Anda di halaman 1dari 5

Nasriyah, Islami, Nor Asiyah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.12 No.

2 (2021) 298-302 | 298

IMPLIKASI COVID-19 PADA PERSALINAN


Nasriyah1, Islami2, Nor Asiyah3
1,2,3
Universitas Muhammadiyah Kudus
Jl. Ganesha 1 Pusrwosari Kudus Indonesia
*Email Korespondensi: nasriyah@umkudus.ac.id

Abstrak

Covid-19 merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Sampai saat ini Covid-19 masih
mewabah di seluruh dunia bahkan Indonesia merupakan salah satu Negara yang sangat terdampak oleh
virus ini. Dampak yang diakibatkan oleh Covid-19 meluas mulai dari sektor pendidikan, ekonomi dan
kesehatan. Covid-19 menular sangat cepat dan menyerang pada semua usia dan kalangan bahkan dapat
menyerang pada masa reproduksi yaitu pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Meskipun
belum ada bukti kuat terkait penularan Covid-19 terhadap ibu hamil dan bersalin, namun pada
kenyataannya angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi akibat Covid-19 cukup tinggi. Hampir
dua juta kasus kematian bayi baru lahir terjadi setiap tahunnya, dengan satu kematian bayi setiap 16 detik,
demikian menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Penelitian ini bertujuan untuk melihat
implikasi atau dampak Covid-19 pada persalinan. Metode penelitian menggunakan artikel review dari
jurnal. Pencarian jurnal dilakukan sejak tanggal 15-20 Februari 2021 dengan kata kunci Implikasi Covid-
19 pada persalinan, referensi yang digunakan sebagai sumber berjumlah 12 jurnal yang diambil dari
jurnal PubMed dan Web Page. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu bersalin dengan Covid-
19 tidak dapat menularkan kepada bayi yang baru saja dilahirkan, tetapi ada beberapa penelitian yang
menunjukkan bahwa kehamilan dengan Covid-19 meningkatkan risiko terjadinya persalinan prematur dan
persalinan dengan section secaria. Untuk mencegah penularan dari ibu ke bayi yang telah dilahirkan maka
direkomendasikan untuk menerapkan protokol kesehatan dengan cara melakukan pemisahan ibu dan bayi.
Kata Kunci: Covid-19, Persalinan
Abstract

Covid-19 is an infectious disease caused by a virus. Until now, Covid-19 is still endemic throughout the
world, even Indonesia is one of the countries that is badly affected by this virus. The impact caused by
Covid-19 extends from the education, economy and health sectors. Covid-19 is contagious very quickly
and attacks all ages and groups, it can even attack during the reproductive period. That is in pregnant
women, childbirth, postpartum and newborns. Although there is no strong evidence regarding the
transmission of Covid-19 to pregnant and childbirth women, in reality the morbidity and mortality rates
for mothers and babies due to Covid-19 are quite high. Nearly two million cases of newborn deaths occur
each year, with one infant dying every 16 seconds, according to a United Nations (UN) report. This study
aims to look at the implications or impacts of Covid-19 on childbirth. The research method uses review
articles from journals. The search for journals was carried out from 15-20 February 2021 with the
keyword Implication of Covid-19 on childbirth, the references used as sources were 12 journals taken
from the journal PubMed and the Web Page. Some research results show that women who give birth with
Covid-19 cannot transmit it to their newborn babies, but there are several studies that show that
pregnancy with Covid-19 increases the risk of preterm labor and delivery by vaginal section. To prevent
transmission from mother to baby who has been born, it is recommended to implement a health protocol
by separating mother and baby.
Keyword: Covid-19, Labor

kehidupan baik dibidang pendidikan, sosial,


PENDAHULUAN ekonomi dan kesehatan. Cepatnya penularan
Sampai saat ini Dunia masih disibukkan dari virus ini memicu bertambahnya kasus
dengan virus Corona atau Covid-19. Virus ini Covid-19, hal ini juga terjadi pada ibu hamil
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan bersalin. Meledaknya kasus Covid-19
manusia sehingga berdampak terhadap sangat mengkhawatirkan sehingga ilmuwan
299 | Nasriyah, Islami, Nor Asiyah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.12 No.2 (2021) 298-302

berusaha mencari penyebab dan prematur, pertumbuhan janin yang terhambat,


penanggulangan Covid -19 melalui penelitian. bahkan kerusakan atau kematian janin.
Menurut Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG Sejak awal pandemi Coronavirus Disease
(K), MPH sejumlah kasus menunjukkan 2019 (COVID-19), perhatian khusus
tidak mutlak ibu hamil akan menularkan diberikan kepada wanita hamil dan
virus corona pada bayinya, bahkan tidak pemantauan penyakit penyerta, seperti
benar bahwa ibu hamil lebih rentan terpapar diabetes gestasional dan hipertensi, yang
virus Sars Cov-2 dibandingkan populasi dapat meningkatkan risiko penyakit dan
umum. Sampai saat ini belum ada bukti kematian. COVID-19 lebih buruk pada
bahwa Covid-19 sebagai teratogenik wanita hamil yang lebih sering dirawat di
terhadap bayi, meskipun demikian ibu hamil unit perawatan intensif atau yang
dan bersalin masih merasa cemas dengan membutuhkan ventilasi mekanis
keadaan ini.[1] dibandingkan wanita tidak hamil dengan
Ibu hamil dan bersalin yang terkonfirmasi COVID-19. [5]
Covid-19 ada yang bergejala dan ada yang Hampir dua juta kasus kematian bayi baru
tidak, adapun gejala Covid-19 secara umum lahir terjadi setiap tahunnya, dengan satu
memiliki gejala demam, batuk, nyeri otot, kematian bayi setiap 16 detik, demikian
kadang disertai diare. Ibu hamil yang menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa
terkonfirmasi Covid-19 dan tidak bergejala (PBB). PBB memperingatkan bahwa
tetap melakukan isolasi masndiri dan pandemi Covid-19 dapat menambah 200.000
menerapkan protokol kesehatan. Upaya kematian lagi ke dalam jumlah tersebut.
mencegah penularan atau risiko yang lebih Laporan tersebut memperingatkan bahwa
berat maka WHO merekomendasikan untuk pandemi COVID-19 memicu
melakukan deteksi dini SARS-CoV melalui penambahan kematian bayi hampir 200 ribu
usap nasofharing dan orofharing (Swab PCR) kasus. Dengan asumsi bahwa 50 persen
pada ibu hamil TM III.[2] layanan kesehatan di negara-negara
Mayoritas wanita hamil yang didiagnosis berpenghasilan rendah dan menengah
dengan penyakit COVID-19 memiliki terganggu karena harus terlebih dahulu
penyakit ringan dan akan pulih tanpa perlu menangani pasien COVID-19.[6]
melahirkan, tetapi risiko penyakit kritis dan Tingginya angka kematian bayi baru lahir
kebutuhan ventilasi mekanis meningkat akibat Covid-19, penting sekali untuk
dibandingkan dengan populasi umum. Faktor mengetahui penyebab secara ilmiah melalui
risiko kematian dan penyakit parah antara berbagai jurnal penelitian, sehingga dapat
lain obesitas, diabetes, dan usia ibu> 40 dilakukan pencegahan secara dini dan
tahun. Wanita di trimester ketiga memiliki penanganan secara tepat.
risiko tertinggi untuk penyakit kritis,
sehingga membutuhkan perawatan WHO dan Kementerian Kesehatan Brazil
intensif.[3] telah merekomendasikan isolasi sosial,
deteksi dini, pelaporan, serta penyelidikan
Terdeteksinya SARS-CoV-2 ini dapat dan manajemen kasus yang tepat.[7].
menurunkan risiko terhadap penolong
persalinan pada kala II, karena pada kala II METODE PENELITIAN
ini ibu melahirkan akan mengeluarkan cairan Metode dalam penelitian ini menggunakan
melalui mulut berupa batuk, teriakan dan artikel review dari jurnal. Pencarian jurnal
pernafasan. Oleh sebab itu penggunaan dilakukan sejak tanggal 15-20 Februari 2021
masker N-95 diwajibkan. [4] dengan kata kunci Dampak Covid-19 pada
Selain berisiko terhadap penolong persalinan.sumber yang digunakan sebagai
persalinan ibu bersalin dengan Covid-19 juga sumber berjumlah 12 jurnal yang diambil
berisiko terhadap bayi yang dilahirkan, dari jurnal PubMed dan Web Page.
meskipun beberapa penelitian menyatakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
penularan secara vertikal tidak mungkin
Covid-19 adalah penyakit yang
terjadi, diantaranya dapat terjadi persalinan
disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2,
Nasriyah, Islami, Nor Asiyah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.12 No.2 (2021) 298-302 | 300

pertama kali diidentifikasi di Kota Wuhan, karena itu, Peralatan Pelindung Diri (APD)
Hubei Cina pada Desember 2019. Corona lengkap harus dipakai, seperti celemek atau
Virus atau Covid-19 merupakan virus corona gaun kedap air sekali pakai, kacamata,
baru yang disebut SARS‐CoV‐2 (COVID- penutup kepala, sarung tangan, dan masker
19) adalah virus baru yang menyebabkan N95.
penyakit paru-paru dan kematian. Virus ini Peneliti Brasil mengembangkan survei di
bisa menyerang siapa saja, seperti lansia bidang kesehatan wanita. Melaporkan bahwa
(golongan usia lanjut), orang dewasa, anak- lima kematian yang disebabkan oleh
anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu COVID-19 terjadi dalam konteks 1.947
menyusui. Infeksi SARS-CoV-2 ini dapat kematian, sementara di Iran, dua kematian
meningkatkan risiko pneumoni pada wanita ibu dilaporkan dengan total 3.800 kematian.
hamil dibanding tidak hamil. [8][9] Sedikit yang disebutkan tentang kematian ibu
Tanda gejala Covid-19 deman tinggi, dalam konteks pandemi di negara-negara
batuk, sesak nafas terkadang disertai diare. Eropa atau bahkan di negara-negara lain di
Infeksi Covid-19 dapat menimbulkan gejala Amerika. Oleh karena itu, perhatian harus
ringan, sedang maupun berat. Gejala klinis diberikan pada kematian ibu yang disebabkan
utama yang mincul adalah demam (suhu > oleh virus korona baru.[7]
38° C), batuk dan kesulitan bernafas. Selain Sampai saat ini infeksi Covid-19 dalam
itu disertai dengan sesak memberat, fatigue, hubungannya dengan kehamilan dan janin
mialgia, gejala gastrointestinal seperti diere masih terbatas dan belum ada rekomendasi
dan gejala seperti sesak nafas lainnya.[10] spesifik untuk penanganan ibu hamil dengan
Pemeriksaan suhu ketiak dan detak Covid-19. Berdasarkan kasus yang ada
jantung janin, apakah ada tanda demam, menyebutkan bahwa ibu hamil memiliki
gejala pernapasan (batuk, sesak dada, gejala risiko lebih tinggi untuk menjadi penyakit
gastrointestinal (muntah, diare) dan gejala lebih berat. Persalinan preterm juga bisa
lainnya sebelum mengizinkan wanita untuk terjadi pada ibu hamil dengan infeksi Covid-
berada di ruang tunggu bersalin. Apakah ada 19.
peningkatan risiko kontak dengan pasien Kasus Covid-19 pada persalinan
positif Covid-19 (demam anggota keluarga ditemukan terjadinya gawat janin dan
mana pun dalam dua minggu, riwayat prematur. Sampai saat ini belum jelas apakah
bepergian ke area epidemi atau kontak infeksi Covid-19 dapat melewati rute
dengan tersangka atau pasien yang transpalsenta menuju bayi, meskipun ada
dikonfirmasi). Setiap riwayat positif di atas kasus yang ditemukan bayi positif terinfeksi
menunjukkan status 'potensi risiko' untuk Covid-19 setelah lahir. Tetapi hal ini perlu
dicurigai terinfeksi Covid -19. [11] validasi apakah terinfeksinya bayi terjadi
Penularan Covid-19 sangat cepat sekali, selama didalam kandungan atau setelah
virus ini merupakan virus jenis baru dari postnatal. Bahkan ada laporan kasus dari
Coronavirus yang menular ke manusia studi sebelumnya dengan SARS dan MERS
menular melalui percikan dahak (droplet) tidak menunjukkan hubungan yang
dari saluran pernapasan, misalnya ketika meyakinkan antara infeksi dengan risiko
berada di ruang tertutup yang ramai dengan keguguran atau kematian janin di trimester
sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak dua.
langsung dengan droplet. Coronavirus Tidak adanya bukti kematian janin intra
ditularkan melalui tetesan dan sekresi uterin akibat infeksi Covid-19, maka kecil
pernapasan individu yang terinfeksi penyakit kemungkinan adanya infeksi kongenital virus
atau melalui benda yang terkontaminasi. terhadap perkembangan janin. Terdapat
Virus ini juga dapat ditularkan melalui feses laporan kasus pada persalinan prematur pada
yang terkontaminasi.[7][12][13] wanita hamil dengan Covid-19, namun tidak
Petugas kesehatan disarankan untuk jelas apakah persalinan prematur ini
mengamati kontak dan pencegahan tetesan, iatrogenik atau spontan. Persalinan iatrogenik
sesuai dengan prosedur yang dilakukan. Oleh disebabkan karena indikasi maternal yang
301 | Nasriyah, Islami, Nor Asiyah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.12 No.2 (2021) 298-302

berhubungan dengan virus, meskipun Kelompok ini menemukan konsensus


terdapat bukti adanya perburukan janin dan internasional di beberapa bidang penting,
KPD preterm pada satu kasus laporan. termasuk wanita hamil mana yang harus
[10][5] memakai masker atau respirator, dan
Persalinan prematur dan operasi caesar bagaimana pusat-pusat tersebut mengelola
lebih sering terjadi pada wanita hamil yang orang-orang pendukung pada wanita tanpa
didiagnosis dengan Covid-19. Selain itu, gejala.
penelitian terbaru mengkonfirmasi Survei pertama yang mendokumentasikan
kemungkinan penularan intrauterin ibu-janin protokol dan prosedur kebidanan yang
dengan tes genetik positif dan adanya IgM diterapkan di beberapa pusat dalam
pada bayi baru lahir tepat setelah melahirkan, lingkungan perkotaan selama pandemi
pada saat ini, kemungkinan penularan Covid-19, dan yang secara khusus mensurvei
melalui ASI tidak meyakinkan.[5][14] kebijakan pengawasan rawat inap, saat janin
Besarnya dampak Covid-19 pada pada ibu masih dalam antepartum dan kortikosteroid
dan bayi, maka ibu yang terinfeksi Covid-19 untuk kematangan paru janin. Pada akhirnya,
sangat diperlukan sekali untuk melakukan harapannya adalah bahwa kebijakan berbagi
isolasi mandiri dan pemisahan antara ibu dan seperti pengujian universal SARS-CoV-2
bayi untuk mencegah penularan antara ibu pada pasien dalam persalinan atau
dan bayi. Penelitian menunjukkan bahwa dijadwalkan untuk persalinan, penggabungan
penularan SARS-CoV-2 dari ibu ke pasien, pengawasan janin antepartum, dan
janin/bayi baru lahir tampaknya jarang terjadi intervensi kebidanan akan membantu
jika tindakan pemisahan yang tepat dilakukan perawatan untuk pasien kebidanan COVID-
saat lahir.[15] 19.[4]
Lima belas bayi menjalani tes SARS- Penatalaksanaan Covid -19 pada ibu
CoV-2 RT-PCR yang dilakukan dari usap bersalin disesuaikan dengan prosedur yang
nasofaring yang diambil setelah 24 jam hidup. telah ditetapkan oleh organisasi POGI,
Sebagian besar (14, 93%) dilakukan pada diantaranya penanganan kasus oleh tenaga
neonatus yang ibunya dipastikan positif yang muti-disiplin seperti dokter
Covid-19. Empat belas dari tes tersebut paru/penyakit dalam, dokter kandungan,
negatif, satu tidak cukup untuk analisis. anestesi, bidan, dokter neonatologi dan
Tidak ada bayi yang dinyatakan positif perawat neonatal. Penunggu pasien hanya
Covid-19. Ini menunjukkan bahwa ibu yang satu orang dan harus memakai APD saat
terinfeksi Covid-19, tidak menularkan virus menemani pasien. Pengamatan dan penilaian
Covid -19 ke janinnya.[15] dilakukan sesuai standar, dengan
menambahkan saturasi oksigen untuk
Pengetahuan tentang status SARS-CoV-2 menjaga saturasi oksigen >94%. Pemantauan
dapat memengaruhi keputusan pasien, dan terhadap janin secara kontinyu selama
mengidentifikasi pasien yang terinfeksi persalinan. Pengakhiran persalinan dilihat
memungkinkan untuk melakukan sesuai kondisi pasien. Indikasi induksi
pengelompokan dan perlindungan tenaga persalinan tergantung dari kondisi ibu
kesehatan yang sesuai. Penjaga pasien harus bersalin, kalau memang tidak memungkinkan
benar-benar sehat sehingga tidak berisiko untuk menunggu kondisi membaik maka
untuk menularkan ke pasien dan tenaga dapat dilakukan induksi persalinan di ruang
kesehatan yang merawat.[16] isolasi sampai perawatan pasca persalinan.
Beberapa pendapat para ahli telah [10]
memberikan panduan tentang APD, prosedur Apabila pelaksanaan operasi caecar tidak
selama persalinan dan manajemen masalah dapat ditunda maka pelaksanaan operasi
kebidanan umum selama pandemi. Review dilakukan sesuai standar yang sudah
Cochrane baru-baru ini yang bertujuan untuk ditetapkan. Pada ibu kala II dengan kondisi
menyusun pedoman internasional terkait kelelahan dan ada tanda hipoksia
Covid-19 selama kehamilan. dipertimbangkan untuk operatif pervaginam
Nasriyah, Islami, Nor Asiyah / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.12 No.2 (2021) 298-302 | 302

untuk mempercepat kala II. Penjepitan tali Bayi Hingga Lebih Dari 2 Juta Kasus.” .
pusat tunda dapat dilakukan apabila tidak ada [7] V. H. A. Mascarenhas, A. Caroci-Becker,
kontrainkasi pada bayi. Antibiotik intraprtum K. C. M. P. Venâncio, N. G. Baraldi, A. C.
harus diberikan sesuai protokol, penanganan Durkin, and M. L. G. Riesco, “Care
plasenta dilakukan sesuai kondisi normal, recommendations for parturient and
postpartum women and newborns during
menghindari anestesi umum jika tidak benar- the covid-19 pandemic: A scoping review,”
benar diperlukan, tim neonatal harus Rev. Lat. Am. Enfermagem, vol. 28, pp. 1–
diberitahu kalau akan melahirkan bayi dan 12, 2020.
ibu yang terkena Covid-19 jauh [8] F. Christyani and A. F. Padang,
sebelumnya.[10] “Transmisi Vertikal COVID 19 selama
Kehamilan,” Cermin Dunia Kedokt., vol.
KESIMPULAN 47, no. 11, pp. 663–667, 2020.
Wanita dalam siklus kehamilan-pasca [9] E. Yanti, V. Imran, and Harmawayi,
persalinan lebih rentan terhadap komplikasi “Optimalisasi kesehatan ibu hamil selama
bila terinfeksi oleh novel Coronavirus. Oleh pandemi covid -19,” 2020.
karena itu, penting untuk memperoleh [10] PP POGI, “Rekomendasi Penanganan
pengetahuan tentang rekomendasi utama Infeksi Virus Corona (Covid-19),” Maret,
terkait asuhan yang diberikan kepada pp. 1–28, 2020.
perempuan saat melahirkan, nifas, dan juga [11] H. Qi, M. Chen, X. Luo, X. Liu, Y. Shi,
and T. Liu, “Managemen of delivery suite
perawatan anak.
during the COVID-19 epidemic,” Eur.
Dampak Covid-19 pada persalinan belum Obstet. Gynecol. Reprod., no. January, pp.
dipastikan dapat menularkan ke bayi yang 250–252, 2020.
dilahirkan. Meskipun demikian ibu [12] P. C. Browne, J. B. Libfert, and Emilio
melahirkan yang terinfeksi Covid-19 tetap Perez-Jorge, “Successful Treament of
harus menerapkan protokol kesehatan Pretem Labor in Association with Acute
diantaranya melakukan isolasi mandiri atau COVID-19 Infection,” Am. J. Perinat.,
vol. 37, pp. 866–868, 2020.
pemisahan dengan bayi yang telah dilahirkan.
[13] J. C. Mose, D. Obstetri, F. Kedokteran,
DAFTAR PUSTAKA and U. Padjadjaran, “Infeksi Covid-19
dalam Kehamilan,” pp. 90–92, 2019.
[1] W. Budi, “Dampak Covid-19 pada Ibu [14] J. Allotey et al., “Clinical manifestations,
Hamil Menurut Dokter Kandungan,” risk factors, and maternal and perinatal
2021. . outcomes of coronavirus disease 2019 in
[2] Nasriyah, Islami, and N. Asiyah, pregnancy: Living systematic review and
“Prevalensi Ibu Hamil TM III yang meta-analysis,” BMJ, vol. 370, 2020.
Terkonfirmasi Covid-19 di Puskesmas [15] I. Griffin et al., “The Impact of COVID-
Mayong II Jepara Tahun 2021,” Urecol 19 Infection on Labor and Delivery,
13, pp. 1–5, 2021. Newborn Nursery, and Neonatal Intensive
[3] M. N. Boushra, A. Koyfman, and B. Long, Care Unit: Prospective Observational
“Covid-19 in Pregnancy and puerpurium: Data from a Single Hospital System,” Am.
A review for emergency physicien,” Am. J. J. Perinatol., vol. 37, no. 1, pp. 1022–
Emerg. Med., vol. 40, no. January, pp. 1030, 2020.
193–198, 2020. [16] J. A. Peña et al., “A Survey of Labor and
[4] A. Palatnik and J. J. Mcintosh, “Protecting Delivery Practices in New York City
Labor and Delivery Personnel from during the COVID-19 Pandemic,” Am. J.
COVID-19 during the Second Stage of Perinatol., vol. 37, no. 1, pp. 975–981,
Labor,” Am. J. Perinatol., vol. 37, no. 8, 2020.
pp. 854–856, 2020.
[5] A. I. Mazur-Bialy, D. Kołomańska-
Bogucka, S. Tim, and M. Opławski,
“Pregnancy and Childbirth in the COVID-
19 Era—The Course of Disease and
Maternal–Fetal Transmission,” J. Clin.
Med., vol. 9, no. 11, p. 3749, 2020.
[6] PBB, “PBB : COVID-19 Picu Kematian

Anda mungkin juga menyukai