Mengenal Prinsip Prinsip Hukum Internasional Humaniter
Mengenal Prinsip Prinsip Hukum Internasional Humaniter
3
; --u o’ • • 1: . - I.’. .-..•I > i.'. '*-.i , V' s" .5
mcnuntut kepada kiUi seiv.ua dr.lurn ps;rbar.gunan rw.kum untuk
i.euip berpijak kepada dasar-xfasar hukum kita sendiri dengan tfttap
memperhatikan dan mengikuti perkembangan dur.la iniernasicnal.
Kalau kita berbicara soal hukum dan ajaran - ajaran ;hukum, kita
4
• '• i . t i v '.jV.Ot*. . (y-i * V O l i i * ‘•V.i
totapi juga menarangkan huhungan sebab akibst dari vi!?ja!a g^aia
ya n g ada. Sehingga dalam meoerangkan ilmu hokum. unsur imsur
logikapun tercakup didalamnya.
Karena itu seorang sarjana hukum. sebagaimana dikatakan oien
Michall Akehurst *. . . are trained not oniy to know (or to know
where to find) the law when the law is not dear, but also iiovy
to argue a case when the law is not dear
Hukum tumbuh dan diciptakan untuk kebutuhan dan fcepantmgan
manusia, sehingga "posisi" hukum dalam masyarakat baik daiam
masyarakat primitif, berkembang, maupun maju juga berfnngsi
untuk mendisipliner diri. mendidik diri, disamping tugas - rugs*
normatif lainnya.
Karana itu perkembangan hukum dan perkembangan masyarakat
harus dalam posisi yang seimbang dan berkembang bersama-
sama, sebab majunya suatu masyarakat tanpa dibarengi “majunya *
penyusunan hukum dapat mengakibatkan dan menjurus kepads
masyarakat yang anarkhis. Atau sebaiiknya, majunya penyusunan
hukum yang tak seimbang dengan majunya masyarakat aksn meng
akibatkan gejolak masyarakat. Dalam keadaan terakhir ini peril*
sekali adanya pendidikan hukum dan pengetahuan tentsr.g p */-
kembangan masyarakat yang ada. Untuk itu dipandang punting
diadakan pilihan-pilihan hukum yang tepat bag* masyarakat yang
bersengkutan. dengan harapan hukum yang dbusun akan tetan
merupakan 'hukum masyarakat / negara' dan bukan hukum yang
“jauh" dari masyarakat. u-'
6
humaniter di alas, hanva dalam hukum internasional humaniter
tersebut ditekankan pada situasi tenentu saja.
Hukum internasional humaniter merupakan cabang i!mu hukum
internasional yang secara tegas menggabungkan antara ide moral
dan ide hukum dalam satu disiplin. J. Piktet mengatakan lebih
lanjut : “ . . . humanitarian law appeaars to combine two ideas
of a different character, the one legal and the other moral", Ka-
rena itu bertemunya unsur hukum yang mempunyai sifat "zakelijk*/
tegas dengan unsur moral yang memiliki sifat agung. suci, akan
menciptakan satu susunan hukum yang tepat untuk menjamin
hak asasi; kewajiban manusia, sehingga setiap orang - setelah
memahami ide tersebut diharapkan melaksanakan tujuan hukum
secara sempurna dar. dengan penuh kesadaran. Sedangkan tentang
tujuan hukum sendiri banyak sarjana yang telah member's pen-
dapat, dimuiai dari Jeremy Bentham, John Austin, Hans Kelsen,
Von Savigny. serta pendapat-pendapat modern lainnya.
8
sangar peser, aKan oanyak menyangkut / mempengaruhi penilaian,
pandan-gan cara berfikir manusia untuk menghadapi m3nusia !ain
dan dlsm daisrrs mencapai cita-cltanya, dan tidak jarang mengaki*
bazars perbedaan satu dengan yang iain dan maiah bedentangan.
Kiranya adanya pedoman/pegangan/atursn um'um yang dapat "me-
rekani" semua aspek kehidupan manusia yang ditaati bersama,
semskiri dirasakan kebutuhannya, setidak-tidaknya diketahui oieh
semua fihak. sehingga diperiukan penggalian terus menerus dari
kaidah/unsur-unsur universal untuk tujuan kemanusiaan.
Sebab seperti yang dikatakan Sophocles, "above the vviitten laws,
there are those which are unwritten" adalah tepat sekaii
Kita menyadari bahwa dalam keadaan perang dapat terjadi peng-
gunaan kekerasan yang tak terbatas. Karena itu, menurut sayidiman
Suryohadiprojo, "m engharuskan pada para pemimpin d3n pelak-
sana perang untuk memiliki kemampuan mengendalikan kekerasan
untuk menghadapi kekerasan".
9
dukungau internasional. sebab crgantsasi-orgamsasi vang bergemk
daiam bidang fcemanusiaan tetsebut-baik pada wakfu perang atau
d a m a i -mempuhyai tujtian obyektif d3n tidak memihak.
Tentang hokum internasional humaniter yang sedang daiam
proses perkembangan ini ada perbedaan pandangan, baik mengenai
sistimatika maupun isinya. Terbukti misalnya perbedaan pandangan
antara M.8. Jakovlyevic dan Y. Sandos. M.B. Jakovlyevic m enga-
takan bahvva hukum internasional humaniter adalah nama baru
dari hukum perang yana sudah tidak dikenai lagi daiam Piagam
PBB, sedangkan Y. Sandoz mengatakan bahwa hukum internasional
humaniter tidak mengkover semua persoalan.
Terlepas dari pandangan-pandangan yang justru diperlukan daiam
‘ mengisi" materi hukum internasional humaniter lebih lanjut, yanq
terang dari segi teori perkembangan itmo pengetahuan pada Umufit-
nya, perbedaan pandangan itu tidak dapat dihalang - haiangi. Ini
berarti bahvva para ahli hukum pada umumnya dan ahii hukum
internasional pada khususnya serta semua fihak yang banyak ber-
gerak daiam bidang tersebut akan dihad3pkan kepada persoalan
ini, termasuk sarjana-sarjana Indonesia.
Hukum perang daiam arti luas bertujuan untuk mongauir
jdeperangan dan mengurangi kesukaran / kesengsaraan (para ang-
gauta militer dan sipit) sejauh mungkin dengan mempsrhatikan
kepentingan militer.
Hukum perang mempunyai dua sumber utama, yaitu Konvensi
Den Haag (Hukum Perang) dan Konvenst Genewa (Hukum
Humaniter). Konvensi Den Haag yang juga disebut Hukum Perang
itu hanya rr.enentukan / mengatur hak dan kewajiban para fihak
bersengketa yang sedang berperang, serta batasan-batasan tentang
penggunaan kekerasan. Sedangkan Konvenst Genewa 1949 ter-
diri dari 4 Konvensi, yaitu :
a. The Geneva Convention for the Amelioration of the con
dition of the wounded and sick in Armed Forces in the
field of 12 August 1949.
b. The Geneva Convention for the Amelioration of the con
dition of wounded, sick and shipwrecked members of
armed forces at sea of 12 August 1949.
c. The Geneva Convention relative to the treatment of
prisoner wor of 12 August 1949.
10
i oh Geneva Convention relative to the p.-otection of civilian
person in time of war of 12 August 134.9.
Konvensi Geneva yang juga disebut Hukum Humaniter berist/
mengatur periindungan anggota miiiter yang sedang istirahat (dalam
arti tak ikut berperang) dan yang tak mengambil bagian dalam
peperangan, yang juga secara luas melindungi penduduk sipii di
daerah-daerah yang diduduki lawan serta mengatur periindungan
terhadap orang-orang yang sakit, luka, tertawan dan Iain-lain.
Karena itu prinsip Konvensi Geneva tersebut semata - mata demi
kepentingan (para fihak) secara individual dan bukan hak antar
negara.
11
Proiokoi i pasai 1 berbunyi :
Articles I : Genera! Principles and Scope of Aplication.
1. The High Contracting Parties undertake to respect and
ensure respect for this protocol in all circumstances.
12
v2 iisssi inte/nasiona! V’0 ^ 9 bor^srdk cfjiarn
hidang kemanusiaan dapat "ikut cam pur daiair. arti itkiiy)bantu
mengurangi kossngsaraar. maupun kebutuhan orang tarsebut, atau-
pun menyampaikan / pemberitahuan adanya peSanggaran tersabut
kepada masing-masing pihak. Grganisasi-organisasi tersebut antafa
l3in : P88, Palang Merab InternasienaJ dsn lain - iein. Misainya
Palang Merah internasional mempunyai prinsip "impartiality poiiticsi
religious and economic independence*,
Dalam situasi dunia yang masih diwamai atau dikuasst o!sh
dua kekuatan ideoiogi yang saling bertentangan dan yang meoyerai
dunia menjadi dua blok (barat dan timur} dalam bantuk bipolarisasi,
kiranya pengaturan tentarsg periakuan/pengborrnatsr? kepada inrfi-
vidu dalam peperangan dirasakan semakin panting, Dlsamping Hu,
ada pemikiran yang berkembanq-dan hal ini menguntungkan-ya'tUl
adanya anggapan yang menyatakan bahwa sebenarnya ridak ada
musuh yang abadi; dalam proses perkembangan waktu, dapat xsr-
jadi iawan rnenjadi kawan.
14
d-kenai / d.bedanan penyurtian antara negara dengan masyarakat/
warga negara yang roasing - masing merupakan pendukung hak,
kewajiban dan tanggung jawab bersama sesuai dengan proporsi
tugasnya masing-masing.
15
akan segera dapat teruvujud.
17
yang tsiah ada/ditetapkan sebalumnya, tapi hukum interpasiona?
humaniter memang sejak awal meocoba menggabungkan seeara
ekspiisit unsur moral dan unsur hukum di dalam satu pengertian/
disiplin. Karena itu dalam keadaan apa pun, prinsip-prinsip hukum
internasional humaniter tersebut kiranya akan dapat diterims oieh
samua negara. sebab bantuan atau 'tun tutan' deri hukum inter-
nasional humaniter tidak pernah bsrsifat merr.ihsk kepada pihak-
pihak yang kebetulan sedang terlibat dalam sengketa, msmihak
atau memusuhi pemerintah mana pun. Sebaliknya yang didekati
dan dilihat adalah bagaimana perlakuan negara yang bersengketa
satu sama lain, dan apakah perlakuan pemerintah terhadap manu-
sia atau warga negaranya sudah s8suai dengan prinsip-prinsip
kemanusiaan yang disepakati bersama.
19
and fundamental freedom for all without distinction as to race,
sex, language, or religion.
22
spaktih merupakan hukum koordinabi atau sub koordinatif daiam
menyelesaikan persoalan-persoalan internasional. Kedua pandangan
tersebut akan mempunyai akibat-akibat yang berbeda - beda.
2U
0 AFT AR B A C A A _N
m # * m