1314071028
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Mengetahui peralatan dan fungsi perlengkapan las gas.
b. Mengoperasikan pembakaran dengan benar.
c. Melakukan gerakan dan posisi pengelasan dengan benar.
d. Mengetahui teknik penggunaan las gas.
I. TINJAUAN PUSTAKA
dalam kontainer yang tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari produk petroleum lain pada
pemrosesan minyak bumi atau gas alam. Propana umumnya digunakan sebagai bahan bakar
untuk mesin, barbeque (pemanggang), dan di rumah-rumah.
2.3 Peralatan Las Oksi – Asetilin
a. Silinder atau Tabung Gas
Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi bertekanan. Umumnya
tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat
dari paduan Alumunium. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas
daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung. Untuk membedakan tabung gas apakah
didalamnya berisi gas Oksigen atau Asetilen dapat dilihat dari tinggi tabung Oksigen yaitu 1,4 m
dan tabung Asetiline 1 m serta terdapat kode warna yang ada pada tabung itu.
b. Katup Tabung
Katup tabung berfungsi pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup. Katup
ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen, katup biasanya dibuat
dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen, katup ini terbuat dari material
Baja.
c. Regulator
Regulator ini juga berfungsi untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses
pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun, tekanan kerja harus
dipertahankan tetap oleh regulator.
d. Selang Karet Gas Oksi-Asetilin
Selang Karet Gas Oksi-Asetilin Berfungsi untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung
menuju brander pembakaran. Untuk memenuhi persyaratan keamanan, selang harus mampu
menahan tekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalam pemakaiannya, selang dibedakan
berdasarkan jenis gas yang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana membedakan selang
Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan kode warna pada selang.
e. Brander atau Torch ( Pembakar )
Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh Brander atau Torch, tercampur
didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api.
Brander atau Toch memiliki dua fungsi yaitu :
1. Sebagai pencampur gas oksigen dan gas asetilin.
2. Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel.
f. Pematik atau Korek Api Las
Alat yang berfungsi untuk menyalakan api pada ujung pembakaran waktu memulai mengelas.
g. Kaca Mata Las
Kaca mata las berfungsi :
a. Melindungi mata terhadap radiasi sinar ultraviolet dan inframerah,
b. Melindungi mata terhadap sinar yang tajam dan menyilaukan, agar dapat
melihat benda kerja dengan baik,
c. Melindungi mata terhadap bahaya percikan bunga api.
h. Kawat atau Bahan Tambah
Kawat atau Bahan Tambah digunakan sebagai bahan pengisi benda kerja yang bercelah dan
menambah kekuatan dalam pengelasan (Graham, 1990).
2.4 Proses Pengelasan Oksi - Asetilin
a. Menentukan Tekanan Gas
Pengaturan tekanan yang disetel, tekanan gas yang dianjurkan :
- Oksigen bertekanan 2,5 bar (kg/cm2), untuk semua pipa pembakaran
- Asetilin bertekanan 0,5 bar (kg/cm2), disesuaikan dengan besar kecilnya pipa pembakaran.
Awas! Untuk asetilin tekanan maksimum 1,5 bar (kg/cm2).
b. Menyalakan Api Las Gas
1. Pilih pipa pembakaran yang sesuai dengan proses pengelasan,
2. Pasang pipa pembakarnya harus erat, Jangan bocor !,
3. Arahkan pipa pembakaran ke tempat yang aman,
4. Buka kran asetilin kira – kira seperempat putaran secukupnya,
5. Nyalakan dengan api pada mulut pembakaran,
6. Buka kran oksigen kira – kira setengah putaran secukupnya,
7. Atur komposisi dan volume api las yang dikehendaki,
8. Api las siap digunakan.
c. Mengatur dan Menentukan Nyala Api Las Gas
Pada nyala api las gas oksi-asetilin bisa diperoleh 3 jenis, yaitu :
No Gambar Penjelasan
- Pengelasan biasa
- Memanaskan,
- Solder Lunak,
-
Gambar Nyala Api Netral dan suhu yang dicapai pada ujung pembakar.
d. Teknik Pengelasan
Macam – macam posisi pengelasan adalah sebagai berikut :
1. Posisi pengelasan di bawah tangan
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan
benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar(brander) terletak diantara 45°
dan kawat las dimiringkan dengan sudut antara 30° - 40° dengan benda kerja. Kedudukan ujung
pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi panas maksimal pada
sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan gerakannya
adalah lurus.
2. Posisi pengelasan mendatar ( horizontal )
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah mendatar
sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander sebaiknya sekecil
mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut 70° dan miring kira-kira 10° di
bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada sudut 10° di atas garis
mendatar.
3. Posisi pengelasan tegak ( vertical )
Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atauke bawah. Kawat
pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambunganyang bersudut 45°-60° dan sudut
brander sebesar 80°.
4. Posisi pengelasan di atas kepala ( Overhead )
Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisilainnya dimana
benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan daribawahnya. Pada pengelasan
posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari garisvertikal sedangkan kawat pengisi berada di
belakangnya bersudut 45°-60°.
5. Pengelasan arah ke kiri ( maju )
Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan
membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja sedangkan sudut melintangnya
tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya
mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas.
6. Pengelasan arah ke kanan ( mundur )
Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri. Pengelasan
dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5mm ke atas.
e. Macam – macam Sambungan
Ada beberapa sambungan benda kerja pada las gas, yaitu :
1. Sambungan Tumpul
Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih sejajar pada kedua benda kerja dalam posisi
horizontal pada bidang datar.
2. Sambungan Tumpang
Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih dalam posisi horizontal pada keadaan
tumpang tindih antara kedua benda kerja.
3. Sambungan T
Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih secara horizontal dan vertikal sehingga
membentuk huruf T.
4. Sambungan Sudut Luar
Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih dengan membentuk sudut dimana sambungan
terjadi di luar sudut tersebut.
f. Memadamkan Api Las Gas
Cara untuk memadamkan Api Las Gas adalah :
1. Tutup kran Asetilin, aliran gas asetilin terputus, maka api las padam,
2. Tutup kran Oksigen, aliran gas oksigen terputus,
3. Penutupan kran jangan dipaksakan.
III. METODOLOGI
Adapun
diagram alir praktikum kali ini yaitu:
IV. PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
4.1.1 Proses Praktikum
Pada praktikum kali ini, kita akan melakukan praktikum terhadap las gas asetilin. Mulamula
asisten dosen melakukan pengenalan terhadap bagian-bagian dari las gas kepada mahasiswa.
Selanjutnya, setelah dirasa mahasiswa sudah mengerti dengan penjelasan asisten maka akan
dilakukan praktikum pengenalan langsung ke alatnya.
Padapraktikum ini asisten meberi contoh praktikum dengan kategori beberapa jenis api yang
ditimbulkan dari gas. Setelah itu mahasiswa mencoba satu per satu praktikum ini.
V. KESIMPULAN