Anda di halaman 1dari 15

MERINTIS USAHA DAN MODAL PENGEMBANGANNYA

Tugas ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah

Kewirausahaan dan Ekonomi Kerakyatan

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

H. Zamhairiri,S.Ag,M.Sos.I

Disusun Oleh :

Bagas Mawadi 1941020090

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKLUTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohiim..

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq, Hidayah dan inayah-Nya
sehingga kami telah selesai dalam menyusun makalah ini.

Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan
para sahabatnya serta para pengikut beliau yang setia mudah-mudahan dengan adanya
tugas makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi kami semua.
Dari pada itu penulis juga mengharapkan agar para pembaca dapat mengambil
manfaat dari makalah ini. Makalah ini masih sangat sederhana dan masih banyak
sekali ditemukan kekurangan baik isi,ataupun kata yang kurang tepat dalam
penyajiannya dan saya sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan
makalah ini.

Lampung Selatan,12 Oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
ISI...............................................................................................................................................5
1. Cara Memasuki Dunia Usaha..........................................................................................5
2. Membentuk dan Mendirikan usaha baru (starting).........................................................8
3. Pendekatan Pendirian Usaha..........................................................................................9

BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
Kesimpulan...........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sebagai mana kita ketahui, untuk menjadi seorang wirausaha atau
kewirausahaan yang sukses tidak hanya mempunyai keterampilan di bidang
usaha tertentu akan tetapi juga mempunyai kemauan dan kemampuan (Jiwa
Kewirausahaan). Mampu dalam menangkap ide peluang peluang bisnis dan
manajerialnya, cakap untuk bekerja, mengorganisir, kreatif serta mempunyai
kemamuan yang kuat untuk konsisten dan tidak mudah menyerah (menyukai
tantangan).

Selanjutnya adalah tahap memasuki dunia usaha, ada tiga cara untuk memulai
atau memasuki dunia usaha atau kewirausahaan yaitu merintis usaha baru,
membeli perusahaan yang sudah ada di pasar dan kerja sama manajemen.

Menurut Brown dan Protello, bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan
barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat, apabila kebutuhan
masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis inipun akan meningkat pula
perkembangannya dalam melayani masyarakat.

Sedangkan tujuan dari pembisinis itu adalah Untuk memasuki dunia usaha,
seseorang harus memiliki jiwa sebagai seorang wirausaha. Wirausaha adalah
orang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi
resiko. Sebagai pengelola sekaligus pemilik usaha, kita harus memiliki
Kecakapan untuk bekerja, mengorganisir, kreatif, dan lebih menyukai
tantangan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara memasuki dunia usaha?
2. Bagaimana membentuk dan mendirikan usaha baru?
3. Bagaimana Pendekatan pendirian usaha?

1.3. Tujuan Penulisan


Dengan dibuatnya makalah tentang merintis usaha dan modal pengembangannya
diharapkan agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan

BAB II

ISI
1. Cara memasuki dunia usaha

Sebagai pengelola dan pemilik usaha atau pelaksana usaha kecil wirausaha dapat
memilih dan melakukan tiga cara yang dapat dilakukan oleh seseorang apabila ingin
memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha yaitu :
 Merintis usaha baru (starting)
 Dengan membeli perusahaan orang lain (buying)
 Kerjasama manajemen (franchising)

Langkah-langkah dalam memulai usaha:

a) Mengenali Peluang Usaha Seseorang dalam menangkap peluang, antara lain


juga bisa dipengaruhi oleh pengetahuan atau informasi yang dimilikinya.
Menurut Shane dikemukakan bahwa akses terhadap informasi dipengaruhi
oleh pengalaman hidup dan hubungan sosial.

b) Optimalisasi Potensi Diri


Untuk memulai usaha perlu dilakukan self evaluation atau self assesment, yaitu
penilaian atas kemampuan diri sendiri. Caranya ialah dengan menanyakan pada diri
sendiri, misalnya: “Sesungguhya saya ini bisa apa ya?”.

c) Dan untuk menunjang keberhasilan seorang wirausaha perlu mengoptimalkan


motivasi diri.

d) Fokus dalam Bidang Usaha


-Fokus berarti memusatkan perhatian pada suatu usaha tertentu yang sudah
ditekuninya, yaitu fokus pada produk dan fokus pada biaya rendahnya (efisien dalam
pebiayaan).
-Fokus, berarti pula ia menekuni bidang usahanya sampai ia dikenal oleh pelanggan
sebagai satu-satunya yang terbaik di bidang itu.
-Fokus, juga bisa dimaknai bahwa memulai berwirausaha berawal dari hal-hal yang
kecil dan terfokus berdasarkan sumberdaya yang dimilikinya.
e) berani Memulai
f) Untuk memulai berusaha harus ada:
a. Peluang
b. Potensi diri
c. Motivasi yang tinggi
d. Keberanian memulai
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru, adalah
1. Bidang dan Jenis Usaha Yang Akan Dimasuki,

Adanya pengenalan jenis usaha, diharapkan dapat memperoleh gambaran


secra sederhana sehingga menjamin proses pencapaian tuuan dan sasaran usaha yang
telah direncanakan. Secara umum, bidang dan jenis usahanya adalah;
Bidang agraris, yaitu kegiatan usaha yang meliputi: pertanian, perikanan,
perkebunan. Bidang ekstraktif, yaitu kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang
pengumpulan hasil alam, seperti pertambangan, penggalian bahan baku dalam bumi
dan pengambilan hasil alam.

Bidang industri, yaitu kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang pengolahan
bahan baku menjadi bahan setengah jadi dan barang jadi, seperti industri makanan,
industri kayu dan industri tekstil.

2. Bentuk Usaha dan kepemilikan yang akan di pilih perusahaan perseorangan (PO)

Bentuk usaha ini paling sederhana dan mudah mengorganisasikannya karena


pemiliknya hanya satu orang dan langsung dikelola sendiri. Usaha persekutuan
didirikan minimal dua orang secara bersama membangun sebuah usaha dengan
menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan, dengan mengumpulkan sejumlah
kekayaan. Kekayaan yang dikumpulkan itu dapt berupa dana, tenaga, keahlian dan
sarana lain yang dapat menunjang jalannya usaha. Keangotaan persekutuan terdiri
dari dua kelompok, yaitu anggota pasif persekutuan dan anggota aktif persekutuan.

Anggota pasif persekutuan, kedudukannya dalam usaha ini adalah sebagai peserta
yang hanya menyetorkan modal saja.
.
3. Tempat Usaha yang Akan Dipilih,

Para pengelola usaha sangat berkepentingan dalam mencari tempat usaha yang
strategis. Perusahaan yang akan didirikan sudah barang tentu di tempat yang sangat
potensial (strategis). Tempat usaha harus berdekatan dengan tempat konsumen, agar
dapat menjamin penyerahan
Barang yang mudah dan cepat .Tempat usaha yang strategis adalah tempat atau letak
perusahaan melakukan aktivitas berikut pemasarannya, serta penjualan barang
dagangan yang dapat memberikan keuntungan besar. Selain itu, tempat usaha yang
strategis juga memiliki berbagai fasilitas, seperti; tempat parkir yang luas,
transportasi yang mudah dijangkau dan lancar.

4. Organisasi Usaha yang Akan Dipilih,

Menurut George R. Terry, organisasi adalah mengalokasikan seluruh pekerjaan yang


harus dilaksanakan antara kelompok kerja dan menetapkan wewenang serta
tanggungjawab masing-masing individu yang bertanggungjawab untuk setiap
komponen

2. Membentuk dan mendirikan usaha baru (starting)


Langkah-langkah dalam memulai usaha:
a) Mengenali Peluang Usaha Seseorang dalam menangkap peluang,
antara lain juga bisa dipengaruhi oleh pengetahuan atau informasi yang
dimilikinya. Menurut Shane dikemukakan bahwa akses terhadap
informasi dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan hubungan sosial.
b) Optimalisasi Potensi Diri
Untuk memulai usaha perlu dilakukan self evaluation atau self assesment,
yaitu penilaian atas kemampuan diri sendiri. Caranya ialah dengan
menanyakan pada diri sendiri, misalnya: “Sesungguhya saya ini bisa apa ya?”.
c) Dan untuk menunjang keberhasilan seorang wirausaha perlu
mengoptimalkan motivasi diri.
d) Fokus dalam Bidang Usaha
-Fokus berarti memusatkan perhatian pada suatu usaha tertentu yang sudah
ditekuninya, yaitu fokus pada produk…

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru, adalah
1. Bidang dan Jenis Usaha Yang Akan Dimasuki,

Adanya pengenalan jenis usaha, diharapkan dapat memperoleh


gambaran secra sederhana sehingga menjamin proses pencapaian tuuan dan
sasaran usaha yang telah direncanakan. Secara umum, bidang dan jenis
usahanya adalah;
Bidang agraris, yaitu kegiatan usaha yang meliputi: pertanian, perikanan,
perkebunan. Bidang ekstraktif, yaitu kegiatan usaha yang bergerak dalam
bidang pengumpulan hasil alam, seperti pertambangan, penggalian bahan baku
dalam bumi dan pengambilan hasil alam.

Bidang industri, yaitu kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang pengolahan
bahan baku menjadi bahan setengah jadi dan barang jadi, seperti industri
makanan, industri kayu dan industri tekstil.

2. Bentuk Usaha dan kepemilikan yang akan di pilih perusahaan


perseorangan (PO)

Bentuk usaha ini paling sederhana dan mudah mengorganisasikannya karena


pemiliknya hanya satu orang dan langsung dikelola sendiri. Usaha persekutuan
didirikan minimal dua orang secara bersama membangun sebuah usaha
dengan menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan, dengan
mengumpulkan sejumlah kekayaan. Kekayaan yang dikumpulkan itu dapt
berupa dana, tenaga, keahlian dan sarana lain yang dapat menunjang jalannya
usaha. Keangotaan persekutuan terdiri dari dua kelompok, yaitu anggota pasif
persekutuan dan anggota aktif persekutuan.

Anggota pasif persekutuan, kedudukannya dalam usaha ini adalah sebagai


peserta yang hanya menyetorkan modal saja.

3. Tempat Usaha yang Akan Dipilih,

Para pengelola usaha sangat berkepentingan dalam mencari tempat usaha yang
strategis. Perusahaan yang akan didirikan sudah barang tentu di tempat yang
sangat potensial (strategis). Tempat usaha harus berdekatan dengan tempat
konsumen, agar dapat menjamin penyerahan
Barang yang mudah dan cepat .Tempat usaha yang strategis adalah tempat
atau letak perusahaan melakukan aktivitas berikut pemasarannya, serta
penjualan barang dagangan yang dapat memberikan keuntungan besar. Selain
itu, tempat usaha yang strategis juga memiliki berbagai fasilitas, seperti;
tempat parkir yang luas, transportasi yang mudah dijangkau dan lancar.

4. Organisasi Usaha yang Akan Dipilih,

Menurut George R. Terry, organisasi adalah mengalokasikan seluruh


pekerjaan yang harus dilaksanakan antara kelompok kerja dan menetapkan
wewenang serta tanggungjawab masing-masing individu yang
bertanggungjawab untuk setiap komponen
Untuk masuk ke dalam dunia usaha, seseorang harus memiliki jiwa
wirausaha. Cara memasuki dunia usaha yang pertama adalah dengan merintis
usaha baru (starting). Metode ini terwujud dalam pembentukan dan pendirian
usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi, manajemen. Karena
bermula dari diri sendiri, maka pembahasan mengenai metode ini adalah yang
paling luas.
Secara umum, ada 3 (tiga) bentuk usaha baru yang dapat dirintis yaitu:
1. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang
dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.
2. Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (asosiasi) dua orang atau
lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.
3. Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan
atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.
Sesuai dengan konsep kewirausahaan, telah dikemukakan bahwa untuk
memasuki dunia usaha (business) seseorang harus berjiwa wirausaha.
Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki
keberanian menghadapi resiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha (business
owner manager) atau pelaksana usaha kecil (small business operator), ia harus
memiliki:
• Kecakapan untuk bekerja
• Kemampuan mengorganisir
• Kreatif
• Lebih menyukai tantangan

Menurut hasil survei Peggy Lambing (2000:90):


• Sekitar 43% responden (wirausaha) mendapatkan ide bisnis dari
pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan atau
tempat-tempat profesional lainnya.
• Sebanyak 15% responden telah mencoba dan mereka merasa mampu
mengerjakannya dengan lebih baik berdasarkan pengalaman di perusahaan
sebelumnya.
• Sebanyak 11% dari wirausaha yang disurvei memulai usaha untuk
memenuhi peluang pasar.
• Sedangkan sisanya sebesar 31% lagi karena hobi.

Menurut Lambing, keunggulan dari perusahaan baru datang ke pasar adalah


dapat mengindentifikasi “kebutuhan pelanggan” dan “kemampuan pesaing”.
Selain itu, ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk
mencari peluang dengan mendirikan usaha baru:
• Pendekatan ”in-side out” atau ”idea generation” yaitu pendekatan
berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha.
Contohnya: keterampilannya sendiri, kemampuan dan latar belakang yang
dapat menentukan jenis usaha yang akan dirintis
• Pendekatan ”the out-side in” atau “opportunity recognition” yaitu
pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu perusahaan akan
berhasil apabila merespon kebutuhan pasar sebagai kunci keberhasilan.
Contohnya yaitu melalui pengamatan lingkungan (environment scanning).
Alat untuk pengembangannya yang akan ditransfer menjadi peluang-peluang
untuk memulai bisnis/usaha, menurut Lambing (2000:92), bersumber dari :
a. Surat kabar
b. Laporan periodik tentang perubahan ekonomi
c. Jurnal perdagangan dan pameran dagang
d. Publikasi pemerintah
e. Informasi lisensi produk yang disediakan oleh broker, universitas, dan
korporasi lainnya.
Berdasarkan pendekatan ”in-side out”, untuk memulai usaha, seseorang calon
wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough,
kompetensi usaha yang diperlukan seorang calon wirausaha meliputi:

• Kemampuan teknik
Yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan jasa serta cara
menyajikannya.
• Kemampuan pemasaran
Yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan pelanggan serta
harga yang tepat.
• Kemampuan finansial
Yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-sumber dana
dalam merintis dan mengelola usaha.
• Kemampuan hubungan
Yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari, memelihara dan
mengembangkan relasi, komunikasi dan negosiasi.
Tahapan – tahapan dalam merintis usaha baru adalah sebagai berikut:

• Diawali dengan adanya ide


• Mencari sumber dana dan fasilitas barang, uang, dan orang
• Sumber dana bisa berasal dari badan keuangan/bank berupa kredit atau
orang yang bersedia sebagai penyandang dana
• Obyek bisnis memiliki pasar
• Memperhatikan peluang pasar sebelum produk diciptakan Secara
ringkas, tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Seorang yang akan memulai sebuah usaha, harus diawali dengan adanya ide.
Setelah ada ide, langkah berikutnya adalah mencari sumber dana dan fasilitas
baik barang, uang maupun orang. Sumber dana tersebut berasal dari badan-
badan keuangan seperti bank dalam bentuk kredit atau orang yang bersedia
menjadi penyandang dana.
Selanjutnya seorang wirausahawan perlu mengamati dan menganalisa pangsa
pasar dari obyek bisnis, yaitu produk (baik berupa barang ataupun jasa) yang
akan dihasilkan dari usahanya. Analisa pasar ini penting agar wirausahawan
tidak kesulitan dalam mendistribusikan hasil produksinya, karena barang atau
jasa yang dihasilkannya memang benar-benar dibutuhkan oleh
masyarakat/komunitas tertentu. Oleh karena itu, mengamati peluang pasar
merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk barang dan jasa
diciptakan. Apabila peluang pasar untuk produk yang akan dihasilkan ada dan
terbuka lebar, maka barang dan jasa akan mudah laku dan segera
mendatangkan keuntungan.

Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
a) Bidang dan jenis usaha yang dimasuki
Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:
1. Bidang usaha pertanian (agriculture)
Bidang usaha ini antara lain meliputi pertanian, kehutanan, perikanan, dan
perkebunan.
2. Bidang usaha pertambangan (mining)
Bidang usaha ini antara lain meliputi galian pasir, galian tanah, batu, dan bata.
3. Bidang usaha pabrikasi (manufacturing)
Bidang usaha ini antara lain meliputi industri perakitan, sintesis.
4. Bidang usaha konstruksi
Bidang usaha ini antara lain meliputi konstruksi bangunan, jembatan,
pengairan, jalan raya.
5. Bidang usaha perdagangan (trade)
Bidang usaha ini antara lain meliputi retailer, grosir, agen, dan ekspor-impor.
6. Bidang jasa keuangan (financial service)
Bidang usaha ini antara lain meliputi perbankan, asuransi, dan koperasi.
7. Bidang jasa perseorangan (personal service)
Bidang usaha ini antara lain meliputi potong rambut, salon, laundry, dan
catering.
8. Bidang usaha jasa-jasa umum (public service)
Bidang usaha ini antara lain meliputi pengangkutan, pergudangan, wartel, dan
distribusi.
9. Bidang usaha jasa wisata (tourism)
Bidang usaha ini terbagi ke dalam tiga kelompok usaha wisata, yaitu:
a. usaha jasa parawisata, yang antara lain meliputi jasa biro perjalanan
wisata, jasa agen perjalanan wisata, jasa pramuwisata, jasa konvensi
perjalanan intensif dan pameran, jasa impresariat (pengurusan izin untuk suatu
pertunjukan), jasa konsultan pariwisata, dan jasa informasi pariwisata.
b. pengusahaan objek dan daya tarik wisata, yang meliputi pengusahaan
obyek dan daya tarik wisata alam, pengusahaan obyek dan daya tarik wisata
budaya, serta pengusahaan obyek dan daya tarik wisata minat khusus.
c. usaha sarana wisata, yang antara lain berupa penyediaan akomodasi,
makanan dan minuman, angkutan wisata, sarana pendukung di tempat wisata,
dan sebagainya.

b) Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih


Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya perusahaan
perseorangan, persekutuan (dua macam anggota sekutu umum dan sekutu
terbatas), perseroan, dan firma. Berikut penjelasan singkat dari bentuk –
bentuk usaha tersebut:
1. Perusahaan Perorangan (sole proprietorship), yaitu suatu perusahaan
yang dimiliki dan diselenggarakan oleh satu orang.
2. Persekutuan (Partnership), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua
orang atau lebih yang menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan.
3. Perseroan (Corporation), yaitu suatu perusahaan yang anggotanya
terdiri atas para pemegang saham (pesero/stockholder) yang mempunyai
tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar modal
disetor.
4. Firma, yaitu suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan dibawah
nama bersama. Bila untung maka keuntungan dibagi bersama, bila rugi maka
kerugian ditanggung bersama.
c) Tempat usaha yang akan dipilih
Seorang wirausaha yang mulai merintis usaha dari awal perlu
mempertimbangkan aspek efisiensi dan efektivitas dalam menentukan tempat
usaha, di antaranya harus dapat menjawab beberapa pertanyaan berikut:
1. Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau
pelanggan maupun pasar?
2. Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?
3. Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti
alat pengangkut dan jalan raya?
Terdapat beberapa alternatif yang bisa kita pilih untuk menentukan lokasi atau
tempat memulai usaha, yaitu :
1. Membangun bila ada tempat yang strategis.
2. Membeli atau menyewakan bila lebih strategis dan menguntungkan.
3. Kerja sama bagi hasil, bila memungkinkan

d) Organisasi usaha yang akan digunakan


Organisasi usaha merupakan perpaduan dari fungsi kewirausahaan dan
manajerial. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi,
sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen.

Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha


dan skala usaha. Semakin besar lingkup usaha, semakin komplek
organisasinya. Sebaliknya semakin kecil lingkup usaha, maka semakin
sederhana organisasinya.
Pada lingkup atau skala usaha kecil, organisasi usaha pada umumnya berperan
sebagai small business operator. Dalam perusahaan yang lebih besar seperti
Perseroan Terbatas (PT) dan (CV), maka organisasi perusahaan lebih
kompleks lagi. Umumnya secara hierarkis, organisasi perusahaan dalam skala
besar terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu rapat umum pemegang saham,
dewan komisaris, dewan direktur, dan tim manajer.
Beberapa hubungan yang timbul antara organisasi perusahaan dengan lingkup
usaha antara lain:
 Semakin besar lingkup usaha maka semakin kompleks organisasinya
 Semakin kecil lingkup usaha maka semakin sederhana organisasinya
 Semakin kecil perusahaan maka fungsi kewirausahaan akan semakin
besar, tetapi fungsi manajerial yang dimilikinya akan semakin kecil
 Lingkup usaha kecil umumnya organisasinya dikelola sendiri
 Pengusaha kecil umumnya berperan sebagai small business owner-
manager/small business operator.
e) Jaminan usaha yang mungkin diperoleh
Jaminan usaha ini bisa berupa asuransi maupun jaminan dari pemerintah,
seperti insentif usaha. Adanya jaminan usaha ini dapat memberikan kepastian
bagi seorang wirausahawan untuk memulai kegiatan bisnisnya, terutama
dalam mengantisipasi perubahan secara mendadak dari lingkungan usaha.
f) Lingkungan usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya
perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya
usaha/perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro.
- Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan
operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham,
majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya.
- Lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat
mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, meliputi :

1. Lingkungan Ekonomi (Technological Environment)


Kekuatan ekonomi lokal, regional, nasional, dan global akan berpengaruh
terhadap peluang usaha.
2. Lingkungan Teknologi (Technological Environment)
Kekuatan teknologi dan perubahannya yang sangat dinamis cenderung sangat
berpengaruh pada perusahaan.
3. Lingkungan Sosial Politik (Socio Environment)
Lingkungan sosial dan politik, kecenderungan dan konteksnya perlu di
perhatikan untuk menentukan seberapa jauh perubahan tersebut berpengaruh
pada tingkah laku masyarakat.
4. Lingkungan Demografis dan Gaya Hidup (Demografi and Life Style
Environment)
Produk barang dan jasa yang dihasilkan sering kali dipengaruhi oleh
perubahan demografi dan gaya hidup.

Hambatan – hambatan dalam Memasuki Industri


Menurut Peggi Lambing (2000:95) ada beberapa hambatan bagi seorang
wirausahawan untuk memasuki industri baru, yaitu :
1. Sikap dan kebiasaan pelanggan.
Loyalitas pelanggan kepada perusahaan baru masih kurang. Sebaliknya
perusahaan yang sudah lebih dulu ada justru lebih bertahan karena telah lama
mengetahui sikap dan kebiasaan pelanggannya.
2. Biaya perubahan (switching cost), yaitu biaya-biaya yang diperlukan
untuk pelatihan kembali para karyawan, dan penggantian alat serta sistem
yang lama.
3. Respons dari pesaing yang telah lebih dulu ada, yang secara agresif
akan mempertahankan pangsa pasar yang ada.

Paten, Merek Dagang, dan Hak Cipta


Paten, merek dagang dan hak cipta sangat penting bagi perusahaan, terutama
untuk melindungi penemuan – penemuan, indentitas dan nama perusahaan,
serta keorisinalan produk – produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Perlindungan produk – produk perusahaan sangat penting untuk menghindari
usaha – usaha meniru dan menduplikasi yang dilakukan oleh pihak lain.
Temuan yang tidak memiliki hak paten akan bebas ditiru dan diduplikasi
bahkan menjadi produk pesaing dan mematikan perusahaan penemu.

Beberapa hak perlindungan perusahaan yang dapat diperoleh perusahaan


adalah hak paten, hak cipta, merek dagang, dan indentitas perusahaan lainnya :
1) Paten
Paten adalah suatu pengakuan dari lembaga yang berwenang kepada seseorang
atau suatu perusahaan atas penemuan produk dan perusahaan tersebut diberi
wewenang untuk membuat, menggunakan dan menjual penemuannya selama
paten tersebut masih dalam jaminan. Ada beberapa langkah untuk
mendapatkan hak paten, yaitu :
a. Tetapkan bahwa yang ditemukan betul – betul baru.
b. Dokumentasikan alat yang ditemukan tersebut.
c. Telusuri paten – paten yang telah ada.
d. Pelajari hasil telusuran.
e. Mengajukan lamaran paten.
2) Merek Dagang
Merek Dagang (brand name) merupakan istilah khusus dalam perdagangan
atau perusahaan. Merek dagang pada umumnya berbentuk simbol atau nama
atau logo atau slogan atau tempat dagang yang oleh perusahaan digunakan
untuk menunjukkan keorisinilan produk atau untuk membedakannya dengan
produk lain dipasar.
3) Hak Cipta
Hak cipta (Copyright) adalah suatu hak istimewa guna melindungi pencipta
atas keorisinilan (keaslian) ciptaannya, misalnya karangan musik, pencipta
lagu, hak untuk memproduksi, memperbaiki, mendistribusikan atau menjul.

3. Pendekatan pendirian usaha

Pendekatan dalam melihat peluang usaha ada 2 yaitu, Inside out dan outside in.

1. Pendekatan Inside Out adalah pendekatan dimana gagasan menjadi kuci


keberhaslian usaha. Jadi para pengusaha perlu mencari ide-ide kreatif dan
inovatif dalam mengebangakan produknya, serta mengmbangkan potensi diri
yang dimiliki karena persaingan di jaman IT ini sangatlah sengit. Maka dari
itu perlu pendekatan ini untuk menemukan peluang-peluang baru dalam
melakukan usaha.

2. Pendekatan Outside In adalah pendekatan dimana menanggapi kebutuhan pasar adalah


kunci keberhasilan usaha. Jadi para pengusaha melakukan observasi kesemua titik
potensial dan melihat kiranya produk apa yang sangat dibutuhkan konsumen saat ini.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Tiga cara memasuki dunia usaha, ada 3, yaitu;

1. merintis usaha baru,

2. membeli perusahaan dari orang lain, dan

3. kerjasama manajemen.

Unsur yang harus diperhatikan dalam merintis perusahaan baru, diantaranya, adalah;

1. bidang dan jenis usaha,

2. bentuk usaha dan kepemilikan perusahaan,

3. tempat usaha,

4. organisasi usaha,

5. jaminan usaha, dan

6. lingkungan usaha.

Dalam melakukan wirausaha di jaman IT sekarang ini para perintis usaha harusalah
melakukan pendekatan-pendekatan dalam mencari peluang baru. Pendekatan yang bisa
dipakai adalah pendekatan Inside Out dan Outside in.

DAFTAR PUSTAKA

Mata kuliah Kewirausahaan, Teknik Informatika – Universitas


Widyatama. http://ghanoz2480.wordpress.com/2008/04/18/merintis-usaha-baru-
dan-model- pengembangannya/. Diakses tanggal 29 Oktober 2011 pukul 20.54 WIB

Mardiyatmo. 2006, KEWIRAUSAHAAN. Jakarta: Yudhistira.

Suryana. 2006, KEWIRAUSAHAAN. Jakarta: Salemba Empat.

Budiarta, Kustoro, dkk. 2007, PENGANTAR BISNIS. Medan.

Manurung. 2005, KEWIRAUSAHAAN. Medan.

Anda mungkin juga menyukai