Srimuliana1, Windi Rezki Andini1, Annisa Fitri Aryani1, Dimas Isnu Saputra1, Ernawati1,
Lilis Nurawaliah1
1
Program Studi SI Farmasi Universitas Halu Oleo, Kendari 93232, Sulawesi Tenggara
ABSTRAK
Teh (Camellia sinensis L.) adalah suatu bahan pangan yang bisa diolah menjadi sebuah
produk. Teh mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder terutama bagian daun.
Alkaloid merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam
teh. Tujuan percobaan ini adalah menjelaskan konsep dan jenis ekstraksi, yaitu ekstraksi
padat-cair, cair-cair dan asam-basa, serta terampil dalam melakukan teknik ekstraksi
serta mengetahui karakteristik alkaloid dan yang terkandung dalam teh. Objek percobaan
ini adalah teh jawa. Hasil dari penelitian menujukkan bahwa teh jawa mengandung alkaloid
dengan nilai rf sebesar 0,148.
ABSTRACT
Tea (Camellia sinensis L.) is a food ingredient that can be processed into a product. Tea
contains several secondary metabolites, especially the leaves. Alkaloids are one of the
secondary metabolites contained in tea. The purpose of this experiment is to explain the
concept and types of extraction, namely solid-liquid, liquid-liquid and acid-base extraction,
as well as being skilled in extraction techniques and knowing the characteristics of alkaloids
and those contained in tea. The object of this experiment is tea jawa. The results of the study
showed that Javanese tea contains alkaloids with an rf value of 0.148.
3. Hasil ekstraksi
dalam corong
pisah + 100 ml
kloroform,
dikocok, diambil
fase bawah.
4. Ditotolkan
sampel di atas
plat KLT pada
batas bawah,
dimasukkan
dalam chamber,
diangkat setelah
eluen mencapai
batas atas, Sinar UV panjang
diamati di bawah gelombang 254
sinar UV 254 dan
366.
Sinar UV panjang
gelombang 366
2. Perhitungan
Diketahui:
Jarak yang ditempuh oleh senyawa = 0,7 cm
Jarak yang ditempuh oleh pelarut = 4,7 cm
Ditanyakan: Rf = ?
Penyelesaian:
F. PEMBAHASAN menstimulasi susunan syaraf pusat,
Teh adalah suatu bahan pangan dengan efek menghilangkan rasa
yang bisa diolah menjadi sebuah letih, lapar dan mengantuk juga
produk minuman. Teh diyakini meningkatkan daya konsentrasi.
mempunyai manfaat kesehatan, Namun pada penggunaan kafein
yakni memiliki khasiat sebagai secara berlebihan dapat
antiinflamasi, antioksidan, menimbulkan debar jantung,
mengurangi kadar kolesterol dan gangguan lambung, tangan gemetar.
mencegah penyakit jantung, dan Percobaan ini dilakukan isolasi
dapat menjadi salah satu alternatif kafein dari teh dengan
dalam menangani penyakit infeksi menggunakan metode ekstraksi cair-
bakteri. Teh mengandung beberapa cair dan kromatografi lapis tipis
senyawa metabolit sekunder (KLT). Ekstraksi adalah pemisahan
terutama bagian daun. Alkaloid suatu zat dari campurannya dengan
merupakan salah satu senyawa pembagian sebuah zat terlarut antara
metabolit sekunder yang terkandung dua pelarut yang tidak dapat
di dalam teh. Alkaloid utama dalam bercampur untuk mengambil zat
daun teh adalah senyawa kafein, terlarut tersebut dari satu pelarut ke
theobromin, dan theofilin. pelarut yang lain. Ekstraksi cair-cair
Kafein adalah senyawa alkaloid merupakan suatu teknik di mana
dengan basa purin yang disebut suatu larutan (biasanya dalam air)
xantin, terdiri dari cincin pirimidin dibuat bersentuhan dengan pelarut
yang terkait dengan cincin imidazol. kedua (biasanya organik), yang pada
Kafein dikenal sebagai alkaloid hakikatnya tak bercampur dengan
karena merupakan tanaman larutan pertama, sehingga satu atau
sekunder metabolit yang berasal lebih zat terlarut (solute) dari larutan
dari nukleotida purin, dengan atom pertama berpindah ke dalam pelarut
nitrogen heterosiklik. Namun, kedua. Pemisahan dengan cara ini
karena tidak memiliki bersifat sederhana, bersih, cepat,
penggabungan asam amino dalam dan mudah. Pemisahan dapat
biosintesis maka dapat disebut dilakukan dengan mengocok kedua
sebagai pseudoalkaloid. Kafein larutan dalam sebuah corong pisah
memiliki efek farmakologis yang dalam beberapa menit.
bermanfaat secara klinis seperti Air yang merupakan senyawa
polar akan mengikat senyawa polar mengikat air yang telah mengikat
lainnya seperti tannin yang tannin yang merupakan senyawa
merupakan senyawa minor dalam minor yang bukan senyawa target
teh yang bersifat polar, kemudian dari ektraksi
penambahan natrium karbonat akan
campuran dari natrium karbonat, air, bertujuan untuk melarutkan kafein
dan tannin akan dibuang. serta memisahkan kafein dari zat
Selanjutnya penambahan kloroform lain dalam teh, misalnya tanin.
akan mengikat senyawa-senyawa n- Proses pengocokan dengan corong
alkaloid yang merupakan senyawa pisah dilakukan secara perlahan dan
mayor dari teh yang bersifat non beberapa menit sekali membuka
polar. Kemudian penambahan etil kran corong dengan tujuan agar gas
asetat akan mengikat OH dan NH CO2 yang dihasilkan tidak
pada teh.hasil ekstraksi yang masih terakumulasi didalam corong yang
mengandung kloroform kemudian di bisa merusak dan menekan corong
uapkan hingga tersisa hanya pisah karena tekanan. Dikocok dan
senyawa kafein. didiamkan beberapa saat hingga
Sampel yang dibutuhkan pada terbentuk dua fase. Fase kloroform
percobaan ini sebanyak 25 g daun (bagian bawah) dikumpulkan
teh dan dimasukkan dalam gelas sedangkan pada fase cair (bagian
kimia, ditambahkan 20 g natrium atas) dibuang. Kemudian
karbonat (Na2CO3), kemudian ditambahkan aquades pada fase
ditambahkan air mendidih 225 ml. kloroform, hal ini dilakukan
Natrium bikarbonat berfungsi agar sebanyak dua kali yang bertujuan
kandungan tanin dalam teh dapat agar air yang masih terdapat pada
diserap (bereaksi) dan masuk fase kloroform dapat terpisahkan.
kedalam fasa cair. Campuran Selanjutnya dikeringkan hingga
tersebut didiamkan selama 7 menit kloroform pada fase kloroform
agar proses ekstraksi berjalan menguap.
optimal. Setelah itu, disaring Untuk pengujian hasil ekstraksi
campuran tersebut dan dimasukkan tersebut berupa kafein adalah
ke dalam corong pisah dan di dengan Uji Kromatografi Lapis
tambahkan kloroform sebanyak 100 Tipis (KLT) yang termasuk
ml. Penambahan kloroform ekstraksi padat-cair. Kromatografi
lapis tipis merupakan teknik (fase gerak). Nilai Rf dan warna
kromatografi yang berguna untuk noda yang diperoleh pada KLT
memisahkan senyawa organik. dapat memberikan informasi
Didalam KLT, dikenal dengan 2 senyawa yang terkandung.
fase penting yaitu fase diam dan Senyawa yang mempunyai Rf
fase gerak (eluen). Uji ini dilakukan lebih besar berarti mempunyai
dengan menggunakan fase diam dari kepolaran yang rendah, begitu juga
bentuk plat silika dan fase geraknya sebaliknya. Hal tersebut
yaitu n-heksana dan etil asetat dikarenakan fasa diam bersifat
dengan perbandingan 7:3. N-heksan polar. Senyawa yang lebih polar
adalah eluen yang bersifat non polar akan tertahan kuat pada fasa diam,
dan etil asetat bersifat polar. Tujuan sehingga menghasilkan nilai Rf
dipilihnya dua eluen tersebut karena yang rendah. Pemisahan pada KLT
masing-masing eluen memiliki terjadi karena persaingan antara fase
kepolaran yang berbeda sehingga diam dan fase gerak untuk mengikat
senyawa-senyawa dengan kepolaran komponen yang tedapat pada
yang berbeda dapat terpisahkan campuran yang akan dipisahkan.
dengan eluen tersebut sehingga Persaingan tersebut disebabkan oleh
bercak hasil elusi dapat polaritas yang dimiliki oleh fase
diidentifikasi golongan senyawanya. diam dan komponen cairan.
Hasil pemeriksaan Komponen yang memiliki polaritas
kromatografi dilihat dibawah sinar yang sama dengan fase diam akan
UV 254 dan 366.Kemudian berinteraksi lebih kuat dan
identifikasi senyawa dilakukan akibatnya komponen tersebut akan
dengan menghitung harga Rf. terserap oleh fase diam.
Retardation factor (Rf) adalah Jarak noda didapatkan yaitu 0,7
sebuah nilai atau ukuran yang cm dan jarak eluen yaitu 4,7 cm,
didapat berdasarkan posisi noda sehingga nilai Rf yang didapatkan
setiap zat terlarut pada plat yaitu sebesar 0,148. Berdasarkan
kromatografi lapis tipis. Nilai Rf Harborne, nilai Rf 0,148 masuk
diperoleh dengan cara membagi dalam kisaran 12 alkaloid yang
nilai antara jarak yang ditempuh paling umum yaitu antara 0,07 –
oleh komponen (senyawa) dibagi 0,62 dan dengan melihat hasil
dengan jarak tempuh oleh eluen identifikasi dengan kromatografi
lapis tipis dapat dinyatakan bahwa plat KLT.
daun teh mengandung senyawa b) Karakteristik alkaloid
alkaloid. yaitu memiliki nilai Rf
Manfaat percobaan isolasi sekitar 0,148 dan noda
kafein dari teh yaitu dapat dapat dilihat dibawah
mengetahui adanya alkaoid dalam sinar UV-254 dengan
sampel serta mengetahui nilai Rf ciri berwarna biru tua,
yang dapat dijadikan bukti dalam tetapi noda tidak tampak
mengindentifikasi senyawa dibawah sinar UV-366.
sehingga dapat mengetahui efek Noda kafein juga dapat
farmakologi dari sampel. dielusi dengan baik
G. KESIMPULAN DAN SARAN dengan
1. Kesimpulan kombinasipelarut n-
Kesimpulan dari praktikum ini heksan dan etil asetat
yaitu: dengan perbandingan
a) Isolasi senyawa kafein (7:3).
dari teh (Camellia 2. Saran
sinensis L.) dilakukan Percobaan yang dilakukan
dengan ekstraksi cair- selanjutnya dapat dilakukan
cair dan padat-cair. dengan berbagai sampel yang
Diketahui isolasi bervariasi (perbedaan tempat
senyawa yang tumbuh, jenis teh lainnya),
dilakukan, menghasilkan agar dapat diketahui
senyawa tunggal yang karateristik kafein dari
dibuktikan dengan masing-masing teh yang
pergerakan noda pada berbeda.
DAFTAR PUSTAKA 201
Annuryanti, F., Zahroh, M., &
Ambarak, Mariam F., 2020,
Purwanto, D. A., 2018,
Determination of
Pengaruh Suhu dan Jumlah
Methylparaben in Some
Penyeduhan terhadap Kadar
Cosmetics and Pharmaceutics
Kafein Terlarut dalam Produk
Using Liquid-liquid Extraction
Teh Hijau Kering dengan
and Spectrophotometric
Metode KCKT. Jurnal Farmasi
Technique, Asian Journal of
dan Ilmu Kefarmasian
Green Chemistry, Vol 4, 192-
Indonesia, Vol 5(1), 30-35.
Auliyansyah, Dicky., Novita Carolia, Oktaviantari, D. E., Feladita, N., &
2018, Peran Kafein Dalam Tata Agustin, R. 2019. Identifikasi
laksana Nyeri Kepala Dan Hidrokuinon Dalam Sabun
Kafein With drawal. J Pembersih Wajah Yang
Agromedicine Unila, Vol.5 (2). Beredar Di Toko Online
(Online Shop) Secara
Christina M. P.,Hidayat R.N., Kromatografi Lapis TIPIS
Setiawan D., 2016, (KLT). Jurnal Analis Farmasi,
Pemisahakn Renium-188 Dari 4(2), 91-97.
Sasaran Wolfram-188 Pratiwi Albert, R., Ahmad, N.A.,
Dengan Metode Ekstraksi Muhammad H., Nurrahman.,
Menggunakan Pelarut Etil Nurhidajah R., dan Sumardi,
Keton, Jurnal Forum Nuklir 2020, Pangan Untuk Sistem
(JFN),Vol 10 (1). Imun, Semarang : Patpi
Soetardi, Eriza Kultsum R., 2021,
Gandjar, I. G., Abdul R., 2019, Kimia
Hubungan Kebiasaan
Farmasi Analisis, Yogyakarta : Mengonsumsi Kopi Dengan
Pustaka Pelajar. Penyakit Kardiovaskular,
Jurnal Medika Hutama, Vol
Harborne, J. B, 1987, Metode 3(1)
Fitokimia. Diterjemahkan
oleh Kosasih Padmawinata Weinberg Bennet, A., Dan Bonnie,
dan Iwang Sudiro, Terbitan K.B., 2010, The Miracle Of
II, Bandung : ITB Caffeine Manfaat Tak
Terduga Kafein Berdasarkan
Maramis, Rialita Kesia., Gayatri Penelitian Paling Mutakhir
Citraningtyas., Frenly Penerjemah Wirastuti,
Wehantouw, 2013, Analisis Bandung : PT Mizan Pustaka
Kafein Dalam Kopi Bubuk Di
Kota Manado Menggunakan Wilantari, P. D., Putri, N. R. A., Putra,
Spektrofotometri Uv- Vis, D. G. P., Nugraha, I. G. A. K.,
JurnalI lmiah Farmasi Syawalistianah, Prawitasari, D.
Pharmakon, Vol 2(4).
N. D., dan Samirana, P. O.,
2018, Isolasi Kafein Dengan
Martono, B., & Udarno, L., 2015,
Metode Sublimasi dari Fraksi
Kandungan Kafein Dan
Etil Asetat Serbuk Daun Teh
Karakteristik Morfologi Pucuk
Hitam (Camelia sinensis),
Enam Genotipe Teh, Balai
Jurnal farmasi udayana, Vol
Penelitian Tanaman Industri
7(2).
dan Penyegar, Vol 2.
Mirwan, Agus, 2013, Keberlakuan Wulandari Retyo, 2018, Komatografi
Model HB-GFT Sistem n- Lapis Tipis, Jember : PT. Taman
heksana – MEK – Air Pada Kampus Presindo.
Ekstraksi Cair-Cair Kolom
Isian, Konversi, Vol 2 (1).