Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran
yang bersifat membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkahlangkah
selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena kesempurnaan
hanya milik Allah SWT. Semata.
Kelompok IV
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kedudukan tauhid dalam Islam sangatlah fundamental, karena dari pemahaman tentang
tauhid itulah keimanan seorang muslim mulai tumbuh. Konsep tauhid dalam Islam
merupakan salah satu pokok ajaran yang tidak dapat diganggu gugart dan sangat berpengaruh
terhadap keislaman seseorang. Apabila pemahaman tentang tauhid seseorang tidak kuat,
maka akan goyah pula pilar-pilar keislamannya secara menyeluruh.
Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah SWT.
Sebuah sumpah akan kesetiaan dan kepercayaan yang mutlak tentang Allah SWT.
Yang Maha Esa. Dengan menyakini akan keesaan Allah SWT., maka seorang muslim tidak
akan lagi menyakini adanya Tuhan selain Allah SWT.. Sehingga seluruh hidupnya akan
senantiasa dipersembahkan hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT.. Dengan tauhid yang
kuat maka seorang muslim akan mampu melaksanakan seluruh perintah Allah SWT. Dengan
kenyakinan yang kuat pula.
Dengan memperdalam pemahaman terhadap ilmu tauhid, maka diharapkan seorang
muslim mempunyai landasan kuat dalam mengimplementasikan kewajiban-kewajiban
menyembah Allah SWT.. Dengan kenyakinan yang kuat tentang keesaan Allah SWT., maka
akan semakin ringan seorang muslim melaksanakan seluruh ibadah yang diwajibkan kepada
seorang muslim. Tidak ada lagi rasa malas, dan menganggap bahwa semua kewajiban yang
harus dijalaninya tersebut merupakan kebutuhan untuk bertemu dengan penciptanya, Allah
SWT..
B. Rumusan Masalah
1. Implementasi Tauhid dalam rukun Islam
2. Konsep mukmin, kafir, munafik, fasip dan musyrik
3. Aliran-aliran Tauhid/Kalam
C. Tujuaan Penulisan
1. Meningkatkan pemahaman mengenai implementasi Tauhid dalam rukun Islam
2. Mengetahui mukmin, kafir, munafik, fasip dan musyrik
3. Mengetahui aliran-aliran Tauhid/Kalam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mukmin
Mukmin adalah orang yang selalu mengerjakan yang di perintahkan Allah swt dengan
istiqomah dan meninggalkan semua ajaran yang dilarangnya.
2. Kafir
Secara bahasa kata kafir memiliki arti orang yang ingkar. Kata kafir berasal dari kata
kufr yang berarti menyembunyikan atau ingkar. Dalam termenologi Islam kafir berarti orang
yang menyembunyikan atau mengikari dan orang yang menolak Islam.
Kafir adalah sebuah istilah dalam Islam yang digunakan untuk menyebut manusia yang
tidak mau beriman (mengakui rukun Iman).
3. Munafik
Munāfiq atau Munafik (kata benda, dari bahasa Arab Munāfiqūn) adalah terminologi
dalam Islam untuk merujuk pada mereka yang berpura-pura mengikuti ajaran agama namun
sebenarnya tidak mengakui dalam hatinya. Munafik adalah orang yang nifaq.
Nifaq secara bahasa berarti ketidaksamaan antara lahir dan batin. Jika ketidaksamaan
itu dalam hal keyakinan, hatinya kafir tetapi mulutnya mengatakan beriman, maka ia
termasuk nifaq i’tiqadi.
Aliran-Aliran Tauhid/Kalam
Aliran Syi’ah
Syi’ah secara bahasa berarti pengikut, pendukung, partai atau kelompok, sedangkan
secara terminology adalah sebagian kaum muslimin yang dalam bidang spiritual dan
keagamaannya selalu merujuk pada keturunan Nabi Muhammad SAW atau orang yang
disebut sebagai ahlal-bait. Menurut sejarah, aliran syiah mulai muncul di akhir masa
kekhalifaan Utsman bin Affan. Yaitu Abdullah bin Saba seorang Yahudi yang menjadi
seorang muslim dan disebut sebagai agen Yahudi untuk disusupkan ke dalam umat Islam
guna merusak tatanan agama dan masyarakat muslim.
Doktrin Ajaran Syiah
1. Al ‘Adl, bahwa Allah SWT adalah Maha Adil.
2.An Nubuwwah, bahwa kepercayaan Syiah meyakini keberadaan para nabi sebagai
pembawa berita dari Tuhan kepada umat manusia.
3.Al Imamah, bahwa Syiah meyakini adanya imam-imam yang senantiasa memimpin umat
sebagai penerus risalah kenabian.
Aliran Mu’tazilah
Secara harfiah kata Mu’tazilah berasal dari i’tazala yang berarti berpisah atau
memisahkan diri, dalam artian menjauh atau memisahkan diri.
Pada saat Imam Hasan al-Basri sedang mengajar di mesjid, ada seseorang bertanya
tentang para pendosa, apakah masih beriman atau telah kafir. Diapun diam sejenak untuk
berpikir. Saat itulah Wasil bin Atha’ menjawab bahwa para pendosa berada di antara mu’min
dan kafir. Kemudian ia membentuk jemaah baru di sudut lain mesjid. Imam Hasan al-Basri
berkata “Ia telah i’tizal (mengasingkan diri) dari kita. Jadi mu’tazilah adalah orang yang
mengasingkan diri dari Imam Hasan al-Basri, sesuai dengan perkataan dia tersebut.
Usul al-Khamsah yang merupakan ilmu dasar utama yang harus dipegang oleh setiap
orang mengaku dirinya sebagai pengikut Mu’tazilah dan ini telah merupakan kesempatan
mereka semua. Kelima dasar utama imaksud adalah sebagai berikut :
1. Al-Tauhid
2. Al-‘Adlu
3. Al-Wa’duwaal-Wa’id.
4. Al-Manzilat bain al-Manzilatain.
5. Al-Amr bial-Ma’rufwaal-Nahyi ‘anal-Munkar.
AliranAsy’ariyah
Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap paham Muktazillah yang dianggp
menyeleweng dan menyesatkan umat Islam. Setelah keluar dari Muktazillah, al-Asy’ari
merumuskan pokok-pokok ajarannya yang berjumlah tujuh pokok. Berikut ini adalah tujuan
pokok ajaran aliran Asy’ariyah;
Tentang Sifat Allah, menurutnya Allah mempunyai sifat seperti al-Ilm (mengetahui), al-
Qudrah (kuasa), al-Hayat (hidup), as-Sama (mendengar) dan al-Basar (melihat).
Tentang kedudukan Al-qu’an berfirman dan bukan makhluk dalam arti baru dan
diciptakan. Dengan demikian Al-qur’an bersifat qadim (tidak baru).
Tentang melihat Allah di akhirat, Allah dapat dilihat di akhirat dengan mata kepala
karena Allah mempunyai wujud.
Tentang perbuatan manusia, perbuatan-perbuatan manusia itu ciptaan Allah.
Tentang Antropomorfisme Menurut al-Asy’ari, Allah mempunyai mata, muka dan tangan
sebagaimana disebutkan dalam surah al-Qamar ayat 14 dan ar-Rahman ayat 27, akan
tetapi bagaimana bentuk Allah tidak dapat diketahui.
e. Aliran Khawarij
Khawarij secara etimologis berasal dari bahasa arab kharaja yang berarti keluar,
muncul, timbul, atau memberontak. Jadi aliran khawarij ini berarti setiap muslim yang
memiliki sikap laten ingin keluar dari kesatuan umat Islam.
Aliran Khawarij untuk pertama kali muncul di kalangan tentara ‘Ali ketika peperangan
memuncak antara pasukan ‘Ali dan pasukan Mu’awiyah. Proses arbitrase yang kontroversial
inilah yang memicu munculnya kelompok Khawarij, yaitu kelompok umat Islam yang keluar
dari barisan ‘Ali yang kecewa dengan keputusan sidang.
Ajaran-ajaran pokok aliran Khawrij
1. Orang Islam yang melakukan Dosa besar adalah kafir; dan harus di bunuh.
2. Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang antara Aisyah, Talhah, dan
zubair, dengan Ali bin abitahAlib) dan para pelaku tahkim—termasuk yang
menerima dan mambenarkannya – di hukum kafir; 3. Khalifah harus dipilih
langsung oleh rakyat.
3. Khalifah tidak harus keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak
menjadi Khalifah apabila suda memenuhi syarat-syarat.
4. Khalifah di pilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syari’atislam, dan di jatuhi hukuman bunuh bila zhalim.
5. Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa
kekhalifahannya Usman r.a dianggap telah menyeleweng, 7. Khalifah Ali dianggap
menyelewang setelah terjadi Tahkim (Arbitrase).
f. Aliran Al-Muturidiyah
Aliran Muturidiyah didirikan oleh Muhammad bin Abu Mansur. Ia dilahirkan di
Maturid, sebuah kota kecil di daerah Samarqand (teemasuk daerah Uzbekistan). Al-
Muturidiyah mendasarkan pikiran-pikiran dalm soal kepercayaan kepada pikiran-pikiran
Iman Abu Hanifah yang tercantum dalam kitabnya Al-fiqhAl-Akbar dan Al fiqh Al Absath
dan memberikan usulan-usulannya terhadap kedua kitab-kitab tersebut. Al Maturidy
meninggalkan karangan-karangan yang banyak dan sebagian besar dalam lapangan ilmu
tauhid.
Maturidiyah lebih mendekati golongan Muktazillah. Dalam membahas kalam. Maturidiyah
mengemukakan tiga dalil, yaitu sebagai berikut.
1. Dalil perlawanan arad: dalil ini menyatakan bahwa ala mini tidak akan mungkin
qasim karena didalamnya terdapat keadaan yang berlawanan, seperti diam dan derak,
baik dan buruk. Keadaaan tersebut adalah baru dan sesuatu yang tidak terlepas dari
yang baru maka baru pula.
2. Dalil terbatas dan tidak terbatas: alam ini terbatas, pihak yang terbatas adalah baru.
Jadi alam ini adalah baru da nada batasnya dari segi bendanya. Benda, gerak, dan
waktu selalu berkaitan erat. Sesuatu yang ada batasnya adalah baru.
3. Dalil kausalitas: alam ini tidak bisa mengadakan dirinya sendiri atau memperbaiki
dirinya kalau rusak. Kalau alam ini ada dengan sendirinya, tentulah keadaannya tetap
satu. Akan tetapi, ala mini selalu berubah ada sebab perubahan itu.
g. Aliran Murjiah
Secara istilah Murji’ah adalah sekelompok yang mengesampingkan atau memisahkan
amal dari keimanan, sehingga menurut mereka suatu kemaksiatan itu tidak mengurangi
keimanan seseorang.
Aliran ini muncul di Damaskus pada akhir abad hijriah.kalimat ini disebut murji’ah
yaitu menund a atau mengembalikan.murji’ah sendiri yakni kelompok atu aliran yang tetap
berada dalam barisan ali bin Abi Thalib.berkembangnyamurji’ahini,antara lain gagasan irja’
atau arja’a yang dikembangkan oleh sebagian sahabat penjamin persatuan dan kesatuan umat
islam.
2. Selama meyakini 2 kalimah syahadat, seorang Muslim yang berdosa besar tak
dihukum kafir. Hukuman terhadap perbuatan manusia ditangguhkan, artinya hanya
Allah yang berhak menjatuhkannya di akhirat.
KESIMPULAN
Ilmu kalam adalah Ilmu yang membahas tentang masalah ketuhanan serta berbagai
masalah yang berkaitan dengannya berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan. Ilmu Kalam
juga dinamakan ilmu aqaid atau ilmu ushuludin, karena persoalan kepercayaan yang menjadi
pokok ajaran agama itulah yang menjadi pokok pembicaraannya.
Pokok permasalahan Ilmu Kalam terletak pada tiga persoalan, yaitu Esensi Tuhan itu
sendiri dengan segenap sifat-sifat-Nya, Qismul Nububiyah, hubungan yang memperhatikan
antara Kholik dengan makhluk, Persoalan yang berkenaan dengan kehidupan sesudah mati
nantinya yang disebut dengan Qismul Al-Sam’iyat.
Secara garis besar, penelitian ilmu kalam dapat dibagi dalam dua bagian. Pertama,
penelitian yang bersifat dasar dan pemula, dan kedua, penelitian yang bersifat lanjutan atau
pengembangan dari penelitian model pertama. Penelitian model pertama ini sifatnya baru
pada tahap membangun ilmu kalam menjadi suatu disiplin ilmu dengan merujuk pada Al-
Qur’an dan hadits serta berbagai pendapat tentang kalam yang dikemukakan oleh berbagai
aliran teologi. Sedangkan penelitian model kedua sifatnya hanya mendeskripsikan tentang
adanya kajian ilmu kalam dengan menggunakan bahan rujukan yang dihasilkan oleh
penelitian model pertama.
DAFTAR PUSTAKA
Hasbi Muhammad. 2016. Ilmu Tauhid Konsep Ketuhanan Dalam Teologi Islam.
Yogyakarta: CV Orbittrust Corp
Hasbi Muhammad. 2015. Ilmu Kalam Memotret Berbagai Aliran Teologi Dalam
Islam. Yogyakarta: Trustmedia Publishing
https://id.scribd.com/doc/260356428/makalah-munafik
http://nirwanauin.blogspot.com/2014/04/makalah-musyrik-munafik-fasik-
kafirdan.html?m=1