Anda di halaman 1dari 31

Tatalaksana Covid-19 di

instalasi gawat darurat


Erlang samoedro
Pendahuluan
• Pada 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan
pandemi virus corona menyebabkan kerusakan luar biasa pada kesehatan
masyarakat, sosial dan ekonomi.
• Jumlah kasus dan kematian meningkat dan kami tidak tahu kapan
pandemi ini akan berakhir
• Pembatasan penggunaan ruang publik dan jarak sosial telah menjadi
langkah kebijakan utama untuk mengurangi penularan SAR-CoV-2 dan
melindungi kesehatan masyarakat.
• Kasus di Indonesia meningkat dan banyak petugas kesehatan terkena
dampaknya
PRINSIP UTAMA PENGATURAN RS DI MASA PANDEMI

Memberi Layanan Pada Pasien COVID 19 dan Non Covid Dengan


memilah dan Memilih :
• Prosedur Screening
• TRIAGE
• Tata Laksana Kasus
Melakukan Antisipasi Penularan Dengan :
- Pecegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
- Penerapan Kesehatan dan keselamatn Kerja ( K3 )
- Pemenuhan APD

Menerapkan protokol pencegahan COVID 19 dengan : Memakai


Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak ( 3M )

Ada Fasilitas isolasi untuk Pasien covid 19

Sistem pelacakan, mekanisme rujukan, pengawasan isolasi


mandiri dan koordinasi dengan Din KES
MAKA RS HARUS

1. Menentukan zona dan menentukan akses masuk ke Rumah Sakit


2. Mengurangi / membatasi pengunjung rumah sakit
- Proses Screening harus cepat
- Semua online
- Drug Dispensing
Transmisi COVID-19

Pencegahan Covid-19 di Fasilitas Pendidikan 5


Penyebaran melalui udara  microdoplet <
5 µm, dapat bertahan di udara dalam waktu 8
jam
Siapa yang di Screening ?
Pasien, Keluarga Pasien, Pengunjung, Petugas

TUJUAN Screening
u Memisahkan pasien covid dan non covid
u Menghindari cross infection
u Mencegah penyebaran
u Efisiensi APD
ZONA COVID 19
Zona untuk pasien suspect, probable, confirm di :
- TRIAGE COVID
- Rawat Inap
- ICU
- Operasi
- ROI
- Kamar Jenazah

Penunjang :
- Laboratorium
- Radiologi
- Gizi

IGD HARUS TERPISAH


Definisi Kasus

Suspek Probable

Konfirmasi Kontak Erat

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Kasus Suspek
Kriteria A
Memenuhi > 1 kriteria klinis DAN > 1 kriteria epidemiologis

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Kasus Suspek

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Kasus Probable
Salah satu dari:

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Kasus Konfirmasi
Salah satu dari:

Seseorang tanpa gejala


Seseorang dengan Seseorang dengan hasil
(asimtomatik) + hasil
hasil RT-PCR rapid antigen SARS-
rapid antigen SARS-
positif CoV-2 positif
CoV-2 positif

Memenuhi kriteria Memiliki riwayat kontak


definisi kasus probable erat dengan kasus
ATAU kasus suspek probable ATAU
(kriteria A atau B) terkonfirmasi

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Kontak Erat

Riwayat kontak dengan kasus probable / konfirmasi COVID-19

• Kontak tatap muka/berdekatan dalam radius 1 meter + jangka waktu > 15


menit
• Sentuhan fisik langsung (bersalaman, berpegangan tangan, dll)
• Orang yang memberikan perawatan langsung, tanpa menggunakan APD
sesuai standar
• Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian
risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Definisi Kasus: Derajat Keparahan

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Klasifikasi Derajat Keparahan: Derajat Ringan &
Sedang
RINGAN SEDANG
• Tanpa bukti pneumonia virus / hipoksia • Remaja / dewasa
• Demam, batuk, fatigue, anoreksia, napas pendek, • Tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak,
myalgia takipnea)
• Gejala tidak spesifik: nyeri tenggorokan, kongesti • Tanpa pneumonia berat (SpO2 > 93% room
hidung, sakit kepala, diare, mual, muntah, air)
anosmia, ageusia  sebelum onset gejala • Anak-anak
pernapasan • Klinis pneumonia tidak berat (batuk / sulit
• Gejala atipikal pada pasien usia tua / napas + napas cepat dan/atau retraksi dinding
immunocompromised dada)
• Tanpa pneumonia berat

Kriteria napas cepat : usia <2 bulan, ≥60x/menit; usia 2–11 bulan, ≥50x/menit ;
usia 1–5 tahun, ≥40x/menit ; usia >5 tahun, ≥30x/menit.

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Klasifikasi Derajat Keparahan: Derajat Berat
Remaja/ Dewasa Anak-Anak

• Tanda klinis pneumonia DAN salah satu • Tanda klinis pneumonia DAN salah satu
• dari dari
• RR > 30 x/menit • Sianosis sentral / SpO2 < 93%
• Distres pernapasan berat • Distres pernapasan berat
• SpO2 <93% room air • Tanda bahaya umum (tidak mampu
menyusui / minum, letargi, penurunan
kesadaran, kejang)
• Napas cepat / tarikan dinding dada /
takipnea

Kriteria napas cepat : usia <2 bulan, ≥60x/menit; usia 2–11 bulan, ≥50x/menit ;
usia 1–5 tahun, ≥40x/menit ; usia >5 tahun, ≥30x/menit.

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Klasifikasi Kerajat keparahan: Derajat Kritis

KRITIS
Pasien dengan ARDS, sepsis, dan
syok sepsis

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta:Perhimpunan
PerhimpunanDokter
DokterAnestesiologi
Paru Indonesia
dan(PDPI),
TerapiPerhimpunan Dokter
Intensif Indonesia Spesialis Kardiovaskular
(PERDATIN), Ikatan Dokter Indonesia (PERKI),
Anak Indonesia Perhimpunan
(IDAI). Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Jakarta; 2020.
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
Bila HFNC tidak tersedia saat
diindikasikan, maka pasien
langsung diintubasi dan
mendapatkan ventilasi
mekanik invasif

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi Covid-19: Gejala Berat/Kritis
(Terapi Oksigen)

NRM (Non-Rebreathing Mask)


• 15 lpm  titrasi sesuai SpO2

HFNC (High Flow Nasal Canulla)


• FiO2 100%  titrasi sesuai SpO2 ,Berikan 1 jam  evaluasi
• Tenaga kesehatan WAJIB menggunakan respirator (PAPR, N95)
• Risiko aerosol!  lakukan di ruangan bertekanan negatif
• Apakah mencapai perbaikan & kriteria ventilasi aman (Indeks ROX)

Indeks ROX = (SpO2 / FiO2) / laju napas


•> 4,88 pada jam ke 2,6,12  tidak perlu ventilasi invasif
•< 3,85 🡪 risiko tinggi untuk intubasi

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi Covid-19: Gejala Berat/Kritis
(Terapi Oksigen)

NIV (non-invasive ventilation) Kriteria ventilasi aman:


• Berikan 1 jam  evaluasi ►Vol. tidal < 8 mL/kg
• Perbaikan & mencapai kriteria ventilasi aman  lanjutkan ventilasi  ►Gejala gagal napas (-)
nilai ulang 2 jam kemudian
• Risiko aerosol!  lakukan di ruangan bertekanan negatif ►Peningkatan FiO2/PEEP
• Perhatian khusus
• Jangan digunakan pada pasien syok
• ARDS ringan – sedang  kombinasi awake prone position + Tenaga kesehatan WAJIB
HFNC/NIV 2x2 jam/hari  perbaikan oksigenasi & ↓ kebutuhan menggunakan respirator (PAPR,
intubasi N95)
• ARDS berat  langsung ventilasi invasif

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi
Covid-19: Gejala Berat/Kritis (Terapi Oksigen)

Ventilasi • Sama dengan protokol ventilator ARDS


Mekanik • Vol. tidal < 8 mL/kg
• P plateau < 30 cmH2O
Invasif • Titrasi PEEP & recruitment maneuver
• Target driving pressure rendah
(Ventilator)

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi
Covid-19: Gejala Berat/Kritis (Terapi Oksigen)

ECMO (Extra Corporeal Kontraindikasi Absolut


Membrane Oxygenation) • Clinical Fraility Scale kategori > 3
Dapat diberikan bila fasilitas dan sumber daya
tersedia, memenuhi indikasi, dan setelah pasien
• Ventilasi mekanik >10 hari
menerima terapi posisi prone dan ventilator ARDS • Komorbid bermakna
yang maksimal • DM tidak terkontrol + disfungsi organ kronik
• Gagal organ multipe; berat
Indikasi • Injuri neurologik akut berat
• Perdarahan tidak terkontrol
• PaO2/FiO2 <60mmHg (>6 jam)
• Kontraindikasi pemakaian antikoagulan
• PaO2/FiO2 <50mmHg (>3 jam)
• pH <7,20 + Pa CO2 >80mmHg (>6 jam) • Dalam proses resusitasi jantung paru

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi Covid-19:
Gejala Berat/Kritis (Farmakologi)
Favipiravir (Avigan) • Vit C
Hari 1: Loading dose 2x1600mg 3x200-400mg dalam 100cc NaCl 0.9%
Hari 2-5: 2x600mg habis dalam 1 jam IV
• Vit B1 1 amp/24 jam IV
ATAU
• Vit D 1000-5000 IU/hari
Remdesivir • Antikoagulan LMWH/UFH sesuai
200mg IV drip (hari I) pertimbangan DPJP
1x100mg IV drip • Dexametason 6 mg/24 jam IV (10
(hari ke 2-5 ATAU ke 2-10) hari)

Pengobatan simptomatis | Pengobatan komorbid/komplikasi | Tatalaksana Syok

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
1Oseltamivir diberikan terutama bila diduga ada infeksi influenza
2Favipiravir (Avigan) tidak boleh diberikan pada wanita hamil atau yang merencanakan kehamilan
kesimpulan
• Covid 19 merupakan ancaman penularan di rumah sakit
• Penanganan dan pemilahan pasien covid dan non covid di igd
• Harus dilakukan pemisahan zonasi antara zona covid dan non covid
• Penggunaan APD di IGD
• Penilaian severitas pasien covid dilakukan di igd serta
penatalaksanaannya
•Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai