Anda di halaman 1dari 13

NAMA PASIEN : - NAMA MAHASISWA : Siti Nur Fadillah

JENIS KELAMIN : Laki-Laki NIM : 192110110


UMUR : 65 tahun TANGGAL : 26 Maret 2021

Soal Kasus :
Seorang pasien laki-laki umur 65 tahun seorang pegawai swasta dirawat di rumah sakit
karena ada benjolan di esofagus yang dirasakan sejak setahun yang lalu. Sejak satu bulan SMRS
benjolan dirasakan semakin membesar sehingga os sulit untuk menelan dan sejak saat itu
aktifitas os sangat berkurang dan hanya bed rest. 1 bln SMRS os hanya bisa makan makanan cair
sedikit-sedikit (enteral tinggi protein: 1000 kkal, Protein 58 gr, Lemak 14 gr, KH 170 gr). Os saat
ini terlihat kurus, TB 162 cm dan mengeluh berat badan turun dari 62 kg menjadi 44 kg dalam 10
bulan. Pemeriksaan klinis: N : 88 x/mnt, R : 20x/mnt, T: 120/70 mm/Hg, S : 36,5°C. Hasil
pemeriksaan os terlihat pucat, tampak lemah, hilang lemak subkutan dan otot lengan, selalu
mengeluarkan air ludah. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 11.0 g/dL; leukosit 16.600/mm 3;
albumin 2.7 g/dL ; protein total 5.9 g/dL. Rencanakanlah PAGT untuk os tersebut!

ASSESMENT a. Data Antropometri

BB : 44 kg

TB : 162 cm

IMT = BB (Kg)/ TB (m)2

= 44 (Kg)/ 1,62 (m)2

= 16,77

Penilaian : Kurus Berat (Sangat Kurus)


b. Data Biokimia

Data
Hasil Normal Keterangan
Laboratoriu
m
Tidak
Protein Total 5,9 g/ dl 61-82 g/ dl
Normal
5.000-10.000 sel/ Tidak
Leukosit 16.600/ mm3
mm3 Normal
Tidak
Hb 11,0 gr/ dl 12-16 g/ dl
Normal
Tidak
Albumin 2,7 g/dl 3,5-5,9 g/dl
Normal
Penilaian :

Berdasarkan penilaian biokimia ini Pasien mengalami Penyakit


Anemia, Hipoalbuminemia, Leukositosis dan Celiac ditandai
dengan Protein Total, Hb, Albumin yang rendah dan Leukosit
yang tinggi

c. Data Clinik

Clinik :

1) Suhu : 36,5 oC

2) Nadi : 88 kali/ menit

3) Pernafasan : 20 kali/ menit

4) Tekanan Darah : 120/ 70 mmHg

Fisik :
1) Terlihat pucat

2) Tampak lemah

3) Hilang lemak subkitan dan otot lengan

4) Selalu mengeluarkan air ludah

Penilaian :

Berdasarkan penilaian data klinik dan fisik, Pasien mengalami


Esofagistis

d. Data Dietary/ Riwayat Gizi/ Makanan

1) Enteral tinggi protein : 1000 kkal


2) Protein : 58 gr
3) Lemak : 14 gr
4) Karbohidrat : 170 gr

Riwayat Makanan :

1) Sejak satu bulan SMRS benjolan dirasakan semakin


membesar sehingga pasien sulit untuk menelan
2) Sejak saat itu aktifitas os sangat berkurang dan hanya bed
rest.
3) 1 bulan SMRS pasien hanya bisa makan makanan cair
sedikit-sedikit
Penilaian :

Berdasarkan dari data anamnesa pasien mengalami kesulitan


dlaam menelan dan kurang aktifitas dan hanya bisa makan
makanan cair sehingga pasien mengalami kekurangan asupan
zat gizi

e. Riwayat Personal

* Riwayat Penyakit :

- Riwayat Penyakit Dulu


Ada benjolan di esofagus yang dirasakan sejak setahun yang
lalu.
- Riwayat Penyakit Sekarang
Esofagistis

* Riwayat Ekonomi :

Seorang pegawai swasta (Ekonomi Menengah)

a. Domain Intake :

NI 2.1 Asupan Oral Inadekuat (P) berkaitan dengan keadaan


Sulit Menelan (E) ditandai dengan asupan energi 47%,lemak 20%
dan karbohidrat 49% dari kebutuhan (S)

DIAGNOSA GIZI NI 5.2 Malnutrisi (P) berkaitan dengan IMT menunjukkan


Underweight/ Kurus (E) ditandai dengan pasien hanya makan
makanan cair sedikit sedikit (S)

b. Domain Clinik :

NC 1.1 Kesulitan Menelan (P) berkaitan dengan terdapat


benjolan pada esofagus (E) ditandai dengan pasien hanya
mengonsumsi makanan cair dan selalu mengeluarkan air liur (S)

NC 2.2 Perubahan Nilai Laboratorium terkait Gizi (P)


berkaitan dengan kadar Hb, Albumin rendah (E) ditandai dengan
pasien yang tampak lemah dan pucat (S)

NC 3.1 Underweight (P) berkaitan dengan Asupan Energi yang


tidak adekuat (E) ditandai dengan IMT hanya 16,8 (IMT <18 ) (S)

c. Domain Behavior/ Perilaku :

NB 1.5 Gangguan Pola Makanan (P) berkaitan dengan


pengetahuan gizi pasien yang kurang (E) ditandai dengan asupan
Energi 55,5%, Protein 87,5%, Lemak 20% dan Karbohidrat 49,4%
(S)

a. Tujuan Diet

1) Meningkatkan asupan oral pasien dan kebutuhan zat gizinya

2) Meningkatkan berat badan pasien hingga mencapai berat


badan dan status gizi optimal
INTERVENSI
3) Memenuhi kebutuhan energi, protein dan lemak pada pasien
4) Membantu mempercepat pemulihan kondisi pasien

5) Menghindari hal yang dapat mengurangi tekanan pada sfingter


bagian bawah esofagus.

6) Mengurangi keasaman material saat refluks untuk mencengah


iritasi pada esofagus.

7) Mengoptimalkan asupan zat gizi dengan mempertimbangkan


risiko aspirasi atau tersedak.

8) Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak


memberatkan lambung serta mencengah dan menetralkan
sekresi asam lambung yang berlebihan.

b. Prinsip dan Syarat Diet

1) Energi diberikan sesuai kebutuhan

2) Protein normal, dapat diberikan tinggi protein dalam kondisi


status gizi kurang atau bergantung pada status katabolik pasien

3) Lemak diberikan rendah yaitu 10-15% dari kebutuhan energi


total ditingkatkan bertahap sesuai kebutuhan

4) Rendah serat terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan


sesuai bertahap

5) Cairan cukup terurama jika ada muntah

6) Tidak mengandung bahan makanan yang berbumbu tajam,


baik secara termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan daya
terima perorangan)

7) Laktosa rendah jika ada gejala intorelansi laktosa

8) Hindari peppermint dan spearmint

9) Hindari kondisi serta bahan makanan yang merangsang asam


lambung, seperti alkohol, merokok, cokelat, kopi, dan kafein

10) Kurangi makanan yang menyebabkan tidak nyaman, seperti


buah dan jus asam, produk tomat, makanan berkanbonasi,
makanan dengan bumbu yang terlalu tajam, makanan yang
terlau tinggi lemak

11) Pada fase akut dapat nutrisi paranteral selama 24-48 jam untuk
mengistirahatkan lambung

12) Benttuk makanan bergantung pada kemmapuan menelan.


Diberikan secara bertahap dimulai dari makanan cair penuh
atau cair kental, makanan saring, kemudian makanan lunak
(kondisi disfagia)

13) Mempertahankan postur tegak selama dan setelah makan,


hindari berpakaian terlalut ketat, hindari tidur setelah makan
(makan minimal 2 jam sebelum tidur), meninggikan posisi
kepala sebesar 6 inci jika tidur.

14) Makanan secara perlahan, porsi kecil dengan frekuensi sering

c. Perhitungan Kebutuhan Gizi (Rumus Harris Benedict )


BEE

 10 x (Weight in Kg) + 6,25 x (Height in cm) – 5 x Age + 5


 (10 x 44 Kg) + (6,25 x 162 cm) – (5 x 65 tahun) + 5
 440 + 1.012,5 – 325 + 5
 1.132,5 Kkal

AF (Bedrest)

 20% x 1.132,5
 226,5

SF (Berat)

 50% x 1.132,5
 566,25

BEE + AF + SF

 1.132,5 + 226,5 + 566,25

 1.925,25

SDA

 10% x 1.925,25

 192,525

Total Energi Sehari

 (BEE + AF + SF) + SDA

 1.925,25 + 192,525
 2.117,775 Kal

 2.117,77 Kkal

Protein
 15% x 2.117,77 Kkal
 317,66 Kkal : 4
 79,41 gr

Lemak
 15% x 2.117,77 Kkal
 317,66 Kkal : 9
 35,29 gr

Karbohidrat

 70% x 2.117,77 Kkal


 1.482,43 Kkal : 4
 370,60 gr

d. Preskripsi Diet

Diet
 Lambung
Bentuk Makanan
 Makanan cair penuh
Diet
 6x sehari (makanan utama) dengan tambahan 3x sehari
(makanan selingan)
Rute/ Cara Pemberian
 Enteral

e. Implementasi

Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien dari


segi dan jumlah makanan serta waktu secara bertahap sesuai
kemajuan pasien, dan dikomunikasikan kepada keluarga pasien
dan tenaga medis lainnya.

f. Rencana Edukasi

1) Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien

2) Metode : Konseling

3) Tema : Diet Lambung, Penyakit Disfagia dan Pola


Makan yang Baik & Benar

4) Media : Leaflet, Buku Foto Makanan, dan Food Model

5) Waktu : 60 menit

6) Tempat : Ruang Rawat Inap Pasien

MONITORING 1. Persentase asupan makan dari total kebutuhan setiap hari dan
peningkatan berat badan menjadi normal

2. Hasil pemeriksaan lab (Leukosit, Hb, Protein Total dan Albumin)

3. Melakukan pemeriksaan klinis (Tekanan Darah, Nadi, Suhu Tubuh


dan Pernafasan)
4. Pola makan pasien berdasarkan asupan makanan
EVALUASI

1. Pemahaman pasien mengenai kebutuhan asupan yang cukup

2. Penormalan berat badan menjadi status gizi normal

3. Penormalan kadar Leukosit, Hb, Protein Total dan Albumin

4. Peningkatan nafsu makan dan perbaikan kondisi pasien

.
MATRIKS PENGKAJIAN GIZI

Assesment Parameter Kemungkinan Diagnosis


NI 1.4, NI 5.2, NI 2.1, NI 1.6,
Asupan energi tidak mencukupi
NI 5.3, NC 3.1
Ketidakseimbangan zat gizi/ kelompok
NB 1.2
Food makanan
NI 2.9, NI 5.9.1, NI 5.1, NI
Asupan makanan atau kelompom makanan
History 5.10.1, NI 5.3, NI 5.11.1, NC
dan zat gizi tidak mencukupi
1.1, NC 3.1 1, NB 2.4, NB 3.2
Asupan protein tidak mencukupi NI 2.1, NI 5.2, NI 5.7.1
Asupan karbohidrat tidak mencukupi NI 5.8.1
NI 1.6, NI 5.1, NC 3.1, NI 2.3,
IMT Kurus/ Underweight
Antropometr NI 5.2, NI 2.6, NB 3.2, NB 3.3
Penurunan berat badan NI 1.6, NB 3.3, NB 2.2, NC 3.1
i NI 1.2, NI 1.6, NI 2.3, NI 2.6,
Penurunan berat badan tidak diharapkan
NI 5.1, NB 3.3, NI 5.2, NC 3.2
Hemoglobin menurun NI 5.10.1, NC 2.1
Biokimia NI 5.1, NC 3.4
Albumin menurun
Fisik dan
Kurus, Wasted NC 1.4, NC 2.1
Klinik/ CH
NI 1.6, NI 2.8, NI 5.4, NC 2.2,
Lemak Subkuta, menurun NI 2.5, NI 3.2, NB 1.5, NI 2.7,
NI 5.2, NI 5.7.1
NI 3.2, NC 3.4, NB 1.5, NC 1.1,
Lemah
NB 2.2
Susah menelan NC 3.1, NC 1.1, NC 1.3
Malnutrisi NI 2.3, NI 5.2, NC 1.4, NI 2.6,
NI 5.3, NB 3.2, NI 5.1, NC 3.1,
NB 3.3
Fungsi Gastrointestinal NI 2.8, NC 1.4

Anemia NB 1.5, NI 5.9.1, NI 5.10.1


Status Sosial Ekonomi berhubungan dengan
NI 5.2, NI 5.7.1
perubahan asupan zat gizi

Keterangan

NI 2.1 Asupan Oral Inadekuat

NI 5.2 Malnutrisi

NC 1.1 Kesulitan Menelan

NC 2.2 Perubahan Nilai Laboratorium terkait

NC 3.1 Underweight

NB 1.5 Gangguan Pola Makanan

Anda mungkin juga menyukai