Anda di halaman 1dari 13

AKIDAH ISLAM/TAUHID

DISUSUN OLEH KELOMPOK IV

AULIA NUR RAMADHANI 622022021029


NURUL HASANAH 622022021032
HARIS SASTRA DUWINATA 622022021049

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM


PRODI AKUNTANSI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BONE
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan Makalah
dengan judul: “Akidah Islam/Tauhid”. Salawat dan salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan
pengikut-pengikutnya sampai hari penghabisan.

Atas bimbingan kekompakan dan saran dari teman-teman maka disusunlah


Makalah ini, semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna bagi kami
semua dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar Studi Islam dan semoga
segala yang tertuang dalam Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
bagi para pembaca dalam rangka membangun khasanah keilmuan.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran
yang bersifat membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkahlangkah
selanjutnya.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena kesempurnaan
hanya milik Allah SWT. Semata.

Watampone, 09 November 2021

Kelompok IV
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kedudukan tauhid dalam Islam sangatlah fundamental, karena dari pemahaman tentang
tauhid itulah keimanan seorang muslim mulai tumbuh. Konsep tauhid dalam Islam
merupakan salah satu pokok ajaran yang tidak dapat diganggu gugart dan sangat berpengaruh
terhadap keislaman seseorang. Apabila pemahaman tentang tauhid seseorang tidak kuat,
maka akan goyah pula pilar-pilar keislamannya secara menyeluruh.
Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah SWT.
Sebuah sumpah akan kesetiaan dan kepercayaan yang mutlak tentang Allah SWT.
Yang Maha Esa. Dengan menyakini akan keesaan Allah SWT., maka seorang muslim tidak
akan lagi menyakini adanya Tuhan selain Allah SWT.. Sehingga seluruh hidupnya akan
senantiasa dipersembahkan hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT.. Dengan tauhid yang
kuat maka seorang muslim akan mampu melaksanakan seluruh perintah Allah SWT. Dengan
kenyakinan yang kuat pula.
Dengan memperdalam pemahaman terhadap ilmu tauhid, maka diharapkan seorang
muslim mempunyai landasan kuat dalam mengimplementasikan kewajiban-kewajiban
menyembah Allah SWT.. Dengan kenyakinan yang kuat tentang keesaan Allah SWT., maka
akan semakin ringan seorang muslim melaksanakan seluruh ibadah yang diwajibkan kepada
seorang muslim. Tidak ada lagi rasa malas, dan menganggap bahwa semua kewajiban yang
harus dijalaninya tersebut merupakan kebutuhan untuk bertemu dengan penciptanya, Allah
SWT..

B. Rumusan Masalah
1. Implementasi Tauhid dalam rukun Islam
2. Konsep mukmin, kafir, munafik, fasip dan musyrik
3. Aliran-aliran Tauhid/Kalam

C. Tujuaan Penulisan
1. Meningkatkan pemahaman mengenai implementasi Tauhid dalam rukun Islam
2. Mengetahui mukmin, kafir, munafik, fasip dan musyrik
3. Mengetahui aliran-aliran Tauhid/Kalam
BAB II
PEMBAHASAN

 IMPLEMENTASI TAUHID DALAM RUKUN IMAN

1. Iman Kepada Allah SWT


Keyakinan kepada Allah Yang Maha Esa (tauhid) merupakan titik pusat keimanan,
karenaitu setiap aktivitas seorang muslim senantiasa dipertautkan secara vertikal kepada
Allah swt. Pekerjaan seorang muslim yang dilandasi keimanan dan dimulai dengan niat
karena mencari keridhaanAllah akan mempunyai nilai ibadah di sisi Allah. Islam
mengajarkan bahwa iman kepada Allah harus bersih dan murni, menutup setiap celah yang
memungkinkan masuknya syirik.
Sedangkan tauhid itu sendiri adalah mengiktikadkan (meyakini) bahwa Allah itu Esa
(satu) tidak ada sekutu bagi-Nya. Iktikad itu harus dihayati, baik dalam niat, amal, maupun
maksud dan tujuannya.
Tujuh macam sikap tauhid
 Tauhid Zat ((‫ذات‬
Mengiktikadkan bahwa Zat Allah itu Esa, tidak berbilang, Zat Allah hanya dimiliki
Allah saja, setiap makhluk tidak akan memilikinya dan tidak akan mengetahuinya terbuat dari
unsur apa saja.
Rasulullah saw. Bersabda:
“Pikirkanlah ciptaan Allah dan jangan pikirkan Zat Allah karena engkau akan hancur”. (HR
Abu Nuaim dari Ibnu Umar)
 Tauhid Sifat
Adalah mengiktikadkan bahwa tidak ada sesuatu pun yang menyamai sifat Allah, dan
hanya Allah saja yang memiliki sifat kesempurnaan.
 Tauhid Wujud
Adalah mengiktikadkan bahwa hanya Allah yang wajib ada. Adanya Allah tidak
membutuhkan kepada yang menciptakan (mengadakan)
“Dialah yang Awal dan yang akhir .” (Al Hadiid: 3)
 Tauhid Af’al
Adalah mengiktikadkan bahwa Allah sendiri yang mencipta dan memelihara alam
semesta. “..Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya
dengan serapi-rapinya” (Al Furqan: 2)
 Tauhid Ibadah
Adalah mengiktikadkan bahwa hanya Allah saja yang berhak dipuja dan dipuji.
Memuja dan memuji selain Allah serta sikap ingin dipuji maupun dipuja, baikyang terang-
terangan maupun yang tersembunyi (dalam hati) adalah perbuatan syirik pula.
“Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain daripada-
Nya.” (Al Mukminun: 32)
 Tauhid Qasdi
Adalah mengiktikadkan bahwa hanya kepada Allahlah segala amal ditujukan. Setiap
amal dilakukan secara langsung tanpa perantara serta ditujukan hanya untuk memperoleh
keridhoan Allah semata.
 Tauhid Tasyri
Adalah mengiktikadkan bahwa hanya Allah pembuat peraturan (hukum) yang paling
sempurna bagi makhluk. Allah adalah sumber dari segala sumber hukum.

2. Iman Kepada Malaikat


Allah telah menciptakan sejenis makhluk ghaib, yaitu malaikat di samping makhluk
lainnya. Malaikat diberi tugas-tugas khusus yang ada hubungannya dengan wahyu, rasuk,
manusia, alam semesta, akhirat dan sebagainya. Malaikat mempunyai sifat yang berbeda
dengan makhluk lainnya.
“Sesungguhnya telah datang utusan-utusan kami kepada Ibrohim dengan membawa kabar
gembira sambil berkata: ‘selamatlah’. Ia menjawab: ‘selamat’. Maka tidak lama kemudian
Ibrohim menyuguhkan anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya mereka tidak
menjamahnya, Ibrohim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada
mereka. Malaikat berkata: ‘janganlah kamu takut, sesungguhnya kami adalah malaikat-
malaikat yang diutus kepada kaum Luth’” (QS Hud: 69-70)
Ada pula malaikat lain yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Diantaranya, “Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi[1229]. Hai orang-orang yang
beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”
(Al Ahzab: 56)

3. Iman Kepada Kitab Allah


Iman kepada kitab-kitab Allahnmerupakan satu kesatuan terhadap kewajiban kita untuk iman
kepada Allah swt. Allah menurunkan wahyu kepada para nabi dan rasul, untuk sebagian dari
wahyu itu terkumpul dalam kitab-kitab antara lain:
Zabur yang diturunkan kepada Daud A.S
Taurat yang diturunkan kepada Musa A.S
Injil yang diturunkan kepada Isa A.S
Al-Qur’an yang diturunkan kepada Muhammad SAW
Semua kitab yang diturunkan Allah kepada nabi dan rasul-Nya memuat ajaran tauhid
atau mengesakan Allah. Sedangkan tata cara penyembahan (ibadahnya) atau syariat yang
terdapat di dalamnya berbeda-beda. Setiap muslim wajib beriman kepada empat kitab-kitab
Allah dan meyakini isinya yang memuat tuntunan Allah untuk umat manusia dieranya.
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan
apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian
terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang
Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan
kebenaran yang telah datang kepadamu.…”(Al Maidah: 48)

4. Iman Kepada Para Rasul


Rasul adalah manusia pilihan yang menerima wahyu dari Allah untuk disampai-kan
kepada ummatnya dan sekaligussebagai contoh konkret pribadi manusia yang baik. Kisah
para Rasul dikisahkan dalam Al-Quran ada 25 nabi, namun ada pula yang tidak dikisahkan
didalamnya.
“Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan
Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung” (An Nisa’: 164)
Nabi dan Rasul terdahulu diutus untuk tempat dan waktu tertentu saja, maka ajaran
yang dibawanya pun hanya sesuai dan berlaku untuk tempat dan waktu tertentu pula. Juga
dengan hukum syariah yang berbeda namun dengan akidah/tauhid yang sama.
“Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
(Al Anbiya: 107)
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kucukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah kuridhoi Islam itu Jadi agama bagimu” (Al Maidah: 3)

5. Iman Kepada Hari Kiamat


Semua makhluk hidup mengalami kematian. Manusia meninggal dalam berbagai
tingkatan usia. Hewan dan tumbuhan perlahan mengalami kematian bahkan kepunahan.
Mineral dalam bumi juga terkikis habis. Begitu juga dengan matahari sebagai sumber panas
dan cahaya mengalami perubahan yang kelak juga akan rusak. Jadi, semua yang ada di alam
ini kan mengalami kehancuran, kecuali Allah semata. Firman-Nya:
“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya
kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (Al Qashash: 88)
Islam mengajarkan bahwa kehidupan yang abadi adalah kehidupan setelah kehidupan
dunia ini. “Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu
kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi Balasan yang
sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya
(dirugikan).” (Al Baqarah: 281)

6. Iman Kepada Qada dan Qadar


Secara sederhana dapat diartikan bahwa qada adalah ketetapan Allah yang telah
ditetapkan (tetapi tidak kita ketahui), sedang qadar ialah ketetapan Allah yang telah terbukti
(diketahui sudah terjadi).
Setiap muslim wajib meyakini bahwa Allah swt. Maha kuasa serta memiliki wewenang
mutlak untuk menurunkan ketentuan apa saja bagi makhluk-Nya. Demikian juga setiap
muslim wajib meyakini sepenuhnya bahwa manusia diberi kebebasan memilih dan
menentukan nasibnya sendiri dengan segala kemampuan usahanya serta doanya kepada
Allah. Qada Allah telah berlaku sejak manusia masih berada dalam rahim ibunya. Ia lahir ke
dunia tanpa diberi hak untuk memilih siapa ayah ibunya, dan sebagai bangsa apa ia dilahirkan
dan sebagainya. Dalam pengembangan dirinya, ia diikat oleh ketentuan-ketentuan yang
dibuat oleh Allah bagi dirinya sesuai dengan hukum Allah dan syariah Allah.

 Konsep Mukmin, Kafir, Munafik, Fasik ,dan Musyrik

A. Mukmin
Mukmin adalah orang yang selalu mengerjakan yang di perintahkan Allah swt dengan
istiqomah dan meninggalkan semua ajaran yang dilarangnya.

Ciri-ciri orang yaitu sebagai berikut:

Pertama adalah mereka yang khusyuk di dalam Shalat.


Kedua, menahan diri dari obrolan yang tak berguna. Orang-orang mukmin selalu jujur dalam
berkata-kata, mereka juga tidak berkata-kata kecuali perkataan yang baik, perkataannya pun
biasanya akan dapat menghasilkan faedah bagi dirinya dan sekelilingnya.
Ketiga, menunaikan zakat. Ciri-ciri orang mukmin juga mereka selalu menunaikan zakat,
menyisihkan hartanya untuk berbagai jenis zakat yang sesuai dengan perolehan hartanya.
Keempat, menghindari zina. Allah SWT berfirman dalam ayat ke-5 surat Al-Mukminun:
ِ ‫ر‬WWُ‫“ َوالَّ ِذينَ هُ ْم لِف‬Walladzinahumlifurujihimhaafizhun.” Yang artinya: “Dan orang-
َ‫ افِظُون‬WW‫ُوج ِه ْم َح‬
orang yang menjaga kemaluannya,”.
Yang bermakna, menjauhkan diri, menahan diri, dari zina.
Kelima, mukmin yang amanah dan menjaga hak. Baik hak dirinya maupun hak orang lain.
Seorang yang Mukmin juga mereka yang selalu menjaga amanah apabila ia dipercaya
diberikan amanah tersebut.
Keenam, sedangkan ciri-ciri Mukmin yang berbahagia adalah mereka yang mampu menjaga
sholatnya dengan baik.

2. Kafir

Secara bahasa kata kafir memiliki arti orang yang ingkar. Kata kafir berasal dari kata
kufr yang berarti menyembunyikan atau ingkar. Dalam termenologi Islam kafir berarti orang
yang menyembunyikan atau mengikari dan orang yang menolak Islam.
Kafir adalah sebuah istilah dalam Islam yang digunakan untuk menyebut manusia yang
tidak mau beriman (mengakui rukun Iman).

Imam Al-Baghowi dalam tafsirnya Ma’alimut Tanzil menyebut empat jenis


kufur/kafir: kufur ingkar, kufur juhud, kufur inad, dan kufur nifaq.
1. Kufur/kafir ingkar.
Kufur ingkar adalah kekafiran orang yang tidak mengenal Allah dan tidak mengakui-
Nya sama sekali.
2. Kufur/kafir juhud.
Kufur juhud adalah kekafiran orang yang mengenal Allah dengan batinnya, tetapi tidak
mau mengikrarkan melalui lisannya. Mereka yang masuk dalam kategori kufur ini adalah
Iblis dan sebagian Yahudi Madinah yang mengenal kerasulan Nabi Muhammad lalu
mengingkarinya seperti keterangan Surat Al-Baqarah ayat 89.
3. Kufur/kafir inad.
Kufur inad adalah kekafiran orang yang mengenal Allah dengan batinnya, mengakui-
Nya secara lisan, tetapi enggan memeluk agama-Nya. Mereka yang masuk dalam kategori
kufur ini adalah salah satunya adalah Abu Thalib. ADVERTISEMENT Abu Thalib pernah
mengatakan, “Aku tahu bahwa agama (yang disampaikan) Muhammad adalah sebaik-baik
agama manusia. Kalau tidak ada hinaan dan menghindari cacian, kau akan mendapatiku
toleran jelas dengan itu.”
4. Kufur/kafir nifaq
Kufur nifaq adalah kekafiran orang yang mengikrarkan Islam secara lisan, tetapi
batinnya tidak mengakuinya. Mereka yang masuk dalam kategori kufur ini adalah sebagian
Yahudi Madinah seperti keterangan Al-Baqarah ayat 8 dan seterusnya.

3. Munafik

Munāfiq atau Munafik (kata benda, dari bahasa Arab Munāfiqūn) adalah terminologi
dalam Islam untuk merujuk pada mereka yang berpura-pura mengikuti ajaran agama namun
sebenarnya tidak mengakui dalam hatinya. Munafik adalah orang yang nifaq.
Nifaq secara bahasa berarti ketidaksamaan antara lahir dan batin. Jika ketidaksamaan
itu dalam hal keyakinan, hatinya kafir tetapi mulutnya mengatakan beriman, maka ia
termasuk nifaq i’tiqadi.
 Aliran-Aliran Tauhid/Kalam
 Aliran Syi’ah
Syi’ah secara bahasa berarti pengikut, pendukung, partai atau kelompok, sedangkan
secara terminology adalah sebagian kaum muslimin yang dalam bidang spiritual dan
keagamaannya selalu merujuk pada keturunan Nabi Muhammad SAW atau orang yang
disebut sebagai ahlal-bait. Menurut sejarah, aliran syiah mulai muncul di akhir masa
kekhalifaan Utsman bin Affan. Yaitu Abdullah bin Saba seorang Yahudi yang menjadi
seorang muslim dan disebut sebagai agen Yahudi untuk disusupkan ke dalam umat Islam
guna merusak tatanan agama dan masyarakat muslim.
Doktrin Ajaran Syiah
1. Al ‘Adl, bahwa Allah SWT adalah Maha Adil.
2.An Nubuwwah, bahwa kepercayaan Syiah meyakini keberadaan para nabi sebagai
pembawa berita dari Tuhan kepada umat manusia.
3.Al Imamah, bahwa Syiah meyakini adanya imam-imam yang senantiasa memimpin umat
sebagai penerus risalah kenabian.

 Aliran Mu’tazilah
Secara harfiah kata Mu’tazilah berasal dari i’tazala yang berarti berpisah atau
memisahkan diri, dalam artian menjauh atau memisahkan diri.
Pada saat Imam Hasan al-Basri sedang mengajar di mesjid, ada seseorang bertanya
tentang para pendosa, apakah masih beriman atau telah kafir. Diapun diam sejenak untuk
berpikir. Saat itulah Wasil bin Atha’ menjawab bahwa para pendosa berada di antara mu’min
dan kafir. Kemudian ia membentuk jemaah baru di sudut lain mesjid. Imam Hasan al-Basri
berkata “Ia telah i’tizal (mengasingkan diri) dari kita. Jadi mu’tazilah adalah orang yang
mengasingkan diri dari Imam Hasan al-Basri, sesuai dengan perkataan dia tersebut.
Usul al-Khamsah yang merupakan ilmu dasar utama yang harus dipegang oleh setiap
orang mengaku dirinya sebagai pengikut Mu’tazilah dan ini telah merupakan kesempatan
mereka semua. Kelima dasar utama imaksud adalah sebagai berikut :
1. Al-Tauhid
2. Al-‘Adlu
3. Al-Wa’duwaal-Wa’id.
4. Al-Manzilat bain al-Manzilatain.
5. Al-Amr bial-Ma’rufwaal-Nahyi ‘anal-Munkar.

 AliranQadariah dan Jabariyah


Menurut etimologis kata Jabariah berasal dari kata jabara berarti pemaksaan, atau aliran
yang berfaham tidak adanya ikhtiar bagi manusia. Sedangkan menurut istilah atau
terminologisdikalangan para ahli teologi adalah suatu aliran atau paham yang berpendapat
bahwa manusia dipaksa oleh Tuhan atau tidak mempunyai kekuasaan dan pilihan sama
sekali. Atau manusia dalam kehidupannya serba terpaksa (majbur). Sedangkan menurut
berasal dari bahasa Arab ,yaitu kata qadara yang artinya kemampuan dan kekutaan .
Adapun menurut pengertian termologi ,qadariyah adalah suatu aliran yang percaya
bahwasegala tindakan manusia tidak diinvertasi oleh Tuhan.
Jabariah dan Qadariah sebagai sebuah pemahaman, esensinya sudah berusia lama, jauh
sebelum datangnya Islam. Paham ini sudah terdapat dikalangan Yahudi dan Nasrani, bahkan
juga kaum filosof kuno. Dalam menjawab pernyataan tersebut di atas terjadilah dua jawaban
ada yang mengatakan bahwa manusia bebas dan merdeka menentukan hidupnya.
Pokok pikiran aliran Qadariyah
1. Melawan kezaliman dengan tangan sendiri
Aliran Qadariyah berpandangan bahwa manusia bertanggung jawab untuk menegakkan
kebenaran dan melawan kezaliman dengan tangannya masing-masing. Paham Qadariyah
memuat keyakinan bahwa Allah SWT sudah memberi daya dan kekuatan kepada manusia
untuk melawan kezaliman. Jika tidak melakukannya maka manusia telah berdosa karena
melanggar perintah Allah SWT.
2. Keadilan Allah SWT. Dari kehendak bebas
Manusia diciptakan Allah SWT dengan kehendak bebas. Maka, ia mempunyai
kemampuan mandiri untuk memutuskan perbuatan yang akan dilakukan. Pemikiran aliran
Qadariyah tersebut didasari alasan bahwa Allah SWT memberikan pilihan kepada manusia
untuk melakukan kebaikan dan keburukan, beriman atau tetap pada kekafiran. Karena itu,
manusia akan dihakimi, diberi pahala atau diganjar dosa, berdasarkan pilihannya sendiri.

Ajaran-ajaran pokok aliran Jabariah


1. Masalah sifat Allah SWT.
2. Tentang Surga dan Neraka.
3. Masalah Iman dan Kufur
4. Tentang Qudrot dan Iradat Manusia

 AliranAsy’ariyah
Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap paham Muktazillah yang dianggp
menyeleweng dan menyesatkan umat Islam. Setelah keluar dari Muktazillah, al-Asy’ari
merumuskan pokok-pokok ajarannya yang berjumlah tujuh pokok. Berikut ini adalah tujuan
pokok ajaran aliran Asy’ariyah;
 Tentang Sifat Allah, menurutnya Allah mempunyai sifat seperti al-Ilm (mengetahui), al-
Qudrah (kuasa), al-Hayat (hidup), as-Sama (mendengar) dan al-Basar (melihat).
 Tentang kedudukan Al-qu’an berfirman dan bukan makhluk dalam arti baru dan
diciptakan. Dengan demikian Al-qur’an bersifat qadim (tidak baru).
 Tentang melihat Allah di akhirat, Allah dapat dilihat di akhirat dengan mata kepala
karena Allah mempunyai wujud.
 Tentang perbuatan manusia, perbuatan-perbuatan manusia itu ciptaan Allah.
 Tentang Antropomorfisme Menurut al-Asy’ari, Allah mempunyai mata, muka dan tangan
sebagaimana disebutkan dalam surah al-Qamar ayat 14 dan ar-Rahman ayat 27, akan
tetapi bagaimana bentuk Allah tidak dapat diketahui.
e. Aliran Khawarij
Khawarij secara etimologis berasal dari bahasa arab kharaja yang berarti keluar,
muncul, timbul, atau memberontak. Jadi aliran khawarij ini berarti setiap muslim yang
memiliki sikap laten ingin keluar dari kesatuan umat Islam.
Aliran Khawarij untuk pertama kali muncul di kalangan tentara ‘Ali ketika peperangan
memuncak antara pasukan ‘Ali dan pasukan Mu’awiyah. Proses arbitrase yang kontroversial
inilah yang memicu munculnya kelompok Khawarij, yaitu kelompok umat Islam yang keluar
dari barisan ‘Ali yang kecewa dengan keputusan sidang.
Ajaran-ajaran pokok aliran Khawrij
1. Orang Islam yang melakukan Dosa besar adalah kafir; dan harus di bunuh.
2. Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang antara Aisyah, Talhah, dan
zubair, dengan Ali bin abitahAlib) dan para pelaku tahkim—termasuk yang
menerima dan mambenarkannya – di hukum kafir; 3. Khalifah harus dipilih
langsung oleh rakyat.
3. Khalifah tidak harus keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak
menjadi Khalifah apabila suda memenuhi syarat-syarat.
4. Khalifah di pilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syari’atislam, dan di jatuhi hukuman bunuh bila zhalim.
5. Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa
kekhalifahannya Usman r.a dianggap telah menyeleweng, 7. Khalifah Ali dianggap
menyelewang setelah terjadi Tahkim (Arbitrase).

f. Aliran Al-Muturidiyah
Aliran Muturidiyah didirikan oleh Muhammad bin Abu Mansur. Ia dilahirkan di
Maturid, sebuah kota kecil di daerah Samarqand (teemasuk daerah Uzbekistan). Al-
Muturidiyah mendasarkan pikiran-pikiran dalm soal kepercayaan kepada pikiran-pikiran
Iman Abu Hanifah yang tercantum dalam kitabnya Al-fiqhAl-Akbar dan Al fiqh Al Absath
dan memberikan usulan-usulannya terhadap kedua kitab-kitab tersebut. Al Maturidy
meninggalkan karangan-karangan yang banyak dan sebagian besar dalam lapangan ilmu
tauhid.
Maturidiyah lebih mendekati golongan Muktazillah. Dalam membahas kalam. Maturidiyah
mengemukakan tiga dalil, yaitu sebagai berikut.
1. Dalil perlawanan arad: dalil ini menyatakan bahwa ala mini tidak akan mungkin
qasim karena didalamnya terdapat keadaan yang berlawanan, seperti diam dan derak,
baik dan buruk. Keadaaan tersebut adalah baru dan sesuatu yang tidak terlepas dari
yang baru maka baru pula.
2. Dalil terbatas dan tidak terbatas: alam ini terbatas, pihak yang terbatas adalah baru.
Jadi alam ini adalah baru da nada batasnya dari segi bendanya. Benda, gerak, dan
waktu selalu berkaitan erat. Sesuatu yang ada batasnya adalah baru.
3. Dalil kausalitas: alam ini tidak bisa mengadakan dirinya sendiri atau memperbaiki
dirinya kalau rusak. Kalau alam ini ada dengan sendirinya, tentulah keadaannya tetap
satu. Akan tetapi, ala mini selalu berubah ada sebab perubahan itu.

g. Aliran Murjiah
Secara istilah Murji’ah adalah sekelompok yang mengesampingkan atau memisahkan
amal dari keimanan, sehingga menurut mereka suatu kemaksiatan itu tidak mengurangi
keimanan seseorang.
Aliran ini muncul di Damaskus pada akhir abad hijriah.kalimat ini disebut murji’ah
yaitu menund a atau mengembalikan.murji’ah sendiri yakni kelompok atu aliran yang tetap
berada dalam barisan ali bin Abi Thalib.berkembangnyamurji’ahini,antara lain gagasan irja’
atau arja’a yang dikembangkan oleh sebagian sahabat penjamin persatuan dan kesatuan umat
islam.

Secara garis besar, ajaran-ajaran pokok Murji’ah adalah:


1. Pengakuan iman cukup hanya dalam hati. Jadi pengikut golongan ini tak dituntut
membuktikan keimanan dalam perbuatan sehari-hari. Ini merupakan sesuatu yang
janggal dan sulit diterima kalangan Murji’ah itu sendiri, karena iman dan amal
perbuatan dalam Islam merupakan satu kesatuan yang harus selaras dan
berkesinambungan.

2. Selama meyakini 2 kalimah syahadat, seorang Muslim yang berdosa besar tak
dihukum kafir. Hukuman terhadap perbuatan manusia ditangguhkan, artinya hanya
Allah yang berhak menjatuhkannya di akhirat.

KESIMPULAN
Ilmu kalam adalah Ilmu yang membahas tentang masalah ketuhanan serta berbagai
masalah yang berkaitan dengannya berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan. Ilmu Kalam
juga dinamakan ilmu aqaid atau ilmu ushuludin, karena persoalan kepercayaan yang menjadi
pokok ajaran agama itulah yang menjadi pokok pembicaraannya.
Pokok permasalahan Ilmu Kalam terletak pada tiga persoalan, yaitu Esensi Tuhan itu
sendiri dengan segenap sifat-sifat-Nya, Qismul Nububiyah, hubungan yang memperhatikan
antara Kholik dengan makhluk, Persoalan yang berkenaan dengan kehidupan sesudah mati
nantinya yang disebut dengan Qismul Al-Sam’iyat.
Secara garis besar, penelitian ilmu kalam dapat dibagi dalam dua bagian. Pertama,
penelitian yang bersifat dasar dan pemula, dan kedua, penelitian yang bersifat lanjutan atau
pengembangan dari penelitian model pertama. Penelitian model pertama ini sifatnya baru
pada tahap membangun ilmu kalam menjadi suatu disiplin ilmu dengan merujuk pada Al-
Qur’an dan hadits serta berbagai pendapat tentang kalam yang dikemukakan oleh berbagai
aliran teologi. Sedangkan penelitian model kedua sifatnya hanya mendeskripsikan tentang
adanya kajian ilmu kalam dengan menggunakan bahan rujukan yang dihasilkan oleh
penelitian model pertama.

DAFTAR PUSTAKA
Hasbi Muhammad. 2016. Ilmu Tauhid Konsep Ketuhanan Dalam Teologi Islam.
Yogyakarta: CV Orbittrust Corp
Hasbi Muhammad. 2015. Ilmu Kalam Memotret Berbagai Aliran Teologi Dalam
Islam. Yogyakarta: Trustmedia Publishing
https://id.scribd.com/doc/260356428/makalah-munafik
http://nirwanauin.blogspot.com/2014/04/makalah-musyrik-munafik-fasik-
kafirdan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai