Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSELING KARIR DI SEKOLAH DAN DI MASYARAKAT


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bimbingan dan Konseling di Indonesia maupun di dunia tidak dengan begitu saja menjadi profesi yang
lengkap. Bimbingan dan Konseling telah mengalami perkembangan selama bertahun-tahun dari disiplin
yang sangat beragam, termasuk pada antropologi, pendidikan, etika, sejarah, hukum, ilmu pengobatan
medis, filsafat, psikologi dan sosiologi. Bimbingan dan Konseling dilaksanakan secara formal, non
formal, ataupun informal. Pelaksana Bimbingan dan Konseling disebut sebagai konselor. Dalam
bimbingan dan konseling di Indonesia dilaksanakan dalam bentuk bidang, layanan, kegiatan pendukung,
dan format layanan yang tersusun dengan pola 17+.

Konseling sebagai profesi penolong (helping profession) adalah konsep yang melandasi peran dan fungsi
konselor di masyarakat dewasa ini. Profesi penolong adalah profesi yang anggota-anggotanya dilatih
khusus dan memiliki lisensi atau sertivikat untuk sebuah layanan unik dan dibutuhkan masyarakat sebagai
penyedia profesional satu-satunya untuk layanan unik dan dibutuhkan yang mereka tawarkan (Gibson and
Michell, 2010:43). Dari opini tersebut, dapat diketahui bahwa bimbingan dan konseling adalah sebuah
profesi penolong. Tetapi profesi penolong di Indonesia ini bukan hanya Bimbingan dan Konseling, tetapi
juga kedokteran, guru, psikolog, pekerja sosial, hukum, jaksa, dan sebagainya.

Sejalan dengan dinamika kehidupan, kebutuhan akan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan
pada lingkungan persekolahan. Saat ini sedang dikembangkan pula pelayanan bimbingan dan konseling
dalam setting yang lebih luas, seperti dalam pra nikah, pernikahan, keluarga, keagamaan, karir,
perusahaan, lansia, bisnis dan masyarakat luas lainnya, yang kesemuanya itu membawa konsekuensi
tersendiri bagi untuk kepentingan tersebut.

Dalam makalah ini kami paparkan bimbingan konseling karir di Sekolah Menengah Kejuruan danKarir
diMasyarakat.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka makalah ini akan membahas tentang “Konseling Karir di
Masyarakat” yang membahas beberapa hal, yaitu:

1.2.1. Bagaimana konseling karir di sekolah menengah kejuruan ?

1.2.2. Bagaimana konseling karir di perguruan tinggi

1.2.3. Dan bagaimanakah konseling karir ditempat kerja dan di masyarakat ?


1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat ditentukan beberapa tujuan dari makalah ini yaitu
sebagai berikut:

1.3.1. Untuk mengetahui dan memahami konseling karir di Sekolah Menengah Kejuruan

1.3.2. Untuk mengetahui dan memahami konseling karir di perguruan tinggi

1.3.3. Untuk mengetahui dan memahami konseling karir di lingkungan masyarakat.


BAB II

KONSELING KARIR DI SEKOLAH

DAN MASYARAKAT

Sejalan dengan dinamika kehidupan, kebutuhan akan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan
pada lingkungan persekolahan. Saat ini sedang dikembangkan pula pelayanan bimbingan dan konseling
dalam setting yang lebih luas, seperti di lingkungan perguruan tinggi maupun di masyarakat. Bimbingan
dan konseling sangat dibutuhkan masyarakat karena populasi yang beragam dan sejumlah tipe serta ciri
problem manusia yang makin meluas.

Dengan populasi yang beragam maka ciri problem manusia pun meluas. Oleh karena itu, diperlukan
konselor sebagai profesi penolong (helping profession). Konselor diharapkan dapat membantu problema-
problema peserta didik mau pun masyarakat saat yang makin meluas sehingga dapat membantu peserta
didik dan masyarakat untuk mengembangkan potensi masyarakat mandiri.

2.1. Konseling Karir di Sekolah Menengah Kejuruan

Salah satu upaya yang paling berhasil dari konselor sekolah adalah kolaborasi langsung dengan guru-guru
kejuruan memperbaiki baik citra maupun subtansi disipling-disipllinnya. Pedidikan kejuruan disebut
sebagai “jembatan antara manusia dan pekerjaannya” (Advisory Council on Vocational Eduation, 1968)
dan bagian dari pendidikan yang menjadikan individu lebih dapat bekerja dalam suatu kelompok okupasi-
okupasi dari pada dengan yang lainnya (Evans & Herr, 1978).

Dalam kaitanyya dengan hubungan konseling karir menegaskan bagaimana pandangan sekolah kejuruan
terhadap konseling karir. Di satu sisi, konseling karir diyakini memegang peranan penting sehingga
dukunga terhadap kegiatan konseling sangat besar, terutama dari segi finansial. Namun, di sisi lain, juga
muncul kritikan terhadap ketidaksiapan konselor dalam programnya serta tidak menunjukkan minat
terhadap pengembangan karir sebagai prioritas programnya. Malah, terkesan bahwa konselor lebih
menekankan programya kepada penyiapan siswa untuk menuju ke perguruan tinggi.

Sehubungan dengan kritikan di atas, menurut Herr dan Carner (1984:283), ada empat peranan konseling
karir dalam pendidikan vokasional (kejuruan), yaitu :

1. Menarikminat, merekrut dan menyeleksi siswa dalam menetapkan pilihan-pilihan pada sekolah
menengah kejuruan.

2. Membantu dalam menyeleksi siswa untuk pendaftaran pada beragam pendidikan kejuruan antara
lain : asessmen kemampuan (aptitude) dan kelebihsukaan (prefences) individu dalam kaitanyya dengan
probalitas keberhasilan dan kepuasan calon siswa nantinya.
3. Siswa pendidika kejuruan membutuhkan akses terhadap pelajaran dalam keterampilan dalam konteks
pekerjaan (work-context skills) dan keterampilan pengembangan karir sebagaimana halnya dalam
keterampilan teknik.

4. Penempatan siswa, terutama dalam membantu siswa SMK untuk fokus pada kemampuan
pembelajaran dan performasi mereka, memperoleh kapasitas dalam pengambilan keputusan, merumuskan
kesadaran terhadap pilihan mereka, bagaimana mempersiapkan dan memperoleh akses untuk mereka, dan
memperoleh pencarian informasi kerja dan perilaku wawancara kerja yang diyakini tidak hanya
mempersiapkan siswa ke arah transisi sekolah ke dunia kerja, namun sebagai perluasan alumni dari semua
pendidikan kejuruan.

2.1.1. Teknik Konseling Karir untuk Sekolah Menengah Kejuruan

1) Curriculum Infusion

1. Setelah membaca biografi, suruh siswa menggambarkan bagaimana keputusan karir yang dibuat oleh
orang tersebut mempengaruhi bidang-bidang kehidupannya.

2. Tugas siswa untuk mendefinisikan dalam tulisan langkah-langkah tertentu yang harus mereka lalui
untuk mencapai tujuan pendidikan atau pekerjaan dimasa depan

3. Surug siswa menyiapkan sebuah resume (curriculum vitae) yang berisikan daftar beragam
keterampilan yang mereka miliki

4. Siswa juga dapat merumuskan sebuah daftar tentang tujuan pribadi yang ingin dicapai dalam
matapelajaran tertentu, yaitu keterampilan, pengetahuan, atau sikap yang ingin mereka kembangkan

2) Group Giudance Process

1. Dengan memberikan masalah yang terkait dengan karir (seperti : kumpulan sebuah perguruan tinggi,
perdagangan, perbandingan dua pekerjaan atau lebih kebutuhan terhadap bantuan finansial)

2. Untuk serangkaian studi kasus yanng menggambarka contoh-contoh yang melakukan pengambilan
keputusan karir.

3. Tugaskan siswa untuk menulis rencana karir jangka panjang yang mengidentifikasi langkah-langkah
tertentu yang harus diambil untuk mencapai tujuan masa depan yang diinginkan

4. Tegaskan siswa untuk membedakan antara pekerjaan pokok yang membentuk kelompok pekerjaan.
5. Tugaskan siswa untuk menuliskan paling tidak 6 faktor yang mereka cari dalam karir (misalanya :
kesempatan untuk bepergian, berkenalan dengan banyak orang)

3) Community Involvement

1. Undang narasumber dari luar untuk mengulan pola karir mereka

2. Lakukan field trip ke industri lokal yang diikuti dengan diskusi tentang bagaimana teknologi atau
otomasi baru telah mempengaruhi industri tersebut.

3. Tugaskan siswa untuk melakukan “Job Analysis” dari pekerjaan yang sedang mereka pilih.

4. Kirimkan angket tindak lanjut kepada lulusan yang telah bekerja dengan meminta bantuan mereka
sebagai contact person

5. Tugaskan siswa untuk berpartisipasi dalam pengalaman kerja paruh waktu pada pekerjaan yang
terkait dengan kelompok pekerjaa pilihan mereka

6. Setelah mendapatkan kesempatan untuk melakukan observasi dan wawancara dengan pekerja-pekerja
di latar pekerjaan dari sebuah kelompok pekerjaan pilihan mereka.

2.2. Konseling Karir di Perguruan Tinggi

Beberapa kebutuhan pengembangan karir yang umumnya dimiliki oleh mahasiswa di perguruan tinggi
adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan yang membuat mereka sadar akan karir dan diri mereka

2. Eksplorasi minat, nilai, tujuan dan keputusan mereka

3. Realita mutakhir tentang pasar kerja dan kecenderungan gagal

4. Kumpulan materi dan sumber karir termasuk informasi praktis tentang karir yang telah diperbaharui

5. Dan workshop tipikal, seperti keterampilan belajar membangun resiko, penulisan resume/ curriculum
vitae, wawancara dan sejenisnya.

Berkaitan dengan kebutuhan pengembangan karir di atas, maka tujuan-tujuan konseling karir di
perguruan tinggi dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bantuan dalam memilih bidang studi

2. Bantuan dalam penilaian diri dan analisis diri

3. Bantuan dalam memahami dunia kerja

4. Bantuan dalam pengambilan keputusan

5. Bantuan mamsuki dunia kerja


6. Bantuan dalam menemukan kebutuhan-kebutuhan unik berbagai populasi

Tujuan lain konseling karir di perguruan tinggi adalah membantu siswa menilai dan menganalisis diri
serta kaitannya dengan pemahaman dunia kerja dan pengambilan keputusan karir yang akan dijalani.

Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, maka perguruan tinggi telah menggunakan empat pendekatan
utama dalam pemberian konseling karir, yaitu :

1. Mata-mata kuliah, lokakarya, dan seminar yang memberikan pengalaman-pengalaman kelompok


berstruktur dalam perencanaan karir

2. Aktivitas konseling kelompok yang menekankan pada aspek-aspek yang lebih efektif dari
perkembangan manusia dan karir

3. Kesempatan-kesempatan konseling individual yangn beraksentuasi pada berbagai orientasi teroritis


terhadap karir

4. Program penempatan yang merupakan puncak dari proses perencanaan dan pengambilan keputusan
karir.

2.2.1. Program Pengembangan Karir

Johnson dan Figler (1984) mengemukakan bahwa ada banyak hal yang harus dihadapi oleh spesialis
pengembangan karir ketika mereka merencanakan program untuk pascasekolah menengah/ perguruan
tinggi. Diantaranya adalah hal-hal filosofis adalah :

1. Menekankan konseling atau penempatan

2. Mengirim klien keluar atas keinginan mereka sendiri untuk mengumpulkan informasi

3. Memusatkan siswa pada aspek-aspek “vokasional” dari pelatihan mereka,

4. Melibatkan orang-orang penting lainnya, seperti orang tua, dalam proses perencanaan karir

5. Menekankan pengambilan resiko atau keamanan dalm proses perencanaan karir. (Isaacson and
Brown, 1993:290)

2.3. Konseling Karir di Tempat Kerja dan Masyarakat

2.3.1. Konseling Karir di Tempat Kerja

Perkembangan karir sendiri dalam konteks tempat kerja merupakan proses seumur hidup (lifelong
process) yang bermuara kepada memilih, memasuki dan menyesuaikan diri dengan beragam rangkaian
pekerjaan yang secara bersamaan dapat digambarkan oleh karir seseorang (Isaacson dan Brown,
1993:455).
2.3.2. Hakekat Konseling Karir ditempat Kerja

Dalam menjalani karirnya seseorang tidak akan terlepas dari berbagai persoalan yang akan mengganggu
terhadap kelancaran karinya. Konseling karir di tempat kerja pada prinsipnya adalah pelayanan yang
diberikan berkaitan dengan karir yang dibutuhkan oleh pegawai atau pekerja.

2.3.3. Bantuan Karir ditempat Kerja

Hal penting lain yang diperlukan dalam perencanaan dan pengembangann karir adalah upaya penyediaan
informasi karir yang relevan.

Tahap-tahap karir, terbagi menjadi empat tahap, entry, socialization, midcarrer, dan late carrer.

1) Tugas-tugas Tahap Entry

1. Membuat pilihan okupulasional pendahuluan yang akan menentukan jenis pendidikan dan latihan
yang diikuti

2. Mengembangkan suatu cara citra okupasi atau organisasi yang dapat berfungsi sebagai jalan keluar
dari bakat-bakat, nilai-nilai dan ambisi-ambisi seseorang

3. Mempersiapkan diri untuk karir awal melalui “sosialisasi antisipatoris”

4. Menghadapi realitas-realitas dari penemuan pekerjaan pertama

2) Tugas-tugas Tahap Sosialisasi

1. Menerima realitas organisasi insani

2. Mengadapi penolakan akan perubahan

3. Belajar bagaimana bekerja

4. Menghadapi atasan dan menguraikan system ganjaran-belajar bagaimana memperoleh kemajuan

5. Menempatkan diri dalam organisasi dan mengembangkan identitas.

3) Tugas-tugas Tahap Mid-Career

1. Menemukan career anchors adalah suatu konsep diri okupasional sebagai hasil dari persepsi diri
dalam hal bakat-bakat dan kemampuan-kemampuan.

a. Kompetensi teknis/ fungsional


b. Kompetensi manajerial

c. Keamanan dan stabilitas

d. Otonomi

e. KreativitasS

f. Identitas dasar

g. Layanan terhadap orang lain

h. Kekuasaan, pengaruh dan kontrol

i. Keragaman

2. Spesialisasi dan generalisasi

4) Tugas-tugas Tahap Late-Career

1. Menjadi mentor

2. Pencapaian keseimbangan yang tepat dari keterlibatan dalam pekerjaan, keluarg dan perkembangan
diri

3. Mengundurkan diri dan pensiun

Osipow melihat 16 kemungkinan kontribusi para psikolog konseling seperti berikut :

1. Membantu karyawan dan manajer mengidentifikasi resiko-resiko dalam pekerjaan

2. Melatih orang-orang mengidentifikasi gaya-gaya kerja mereka

3. Efek-efek dari kerja reptitif bagi orang-orang

4. Efek-efek dari pemindahan ke lokasi-lokasi baru, terutama jika dipaksa

5. Tekanan-tekanan dan ketegangan-ketegangan khusus dalam pasangan keluarga dua-karir

6. Tekanan-tekanan khusus yang dialami oleh orang-orang yang dipekerjakan

7. Tekanan khusus bagi orang-orang yang dalam pekerjaannya dituntut hubungan interpersonal yang
tinggi

8. Persiapan untuk pensiun

9. Mengahadapi secara efektif proses evaluasi kerja


10. Menghadapi masalah-masalah khusus dari peusaha-perngusaha

11. Menghadapi masalah-masalah kehidupan pekerjaan

12. Menghadapi masalah-masalah khusu dari pengusaha-pengusaha kecil

13. Menghadapi masalah-masalah khusus dari profesional

14. Masalah-masalah pemeliharaan kesehatan

15. Membantu diri sendiri dan perawatan diri

16. Konseling keluarga

Hal-hal di atas merupakan tugas-tugas dari konselor dewasa ini. Konselor diharapkan dapat membantu
individu, baik dalam pekerjaan maupun dalam kehiduoan bekerluarga.

2.3.4. Konseling Karir di Masyarakat

Kebutuhan akan konseling karir tidak hanya menjadi miliki mereka yang masih berstatus siswa atau pun
mahasiswa saja. Bahkan masyarakat umumpun sangat membutuhkan beragam pelayanan terhadap
konseling karir. Namun, dalam kenyataannya, kebanyakan dari lembaga yang melayani kebutuhan
konseling karir dalam masyarakat ini belum ada ditengah masyarakat. Kalaupun ada, pemberi pelayanan
konseling karir ini belum terpublikasikan secara maksimal.

Bantuan-bantuan yang ada di masyarakat berfokus pada layanan-layanan karir yang tidak berafiliasi
dengan salah satu organisasi sponsor. Program-program yang memberikan layanan-layanan karir kepada
orang-orang dewasa yang mungkin tidak berafiliasi dengan organisasi sponsor.

Berdasarkan survey yang dilakukan ditemukan jumlah sumber konseling untuk orang dewasa (adult) dan
tipe program yang ditawarkan dalam masyarakat. Dapat dikatakan bahwa kebanyakan sumber yang
diidentifikasi berkaitan dengan konseling karir (Herr dan Crammer (1984:327)). Adapun program-
program yang ditawarkan dalam konseling karir ini adalah matakuliah yang berkaitan dengan kariri,
workshop, seminar dan interaksi kelompok kecil.

Survey lainnya juga mengemukakan beberapa pelayanan konseling karir yang diberikan dalam
masyarakat antara laian : penerimaan (intake), asessment, konseling, pelatihan dann alihtangan (referral)
yang lebih ditekankan kepada teknik pelaksanaan pekerjaan (job serch techniques), keterampilan
wawancara, pelatihan pembuatan resume/ CV.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konseling sebagai profesi penolong (helping profession) adalah konsep yang melandasi peran dan fungsi
konselor di masyarakat dewasa ini. Sejalan dengan dinamika kehidupan, kebutuhan akan bimbingan dan
konseling tidak hanya dirasakan pada lingkungan persekolahan. Bimbingan dan konseling sangat
dibutuhkan masyarakat karena populasi yang beragam dan sejumlah tipe serta ciri problem manusia yang
makin meluas.

Dengan populasi yang beragam maka ciri problem manusia pun meluas. Oleh karena itu, diperlukan
konselor sebagai profesi penolong (helping profession). Konselor diharapkan dapat membantu problema-
problema masyarakat saat yang makin meluas sehingga dapat membantu masyarakat untuk
mengembangkan potensi masyarakat mandiri. Dengan berkaca dari hal tersebut, maka diperlukan
konselor dalam bidang bimbingan karir.

3.2 Saran

Dengan semakin berkembangnya bimbingan dan konseling maka diharapkan konselor dapat
meningkatkan kompetensinya untuk menunjang keprofesionalanya sehingga dalam pelaksanaan
bimbingan dapat berjalan dengan baik, dimana sekarang seakin berkembagnya bimbingan dan konseling
dengan kajian yang semakin luas maka menuntut konselor untuk tetap belajar dan bisa berkembang sesuai
dengan perubahan zaman yang semakin modern.

DAFTAR PUSTAKA

Hadiarni, Irman. 2009. Konseling Karir. Batusangkar. STAIN Batusangkar Press.

Bellachan

Lokasi: Palembang, Palembang City, South Sumatra, Indonesia

Anda mungkin juga menyukai