DASAR-DASAR AKUAKULTUR
Disusun oleh:
KELOMPOK VI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
PANEN/PEMUNGUTAN HASIL
Prinsip dasar dari pemanenan yang perlu dijaga oleh pelaku bisnis adalah
ikan harus dapat tetap hidup setelah ditangkap dan ditampung dalam satu wadah,
kecuali pada ikan nila yang dipasarkan di pasar lokal dapat langsung dimasukkan
kedalam bak berisi es batu. Berdasarkan prinsip ini, langkah yang perlu
diperhatikan dalam pemanenan yaitu tingkat stress yang dialami ikan. Semakin
sedikit ikan mendapatkan stress maka semakin besar peluang ikan dapat tetap
bertahan hidup. Pada pemanenan ikan, hal yang harus diperhatikan adalah:
Cara panen adalah proses pengambilan ikan, baik keseluruhan dan atau
sebagian dari kolam dipindah ketempat lain untuk siap dipasarkan. Prinsip cara
panen semua ikan hampir sama yakni dengan mengeluarkan air dari kolam ikan
dan setelah air berkurang ikan baru ditangkap. Pemanenan dapat dilakukan
sebagian (parsial) atau semuanya (total). Jenis pemanenan yang digunakan
tergantung pada jenis komoditas yang dipelihara. Umumnya, pemanenan total
dilakukan pada tahap pembenihan pada setiap jenis ikan.
A. PANEN SELEKTIF
B. PANEN TOTAL
Panen keseluruhan adalah setelah air dikeluarkan dari kolam, semua ikan
ditangkap atau di panen. Pemanenan ini dilakukan dengan cara mengeringkan
kolam. Untuk menghindari jumlah ikan yang mati atau mengalami kerusakan
fisik, proses pemanenan harus dilakukan secara hati-hati. Ikan yang mengalami
kerusakan dapat memperlemah kondisi tubuh ikan tersebut sehingga sangat
berpengaruh terhadap daya hidup ikan tersebut.
1. WAKTU PANEN
Kegiatan pemanenan sebaik dilakukan ketika suhu tidak tinggi ata sinar
matahari sedang teduh, biasanya itu yang tepat adalah pagi hari ( 05.00 - 08.00 )
dan sore hari ( 15.00 - 18.00 ). Pelaku usaha budidaya ikan atau udang dan petani
ikan untuk melakukan panen memilih serta memperkirakan sendiri yang terbaik.
Pemanenan jangan sampai dilakukan saat terik matahari akan menyebabkan ikan
kondisinya melemah atau mati. Ikan yang kepanasan, metabolisme tubuhnya akan
terpacu sehingga kebutuhan oksigen menjadi tinggi. Bila oksigen yang dibutuhkan
ikan dalam jumlah terbatas akan menyebabkan strees dan lemah.
2. UMUR PANEN
Umur ikan pada waktu dipanen tergantung dari hal-hal sebagai berikut:
a. Jenis Ikan: Jenis ikan yang memiliki pertumbuhan tumbuh cepat besar tentu
umur panennya juga akan berbeda dengan jenis ikan yang memiliki pertumbuhan
relatif lama.
b. Ukuran Ikan: Ikan ukuran benih yang akan dipanen memiliki umur yang lebih
muda daripada ikan ukuran konsumsi.
Beberapa contoh jenis ikan konsumsi yang dipanen adalah sebagai berikut :
a. Gurame, berat awal dibudidayakan 100 gr, umur panen 6–18 bulan, dengan
berat akhir 300 -700 gr.
b. Lele dumbo, berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 5–8 bulan, dengan
berat akhir 100–200 gr.
c. Patin, berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 4–6 bulan, dengan berat
akhir 700–800 gr.
d. Mujair, berat awal dibudidayakan 20 gr, umur panen 3–4 bulan, dengan berat
akhir 200–250 gr.
e. Bawal, berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 3–4 bulan, dengan berat
akhir 200–300 gr.
f. Nila, berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 4–12 bulan, dengan berat
akhir 150–800 gr.
Sementara itu, penanganan untuk ikan yang dipanen dalam kondisi hidup
biasanya berupa ikan berukuran benih dan ikan kosumsi. Keuntungan dari
penanganan ikan dalam kondisi hidup antara lain lebih mudah dan biayanya
cenderung murah karena tidak membutuhkan perlakuan tambahan untuk
mempertahankan mutu ikan.
1. PENGEMASAN
a. Sistem terbuka
Sistem terbuka yaitu ikan yang diangkut dengan wadah atau tempat yang media
airnyaa masih berhubungan dengan udara bebas. pengangkutan sistem ini
biasanya digunakan untuk jarak dekat dan membutuhkan waktu tidak lama. Pada
sistem pengamasan ini mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan adalah :
Kelemahan adalah :
Kelebihan adalah :
Kelemahan adalah
1. Media air tidak dapat bersentuhan dengan udara luar secara langsung
sehingga tidak ada tambahan oksigen
2. Tidak dapat dilakukan pengantian air
2. PENGANGKUTAN
Dalam pengangkutan ikan hidup, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
yakni:
1. Jenis ikan, Jenis ikan gurame akan berbeda dengan labster dalam
pengemasan
2. Ukuran ikan, Ukuran ikan akan menentukan jumlah oksigen yang
dibutuhkan dan kepadatan yang dibutuhkan dalam pengemasan
3. Kepadatan ikan yang akan mempengaruhi sarana pengangkutan
4. Sistem kemasan, kemasanya bisa mengunakan sistem tertutup atau terbuka
5. Jarak tempuh, jarak yang jauh perlu mempertimbangkan sarana
transportasi dan sistem kemasan
6. Suhu harus dapat dipertahankan mendekati suhu normal. Untuk
mepertahankan suhu sebaiknya diberi pecahan es batu disekitar media
kemasan dengan perkiraan 10% dari banyaknya air media dalam kemasan.
1. Ikan Nila, ukuran 3-5 cm kepadatan 1000 ekor, ukuran 5-8 cm kepadatan
600 ekor dan ukuran 8-12 cm kepadatan 300 ekor, sistem pengemasan
tertutup serta wadah yang digunakan kantong plastik.
2. Ikan Lele, ukuran 8-12 cm kepadatan 250-350 ekor, sistem pengemasan
tertutup dan wadah yang digunakan kantong plastik. Sedangkan ukuran
yang sama tetapi sistem pengemasan terbuka, wadah yang dipakai jirigen.
3. Ikan Patin, ukuran 2-3 cm kepadatan 2000 ekor, sistem pengemasan
tertutup serta wadah yang digunakan kantong plastik. Sedang ukuran yang
sama tetapi sistem pengemasannya terbuka mengunakan drum 200 liter
dilengkapi oksigen dengan kepadatan 15.000 - 20.000 ekor
4. Ikan Belut, semua ukuran, kepadatan 2/3-3/4 volume jirigen ataau kantong
plastik, sistem pengemasan tebuka serta wadah yang digunakan kantong
plastik/jirigen.
5. Ikan Lobster, ukuran 1-2 cm kepadatan 500-1000 ekor, sistem
pengemasan tertutup serta wadah yang digunakan kantong plastik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, T., Ratnawati Erna, and M. Jamil R. Yacob. 2000. Budidaya Bandeng
Secara Intensif. Penebar Swadaya: Jakarta. 32 Hlm.
https://www.infoikan.com/2018/03/panen-dan-pasca-panen-ikan-sesuai.html.
Diakses pada tanggal 05 Oktober 2021.
Laksono, B. 2014. Modul Memanen Hasil Budidaya Ikan. Diakses pada tanggal
05 Oktober 2021. http://www.budilaksono.com/2014/01/modul-memanen-
hasil-budidaya-ikan.html.
Yakob, M.J.R., dan T. Ahmad, 1997. Budidaya Bandeng Intensif. Makalah yang
disajikan pada acara ekspose hasil penelitian perikanan pantai Maros. 22
Oktober 1997.