Oleh: Mas/List
January 31, 2018 1:08 pm
Belum genap 24 Jam sejak laporan ditemukannya mayat tersebut oleh pihak
kepolisian Polres Mojokerto, pelaku pembunuhan berhasil ditangkap oleh Tim
Buser di kawasan Bendungan Rolax songo yang berbatasan dengan Sidoarjo –
Mojokerto pada sore hari pukul 17.00 WIB di hari yang sama.
“Namun korban ini bukan orang Mojokerto melainkan warga Dusun Sawahan,
Desa Kedung adem, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro yang bekerja
di sebuah bengkel las di wilayah Canggu, Jetis, Mojokerto kota” Ungkap AKBP
Leo.
Masih menurut AKBP Leo, dalam kasus pembunuhan ini diduga dilakukan oleh 2
orang pelaku, yakni Nanda (ND) dan M.Soleh (MS). Sedangkan pelaku ND
merupakan rekan kerja korban di bengkel las tersebut.
Adapun motif pembunuhan ini sendiri dilatar belakangi sakit hati yang dirasakan
oleh ND. Korban Miftachul Huda, yang sering memarahi pelaku dihadapan teman
teman korban di bengkel las, sehingga pelaku merasa malu dan akhirnya muncul
niat untuk menghabisi nyawa korban.
Berdasarkan hasil penyidikan dan pengakuan para pelaku, saat itu ND pun
mengajak temannya MS, merencanakan pembunuhan tersebut pada hari itu juga
minggu (28/01/2018) sekitar pukul 18.00 WIB.
“Semula Nanda dan M. Soleh mengajak ngopi korban dengan modus ada
penawaran sebuah proyek yang akan dikerjakan. Lalu, Nanda membujuk korban
untuk mengecek lokasi proyek tersebut. Nanda memilih ikut dibonceng korban
mengendarai motor Yamaha Jupiter Z nopol S 4865 N. Sedangkan motor Nanda,
Honda Supra X 125 tanpa dilengkapi pelat nomor dikendarai temannya, M. Soleh.
MS (M. Soleh, Red) ternyata menyiapkan alat untuk melakukan pembunuhan
berupa celurit," papar Leonardus.
Dengan kejadian tersebut kedua Pelaku dijerat pasal 340 subs 338 dan 365 subs 363
dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara, karena menghilangkan nyawa korban
dengan berencana.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kejahatan yang terjadi dewasa ini bukan hanya menyangkut kejahatan terhadap
harta benda dan kesusilaan saja, akan tetapi kejahatan terhadap nyawa juga semakin
meningkat jumlahnya. Hampir setiap kali kita membaca di koran maupun berita di
media elektronik tentang terjadinya perbuatan-perbuatan pembunuhan, baik
dilakukan orang pribadi maupun sekelompok orang, bahkan sebagian telah berubah
anarkis.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah ialah sebagai berikut;
1. Bagaimana analisa dari kasus tersebut, beserta pasal-pasal yang terkait di
dalamnya?
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANALISIS KASUS
1. Kronologi perkara
Hal ini bermula rasa sakit hati yang dirasakan oleh Nanda karena korban
Miftachul Huda, yang sering memarahi pelaku di hadapan teman-teman korban di
bengkel las, sehingga pelaku merasa malu dan akhirnya muncul niat untuk
menghabisi nyawa korban bersama dengan M. Soleh. Hari Minggu (28/01/2018)
sekitar pukul 18.00 WIB, Nanda dan M. Soleh mengajak ngopi korban dengan
modus ada penawaran sebuah proyek yang akan dikerjakan. Lalu, Nanda
membujuk korban untuk mengecek lokasi proyek tersebut. Nanda memilih ikut
dibonceng korban mengendarai motor Yamaha Jupiter Z nopol S 4865 N.
Sedangkan motor Nanda, Honda Supra X 125 tanpa dilengkapi plat nomor
dikendarai temannya, M. Soleh. M. Soleh ternyata menyiapkan alat untuk
melakukan pembunuhan berupa celurit.
2. Ketentuan pidana
Berdasarkan kasus tersebut, pelaku ND dan MS dijerat dengan pasal 340 KUHP
tentang pembunuhan berencana.
Pasal 340 KUHP: “Barangsiapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu
merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord),
dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu,
paling lama dua puluh tahun“
Unsur-unsur yang terdapat dalam pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan
Berencana adalah:
a. Unsur Subjektif
Dengan sengaja
Unsur dengan sengaja (dolus/opzet) merupakan suatu yang dikehendaki dan
diketahui. Dalam doktrin, berdasarkan tingkat kesengajaan terdiri dari 3 bentuk,
yakni:
1. Kesengajaan sebagai maksud (opzet als oogmerk)
2. Kesengajaan sebagai kepastian (opzet bij zakerheids bewustzijn)
3. Kesengajaan sebagai kemungkinan (opzet bij mogelijkheids bewustzijn atau
dolus eventualis).
Unsur sengaja ini bisa diliat dari sisi para pelaku yaitu ND dan MS yang
membujuk korban untuk mengecek lokasi proyek yang akan dikerjakan. ND memilih
ikut dibonceng korban mengendarai motor. Sedangkan motor ND, dikendarai
temannya MS untuk menyiapkan alat pembunuhan berupa celurit. Selain itu ND
sengaja mencari tempat sepi untuk memuluskan aksinya, kemudian berpura-pura
motor yang dikendarai mogok. Sehingga korban termakan tipu daya tersangka dan
berniat mengecek mesin motor. Dan dari arah belakang, ND langsung mengeksekusi
dengan menebaskan celurit ke arah korban secara membabi buta. Sehingga, dapat
dikategorikan dalam unsur kesengajaan sebagai maksud (opzet als oogmerk).
Dengan rencana terlebih dahulu
Unsur dengan rencana terlebih dahulu mengandung 3 syarat/unsur yaitu:
1. Memutuskan kehendak dalam suiasana tenang
2. Ada tersedia waktu yang cukup sejak timbulnya kehendak sampai dengan
pelaksanaan;
3. Pelaksanaan kehendak (perbuatan) dalam suasana tenang
Unsur dengan rencana terlebih dahulu dapat dilihat pada saat para pelaku
merencanakan pembunuhan dengan membujuk korban untuk mengecek lokasi proyek
yang akan dikerjakan. Dan dapat dilihat juda ketika pelaku menyiapkan alat
pembunuhan berupa celurit mencari tempat sepi untuk melakukan pembunuhan,
kemudian berpura-pura motor yang dikendarai mogok. Selain itu, pada saat para
pelaku mengeksekusi dengan menebaskan celurit ke arah korban secara membabi
buta sebanyak 50 kali.
b. Unsur Objektif
Merampas nyawa
Unsur ini disyaratkan adanya orang mati. Dimana yang mati adalah orang lain
dan bukan dirinya sendiri si pembuat tersebut. Pengertian orang lain adalah semua
orang yang tidak termasuk dirinya sendiri si pelaku. Adapun kasus yang disebutkan
diatas terdapat syarat-syarat yang merupakan perbuatan menghilangkan nyawa orang
lain yang harus dipenuhi yaitu:
1. Adanya wujud perbuatan
2. Adanya suatu kematian (orang lain)
3. Adanya hubungan sebab dan akibat (causal verband) antara perbuatan dan
akiat kematian (orang lain)
Unsur merampas nyawa dapat dilihat dengan terbukti matinya korban akibat
luka bacok sebanyak 50 kali di sekujur tubuhnya oleh ND dan MS menggunakan
celurit.
3. Pertanggungjawaban pidana
Dapat dilihat bahwa dalam kasus di atas, pelaku ND dan MS bekerja sama
dalam melakukan pembunuhan berencana tersebut. ND sebagai tersangka utama
dalam kasus tesebut karena ND yang melakukan eksekusi pembunuhan tersebut
dengan membacok kepala korban sebanyak 50 kali menggunakan celurit. Sehingga
dapat diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama
waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.
Namun, pelaku MS Sebagaimana pasal 56 KUHP, sebagai pihak yang turut
membantu ND dalam melakukan tindak pidana pembunuhan rencana.
Pasal 56 KUHP: “Dipidana sebagai pembantu kejahatan:
1. mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan dilakukan;
2. mereka yang sengaja memberi kesempatan, sarana atau keterangan untuk
melakukan kejahatan.”
Meskipun MS bukanlah pihak yang merasa sakit hati atas perlakuan korban,
namun MS turut serta membantu tindak pidana tersebut dengan mengendarai motor
milik tersangka ND untuk menyiapkan alat pembunuhan yaitu celurit dan berpura-
pura motor yang dikendarainya mogok secara tiba-tiba sehingga memudahkan ND
untuk membunuh korban. Sehingga ancaman pidana bagi MS ialah pidana penjara
paling lama 15 tahun. Sebagaimana bunyi pasal 57 ayat 2 KUHP.
Pasal 57:
“(1) Dalam hal pembantuan, maksimum pidana pokok terhadap kejahatan,
dikurangi sepertiga.
(2) Jika kejahatan diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur
hidup, dijatuhkan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
(3) Pidana tambahan bagi pembantuan sama dengan kejahatannya sendiri.
(4) Dalam menentukan pidana bagi pembantu, yang diperhitungkan hanya
perbuatan yang sengaja dipermudah atau diperlancar olehnya, beserta akibat-
akibatnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tindak pidana menghilangkan nyawa orang lain (tindak pidana pembunuhan)
dilakukan dengan berbagai macam motif kejahatan yang melatar belakanginya, ada
yang secara sengaja maupun tidak sengaja. Salah satu bentuk motif kejahatan itu
dapat berupa motif dendam, dan biasanya dilakukan karena adanya hal–hal berupa
tindakan yang pernah dilakukan oleh korban yang menyakiti perasaan pelaku,
sehingga timbul perasaan sakit hati yang berujung dendam, pada akhirnya
dilakukannya tindakan pembunuhan demi memuaskan perasaan dendamnya.
Pada kasus tersebut, pelaku Nanda dan M. Soleh diancam dengan pasal 340
KUHP karena melakukan pembunuhan berencana pada korban yaitu Miftachul Huda
di desa Mojoranu Kecamatan Sooko Mojokerto. Tersangka Nanda diancam dengan
pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling
lama dua puluh tahun. Sedangkan M. Soleh sebagai tersangka yang turut membantu
tersangka Nanda dalam memuluskan tindak pidana pembunuhan berencana tersebut
sehingga diancam dengan pidana penjara paling lama 15 tahun sebagaimana pasal 57
ayat 2 KUHP.