah adalah gambaran yang tepat
mengenai kasus nenek minah.

2. Adigium ini mengungkapkan konsep filosofi cicero yang menyatakan bahwa hukum tidak
dapat dipisahkan dari masyarakat artinya hukum tidak dapat muncul/timbul jika hanya ada
satu orang saja. Harus ada 2 individu atau lebih sehingga tercipta hukum. Ketika hukum
tercipta dan berjalan dengan baik maka hukum akan menciptakan perlindungan bagi
masyarakat yang berujung terwujudnya suatu keadilan. Hukum yang dibentuk dalam
masyarakat itu sendiri bersifat luwes. Luwes berarti hukum yang ada dalam masyarakat dapat
disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang dialami oleh masyarakat. Seperti kasus nenek
minah tersebut, hukum yang pantas diberlakukan kepada nenek minah bukanlah hukum yang
harus dibawa ke pengadilan. Dan sanksi yang pantas terhadap beliau adalah sanksi sosial saja
yang mana cukup memadai dengan menceramahinya. Nenek minah juga telah mengakui
perbuatan salahnya dan meminta maaf serta berjanji tidak akan mengulangi lagi. Disinilah
seharusnya letak keluwesan hukum tersebut sehingga menjadi dasar lahirnya keadilan dalam
masyarakat.

3. Konsep the rule of law pada kasus nenek minah.


A. Keadilan (gerechtigheit)
Hukum adalah alat untuk menegakkan keadilan dan menciptakan kesejahteraan sosial.
Tanpa keadilan, hukum akan terperosok menjadi alat pembenar kesewenang-wenangan
mayoritas atau pihak penguasa terhadap minoritas. Hal inilah yang terjadi dalam kasus nenek
minah. Tidak ada keadilan yang dirasakan oleh masyarakat, khususnya oleh kaum minoritas.
Dikarenakan kerugian 3 buah kakao yang dipetik, tanpa dengan ada niat untuk
menyembunyikan atau menjualnya, dengan hukuman 1 bulan 15 hari yang didapatkan oleh
nenek minah sangat tidak seimbang dan tidak adil. Seharusnya hakim memberikan jalan lain
seperti mediasi antara nenek minah dengan perusahaan perkebunan dimana dia bekerja. Dari
praktik hukum tersebut seakan memberi gambaran bahwa di indonesia hukum belum begitu
memberikan ruang terhadap penilaian moral dalam memberikan putusan hukum.

B. Kemanfaatan (zweckmaerten)
Pada prinsipnya, tujuan hukum itu hanyalah untuk menciptakan kemanfaatan atau
kebahagiaan masyarakat. Hukum semata-mata dibentuk untuk memberikan kemanfaatan atau
kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi sebanyak-banyaknya lapisan masyarakat. Akan
tetapi, melihat kasus nenek minah tersebut, kemanfaatan yang didapat oleh kedua pihak
sangat tidak. Karena dengan divonis bersalah secara resmi terhadap nenek minah
mengundang keberatan di kalangan masyarakat, sehingga menimbulkan keresahan publik
terhadap praktik hukum di indonesia yang dapat menyebabkan menurunnya kepercayaan
masyarakat publik terhadap pemerintah dan tidak tercapainya tujuan dari hukum untuk
menciptakan kemanfaatan atau kebahagiaan untuk masyarakat.

C. Kepastian hukum (rechtssicherkeit)


Kepastian hukum adalah ketika suatu peraturan dibuat dan diundangkan secara pasti
karena mengatur secara jelas dan logis. Jelas dalam artian tidak menimbulkan keragu-raguan
dan logis dalam artian ia menjadi suatu sistem norma dengan norma lain sehingga tidak
berbenturan atau menimbulkan konflik norma. Menyangkut dengan kasus nenek minah,
putusan hukum bahwa nenek minah dijatuhi hukuman selama 1 bulan 15 hari justru
menyebabkan konflik norma yang ada dalam masyarakat dan menimbulkan keraguan
masyarakat terhadap penegakan hukum dan kepastian hukum di indonesia.

Anda mungkin juga menyukai