Anda di halaman 1dari 4

1.

Area of Interest
Penelitian ini menyelidiki perdebatan empiris bahwa dampak keselarasan (Impact of
Alignment-ALI) sistem informasi akuntansi lingkungan (Environmental Accounting
Information System-EAIS) pada kinerja perusahaan (firm performance-PER) dan PER
lingkungan (environmental PER).
2. Fenomena
Pentingnya akuntansi terletak pada nilainya bagi pengguna internal dan eksternal.
Bisnis di masa lalu didasarkan pada manual. Kelemahan dari akuntansi manual
melibatkan biaya waktu yang ekstensif dalam memanfaatkan pencatatan berbasis
kertas dan pelaporan informasi siklus akuntansi. Selain itu, penggunaan tersebut
cenderung sering didasarkan kesalahan dan kesalahan dalam proses penyelesaian
tugas. Selain itu, adanya bahaya keamanan dan penipuan juga merupakan bagian
umum dari metode akuntansi manual. Dalam hal ini, kontribusi teknologi informasi
sangat penting untuk diakui. Asimilasi tujuan akuntansi dengan penggunaan keahlian
TI memprakarsai pertemuan sistem informasi akuntansi (SIA) Tragisnya, AIS
biasanya dipandang memiliki lingkup terbatas dan berkonsentrasi pada kesempatan di
dalam asosiasi, hanya memberikan data terkait uang dan pemosisian tradisional yang
mendasarinya (Mia, 1993).
Dalam bisnis modern, munculnya Environmental AIS (EAIS) adalah hasil dari fokus
negara-negara untuk memiliki operasi bisnis yang ramah lingkungan. Tujuan EAIS
adalah untuk mengukur dampak buruk lingkungan yang membebani organisasi dan
ekonomi. Penemuan EAIS tidak hanya membantu mengidentifikasi beban lingkungan
tetapi juga membantu organisasi dan ekonomi untuk secara strategis merencanakan
pedoman masa depan untuk mengatasi konsekuensi buruk dari lingkungan dan dengan
demikian meningkatkan PER. Namun, kemenangan EAIS sangat tergantung pada
keselarasan efisiennya (ALI). Dengan tidak adanya EAIS ALI yang tepat, visi EAIS
kehilangan vitalitasnya dan meningkatkan biaya organisasi dalam memelihara sistem
tanpa mencapai manfaat yang diharapkan. Oleh karena itu, ALI EAIS dengan CAP
organisasi dan tujuan yang diinginkan, sangat penting untuk menentukan keberhasilan
EAIS dalam memastikan PER organisasi dan lingkungan.
3. Teori
Teori yang menjadi dasar yang menjelaskan secara spesifik terkait variabel yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah akuntansi lingkungan (environmental accounting).
4. Hipotesis
H1 : AIS REQs berpengaruh positif signifikan terhadap EAIS ALI.
H2 : Kapasitas EAIS berpengaruh positif signifikan terhadap EAIS ALI.
H3 : ALI dari EAIS berpengaruh positif signifikan terhadap PER Perusahaan.
H4 : ALI dari EAIS berpengaruh positif signifikan terhadap PER Lingkungan.

5. Model Riset

6. Metodologi
a) Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
b) Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah persayaratan EAIS (EAIS Requirement),
Kapasitas EAIS (EAIS Capacity), Kesetaraan EAIS (EAIS Alignment), Kinerja
Perusahaan (Firm Performance), dan kinerja lingkungan (Environmental
Performance). Item variabel yang dihipotesiskan menggunakan skala Likert tujuh
poin dari 1 (Sangat Tidak Setuju) hingga 7 (sangat setuju).
c) Populasi dan Sampel
Populasi target penelitian ini adalah manajer UKM tingkat bawah dan menengah
di Indonesia. Sampel penelitian ini dikumpulkan dengan kuesioner yang direkam
dalam bahasa Inggris dan dikumpulkan dari total dua ratus tujuh puluh sembilan
UKM di Indonesia. UKM terdiri dari lima puluh UKM swasta dan dua ratus dua
puluh sembilan UKM sektor publik yang beroperasi di Indonesia. Total 465
sampel dikirim melalui email ke karyawan, di mana 391 manajer bawah dan
menengah merespons. Sampel valid akhir dari penelitian ini adalah 345 setelah
menghilangkan outlier univariat dan multivariat masing-masing menggunakan
skor Z-test dan kriteria jarak Mahalanobis (D2).
d) Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
e) Teknik Analisis Data
Analisis data dan hasil penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan perangkat
lunak statistik SPSS 23 dan AMOS 23.
7. Hasil
 Untuk menguji kecukupan sampel, nilai Kaiser–Meyer–Olkin (0,895)
menjelaskan bahwa data layak untuk dijadikan faktor karena nilai KMO lebih
besar dari nilai cut off 0,7 seperti yang dikemukakan oleh (Barkus et al. ., 2006).
Selain itu, hasil Bartlet Test of Sphericity juga ditemukan signifikan (P <0,05),
sehingga menolak hipotesis nol yang mewakili ketidakmunculan matriks identitas
korelasi (Afshan et al., 2018).
 Kelima faktor ini secara efektif mendefinisikan 72,6% dari total varians yang
dijelaskan.
 Secara keseluruhan, hasil model pengukuran CFA merekomendasikan bahwa
model lima faktor yang disebutkan di atas sangat cocok dengan data. Selain itu,
nilai threshold untuk CMIN/DF adalah 1,495 yang lebih kecil dari nilai yang
disarankan yaitu 2. Bersamaan dengan itu nilai CFI adalah 0,952 yang lebih tinggi
dari nilai yang disarankan yaitu 0,95. Selain itu, nilai Root Mean Square Error of
Approximation adalah 0,038 yaitu < 0,07. Hasil RMSEA menunjukkan bahwa
data yang kami kumpulkan sangat cocok dengan kerangka hipotesis kami.
Akhirnya, SRMR juga signifikan sebesar 0,041 dan juga memenuhi kriteria
goodness of fit.
 Hasil SEM menjelaskan bahwa REQ Lingkungan (β = 0,372, P < 0,05) dan
kemampuan lingkungan (β = 0,746, P < 0,05) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ALI Lingkungan yang menegaskan H1 dan H2. Model ini menjelaskan
37,3% varians ALI Lingkungan dengan REQ Lingkungan dan kemampuan
lingkungan. Di sisi lain, hasil juga menunjukkan bahwa PER lingkungan (β =
0,574, P < 0,05) dan PER Perusahaan (β = 0,483, P < 0,05) secara signifikan dan
positif dipengaruhi oleh ALI lingkungan di Indonesia dan oleh karena itu
mengkonfirmasi H3 dan H4. Model ini menjelaskan varians 62,89% dari Firm
PER ALI dan varians 68,21% PER Lingkungan oleh ALI Lingkungan.
8. Kesimpulan
Hasil SEM mengkonfirmasi bahwa EAIS REQ dan kapabilitas EAIS berpengaruh
positif dan signifikan terhadap EAISALI. Selain itu, hasil tersebut juga
mengkonfirmasi bahwa EAIS ALI memiliki dampak positif dan signifikan terhadap
PER perusahaan dan PER lingkungan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai