Anda di halaman 1dari 4

Nama / NIM Ruchiyat Ardiansyah (041911233030)

Kelas G / Kamis / 07.00 – 08.40


Program Studi Manajemen
Rangkuman Chapter 1
WEEK 2
Etika adalah standar moral yang dimiliki seseorang mengenai apa yang benar dan apa yang salah,
baik dalam cara pikir dan perilaku kita terhadap orang lain maupun harapan kita tentang cara pikir
dan perilaku orang lain terhadap kita.
Standar moral sendiri adalah prinsip-prinsip yang dianut seseorang berdasarkan keyakinan
relijius, budaya dan filosofisnya, dimana keyakinan-keyakinan ini menjadi dasar untuk
memandang sesuatu itu benar atau salah. Standar moral akan menyediakan kompas moral untuk
memandu orang tersebut dalam mengambil keputusan di hidupnya.
Keyakinan-keyakinan yang dianut seseorang bisa berasal dari:

• Teman

• Keluarga

• Latar belakang etnis

• Agama

• Sekolah

• Media massa

• Panutan dan mentor

Bagi seseorang, nilai dari sebuah nilai bisa dilihat dari 2 hal:

a. Nilai intrinsik, yaitu nilai yang dituju seseorang apa adanya. Contohnya kebahagiaan,
kesehatan, dan harga diri.
b. Nilai instrumental, yaitu nilai yang akan bernilai jika digunakan untuk mencapai nilai lain.
Misalnya uang yang dihargai untuk apa yang bisa dibeli menggunakan uang tersebut, dan
bukan dihargai untuk bentuk uang itu sendiri.
Dalam penerapannya sehari-sehari, sering terjadi konflik nilai, di mana nilai pribadi yang dianut
seseorang bertentangan secara langsung dengan suatu perbuatan, misalnya:

 Berbohong itu salah, tapi bagaimana jika seseorang berbohong untuk melindungi nyawa
orang yang ia sayangi?
 Mencuri itu salah, tapi bagaimana jika seseorang mencuri makanan untuk seorang anak
yang kelaparan?
 Membunuh itu salah, tapi bagaimana jika seseorang membunuh orang lain untuk
melindungi dirinya sendiri?
Bagi seseorang, etika bisa berarti:

a. Kebenaran yang sederhana (benar atau salah, baik atau buruk)

b. Karakter atau integritas seseorang

c. Peraturan mengenai perilaku individual yang layak

d. Peraturan mengenai perilaku yang layak

Teori mengenai Etika dapat dibedakan menjadi tiga kategori sebagai berikut:

1. Virtue Ethics

 Digagas oleh Aristoteles (filsuf Yunani)


 Merupakan sebuah konsep untuk menjalani hidup anda berdasarkan komitmen
kepada pencapaian ideal: “saya ingin menjadi orang seperti apa, dan bagaimana
saya bisa menjadi orang tersebut?”
 Masalah dengan teori ini: masyarakat bisa menempatkan penekanan yang berbeda
pada sifat-sifat yang berbeda. Jika sifat yang ingin anda capai bukan merupakan
cerminan langsung dari nilai yang dianut masyarakat di tempat anda tinggal, maka
ada bahaya konflik nilai yang mengancam.
2. Ethics for the Greater Good

 Digagas oleh David Hume (filsuf Skotlandia)


 Berfokus pada pilihan-pilihan etis yang menawarkan kebaikan terbesar pada
banyak orang
 Masalah dengan teori ini: jika fokus semua orang tertuju pada melakukan kebaikan
terbesar pada banyak orang, tidak ada seorangpun yang bertanggung jawab pada
tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan tersebut
3. Universal Ethics

 Digagas oleh Immanuel Kant (filsuf Jerman)


 Berpendapat bahwa harusnya ada prinsip universal tertentu yang harusnya
diaplikasikan kepada semua penilaian etis. Tindakan dilaksanakan berdasarkan
cita-cita moral dan bukannya berdasarkan kebutuhan riil, karena prinsipprinsip
universal diharapkan bisa diaplikasikan kepada semua orang di mana saja dan
kapan saja.
 Masalah dengan teori ini: jika fokus semua orang tertuju pada melakukan hal yang
sama, tidak ada seorangpun yang bertanggung jawab pada tujuan yang ingin dicapai
tersebut
Dilema etika adalah sebuah situasi dimana tidak ada keputusan yang jelas salah atau jelas benar,
namun yang ada adalah pilihan antara dua jawaban yang sama-sama benar.
Untuk memecahkan dilemma etika ini, ada tiga langkah yang bisa dipertimbangkan:

1. Menganalisis konsekuensi-konsekuensi dari semua pilihan. Siapa yang akan diuntungkan?


Siapa yang akan berada dalam bahaya? Keuntungan dan bahaya apa yang kita bicarakan
di sini? Bagaimana efeknya dalam jangka pendek maupun panjang?
2. Menganalisis tindakan-tindakan yang diambil, tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.
Apakah tindakan-tindakan tersebut berlawanan dengan prinsipprinsip moral yang umum
berlaku?
3. Membuat keputusan. Perhitungkan kedua hasil analisis di atas, lalu buatlah keputusan

Lawrence Kohlberg mengembangkan kerangka yang menunjukkan bahwa kita telah


mengembangkan proses pemikiran dari waktu ke waktu, bergerak melalui enam tahapan berbeda
(yang dikelompokkan menjadi tiga tingkatan perkembangan moral) sebagai berikut:

1. Level 1: Preconventional

a. Tahap 1: orientasi pada kapatuhan dan hukuman


b. Tahap 2: individualisme, instrumentalisme, dan pertukaran

2. Level 2: Conventional

a. Tahap 3: orientasi pada memenuhi ekspektasi anggota keluarga

b. Tahap 4: orientasi pada hukum dan ketertiban

3. Level 3: Postconventional

a. Tahap 5: orientasi pada legalisasi kontrak social

b. Tahap 6: orientasi pada prinsip etika universal

Anda mungkin juga menyukai