Anda di halaman 1dari 8

(1).

NPWP adalah singkatan dari Nomor Pokok Wajib Pajak, yaitu nomor yang
diberikan pada Wajib Pajak untuk sarana dalam administrasi perpajakan sebagai tanda
pengenal atau identitas diri dari Wajib Pajak dalam memenuhi hak dan kewajibannya.
Selain sebagai identitas Wajib Pajak, NPWP memiliki fungsi untuk menjaga
ketertiban dan ketaatan pembayaran pajak serta pengawasan administrasi perpajakan
Wajib Pajak. Karena semua dokumen tentang perpajakkan memiliki keterkaitan
dengan nomor NPWP.

Setiap wajib pajak hanya diberikan satu NPWP saja. Nomor NPWP terdiri dari 15
digit angka, 9 digit angka pertama merupakan informasi kode wajib pajak, dan 6 digit
terakhir merupakan informasi kode administrasi. Struktur lebih merinci dari NPWP
dapat dilihat pada gambar di atas. Penjelasan arti kode NPWP tersebut adalah sebagai
berikut:

Dua digit (XX) pertama menunjukkan identitas Wajib Pajak, Contoh, 01 – 03 adalah
Wajib Pajak Badan, 04 – 06 adalah Wajib Pajak Pengusaha, dst.

Enam digit (YYY.YYY) setelahnya menunjukkan nomor registrasi atau nomor urut
KPP yang diberikan oleh kantor pusat DJP.

Satu digit (Z) selanjutnya berfungsi sebagai kode pengaman agar tidak terjadi
kesalahan atau pemalsuan NPWP.

Tiga digit (XXX) selanjutnya merupakan kode KPP terdaftar. 

Tiga digit (YYY) terakhir adalah status Wajib Pajak (Tunggal, Pusat atau Cabang).
000 untuk status Wajib Pajak Tunggal atau Pusat, sedangkan 001, 002, dst untuk
status Wajib Pajak Cabang.

JENIS NPWP

Supaya kamu tidak salah mengklasifikasikan NPWP, yuk pelajari jenis-jenisnya! Ada
2 jenis NPWP yaitu NPWP Pribadi dan NPWP Badan. Berikut adalah perbedaannya:

1)      NPWP Pribadi yaitu NPWP yang dimiliki secara individu yang memiliki
penghasilan di Indonesia. Berikut ini individu yang masuk ke daftar NPWP pribadi,
yaitu:

Memiliki Penghasilan dari Pekerjaan

Memiliki Penghasilan dari Pekerjaan Bebas

Memiliki Penghasilan dari Usaha

2)      NPWP Badan yaitu NPWP yang dimiliki oleh setiap perusahaan atau badan
usaha yang memperoleh penghasilan di Indonesia. Berikut ini perusahaan yang masuk
ke dalam daftar NPWP Badan, yaitu:

Badan milik Pemerintah


Badan milik Swasta

MANFAAT NPWP

Walaupun NPWP merupakan dokumen yang penting, masih banyak orang yang tidak
mengerti dan tidak membuat NPWP. Padahal, NPWP memiliki banyak manfaat
didalam ataupun diluar perpajakan loh! Contohnya sebagai berikut:

1)      Persyaratan Administrasi

Dengan memiliki NPWP, kita akan mendapatkan kemudahan dalam mengurus


persyaratan administrasi seperti di bank. Beberapa instansi perbankan saat ini
mengharuskan memasukkan nomor NPWP sebagai salah satu syarat utama atau syarat
dokumen pendukung untuk mengurus administrasi di tempat tersebut. Contohnya
adalah kredit bank, rekening dana nasabah (RDN) , rekening efek, rekening bank,
pembuatan SIUP (Surat izin Usaha Perdagangan), dan pembuatan paspor.

2)      Mempermudah Urusan Perpajakan

Manfaat lain dari NPWP adalah berkaitan langsung dengan kemudahan pengurusan
segala bentuk administrasi perpajakan. Jika tidak memiliki NPWP, anda bisa jadi
tidak diperkenankan untuk membuat dokumen-dokumen tersebut. Contoh dokumen
administrasi yang memerlukan NPWP adalah pengurusan restitusi pajak, pengajuan
pengurangan pembayaran pajak, mengetahui jumlah pajak yang mesti dibayar, dan
lain – lain.

Dengan memiliki NPWP, maka Wajib Pajak akan terhindar dari sanksi hukum.
Karena bagi Wajib Pajak yang tidak melaksanakan ketentuan yaitu mempunyai
NPWP, akan terkena sanksi pidana sesuai dengan pasal yang berlaku.

- Fungsi NPWP untuk urusan perpajakan:


1. Sebagai kode unik yang selalu digunakan dalam setiap urusan perpajakan yang
membuat data perpajakan Anda tidak akan tertukar dengan wajib pajak lainnya.
2. Apa jadinya bila biaya pajak yang Anda bayar ternyata lebih bayar? Sudah pasti
Anda berharap uang tersebut bisa kembali bukan? Secara sederhana, inilah yang
disebut dengan restitusi pajak. Untuk mengurus proses restitusi tersebut, syarat
utamanya adalah menunjukkan NPWP.
3. Ada perbedaan besaran tarif pajak bagi mereka yang memiliki NPWP dan tidak
memiliki NPWP. Contohnya pada jenis pajak PPh pasal 21. Jika Anda tidak punya
NPWP, maka tarif pajak yang dikenakan 20% lebih besar daripada wajib pajak yang
memiliki NPWP.

Fungsi NPWP di luar urusan perpajakan:


Bagi Anda yang berniat mengajukan kredit ke bank, NPWP menjadi dokumen penting
yang menjadi syarat pembuatan kredit. Kalau Anda punya usaha, sudah seharusnya
memiliki NPWP. Sebab, NPWP diperlukan untuk pengurusan Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP).
Cara membuat NPWP
Ada dua cara pembuatan NPWP yaitu offline dan online.

Membuat NPWP Secara Offline:


1. Mendatangi kantor pelayanan pajak
Anda dapat langsung datang ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdekat dari tempat
domisili dengan membawa berkas persyaratan yang dibutuhkan.
Semua dokumen persyaratan difoto kopi dilengkapi dengan formulir pendaftaran
Wajib Pajak yang diperoleh dari petugas di KPP. Formulir tersebut diisi dengan benar
dan lengkap serta ditandatangani.
Jika alamat domisili Anda berbeda dengan yang tertera di KTP, Anda perlu
mempersiapkan juga surat keterangan tempat tinggal dari kelurahan tempat Anda
berdomisili.
Selanjutnya serahkan berkas tersebut ke petugas pendaftaran. Anda akan
mendapatkan tanda terima pendaftaran Wajib Pajak yang menunjukkan bahwa Anda
sebagai Wajib Pajak telah melakukan pendaftaran untuk mendapatkan NPWP.
Waktu yang dibutuhkan untuk membuat kartu NPWP tidak lama, hanya satu hari
kerja, dan tidak dipungut biaya alias gratis. Kartu NPWP akan dikirim ke alamat
Anda melalui pos.
2. Melalui Jasa Pos atau Ekspedisi
Metode ini bisa Anda pilih jika lokasi KPP terlalu jauh dari tempat Anda. Anda bisa
mendatangi kantor pos atau jasa ekspedisi terdekat. Di sana Anda tinggal mengisi
formulir pendaftaran sekaligus mengirimkannya dengan melampiri dokumen
persyaratan yang telah Anda siapkan.

Membuat NPWP Secara Online:


1. Kunjungi https://ereg.pajak.go.id/daftar untuk langsung mengakses halaman
pendaftaran NPWP online di situs Dirjen Pajak.
2. Silakan mendaftar terlebih dahulu untuk mendapatkan akun dengan mengklik
“daftar”. Isilah data pendaftaran pengguna dengan benar seperti nama, alamat email,
password, dan lainnya.
3. Lakukan Aktivasi Akun. Cara mengaktivasi akun Anda adalah dengan membuka
kotak masuk (inbox) dari email yang Anda gunakan untuk mendaftar tadi, kemudian
buka email yang masuk dari Dirjen Pajak. Ikuti petunjuk yang ada di dalam email
tersebut untuk melakukan aktivasi.
4. Isi Formulir Pendaftaran. Setelah proses aktivasi berhasil dilakukan, selanjutnya
Anda harus login ke sistem e-Registration dengan memasukkan email dan password
akun yang telah Anda buat. Atau Anda bisa mengklik tautan yang terdapat di dalam
email aktivasi kedua dari Dirjen Pajak. Setelah login, Anda akan dibawa ke halaman
Registrasi Data WP untuk memulai proses pembuatan NPWP. Silakan mengisi semua
data dengan benar pada formulir yang tersedia. Ikuti semua tahapannya secara teliti.
Bila data yang diisi benar, akan muncul surat keterangan terdaftar sementara.
5. Kirim Formulir Pendaftaran Setelah semua data pada formulir pendaftaran terisi
lengkap, pilih tombol daftar untuk mengirim Formulir Registrasi Wajib Pajak secara
elektronik ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
6. Cetak (Print). Selanjutnya, Anda harus mencetak dokumen seperti yang tampak
pada layar komputer, yaitu: Formulir Registrasi Wajib Pajak dan Surat Keterangan
Terdaftar Sementara
7. Menandatangani Formulir Registrasi Wajib Pajak dan melengkapi dokumen.
Setelah Formulir Registrasi Wajib Pajak dicetak, silakan ditandatangani, kemudian
satukan dengan berkas kelengkapan yang telah Anda siapkan.
8. Kirimkan Formulir Registrasi Wajib Pajak ke KPP. Setelah berkas kelengkapannya
siap, Anda harus mengirimkan Formulir Registrasi Wajib Pajak, Surat Keterangan
Terdaftar Sementara yang sudah ditandatangani, beserta dokumen lainnya ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) tempat Anda sebagai Wajib Pajak terdaftar. Berkas tersebut
dapat diserahkan langsung ke KPP atau melalui Pos Tercatat. Pengiriman dokumen
ini harus dilakukan paling lambat 14 hari setelah formulir terkirim secara elektronik.
9. Jika Anda tidak ingin repot-repot menyerahkan atau mengirimkan berkas secara
langsung atau melalui pos ke KPP, Anda dapat memindai (scan) dokumen Anda dan
mengunggahnya dalam bentuk softfile melalui aplikasi e-Registration tadi.
10. Cek status dan tunggu kiriman kartu NPWP. Setelah mengirimkan berkas
dokumen, Anda dapat memeriksa status pendaftaran NPWP Anda melalui email atau
di halaman history pendaftaran dalam aplikasi e-Registration. Jika statusnya ditolak,
Anda harus memperbaiki beberapa data yang kurang lengkap. Namun, jika statusnya
disetujui, kartu NPWP Anda akan segera dikirim ke alamat Anda melalui Pos
Tercatat.

Dokumen yang harus disiapkan untuk membuat NPWP

Wajib Pajak Orang Pribadi:


• Untuk Wajib Pajak orang pribadi, yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas berupa:
• Fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi Warga Negara Indonesia; atau
• Fotokopi paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin
Tinggal Tetap (KITAP), bagi Warga Negara Asing.

Wajib Pajak orang pribadi, yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas berupa:
• Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi Warga Negara Indonesia, atau fotokopi
paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal Tetap
(KITAP), bagi Warga Negara Asing, dan fotokopi dokumen izin kegiatan usaha yang
diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau
Kepala Desa atau lembar tagihan listrik dari Perusahaan Listrik/ bukti pembayaran
listrik; atau
• Fotokopi e-KTP bagi Warga Negara Indonesia dan surat pernyataan di atas meterai
dari Wajib Pajak orang pribadi yang menyatakan bahwa yang bersangkutan benar-
benar menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.

Dalam hal Wajib Pajak orang pribadi adalah wanita kawin yang dikenai pajak secara
terpisah karena menghendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan
penghasilan dan harta, dan wanita kawin yang memilih melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakannya secara terpisah, permohonan juga harus dilampiri dengan:
•Fotokopi Kartu NPWP suami;
•Fotokopi Kartu Keluarga; dan
•Fotokopi surat perjanjian pemisahan penghasilan dan harta, atau surat pernyataan
menghendaki melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan terpisah dari
hak dan kewajiban perpajakan suami.

Wajib Pajak Badan :


- Untuk Wajib Pajak badan yang memiliki kewajiban perpajakan sebagai pembayar
pajak, pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan, termasuk bentuk usaha tetap dan kontraktor dan/atau operator
di bidang usaha hulu minyak dan gas bumi yangberorientasi pada profit (profit
oriented) berupa :
• Fotokopi akta pendirian atau dokumen pendirian dan perubahan bagi Wajib Pajak
badan dalam negeri, atau surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi bentuk
usaha tetap;
• Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak salah satu pengurus, atau fotokopi paspor
dan surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-
kurangnya Lurah atau Kepala Desa dalam hal penanggung jawab adalah Warga
Negara Asing; dan
•Fotokopi dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang
berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah
Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa atau lembar tagihan listrik dari
Perusahaan Listrik/bukti pembayaran listrik.

Wajib Pajak badan yang tidak berorientasi pada profit dokumen yang dipersyaratkan
hanya berupa: fotokopi e-KTP salah satu pengurus badan atau organisasi; dan surat
keterangan domisili dari pengurus Rukun Tetangga (RT)/Rukun Warga (RW).

Wajib Pajak badan yang hanya memiliki kewajiban perpajakan sebagai pemotong
dan/atau pemungut pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
termasuk bentuk kerja sama operasi (Joint Operation), berupa :
• Fotokopi Perjanjian Kerjasama/Akte Pendirian sebagai bentuk kerja sama operasi
(Joint Operation);
• Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak masing-masing anggota bentuk kerja
sama operasi (Joint Operation) yang diwajibkan untuk memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak;
• Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak orang pribadi salah satu pengurus
perusahaan anggota bentuk kerja sama operasi (Joint Operation), atau fotokopi paspor
dan surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-
kurangnya Lurah atau Kepala Desa dalam hal penanggung jawab adalah Warga
Negara Asing; dan
• Fotokopi dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang
berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah
Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.

Wajib Pajak Bendaharawan:


Untuk Bendahara yang ditunjuk sebagai pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan berupa:
• Fotokopi surat penunjukan sebagai Bendahara; dan
• Fotokopi Kartu Tanda Penduduk.
Wajib Pajak dengan status cabang dan Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu
Dokumen yang dilampirkan berupa:
• Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak pusat atau induk;
• Surat keterangan sebagai cabang untuk Wajib Pajak Badan; dan
• Fotokopi dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang
berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari
Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa bagi Wajib
Pajak badan; atau
• Fotokopi dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang
berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari
Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa atau lembar
tagihan listrik dari Perusahaan Listrik/ bukti pembayaran listrik atau surat pernyataan
di atas meterai dari Wajib Pajak orang pribadi yang menyatakan bahwa yang
bersangkutan benar-benar menjalankan usaha atau pekerjaan bebas bagi Wajib Pajak
Orang Pribadi Pengusaha Tertentu.

Jangka Waktu Penyelesaian


Setelah seluruh persyaratan Permohonan Pendaftaran diterima KPP atau Kantor
Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) secara lengkap, KPP atau
KP2KP akan menerbitkan Bukti Penerimaan Surat. KPP atau KP2KP menerbitkan
Kartu NPWP dan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) paling lambat satu hari kerja
setelah Bukti Penerimaan Surat diterbitkan. NPWP dan SKT akan dikirimkan melalui
Pos Tercatat.

Kontak penyelenggara

Untuk pertanyaan mengenai Nomor Pokok Wajib Pajak dapat ditujukan ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) setempat. Kontak dan alamatnya dapat dilihat di tautan
http://www.djpbn.kemenkeu.go.id

(2). PKP adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
Jasa Kena Pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai. Jadi, tidak
hanya penjual barang saja yang wajib dikukuhkan sebagai PKP, namun juga penjual
jasa.
siapa saja yang wajib menjadi PKP? Pertama adalah pengusaha yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak maupun Jasa Kena Pajak dengan batasan tertentu,
pengusaha yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak, Jasa Kena Pajak, maupun
Barang Kena Pajak tidak berwujud seperti hak cipta.
logo Athalla
INSIGHT
Apakah Anda termasuk Pengusaha Kena Pajak?
24 April 2020
image insight
Para pedagang pasti seringkali dikaitkan dengan istilah Pengusaha Kena Pajak atau
biasa disingkat dengan PKP. Contohnya penjual jam, hijab, baju, mukena, dsb.
Namun, apakah setiap pedagang harus ditetapkan sebagai PKP? Apakah hanya
penjual barang saja yang wajib dikukuhkan sebagai PKP?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita lihat definisi PKP. PKP adalah
pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak
berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai. Jadi, tidak hanya penjual
barang saja yang wajib dikukuhkan sebagai PKP, namun juga penjual jasa.

Lalu, siapa saja yang wajib menjadi PKP? Pertama adalah pengusaha yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak maupun Jasa Kena Pajak dengan batasan tertentu,
pengusaha yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak, Jasa Kena Pajak, maupun
Barang Kena Pajak tidak berwujud seperti hak cipta.

Sementara itu, PKP ini tidak termasuk pengusaha kecil dengan batasan omset hingga
4,8 miliar selama satu tahun buku. Namun, para pengusaha kecil ini masih
diperbolehkan untuk dikukuhkan sebagai PKP jika mereka memilih untuk
dikukuhkan. Keuntungan yang diperoleh dengan dikukuhkan sebagai PKP adalah
pajak masukan (pajak yang dibayar saat membeli barang) dapat
dikreditkan/dikurangkan dari pajak keluaran (pajak yang dipungut saat menjual
barang) sehingga tidak perlu dijadikan sebagai biaya produksi.

Lalu, apa saja kewajiban PKP? Pertama adalah membuat faktur pajak saat terjadi
penjualan barang/jasa, Setelah itu, melakukan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai
yang terutang sebesar 10% dari harga jual. PPN saat ini penjualan ini yang disebut
dengan pajak keluaran. Kemudian, mengurangkan pajak keluaran dengan pajak
masukan. Hasil pengurangan ini merupakan PPN kurang bayar yang harus disetor
kepada negara. Terakhir, hasil perhitungan pajak tersebut dilaporkan dalam SPT Masa
PPN.

Sebagai orang pribadi (bukan badan seperti PT, CV, Firma dan sejenisnya) yang
memiliki usaha, apabila Anda hendak mengukuhkan diri sebagai Pengusaha Kena
Pajak (PKP), Anda harus mengisi Formulir Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
[Unduh Formulir Pengukuhan] dan melengkapi dokumen sebagai berikut:

fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi Warga Negara Indonesia;


fotokopi paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin
Tinggal Tetap (KITAP) bagi Warga Negara Asing; dan
surat pernyataan bermeterai dari Wajib Pajak yang menyatakan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas yang dilakukan dan tempat atau lokasi kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas tersebut dilakukan [Unduh Contoh Surat Pernyataan].
Dokumen tambahan bagi yang menggunakan kantor virtual:

dokumen yang menunjukkan kontrak, perjanjian, atau dokumen sejenis antara


penyedia jasa Kantor Virtual dan Pengusaha; dan
dokumen yang menunjukkan adanya pemberian izin, keterangan usaha, atau
keterangan kegiatan dari pejabat atau instansi yang berwenang.
Terdapat ketentuan tambahan dalam pengukuhan PKP tersebut. Pengusaha yang
berkehendak untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, selain memenuhi
dokumen persyaratan juga harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

telah menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan untuk 2 (dua) Tahun Pajak
terakhir yang telah menjadi kewajibannya sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan di bidang perpajakan; dan
tidak mempunyai utang pajak, kecuali utang pajak yang telah memperoleh
persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak.
Permohonan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dapat diajukan secara tertulis dengan
mengisi formulir dan dilampiri persyaratan, disampaikan:

secara langsung;
melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau
melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat.
ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
Keputusan permohonan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak diberikan paling lama 1
(satu) hari kerja terhitung setelah permohonan diterima lengkap.
Setelah status Pengusaha Kena Pajak diperoleh, langkah selanjutnya adalah
Pengusaha diwajibkan untuk melakukan permintaan sertifikat elektronik paling lama
3 (tiga) bulan setelah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
Keterangan lebih lanjut terkait pengukuhan PKP orang pribadi dapat dilihat pada
menu segmentasi Orang Pribadi Karyawan/ Melakukan Pekerjaan Bebas pada bagian
kanan atas situs pajak.go.id, kemudian pilih submenu Daftar. Sementara itu, untuk
pengukuhan PKP Badan, dapat dilihat pula pada menu segmentasi Badan, kemudian
pilih submenu daftar untuk mengetahui hak dan kewajiban pengukuhan PKP secara
lengkap. (*)

(3).

Anda mungkin juga menyukai