Anda di halaman 1dari 3

TUGAS RANGKUMAN KIMIA ANALISIS I

“TITRASI PERMANGANOMETRI”

PENGERTIAN :

Permanganometri merupakan salah satu metode titrasi yang menggunakan prinsip reaksi
reduksi dan oksidasi. Metode ini memiliki kelebihan antara lain bersifat oksidator kuat, tidak
memerlukan indikator, mudah diperoleh dan terjangkau. Adapun kekurangan dari metode ini adalah
larutan ini tidak stabil dalam penyimpanan, jadi harus sering dilakukan pembakuan (Putra dan
Sugiarso, 2016).

Permanganometri merupakan metode titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh Kalium
permanganat (KMnO4). Prinsi reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi
antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Kebanyakan titrasi ini dilakukan dengan cara langsung atas
alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam, atau garam oksalat yang dapat larut dan lain sebagainya
(Apriyanti dan Apriyani, 2018).
.
REAKSI :

Zat organik dapat dioksidasi dengan menggunakan KMnO4 dalam suasana asam dengan
pemanasan. Sisa KMnO4 direduksi dengan asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi
kembali dengan KMnO4. Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat.
Reaksi oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral dan alkalis. Adapun reaksi yang
terjadi sebagai berikut :
MnO4- (aq) + 8H+ (aq) + 5e → Mn2+ (aq) + 4H2O (l)

Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan pereaksi ini,
namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk
mempercepat reaksi (Apriyanti dan Apriyani, 2018).

INDIKATOR :

Titrasi permanganometri memiliki beberapa kelebihan, diantaranya yaitu lebih mudah


digunakan dan efektif. Hal ini dikarenakan reaksi ini tidak memerlukan indikator, hal ini dikarenakan
larutan KMnO4 sudah berfungsi sebagai indikator, yaitu ion MnO 4- berwarna ungu, setelah direduksi
menjadi ion Mn tidak berwarna, dan disebut juga sebagai autoindikator (Apriyanti dan Apriyani, 2018).

APLIKASI :

Contoh aplikasi yang menggunakan metode titrasi permanganometri :


Pengukuran kadar Besi(II) dalam analisis farmasi, dengan cara :
Larutan Fe2+ 5ppm yang telah dibuat diambil 5 mL dan dimasukkan dalam erlenmeyer 5 mL
dan ditambahkan H2SO4 6N sebanyak 5 tetes, larutan tersebut kemudian dititrasi dengan menggunakan
larutan MnO4- yang telah distandarisasi. Prosedur diulang sebanyak tiga kali dan dicatat volume yang
dibutuhkan hingga titik akhir titrasi tercapai, lalu dihitung berapa kadar besi yang terukur. Pada metode
permanganometri, titrasi dilakukan tanpa menggunakan indikator, karena ion permanganat
menghasilkan warna yang cukup jelas. Artinya, ion permanganat selain berperan sebagai oksidator, ion
permanganat juga bertindak sebagai indikator yang dapat memberikan tanda kapan titrasi harus
dihentikan (Putra dan Sugiarso, 2016).
DAFTAR PUSTAKA

Putra F. A., Sugiarso, R. D., 2016, Perbandingan Metode Analisis Permanganometri dan Serimetri
dalam Penentuan Kadar Besi(II), Jurnal Sains Dan Seni ITS, Vol. 5 (1).

Apriyanti, Apriyani, E. M., 2018, Analisis Kadar Zat Organik pada Air Sumur Warga Sekitar TPA
dengan Metode Titrasi Permanganometri, ALKIMIA: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan, Vol. 2 (2).

Anda mungkin juga menyukai